Share

Wibawa Seorang Asisten

“Ferry, kau pasti mengerti kenapa mereka menatap seperti itu?”

“Tidak masalah bagaimana orang menatap. Nyonya … eh … Kamu tetap perempuan yang harus saya hormati.”

“Tapi kamu pimpinan di sini,” tukas Gea.

“Pimpinan yang dibayar. Maafkan, saya tidak bisa berjalan bersisian dengan majikan.”

Gea menarik lengan Ferry, sehingga mereka berjalan sejajar. Sontak beberapa mata membesar. Sinta mengepalkan tangannya.

“Begini mungkin lebih nyaman,” seru Gea.

“Pa, Kak Sinta telah merebut hati asisten Ferry!”

“Sepertinya Papa harus memberinya pelajaran,” gumam Lyman sambil menekan dadanya.

***

Ferry menutup tirai blind. Ia juga menggeser kursi buat Gea.

“Akan tidak bagus jika ada yang melihat ini,” ucap Gea sambil duduk. “Hargailah dirimu sebagai pemimpin.”

“Jabatan saya hanya formalitas. Pengaturan semuanya diserahkan pada Nyonya.”

“Jangan panggil saya Nyonya meski tidak ada orang lain. Biasakan itu. Tidak enak didengar karyawan lain,” sahut Gea. Gea menunduk. Tiba-tiba matanya berkaca-kaca. “
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status