Share

Bab 50. Menggapai Rindu

Author: Aryan Lee
last update Last Updated: 2024-09-05 20:47:20

itu memang lucu sekali, masih kecil sudah pinter ngomong. Seandainya Nabilah tidak pergi, mungkin kau sudah punya anak sepantaran dengan Robin. Sabar ya, cinta itu tidak harus memiliki!" ujar Tigor menyemangati.

"Hemm." Robin enggan membahas soal Nabilah lagi, meskipun tidak memungkiri terkadang hatinya merindu.

"Cinta itu omong kosong. Lebih baik aku kerja," sahut Tigor yang patah hati karena Risa tidak mau menikah dengannya dan memilih pergi ke luar negeri.

Angin berembus semilir membelai wajah Bara. Seolah mengatakan apakah ada rindu yang ingin dititipkan untuk seseorang nan jauh di sana. Ia menghela nafasnya dengan perlahan, berusaha meredam gejolak kerinduan yang semakin menyesakan dada. Ada cinta dan benci yang menuntunnya untuk pergi mencari pujaan hati. Akan tetapi, tidak tahu ke mana kaki harus melangkah.

Jujur semakin Bara berusaha melupakan Nabilah, perasaan itu semakin besar. Ternyata benar kata pepatah rindu itu berat. Seperti halnya dengan Bara yang harus meraba rindu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Bab 50b. Pengusiran Nabilah

    "Saya yang seharusnya bertanya, siapa kamu. Kenapa ada di rumah suamiku?" sahut wanita itu sambil melangkah masuk dan melihat Robin yang sedang menonton televisi dengan anteng."Saya asisten dan penjaga di rumah ini. Berarti Mbak, istrinya Kak Abas?" jawab Nabilah sambil menebak.Wanita itu menatap Nabilah dengan saksama dan bertanya dengan sinis, "Kamu kira saya bodoh, mana ada seorang asisten memanggil majikannya dengan sebutan Kak. Sudah berapa lama kamu menikah dengan suamiku?""Astagfirullahalazim, saya memanggil Kak Abas karena kami kawan lama dan tidak punya hubungan apa-apa." Nabilah kembali menjelaskan. "Alasan saya tidak percaya, tapi kalau kamu memang tidak punya hubungan apa-apa dengan suamiku, pergi dari rumah ini sekarang juga!" Wanita itu mengusir Nabilah karena terbakar cemburu. Sementara itu di luar rumah para tetangga menonton keributan antara Nabilah dan Istri Abas. "Tuh kan bener kata saya, Nabilah itu istri muda Pak Abas. Buktinya dilabrak sama istri sahnya,"

    Last Updated : 2024-09-05
  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Bab 51. Sang Penyelamat

    Sebuah mobil terlihat meluncur di bawah hujan dan menuju ke salah satu apartemen elit di selatan Jakarta. Ketika sampai basemen seorang wanita cantik segera turun dari kendaraan itu dan membukakan pintu tengah. Ternyata dia tidak sendiri, tetapi bersama seorang perempuan dan anak kecil."Ayo masuk, anggap saja rumah sendiri!" seru wanita penampilan modis itu dengan ramah. "Terima kasih Mbak," ucap Nabilah sambil menggendong Robin yang menggigil kedinginan. Wanita itu tersenyum dengan manis dan menyahuti, "Sama-sama, keringkan tubuh anakmu kasihan dia kedinginan!" serunya sambil memberikan sebuah handuk dan segera ke luar dari kamar itu.Tidak lama kemudian wanita itu sudah kembali lagi dan telah berganti pakaian. Ia juga membawa beberapa stel baju hangat dewasa dan menyarankan, "Pakaian kamu basah, sebaiknya ganti baju. Tapi aku tidak punya gamis, adanya ini!""Tidak apa-apa Mbak, ini juga sudah cukup," sahut Nabilah. "Ya sudah kamu ganti dulu, biar anakmu aku yang jagain!" saran

    Last Updated : 2024-09-09
  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Bab 51b. Perjodohan

    Tanpa berpikir panjang lagi, ia segera menyelamatkan Jesy. "Jangan lakukan itu Mbak Jesy!" seru Nabilah sambil menarik tangan wanita itu dan jatuh menimpanya. "Lepaskan, biar aku mati saja, mereka semua jahat," sahut Jesy yang segera bangkit dan ingin melakukan percobaan bunuh diri. Akan tetapi, Nabilah memeluknya dengan erat. Sehingga Jesy mengurungkan niat untuk mengakhiri hidupnya. "Bunuh diri itu bukan solusi terbaik Mbak. Belum lagi bumi dan langit tidak akan menerima roh kita sampai hari kiamat nanti karena telah melawan takdir Allah!" ujar Nabilah yang membuat Jesy sadar. "Sekarang kita masuk yuk dan ceritakan apa masalahnya. Mungkin saya bisa membantu Mbak Jesy!" ajaknya kemudian. Sambil sesenggukan Jesy menceritakan masalah besar yang baru saja menimpanya. Ia dipaksa pulang ke rumah karena mau dijodohkan. Padahal Jesy sudah punya kekasih. "Mereka selalu mengatur hidupku dan tidak memberikanku kebebasan dalam memilih pasangan hidup. Aku pikir dengan bunuh diri aku bisa be

    Last Updated : 2024-09-09
  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Bab 52. Pertemuan

    "Jesy Caroline," sahut Jesy yang langsung terpesona oleh ketampanan Bara. Sayang sudah ada pria yang bersemayam di hatinya. Mereka langsung bicara dari hati ke hati masalah perjodohan itu."Kamu dan aku sama-sama tidak bisa menolak perjodohan ini. Tapi mereka tidak boleh mengatur kehidupan kita! Jadi setelah punya anak, aku akan membebaskanmu!" usul Bara memberikan sebuah jalan keluar. "Baiklah aku setuju, kita memangharus bekerjasama untuk menjalani pernikahan ini. " Jesy menyetujui saran Bara, baginya saat ini solusi itu adalah yang terbaik. Tiba-tiba Jesy teringat dengan janjinya menjemput Nabilah dan Robin di rumah sakit. Setelah itu rencananya akan mengantar mereka ke travel untuk pulang kampung. Padahal Jesy sudah menawarkan pekerjaan dan tempat tinggal, tetapi Nabilah menolaknya."Aku rasa pembicaraan kita hari ini cukup. Terima kasih atas kerjasamanya," ucap Jesy menyudahi pertemuannya dengan Bara. "Sama-sama, kamu bawa mobil?" sahut Bara sambil bertanya. Jesy menjawab

    Last Updated : 2024-09-09
  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Bab 52b. Pencarian Nabilah

    Nabilah tampak lega karena bertemu dengan Abas dan tanpa diminta langsung mengantarnya pulang kampung. "Kakak, minta maaf atas perbutan dan sikap Hana sama kamu. Padahal aku sudah bilang kepadanya, telah mempekerjakan seorang teman untuk menjaga rumah Dinas," ucap Abas yang merasa jadi tidak enak hati. "Tidak apa-apa Kak, saya memaklumi kalau Mbak Hana menuduh saya seperti itu," sahut Nabilah yang sudah ikhlas. Abas mengakui Nabilah adalah wanita yang sabar dan tidak pendendam. Selalu melihat sesuatu dari segi baiknya. Setelah beberapa jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di sebuah kampung yang asri. Akan tetapi, di sana sedang terjadi hama belalang yang membuat petani gagal panen. Pak Jamal yang sedang duduk di depan rumah panggung tampak terkejut melihat kepulangan Nabilah bersama Abas. Feelingnya sebagai orang tua mengatakan pasti telah terjadi sesuatu dengan Nabilah. "Assalamualaikum," ucap Nabilah yang segera menyalami ayahnya yang disusul oleh Abas.Abas tidak banyak bica

    Last Updated : 2024-09-09
  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Bab 53. Aku Harus Pulang

    Pak Jamal memutuskan pulang ke kampung Santri. Ketika sampai di kediaman mereka, Pak Jamal dan Nabilah merasa seperti kembali ke rumah yang sebenarnya. Banyak kenangan-kenangan indah yang pernah tercipta di sini. Termasuk sepenggal kisah cinta gadis soleha dan preman kampung berasal.Dulu ketika Pak Jamal mau menjual rumahnya, Mom Sandra datang dan memberikan bantuan untuk membiayai operasi jantung Bu Asma. Setelah kepulangan Nabilah dari Singapura dan menceritakan masalah yang telah terjadi. Pak Jamal dan keluarganya sepakat untuk pergi dan menghilangkan jejak. Lalu rumah itu dipercayakan kepada Pak RT. Pak Jamal dan Nabilah memandangi rumah itu dengan haru. Semua masih sama hanya pohon mangga saja yang tampak lebih besar dan rimbun. Namun, kepulangan Nabilah kali ini mengagetkan semua warga karena dia telah mempunyai seorang anak."Bu Asma kok nggak ikut Pak Jamal?" tanya seorang tetangga. "Sudah tidak ada Bu, setahun yang lalu," jawab Pak Jamal yang membuat tetangganya itu terke

    Last Updated : 2024-09-09
  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Bab 53b. Skandal

    ""Nama kamu siapa?" tanya Tegar yang datang menolong."Robin, mereka nakal!" jawab Robin sambil menunjuk anak-anak itu. Tegar merangkul Robin dan berkata, "Jangan nangis, ada Kakak! Kamu sama siapa ke sini?" "Sama Bapak," jawab Robin sambil menunjuk Pak Jamal yang masih berada di dalam mesjid. Tidak lama kemudian Pak Jamal datang dan bertanya, "Ada Kak Tegar rupanya, kamu apa kabar dan sudah kelas berapa sekarang?""Alhamdulillah, saya baik Pak Guru," sahut Tegar sambil menyalami Pak Jamal. Ia menceritakan sekolah di madrasah Tsanawiyah. Pak Jamal kemudian berpesan, "Belajar yang rajin ya. Robin, ayo kita pulang!" ajaknya kemudian. "Aku mau main sama Kakak Tegar," ujar Robin yang langsung lengket dengan Tegar. "Ya sudah, Kak tegar main ke rumah yuk!" ajak Pak Jamal menuruti ke keinginan cucunya. Tegar yang sedang libur sekolah pun mau ikut ke rumah Pak Jamal. Ia masih ingin main bersama Robin sekalian bertemu dengan mantan gurunya Nabilah. Nabilah senang sekali bertemu dengan

    Last Updated : 2024-09-09
  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Bab 54. Kepanikan Nabilah

    Eh Nabilah, beli tempe lagi sama sayur bayam?" tanya seorang tetangga menyindir. "Iya Bu," sahut Nabilah yang segera membayar belanjaannya dan hendak berlalu sambil menggandeng Robin.Tukang sayur kemudian berseru, "Tunggu Bilah, kamu mau ceker ayam nggak?""Robin mau mam pakai ceker ayam Bu," sahut bocah itu dengan mata berbinar."Boleh Bu," jawab Nabilah yang membuat semua ibu-ibu saling memandang. "Terima kasih," ucapnya ketika menerima pemberian tukang sayur. Setelah Nabilah pergi, ibu-ibu kembali membicarakannya. "Bu Asma saja dulu beli ayam tidak pernah diambil cekernya. Sekarang Nabilah malah kebalikannya, gratis lagi sungguh miris sekali.""Itulah kalau salah pilih jodoh, buat makan saja susah. Makanya jadi anak itu harus nurut apa kata orang tua!" sahut ibu-ibu berbaju kuning menimpali."Betul itu Bu, sial bener nasib Nabilah setelah pergi karena malu ditinggal Robin. Sekarang kembali lagi bawa anak tanpa suami," ujar warga yang lainnya. Tukang sayur kemudian bertanya, "Su

    Last Updated : 2024-09-10

Latest chapter

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 9. POV Nabilah

    Aku adalah seorang gadis desa yang mencintai seorang preman kampung bernama Robin. Berawal dari gagalnya pernikahanku, kami akhirnya bersatu karena takdir. Awalnya aku takut melihat Robin yang brewokan dan tampak beringas. Akan tetapi, ternyata dia pria yang bertanggungjawab dan baik hati. Sebenarnya aku sempat bimbang ketika Kak Abas kembali dan menyatakan ingin ta'aruf denganku. Pria yang dahulu aku kagumi karena kesalehannya. Seandainya belum menikah dengan Robin, mungkin aku akan menerima niat tulus Abas. Apalagi ibuku sangat merestui aku bersatu dengannya.Namun, ketika Robin rela mengorbankan nyawa, membuatku sadar cinta ini untuknya. Setelah memutuskan memilih untuk menjadi suamiku, akhirnya aku tahu kalau nama asli Robin adalah Bara Sadewa. Salah satu putra konglomerat dari Singapura. Majikan kakakku yang sudah tiada.Tidak seperti kisah Cinderella, cerita cintaku penuh dengan air mata. Terlebih ketika Sadewa memintaku pergi dari kehidupan Bara untuk selamanya. Aku dianggap

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 8. Akhir yang Indah

    "Cukup Abang!" seru Nabilah yang datang bersama anak-anaknya. Bara mendengus kesal karena rencananya memberikan Bryan ganjaran digagalkan Nabilah. Padahal sebentar lagi adiknya itu sudah mau menangis."Om Bryan," panggil Robin sambil berlari menghampiri pamannya dengan penuh kerinduan.Azza juga tidak mau ketinggalan dan ikut mengejar sambil memanggil dengan suara cadelnya, "Om Bian."Bryan langsung menyambut kedua keponakannya itu dengan pelukan hangat. "Robin sudah besar sekarang dan tambah ganteng, kalau Azza cantik dan pinter," puji Bryan yang sudah lama tidak bertemu dengan kedua keponakannya itu. "Selamat datang Om Bryan, kenalkan nama aku Salsabilah," ujar Nabilah sambil menggendong putri bungsunya. "Tambah satu lagi keponakan Om, lucu sekali kamu." Bryan langsung menggendong Salsa dan menciumnya. Kalau Robin mirip dengan Nabilah, Azza lebih condong ke Mom Sandra. Maka Salsa mempunyai paras Bara versi perempuannya.Sementara itu Bara hanya memperhatikan saja, Bryan disambu

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 7. Sang Pewaris

    Ketika Bara dan keluarganya sedang mengalami ujian ekonomi, Nabilah melahirkan seorang anak perempuan yang diberi nama Salsabilah Azizah Erlangga. Kehadiran Bayi itu menjadi penyemangat atas apa yang sedang mereka hadapi. Di mana Nabilah dan Bara memulai semuanya dari nol lagi.Bara menjadi suami siaga, selalu membantu istrinya dalam segala hal. Terutama dalam mengurus Robin dan Azza yang sedang aktif bermain. Sehingga membuat Nabilah merasa beruntung memiliki pendamping hidup sepertinya. "Anak-anak bagaimana Bang?" tanya Nabilah ketika sedang menyusui putrinya."Aman, Robin sudah bisa momong. Dia dewasa sekali, bahkan mengajari Azza mengaji dan mengenal nama-nama binatang pakai bahasa Inggris," jawab Bara yang membuat Nabilah jadi bangga. "Robin memang pintar dan cepat daya tangkapnya," jawab Nabilah yang membuat Bara mengangguk kecil.Kondisi kesehatan Mom Sandra kian menurun setelah kepergian Hans. Sehingga membuat Bara jadi sedih dan cemas. "Kita ke rumah sakit ya Mom!" ajak Ba

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 6. POV Bara

    Tidak terasa sudah hampir setahun aku kembali menjalani kehidupan yang sederhana, bersama Nabilah, Robin dan Azza, di kampung Rantau. Entah mengapa aku merasa nyaman tinggal di kampung itu. Mungkin di tempat ini telah menjadi titik balik dalam pencarian jati diriku. Aku merasa Nabilah adalah anugerah terindah yang diberikan oleh Allah. Dari rahimnya lahir dua buah hatiku yang lucu dan menggemaskan. Dia adalah sosok ibu yang lemah lembut dan penuh kasih sayang. Selalu sabar dalam mengurus dan membesarkan anak-anak. Semoga kami bisa mendidik mereka menjadi pribadi yang soleh dan soleha serta istiqomah. "Terima kasih karena sudah mencintaiku," ucapku sambil memeluk Nabilah ketika anak-anak sedang tidur. Hanya disaat seperti ini kami memiliki waktu berdua."Terima kasih juga, sudah menjadi pelindung Bilah dan anak-anak," sahut Nabilah sambil menatapku dengan penuh cinta. Aku kemudian mengecup kening Nabilah lalu bibir dan terakhir perutnya yang membesar. Ya Nabilah sedang mengandung an

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 5. Rencana Sempurna

    Setelah ayahnya meninggal, Bryan merasa tidak sanggup menjalankan perusahaan seorang diri. Apalagi kondisinya gampang drop, kalau terlalu banyak berpikir atau kelelahan. Bryan juga tidak percaya dengan wakilnya di kantor. Sehingga ia mengikuti saran Bara untuk menjual semua harta Sadewa. "Jika harta warisan memberatkanmu maka lepaskanlah. Jadi kamu bisa tenang menjalani hidup ini!" saran Bara setelah menimbang baik dan buruknya ke depan nanti."Terima kasih sudah memberikan masukan. Aku akan merelakan semua warisanku karena harta tidak dibawa mati," ujar Bryan menyetujui rencana Bara. Ia ingin melepaskan beban sebagai ahli waris keluarga Sadewa yang selama ini membuatnya tertekan dalam ketakutan.Tanpa memberitahu siapa pun, Bryan menjual satu persatu aset milik keluarga Sadewa. Mulai dari vila, mansion, pulau pribadi hingga saham. Kini seorang Billionaire dari Inggris yang memiliki perusahaan Sadewa Corp. Hanya kediaman Sadewa yang masih tersisa. Ia dan Bara sepakat tidak akan menj

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 4. Keputusan Bryan

    "Aku ingin mengucapkan bela sungkawa secara langsung kepadamu dan Bara. Tapi sepertinya kehadiranku tidak tepat, maaf sudah mengganggu permisi," ucap Monica yang hendak pergi. "Tidak apa-apa Monica, terima kasih kamu sudah datang. Silahkan duduk!" cegah Bara yang menghargai kedatangan Monica sebagai seorang tamu. "Bilah, tolong buatkan minum ya!" serunya kemudian. Monica segera masuk dan menyalami semua orang yang ada di sana. "Dilanjut ya, kami mau siap-siap buat tahlilan nanti malam!" seru Mom Sandra yang segera meninggalkan tempat itu bersama Hans dan Pak Jamal. Bara juga segera menyusul dengan berkata, "Aku mau bantu Nabilah dulu, takut Robin nakalin adiknya!" Ia ingin memberikan kesempatan Bryan dan Monica bicara dari hati ke hati. Bryan kemudian mengajak Monica ke serambi rumah. Setelah mereka bicara sebentar, Monica pamitan untuk pulang."Mau ke mana Monica, kenapa buru-buru pulang?" tanya Bara yang datang bersama Nabilah sambil membawa suguhan. "Tidak apa-apa, aku turut

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 3b. Rahasia yang Terkuak

    Setelah mendapatkan perawatan yang intensif, kondisi Bryan perlahan mulai membaik. Selama di rumah sakit, Bara selalu menemani dan mensuportnya. Agar Bryan siap menerima takdir dan semangat lagi untuk menjalani hidupnya. "Terima kasih sudah merawataku Kak!" ucap Bryan ketika baru saja masuk ke mobil dan meninggalkan rumah sakit. "Aku sudab memutuskan untuk pindah ke Singapura lagi. Banyak hal yang harus diselesaikan, bisa saja besok aku akan menyusul papi bukan?" ujar Bryan yang pasrah akan takdir hidupnya."Aku yakin kamu akan melakukan yang terbaik. Sekarang papi sudah tidak ada menikahlah dengan Monica. Dia masih menunggumu sampai saat ini!" saran Bara agar Bryan tidak patang asa menjalani kehidupannya. Namun, Bryan menolak usul Bara dan memberikan alasannya, "Aku dan Monica tidak akan bersatu lagi karena keluarganya minta lima puluh persen bagian harta keluarga Sadewa."Bara cukup terkejut mendengarnya dan bertanya, "Kenapa tidak kamu berikan?" "Aku tidak akan membiarkan mere

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 3. Air Mata Bryan

    Bara langsung menghubungi Bryan melalui vidio call untuk memberitahu kalau ayah mereka sudah tiada. Tentu saja kabar itu membuat adiknya sangat terkejut dan syok. "Papi sudah tiada, tadi habis salat subuh beliau telah pergi," ujar Bara dengan suara yang bergetar. "Inalillahi wainnalillahirojiun, ya Allah aku baru mau terbang ke Singapura untuk menghadiri rapat komisaris. Habis itu ke Jakarta, menjenguk Papi. kenapa kakak nggak bilang kalau Papi sakit. Aku pasti pergi dari kemarin?" ucap Bryan dengan suara yang parau. Bara memberikan penjelasan, "Papi tidak sakit, aku pun tidak tahu kalau beliau mau berpulang. Cuma semalaman aku menemaninya yang tidak tidur. Ternyata Papi tidur menjelang pagi untuk selamanya." Mereka kemudian membahas di mana Sadewa akan dikebumikan. Akhirnya Kakak beradik itu sepakat ayah mereka dikuburkan di salah satu pemakaman elit di Indonesia saja. "Sepertinya kami tidak mungkin menguburkan setelah zuhur, kasihan papi kalau kelamaan. Jadi kemungkinan kamu t

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 2. Pesan Terakhir

    Nabilah tampak terkejut ketika suaminya sudah pulang dari inggris, padahal baru dua hari. Namun, ia tidak berani bertanya karena Bara terlihat begitu lelah. Setelah istirahat dan makan baru mereka memulai pembicaraan."Kenapa sudah pulang, bagaimana kabar papi, Bang?" tanya Nabilah ingin tahu. "Papi baik-baik saja, Abang sudah pulang karena kita mau pindah rumah," jawab Bara yang membuat Nabilah terkejut. "Kita mau pindah ke mana Bang?" tanya Nabilah ketika mendengar keinginan Bara. Selama ini mereka menempati rumah Pak Jamal. "Ke rumah papi dan mami di Jakarta," jawab Bara yang segera menjelaskan alasannya. "Apakah Bilah siap dan bersedia membantu Abang?"Nabilah mengangguk seraya menjawab, "Insya Allah Bilah siap lahir batin mendukung dan menemani Abang untuk menjadi anak yang berbakti." Ia akan mengikuti ke mana pun Bara mengajaknya. "Ya sudah, kamu siap-siap ya, rapikan semua pakaian kita. Abang mau ngomong sama Bapak!" serunya kemudian. Bara segera menemui Pak Jamal dan men

DMCA.com Protection Status