Share

Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa
Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa
Author: Aryan Lee

Bab 1. Kawin Paksa

Author: Aryan Lee
last update Last Updated: 2024-07-16 11:59:21

'Maaf Nabilah aku tidak bisa menikahimu. Mungkin kita belum berjodoh.'

Tangan Nabilah langsung gemetar ketika membaca pesan dari calon imamnya. Andai ia menerima kabar itu jauh sebelum hari akad, pasti dirinya akan ikhlas menerima. Akan tetapi, kenapa harus sekarang? Di saat acara ijab qabul akan dilaksanakan dan para tamu sudah berdatangan.

"Nabilah, coba telepon kenapa Sofyan dan keluarganya belum juga datang!" seru Bu Asma yang tiba-tiba masuk ke kamar pengantin. Hanya saja, ia tertegun kala melihat Nabilah menangis. "Kenapa kamu menangis, apa yang telah terjadi?" tanyanya, heran.

Sambil menyeka air mata Nabilah menjawab, "Sofyan tidak akan datang, Bu."

"Menangnya kenapa?" tanya Bu Asma yang terkejut mendengarnya.

Nabilah tampak mengeleng sambil menunjukan pesan itu. Bu Asma tampak syok sekali dan langsung pingsan.

"Ibu, bangun!" pekik Nabilah dengan panik karena ibunya punya penyakit jantung.

Tidak lama kemudian ayah Nabilah datang dan sangat terkejut melihat istrinya tidak sadarkan diri.

"Kenapa Ibu bisa pingsan Nabilah?" tanya Pak Jamal sambil membopong Bu Asma ke atas kasur.

"Sofyan tidak jadi menikahiku, Pak," jawab Nabilah sambil terisak.

"Ya Allah, apa dosaku sampai mendapatkan cobaan sebesar ini?" tanya Pak Jamal yang langsung lemas mendengarnya. Malu, menjadi bahan gunjingan dan hinaan dari warga sekampung. Hal itu lah yang akan keluarganya alami sebentar lagi.

Hari ini Nabilah putri dari Pak Jamal, akan menikah dengan Sofyan, seorang ustad muda. Namun, tiba-tiba pengantin pria membatalkan pernikahan secara sepihak dengan alasan yang tidak jelas. Padahal acara ini sudah dihadiri oleh para saksi dan tamu undangan.

"Bagaimana ini, Pak?" tanya Nabilah yang tidak akan sanggup menanggung malu.

Pak Jamal tampak berpikir keras untuk mencari solusinya. Ia kemudian menemui Pak RT yang turut hadir sebagai saksi. Lalu menceritakan masalahnya dan minta bantuan untuk mencarikan mempelai pria.

"Saya tidak minta mahar yang mahal. Cuma syaratnya pria itu harus lajang atau duda, tetapi seiman!" ujar Pak Jamal kembali.

Pak RT segera memberikan perintah kepada dua orang hansip yang sedang berjaga. "Supri, Udin, cepat cari siapa pun pria lajang dan muslim yang mau menikah dengan Nabilah sekarang juga!"

"Siap Pak!" jawab kedua hansip itu serempak dan segera menjalankan perintah Pak RT.

Supri kemudian berkhayal, "Andai aku belum menikah. Pasti langsung

kuterima tawaran Pak RT tadi."

"Apa gue pura-pura lajang saja ya! Kan bini sama anak gue di kampung," celetuk Udin asal ceplos.

Supri langsung mentoyor kepala Udin seraya berkata, "Edan kau, pernikahan itu bukan mainan!"

Sementara itu disalah satu warkop seorang pria duduk sambil menikmati segelas kopi. Dia terkenal sebagai jawara kampung, tetapi orang-orang memanggilnya dengan sebutan Robin Hood karena suka membantu masyarakat sekitar.

Tiba-tiba terbesit sebuah ide di benak Supri dan langsung berbisik di telinga Udin.

"Nyari mati lu, Pri, kalau Robin tahu bisa habis kita dihajarnya!" sahut Udin yang tidak setuju dengan usul kawannya itu.

"Udah tenang saja yang penting kita bawa dia dulu ke mesjid!" seru Supri sambil menuju ke warkop itu.

"Bang Supri dan Bang Udin mau ke mana?" tanya Mpok Inah penjual di warkop.

"Disuruh Pak RT manggil Bang Robin Mpok. Untuk mengusut Pak Jamal habis dibegal!" jawab Supri yang membuat wanita itu tampak terkejut.

Mpok Inah kembali bertanya, "Terus bagaimana keadaannya?"

"Parah Mpok, sekarang lagi diamankan sama Pak RT di mesjid Nur Ikhlas!" jawab Udin menambahkan.

Robin yang berada di pojok warung langsung berdiri dan melangkah pergi. Ia merasa bertanggungjawab karena Pak RT sudah memberinya amanat untuk mengamankan seluruh warga kampung.

Melihat itu Udin dan Supri tampak tersenyum dan langsung mengikuti Robin yang menuju ke mesjid.

Semua mata tampak terbelalak ketika melihat kedatangan Robin di mesjid dengan pakaian seperti preman terminal. Celana levis Robek, kaos oblong, wajah brewokan dan rambut yang gondrong. Sehingga membuatnya terlihat bengis dan kasar.

Pak Jamal tampak menghela napas panjang ketika Pak RT membisikan sesuatu. Namun, demi menutupi aib. Mau tidak mau ia menerimanya.

"Ya sudah tidak apa-apa Pak RT," jawab Pak Jamal pasrah.

Pak RT langsung menyuruh marbot mesjid untuk meminjamkan Robin sarung, baju koko dan peci.

"Apa-apaan ini kenapa saya harus memakainya?" tanya Robin dengan heran.

"Kamu kan mau menikah, masa bajunya begitu?" sahut Pak RT yang membuat Robin tampak terkejut mendengarnya.

"Pak RT saya ke sini mau-"

Pak RT langsung memotong, "Tolonglah Robin, kasihan keluarga Pak Jamal harus menanggung malu karena mempelai pria tidak jadi menikahi Nabilah. Ingat beliau pernah membantumu ketika dikeroyok warga sekampung!"

Robin baru mengerti keadaan yang sebenarnya, ternyata ia dipaksa kawin untuk menutupi aib keluarga Pak Jamal. Di dalam hati pria itu pun menggerutu karena sudah dijebak oleh Supri dan Udin.

"Tapi Pak saya nggak kerja?" ujar Robin yang jadi dilema karena belum siap menikah.

"Nanti kita bicarakan lagi yang penting sekarang kamu menikah dulu sama Nabilah. Sebelum tamu undangan semakin banyak berdatangan!" ujar Pak RT yang memaksa Robin agar mau menikahi Nabilah.

Akhirnya dengan terpaksa Robin memakai sarung dan baju koko itu. Tidak lupa ia menguncir rambutnya yang gondrong dengan karet gelang. Sehingga terlihat lebih rapi, meskipun kesan sangar tidak hilang dari imagenya.

Sementara itu di dalam kamar, Pak Jamal sedang bicara dengan putrinya.

"Pak, Bilah tidak mau menikah dengan Bang Robin," ujar Nabilah sambil menggeleng ketakutan.

"Hanya formalitas saja, Nak yang penting keluarga kita tidak malu. Lagi pula pernikahan ini hanya sirih, agar kamu mau jadi bahan gunjingan sekampung," sahut Pak Jamal yang membuat Nabilah tidak berdaya.

Nabilah pernah dua kali dilamar, tetapi gagal menikah dan sekarang kalau batal lagi maka akan menanggung malu seumur hidupnya.

Akhirnya acara akad pun dimulai. Pak Jamal langsung menggenggam tangan Robin dan berkata, "Saudara Robin saya nikahkan kamu dengan putriku, Nabilah Putri binti Jamal dengan mas kawin seperangkat alat salat dibayar tunai!"

"Saya terima kawin dan nikahnya Nabilah Putri binti Jamal dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!" qabul Robin dengan lancar.

"Bagaimana saksi sah?" tanya Pak Penghulu.

"Sah," jawab para saksi serentak.

Robin segera memakaikan istrinya cincin nikah dan dengan takut-takut Nabilah mencium tangannya. Semua bagaikan mimpi bagi kedua mempelai. Mereka tidak pernah menyangka akan menikah karena perbedaan status sosial.

Pernikahan Nabilah dan Robin langsung menjadi buar bibir warga setempat.

Nabilah adalah gadis soleha dari keluarga baik-baik, sedangkan Robin seorang preman kampung yang asal usulnya tidak jelas.

"Sial banget Nabilah dapat suami preman. Itu akibatnya kalau suka memilih," cibir ibu-ibu berbaju merah.

"Iya, enak banget Robin. Nggak modal apa-apa tapi dapat perawan. Saya rasa Pak Jamal rugi besar dan akan menyesal dikemudian hari," sahut warga lainnya.

Bapak-bapak pun ikut mengompori, "Daripada malu lebih baik rugi. Pasti nggak lama mereka akan cerai karena Robin itu kasar suka mukulin orang."

"Kasihan ya Nabilah hidupnya akan menderita," tukas salah satu orang yang ikut bergunjing.

Nabilah sendiri juga takut menjalani pernikahannya dengan Robin. "Ya Allah, jika pria itu adalah jodoh yang Engkau takdirkan, hamba Ikhlas menerimanya. Tapi kalau bukan tolong pisahkan kami secepatnya!" doa Nabilah di dalam hati.

Akankah hidup Nabilah akan menderita seperti berita KDRT di televisi?

BERSAMBUNG

Comments (1)
goodnovel comment avatar
dindamelati868
ditunggu kelanjutan ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Bab 2. Hinaan Dari Mertua

    Di sisi lain, seorang pria tampak mengepalkan tangannya dengan keras ketika datang ke mesjid dan mendengar kata sah. Ia segera meninggalkan tempat itu dengan amarah yang menggebu. Kalau saja mobilnya tidak mogok, pasti dia sudah menggantikan Sofyan untuk menikah dengan Nabilah! "Sial, kenapa preman kampung itu yang beruntung!" gerutu pria itu dengan kesal. Sebenarnya pria itu sudah pernah melamar, tetapi Nabilah menolaknya. Padahal kedua pihak keluarga telah setuju karena ia adalah anak juragan empang dari kampung sebelah. Justru ketika seorang ustad yang jauh lebih miskin darinya diterima oleh Nabilah. Apalagi sekarang kenapa preman kampung itu yang menjadi pengantin penggantinya. "Awas kau Nabilah, aku akan buat dirimu menyesal telah menolakku!" ancam pria itu sambil berlalu. Sampai kapan pun ia tidak akan terima atas penghinaan ini. Acara pernikahan itu tetap dilanjutkan untuk menyambut para tamu undangan. Akan tetapi, hanya beberapa jam saja dengan alasan kondisi pen

    Last Updated : 2024-07-16
  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Bab. 3 Tinggal Serumah

    "Kamu tidur di sini dan lemari itu untuk tempat pakaianmu!" ujar Robin ketika sampai di rumah kontrakannya. "Iya Bang," jawab Nabilah sambil menelisik ruang tamu yang berukuran 3×3 meter itu dengan saksama. Ada kasur busa single, sebuah lemari plastik susun lima dan kipas angin kecil. "Aku ada di kamar dan kamu tidak boleh masuk dengan alasan apa pun. Dilarang menerima tamu dan pintu harus selalu dikunci, terutama jika aku tidak ada di rumah. Kalau lapar kamu boleh memasak apa saja yang ada di dapur!" ujar Robin memberikan beberapa peraturan. Nabilah kembali memberikan jawaban singkat, "Iya Bang.""Bagus," ujar Robin sambil masuk ke kamarnya. Nabilah merasa seperti berada di dalam penjara dengan beberapa peraturan yang membelenggunya. Jujur ia takut sekali harus tinggal bersama Robin. Akankah pria itu memperlakukannya dengan baik atau tidak. Terus bagaimana kalau Robin minta haknya sebagai seorang suami. "Ya Allah, tolong lindungi hamba!" doa Nabilah di dalam hati. Ia mulai mena

    Last Updated : 2024-07-16
  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Bab 4. Kedatangan Sofyan

    "Jadi kamu sudah menikah, Bilah?" tanya Sofyan ketika melihat cincin yang melingkar di jari manis kanan Nabilah. Sambil tertunduk Nabilah kemudian menjawab, "Iya Mas." "Kenapa kamu tidak menunggu aku?" tanya Sofyan terlihat kecewa. "Sampai kapan? Sampai semua warga kampung mengolok-olok saya dan keluargaku?" Nabilah balik bertanya. "Maaf, Mas tidak bermaksud menyakitimu. Lebih baik kita ke rumahmu, Mas akan jelaskan semuanya. Agar tidak ada kesalahpahaman di antara kita!" ajak Sofyan yang ingin memberikan alasan kenapa tidak jadi menikahi Nabilah. Nabilah tampak mengangguk dan segera menuju ke rumah orang tuanya. Pak Jamal yang mau berangkat mengajar di madrasah tampak terkejut melihat kedatangan Sofyan, begitupun dengan Bu Asma. "Mau apa kamu datang ke sini, puas sudah membuat kami malu?" tanya Bu Asma dengan ketus. "Maaf Bu, Pak, saya mau menjelaskan semuanya," ucap Sofyan yang merasa bersalah. Pak Jamal tampak mengangguk kecil dan mempersilahkan Sofyan untuk masuk.

    Last Updated : 2024-07-16
  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Bab 5. Penelusuran Nabilah

    Habis isya Robin baru pulang ke kontrakannya. Ia melihat Nabilah baru saja selesai melaksanakan salat. Pria itu langsung masuk tanpa mengucapkan salam."Assalamualaikum .., Abang dari mana?" tanya Nabilah sambil melipat mukena."Waalaikumsalam .., kerja," sahut Robin sambil menghentikan langkah.Nabilah kemudian menyarankan, "Abang mandi dan makan dulu ya. Nanti Bilah mau bicara!" "Sudah, kalau mau ngomong sekarang saja!" seru Robin yang ingin segera masuk ke kamar ya. Nabilah kemudian bertanya, "Abang kerja apa, kok pergi subuh sampai malam baru pulang?""Jaga tempat pengepul," jawab Robin singkat. "Oh ...." Nabilah tampak berpikir sesaat dan membatin, "Masa iya penjaga tempat rongsokan bisa punya duit banyak.""Kenapa nggak percaya, takut makan duit haram?" tanya Robin terdengar sedikit sinis."Bukan begitu, Bilah boleh ngajar lagi nggak Bang?" Nabilah minta izin suaminya untuk kembali mengajar di madrasah. Ia menunduk karena takut melihat tatapan Robin yang seolah mengintimidas

    Last Updated : 2024-07-16
  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Bab 6. Penjelasan Robin

    Untuk menghindar dari Robin, Nabilah kemudian masuk ke gang kecil dan berjalan tanpa arah. Sehingga ia tidak menemukan jalan ke luar dan hanya berputar-putar di kampung itu saja."Permisi Mbak, kalau mau ke jalan raya lewat mana ya?" tanya Nabilah pada salah satu warga. "Lurus saja Mbak, terus belok kiri, habis itu ambil kanan dan lurus lagi sudah kelihatan kok jalan raya nya!" jawab wanita itu sambil memperhatikan Nabilah dengan saksama. Nabilah mengikuti apa yang diberitahu wanita itu. Hingga akhirnya ia sampai di sebuah jalan, di mana banyak para preman sedang nongkrong. "Permisi numpang lewat," ujar Nabilah dengan takut-takut."Ada cewek kesasar ni Bro, sepertinya kita perlu kenalan dulu," ujar salah saru preman sambil mendekati Nabilah. Melihat pria itu Nabilah kemudian berseru, "Jangan mendekat! Mau apa kamu?" "Galak banget sih, Abang cuma mau lihat wajah Neng doang, cantik apa nggak. Buka dong maskernya!" sahut preman itu sambil menggoda.Para preman yang lainnya pun ikut

    Last Updated : 2024-07-26
  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Bab 7. Dua Wanita Berbeda

    "Ada apa Ris?" tanya Robin dengan santai. "Apa benar kamu sudah menikah?" tanya Risa sambil menatap Robin dengan berkaca-kaca. Robin memberikan jawaban secara realistis, "Aku hanya ingin melindunginya, keselamatan gadis itu sedang terancam Ris?" "Harus kamu yang melakukannya?" tanya wanita yang memiliki mata indah itu. "Ya, aku hanya ingin membalas budi saja karena ayahnya telah menyelamatkan nyawaku," jawab Robin memberikan penjelasan. Tiba-tiba Risa memeluk tubuh Robin dengan erat seraya berkata, "Aku tidak bisa hidup, kalau sampai kau mencintai wanita lain." "Risa, jangan seperti ini. Memang pernikahanku tidak berdasarkan cinta. Tapi ada hati yang harus dijaga, tolong mengertilah!" ujar Robin sambil melepaskan pelukan Risa. "Sampai kapan kamu akan menikahinya?" tanya Risa yang tidak rela Robin dimiliki wanita lain. Robin memberikan jawaban, "Sampai ada laki-laki soleh dan bisa melindunginya dengan baik!" "Aku pegang kata-katamu," ujar Risa dengan penuh harap. Robi

    Last Updated : 2024-07-26
  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Bab 8. Prasangka

    Nabilah terdiam beberapa saat, sebelum balik bertanya, "Kenapa dan siapa Mbak?" "Saya mencintai Robin dan sangat mengenalnya. Asal kamu tahu Robin tidak pernah mencintai kamu dan terpaksa menikah denganmu!" ujar wanita itu kembali. Nabilah terdiam dan mengerti maksud wanita itu. "Mbak tenang saja, saya juga tidak mencintai Robin. Tapi kalau menjauhinya saya tidak bisa karena keputusan itu ada di tangan Robin. Lebih baik Mbak katakan kepadanya untuk melepaskan saya!" "Baguslah, Robin itu tidak pantas buat kamu. Saya takut dia akan menyakitimu suatu hari nanti, permisi," ujar wanita itu yang segera pergi. Nabilah memandangi wanita itu yang naik ke mobil dan meluncur pergi. Ia tidak mau menduga-duga lagi lebih baik nanti tanya sama Robin saja. Mentari kian meninggi hari ini Nabilah benar-benar istirahat total. Perutnya terasa melilit jika melakukan sesuatu. Biasanya ia mengalami hal seperti ini selama satu hari. Besok baru hilang rasa sakit mulesnya. Gadis itu mengompres p

    Last Updated : 2024-07-26
  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Bab 8b. Berdua Denganmu

    "Biasa, pada minta traktir es potong," jawab Robin menatap Nabilah, "Oh, iya. Bagaimana perut kamu masih sakit, kalau dibuat jalan kuat nggak? Abang lupa bawa motor." "Cuma mules dikit kok, nggak apa-apa kalau buat jalan," jawab Nabilah sambil mengangguk. Mereka kemudian jalan beriringan sambil bercakap-cakap. "Kalau boleh tahu kenapa Bang Robin suka jalan kaki?" tanya Nabilah penasaran. "Pak RT mempercayakan keamanan kampung ini sama Abang. Dengan jalan kaki Abang bisa melihat situasi dan kondisi warga serta lingkungan setiap hari!" jawab Robin sambil memberikan alasannya. Nabilah kembali bertanya, "Keamanan kampung Rantau juga Abang yang pegang?" "Nggak, Abang cuma jaga pengepul saja." Robin memberikan jawaban apa adanya. "Terus kenapa para preman waktu itu takut sama Abang?" Nabilah terus mencari tahu. "Di sana siapa yang terkuat dia akan disegani. Kebetulan mereka belum ada yang bisa mengalahkan Abang," jawab Robin kembali. Tiba-tiba pembicaraan mereka terhenti ketika men

    Last Updated : 2024-07-29

Latest chapter

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 9. POV Nabilah

    Aku adalah seorang gadis desa yang mencintai seorang preman kampung bernama Robin. Berawal dari gagalnya pernikahanku, kami akhirnya bersatu karena takdir. Awalnya aku takut melihat Robin yang brewokan dan tampak beringas. Akan tetapi, ternyata dia pria yang bertanggungjawab dan baik hati. Sebenarnya aku sempat bimbang ketika Kak Abas kembali dan menyatakan ingin ta'aruf denganku. Pria yang dahulu aku kagumi karena kesalehannya. Seandainya belum menikah dengan Robin, mungkin aku akan menerima niat tulus Abas. Apalagi ibuku sangat merestui aku bersatu dengannya.Namun, ketika Robin rela mengorbankan nyawa, membuatku sadar cinta ini untuknya. Setelah memutuskan memilih untuk menjadi suamiku, akhirnya aku tahu kalau nama asli Robin adalah Bara Sadewa. Salah satu putra konglomerat dari Singapura. Majikan kakakku yang sudah tiada.Tidak seperti kisah Cinderella, cerita cintaku penuh dengan air mata. Terlebih ketika Sadewa memintaku pergi dari kehidupan Bara untuk selamanya. Aku dianggap

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 8. Akhir yang Indah

    "Cukup Abang!" seru Nabilah yang datang bersama anak-anaknya. Bara mendengus kesal karena rencananya memberikan Bryan ganjaran digagalkan Nabilah. Padahal sebentar lagi adiknya itu sudah mau menangis."Om Bryan," panggil Robin sambil berlari menghampiri pamannya dengan penuh kerinduan.Azza juga tidak mau ketinggalan dan ikut mengejar sambil memanggil dengan suara cadelnya, "Om Bian."Bryan langsung menyambut kedua keponakannya itu dengan pelukan hangat. "Robin sudah besar sekarang dan tambah ganteng, kalau Azza cantik dan pinter," puji Bryan yang sudah lama tidak bertemu dengan kedua keponakannya itu. "Selamat datang Om Bryan, kenalkan nama aku Salsabilah," ujar Nabilah sambil menggendong putri bungsunya. "Tambah satu lagi keponakan Om, lucu sekali kamu." Bryan langsung menggendong Salsa dan menciumnya. Kalau Robin mirip dengan Nabilah, Azza lebih condong ke Mom Sandra. Maka Salsa mempunyai paras Bara versi perempuannya.Sementara itu Bara hanya memperhatikan saja, Bryan disambu

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 7. Sang Pewaris

    Ketika Bara dan keluarganya sedang mengalami ujian ekonomi, Nabilah melahirkan seorang anak perempuan yang diberi nama Salsabilah Azizah Erlangga. Kehadiran Bayi itu menjadi penyemangat atas apa yang sedang mereka hadapi. Di mana Nabilah dan Bara memulai semuanya dari nol lagi.Bara menjadi suami siaga, selalu membantu istrinya dalam segala hal. Terutama dalam mengurus Robin dan Azza yang sedang aktif bermain. Sehingga membuat Nabilah merasa beruntung memiliki pendamping hidup sepertinya. "Anak-anak bagaimana Bang?" tanya Nabilah ketika sedang menyusui putrinya."Aman, Robin sudah bisa momong. Dia dewasa sekali, bahkan mengajari Azza mengaji dan mengenal nama-nama binatang pakai bahasa Inggris," jawab Bara yang membuat Nabilah jadi bangga. "Robin memang pintar dan cepat daya tangkapnya," jawab Nabilah yang membuat Bara mengangguk kecil.Kondisi kesehatan Mom Sandra kian menurun setelah kepergian Hans. Sehingga membuat Bara jadi sedih dan cemas. "Kita ke rumah sakit ya Mom!" ajak Ba

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 6. POV Bara

    Tidak terasa sudah hampir setahun aku kembali menjalani kehidupan yang sederhana, bersama Nabilah, Robin dan Azza, di kampung Rantau. Entah mengapa aku merasa nyaman tinggal di kampung itu. Mungkin di tempat ini telah menjadi titik balik dalam pencarian jati diriku. Aku merasa Nabilah adalah anugerah terindah yang diberikan oleh Allah. Dari rahimnya lahir dua buah hatiku yang lucu dan menggemaskan. Dia adalah sosok ibu yang lemah lembut dan penuh kasih sayang. Selalu sabar dalam mengurus dan membesarkan anak-anak. Semoga kami bisa mendidik mereka menjadi pribadi yang soleh dan soleha serta istiqomah. "Terima kasih karena sudah mencintaiku," ucapku sambil memeluk Nabilah ketika anak-anak sedang tidur. Hanya disaat seperti ini kami memiliki waktu berdua."Terima kasih juga, sudah menjadi pelindung Bilah dan anak-anak," sahut Nabilah sambil menatapku dengan penuh cinta. Aku kemudian mengecup kening Nabilah lalu bibir dan terakhir perutnya yang membesar. Ya Nabilah sedang mengandung an

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 5. Rencana Sempurna

    Setelah ayahnya meninggal, Bryan merasa tidak sanggup menjalankan perusahaan seorang diri. Apalagi kondisinya gampang drop, kalau terlalu banyak berpikir atau kelelahan. Bryan juga tidak percaya dengan wakilnya di kantor. Sehingga ia mengikuti saran Bara untuk menjual semua harta Sadewa. "Jika harta warisan memberatkanmu maka lepaskanlah. Jadi kamu bisa tenang menjalani hidup ini!" saran Bara setelah menimbang baik dan buruknya ke depan nanti."Terima kasih sudah memberikan masukan. Aku akan merelakan semua warisanku karena harta tidak dibawa mati," ujar Bryan menyetujui rencana Bara. Ia ingin melepaskan beban sebagai ahli waris keluarga Sadewa yang selama ini membuatnya tertekan dalam ketakutan.Tanpa memberitahu siapa pun, Bryan menjual satu persatu aset milik keluarga Sadewa. Mulai dari vila, mansion, pulau pribadi hingga saham. Kini seorang Billionaire dari Inggris yang memiliki perusahaan Sadewa Corp. Hanya kediaman Sadewa yang masih tersisa. Ia dan Bara sepakat tidak akan menj

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 4. Keputusan Bryan

    "Aku ingin mengucapkan bela sungkawa secara langsung kepadamu dan Bara. Tapi sepertinya kehadiranku tidak tepat, maaf sudah mengganggu permisi," ucap Monica yang hendak pergi. "Tidak apa-apa Monica, terima kasih kamu sudah datang. Silahkan duduk!" cegah Bara yang menghargai kedatangan Monica sebagai seorang tamu. "Bilah, tolong buatkan minum ya!" serunya kemudian. Monica segera masuk dan menyalami semua orang yang ada di sana. "Dilanjut ya, kami mau siap-siap buat tahlilan nanti malam!" seru Mom Sandra yang segera meninggalkan tempat itu bersama Hans dan Pak Jamal. Bara juga segera menyusul dengan berkata, "Aku mau bantu Nabilah dulu, takut Robin nakalin adiknya!" Ia ingin memberikan kesempatan Bryan dan Monica bicara dari hati ke hati. Bryan kemudian mengajak Monica ke serambi rumah. Setelah mereka bicara sebentar, Monica pamitan untuk pulang."Mau ke mana Monica, kenapa buru-buru pulang?" tanya Bara yang datang bersama Nabilah sambil membawa suguhan. "Tidak apa-apa, aku turut

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 3b. Rahasia yang Terkuak

    Setelah mendapatkan perawatan yang intensif, kondisi Bryan perlahan mulai membaik. Selama di rumah sakit, Bara selalu menemani dan mensuportnya. Agar Bryan siap menerima takdir dan semangat lagi untuk menjalani hidupnya. "Terima kasih sudah merawataku Kak!" ucap Bryan ketika baru saja masuk ke mobil dan meninggalkan rumah sakit. "Aku sudab memutuskan untuk pindah ke Singapura lagi. Banyak hal yang harus diselesaikan, bisa saja besok aku akan menyusul papi bukan?" ujar Bryan yang pasrah akan takdir hidupnya."Aku yakin kamu akan melakukan yang terbaik. Sekarang papi sudah tidak ada menikahlah dengan Monica. Dia masih menunggumu sampai saat ini!" saran Bara agar Bryan tidak patang asa menjalani kehidupannya. Namun, Bryan menolak usul Bara dan memberikan alasannya, "Aku dan Monica tidak akan bersatu lagi karena keluarganya minta lima puluh persen bagian harta keluarga Sadewa."Bara cukup terkejut mendengarnya dan bertanya, "Kenapa tidak kamu berikan?" "Aku tidak akan membiarkan mere

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 3. Air Mata Bryan

    Bara langsung menghubungi Bryan melalui vidio call untuk memberitahu kalau ayah mereka sudah tiada. Tentu saja kabar itu membuat adiknya sangat terkejut dan syok. "Papi sudah tiada, tadi habis salat subuh beliau telah pergi," ujar Bara dengan suara yang bergetar. "Inalillahi wainnalillahirojiun, ya Allah aku baru mau terbang ke Singapura untuk menghadiri rapat komisaris. Habis itu ke Jakarta, menjenguk Papi. kenapa kakak nggak bilang kalau Papi sakit. Aku pasti pergi dari kemarin?" ucap Bryan dengan suara yang parau. Bara memberikan penjelasan, "Papi tidak sakit, aku pun tidak tahu kalau beliau mau berpulang. Cuma semalaman aku menemaninya yang tidak tidur. Ternyata Papi tidur menjelang pagi untuk selamanya." Mereka kemudian membahas di mana Sadewa akan dikebumikan. Akhirnya Kakak beradik itu sepakat ayah mereka dikuburkan di salah satu pemakaman elit di Indonesia saja. "Sepertinya kami tidak mungkin menguburkan setelah zuhur, kasihan papi kalau kelamaan. Jadi kemungkinan kamu t

  • Suamiku Bukan Preman Kampung Biasa   Extra Part 2. Pesan Terakhir

    Nabilah tampak terkejut ketika suaminya sudah pulang dari inggris, padahal baru dua hari. Namun, ia tidak berani bertanya karena Bara terlihat begitu lelah. Setelah istirahat dan makan baru mereka memulai pembicaraan."Kenapa sudah pulang, bagaimana kabar papi, Bang?" tanya Nabilah ingin tahu. "Papi baik-baik saja, Abang sudah pulang karena kita mau pindah rumah," jawab Bara yang membuat Nabilah terkejut. "Kita mau pindah ke mana Bang?" tanya Nabilah ketika mendengar keinginan Bara. Selama ini mereka menempati rumah Pak Jamal. "Ke rumah papi dan mami di Jakarta," jawab Bara yang segera menjelaskan alasannya. "Apakah Bilah siap dan bersedia membantu Abang?"Nabilah mengangguk seraya menjawab, "Insya Allah Bilah siap lahir batin mendukung dan menemani Abang untuk menjadi anak yang berbakti." Ia akan mengikuti ke mana pun Bara mengajaknya. "Ya sudah, kamu siap-siap ya, rapikan semua pakaian kita. Abang mau ngomong sama Bapak!" serunya kemudian. Bara segera menemui Pak Jamal dan men

DMCA.com Protection Status