"Pagi, El! Aaa, akhirnya kamu muncul juga," pekik Fiona semringah saat bertemu di foyer gedung kantor mereka. Tega sekali sahabat baiknya itu tidak memberi kabar kalau sudah pulang dari bulan madu. Tiba-tiba datang ke kantor tanpa konfirmasi lebih dahulu. Tidak tahu apa, kalau dia sudah menahan rindu karena ditinggal bulan madu Eleanor begitu lama. Huh....Menanggapi Fiona yang exiting melihatnya muncul tiba-tiba, Eleanor hanya tersenyum lebar sambil merentangkan tangannya menyambut pelukan Fiona."Kukira, Nyonya Eleanor Fletcher tidak akan kembali lagi ke NIC. Tak disangka, Nyonya Fletcher masih membutuhkan pekerjaan dengan gaji rendah ini," dengkus Fiona."Ha-ha-ha, mulutmu itu jahat sekali." "Bukankah sekarang, Anda sudah menjadi Nyonya Aaron Fletcher. Orang terkaya nomor tiga di Negara ini? Kenapa masih tertarik bekerja dengan gaji rendah yang bahkan jika dikumpulkan setahun pun belum cukup untuk membeli baju kerja yang Anda pakai sekarang, Nyonya, hmm?" Fiona menjawab dengan me
"Kita berjumpa kembali, El!" sapa Grace Harper ketika keduanya saling berhadap-hadapan. Dua wanita cantik itu saling melempar pandang. Grace Harper mengangkat dagu dengan angkuh, sedangkan Eleanor hanya membalas dengan tatapan datar. Jika bukan karena pekerjaan, Eleanor malas berurusan dengan Grace yang sangat merepotkan itu. Sialnya, mereka seakan telah diikat oleh takdir. Selalu saja dipertemukan di dalam setiap kesempatan. Cukup menguji kesabaran."Sepertinya, Aaron tidak keberatan kamu kembali bekerja sebagai staf dengan gaji rendah, El?" sindirnya.Tak ingin menanggapi ejekan Grace, istri Aaron Fletcher itu tetap bersikap tenang dan tersenyum tipis. Namun, senyumnya hanya di bibir saja, lengkungannya tak sampai di mata."Selamat bekerja kembali, Nona Harper," balasnya."Tentu saja harus kembali bekerja. JK sudah membayarku begitu mahal, tanggung jawabku adalah memenuhi apa yang telah menjadi kesepakatan kami." Grace mengangkat dagunya angkuh. Kesombongam jelas tampak dari kalim
"H-harry? Ternyata kamu begini di belakangku!"Dada Eleanor Wilson naik turun menahan amarah. Tangannya mengepal erat. Tak percaya dengan penglihatannya sendiri, tapi semuanya nyata. Kekasih yang selama ini bersikap begitu manis padanya, ternyata tak lebih dari pria berengsek.Eleanor melangkah mendekat dengan geram. Di depan sana, Harry Walker---kekasihnya sedang merengkuh bahu seorang gadis cantik. Tak cukup demikian, pria itu melanjutkannya dengan mendaratkan kecupan kecil di kening gadis tersebut."Sayang, aku udah nungguin kamu dari tadi. Akhirnya kamu sampai juga." Suara bariton Harry Walker menggelitik gendang telinga Eleanor Wilson. Memangnya boleh sebucin itu?Tertegun melihat perselingkuhan kekasihnya, Eleanor sampai lupa kalau dia sedang terburu-buru dengan penerbangan menuju San Francisco. Pemandangan di depannya telah membuatnya perasaannya campur aduk sampai sedemikian rupa.Saat ini, Eleanor Wilson berada di Heathrow Airport. Bersama dengan tim dari kantor tempatnya bek
Eleanor Wilson beberapa kali menekan bel apartemen Harry Walker dengan geram. Beberapa hari ini, ada pria yang selalu datang ke rumahnya menagih hutang. Pria itu memberi ancaman kalau Eleanor tidak membayar tagihan bulanan, mereka akan mengambil alih rumahnya.Enam bulan yang lalu, Harry meminjam banyak uang pada pria yang menurut pengakuannya adalah teman lamanya. Sialnya, Harry menjadikan sertifikat rumah milik Eleanor untuk dijadikan jaminan hutang."Harry Walker, buka pintunya!" seru Eleanor tak sabar. Sudah lebih dari lima belas menit menunggu seperti orang bodoh, tapi pria itu masih tidak mau membuka pintu.Jika tidak terpaksa, Eleanor tidak akan menginjakkan kakinya di apartemen pria berengsek ini lagi. Keadaannya sekarang akan sangat sulit. Gajinya hanya 3.800 dollar, dia masih harus mengirimi uang untuk dua adiknya yang masih kuliah di kota lain. Jika dipaksa untuk membayar hutang tiap bulan dengan nominal sebesar 1.800 dollar tiap bulan, dia tentu saja tidak sanggup.Mau tid
"Nona Floretta! Nona Floretta! Anda mau kemana?" Seorang wanita berpakaian baby sitter mengejar seorang anak berusia tujuh tahun yang berlari sangat cepat, begitu pintu mobil terbuka.Siang ini, Floretta minta diantar sang Nenek untuk pergi jalan-jalan. Namun, bocah berusia tujuh tahun itu mencari kesempatan untuk melarikan diri dari mobil saat masih di tengah jalan.Floretta butuh pelampiasan atas kesedihan yang melanda. Kehilangan dua orang tua adalah pukulan terberat dalam hidupnya. Tak ada yang bisa menghibur kesedihan, meskipun semua keluarga Fletcher sudah berusaha sekuat tenaga untuk memberi apapun yang dibutuhkan Floretta Fletcher."Nona Floretta, Anda mau kemana?" Terus memanggil nama gadis kecil tersebut, baby sitter itu sudah ketakutan setengah mati. Takut akan dimarahi oleh Nyonya Besar yang ikut mengejar di belakang.Namun, Floretta mempunyai sepasang kaki yang bisa bergerak sangat cepat. Dia bisa meninggalkan dua manusia dewasa yang berlari jauh di belakang, tertinggal b
"Flow, pamanmu memberi kabar pada Nenek. Malam ini ada baby sitter baru yang akan menemanimu tidur." Nyonya Besar Fletcher berbicara dengan Floretta di meja makan ketika tiba waktu makan malam.Floretta tidak menyahut. Dia hanya menundukkan kepala menekuri piring dan sendok di meja makan. Yang diinginkannya, sang Paman bisa menemani tidur setiap malam. Namun, Aaron sangat sibuk hingga larut. Kadang kala paman tampannya itu harus ke luar kota, tak bisa memenuhi keinginan Floretta.Malam kali ini pun, Aaron Fletcher harus menghadiri undangan makan malam dari salah seorang rekan bisnis. Jadi, mereka hanya bertiga di meja makan."Flow, Nenek tahu kamu ingin ditemani pamanmu, tapi akhir-akhir ini pamanmu sangat sibuk." Nyonya Besar Fletcher mencoba memberi pengertian. Usia tujuh tahun, seharusnya sudah bisa memahami kesibukan orang lain."Iya, aku mengerti." Floretta tak menanggapi lebih jauh. Dia harus terima nasib. Paling-paling hanya harus menangis semalaman karena tidak bisa memejamkan
Hari masih sangat pagi, tapi Eleanor Wilson harus segera pulang untuk menyiapkan diri masuk kerja. Bagaimana pun, pekerjaan di Kantor adalah pekerjaan utama. Dia tidak ingin kehilangan pekerjaan utama demi pekerjaan paruh waktu. Gegas, gadis cantik berambut pirang itu mulai mengemasi barangnya."Kak Elle, apa kamu mau pulang?" tanya Floretta yang baru saja membuka mata. Gadis kecil yang masih berbaring di ranjang itu menatap Eleanor dengan wajah serius."Flow, kamu sudah bangun? Bagaimana tidurmu? Apa aku sangat berisik?" Elle membalas sapaan Flow sambil berkemas. Semalam, gadis kecil itu tidur dengan nyenyak. Flow tidak membiarkan Elle berhenti bercerita tentang perselingkuhan kekasihnya sampai Flow tertidur. Untuk pertama kalinya sejak beberapa bulan ini, Floretta bisa tidur dengan nyenyak."Hmm, aku tidur sangat nyenyak. Terima kasih, Kak," sahut Floretta.Eleanor tersenyum puas. Dia benar-benar sangat bersyukur. Tuhan memberi jalan keluar dari semua masalah yang selama beberapa h
Sebuah mobil sedan Mercedez Benz Maybach S-Class warna hitam melesat menuju Mansion mewah keluarga Fletcher. Aaron yang ada di dalamnya, terlihat tidak sabar untuk sampai rumah. Hari ini adalah hari pertama Floretta kembali sekolah. Dia ingin mendengarkan cerita dari sang Keponakan tercintanya tentang pengalaman di sekolah hari ini. Kebetulan, Aaron tidak ada acara, ada waktu luang untuk menemani Floretta malam ini.Pada saat yang sama, di jalan menuju kompleks Mansion elit milik Keluarga Fletcher, seorang gadis melangkah menyusuri jalanan. Eleanor Wilson yang baru pulang kerja, terburu-buru datang ke rumah mewah tersebut untuk mengerjakan kerjaan paruh waktu yang sudah menunggunya. Mobil sedan mewah itu melewati Eleanor begitu saja. Aaron hanya melirik sekilas, gadis yang berjalan tanpa beban tersebut tanpa ada keinginan untuk memberi tumpangan."Tuan Aaron, bukankah itu Nona Eleanor Wilson?" Edger sang Asisten pribadi memberi tahu. Aaron hanya menoleh sekilas tanpa memberi komentar.