Share

35. Satu atap dengan ibu tiri.

Dewangga memintaku untuk bertemu di tempat kami pernah bertemu setelah jam makan siang. Aku mengiyakan ajakannya mengingat telah lama dia tak memberiku informasi sejak insiden aku mengacaukan acara ulang tahun anak Rahma.

Baru saja memasuki cafe aku sudah mendapati dirinya yang tengah duduk santai sembari menikmati secangkir kopi.

"Maaf aku terlambat. Apa sudah lama menunggu?" sapaku sambil menarik kursi di hadapannya.

"Ya, sudah satu cangkir kopi," balasnya datar. Pria ini terlihat sedikit misterius menurutku, tak banyak omong dan tatapan matanya cukup tajam.

"Maaf," balasku tak enak hati. Semua ini gara-gara Bi Ninis yang tak membangunkanku tepat pada jam yang aku minta karena alasan lupa. Tak biasanya Bi Ninis teledor seperti itu.

"Silakan pesan dulu," tawar Dewangga sebelum aku membuka mulut untuk bertanya.

Aku pun memanggil pelayan untuk memesan minuman saja karena aku sudah makan dari rumah.

"Katakan, ada informasi apa?" tanyaku yang tentu saja penasaran.

"Ini tentang p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status