Share

37. Bunglon.

Semalaman aku terngiang-ngiang ucapan Rahma dan Mas Galuh yang begitu merendahkanku. Selama ini aku tak pernah berpikir untuk memulai bisnis apa pun. Ijazah S1 yang kupunya hanya berakhir di dalam lemari tanpa sempat aku manfaatkan.

Selama menikah, Mas Galuh juga tak pernah memaksa agar aku bekerja. Karena menurutnya seorang istri hanya cukup di rumah mengurus anak dan suami. Aku pikir sikapnya itu karena dia sayang padaku, ternyata aku salah.

Semua itu tak lebih upaya agar aku terus bergantung hidup dengannya dan pasrah saat dia berbuat semena-mena.

Saat sedang berselancar di dunia maya, tiba-tiba muncul di berandaku sebuah undangan untuk demo bakery yang di bagikan oleh salah satu teman di akunku. Entah kenapa aku tertarik.

Tak perlu pikir panjang, aku pun menghubungi nomor yang tertera dan menanyakan lebih detail lagi tentang postingan yang dia buat.

Bak gayung bersambut, aku pun ikut dan langsung mentransfer sejumlah uang untuk pendaftaran, walau sebetulnya aku sedikit ragu mem
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status