Share

Suami dan Anakku Menyesal Setelah Kepergianku
Suami dan Anakku Menyesal Setelah Kepergianku
Penulis: Fathia Rara Adinda

Bab 2

Penulis: Fathia Rara Adinda
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 16:38:26
Sejak awal, aku sudah tahu Lukas tidak mencintaiku.

Selama empat tahun kuliah, semua orang tahu bahwa aku menyukainya.

Sayangnya, dia sudah punya kekasih. Jadi, tentu saja dia tidak pernah peduli padaku.

Menjelang kelulusan, Lisa, wanita yang dia cintai menerima tawaran keluarganya untuk melanjutkan studi ke luar negeri.

Pada hari kepergian Lisa, Lukas datang kepadaku dalam keadaan mabuk.

Dia memelukku dengan mata sayu karena mabuk, tetapi yang dia panggil adalah nama Lisa.

Aku terlalu mencintainya. Meskipun tahu dia salah orang, aku tetap membiarkan dirinya terhanyut dalam gairah sesaat.

Namun itu tetaplah sebuah kesalahan. Keesokan paginya, dia menatapku dengan dingin, melemparkan pakaian ke kakiku dan mengusirku.

Kupikir itu hanya sebuah hubungan sesaat, tapi tak kusangka, aku malah hamil.

Lukas memberiku sebuah pernikahan agar aku bisa melahirkan anak kami dan memberi nama Kendrik.

Mungkin karena dia benar-benar tidak mencintaiku, jadi saat Lisa kembali, dia membiarkan wanita itu terus-menerus menantangku, bahkan membiarkannya datang ke rumahku untuk menjemput Kendrik.

Saat aku histeris mempertanyakan hal ini pada Lukas, bahkan anakku sendiri berpihak padanya.

Dia berkata,

“Ibu, kamu nggak secantik Tante Lisa, juga nggak sebaik dia. Kenapa ibu nggak pergi saja?”

“Kalau ibu pergi, ayah bisa bersama Tante Lisa dan dia bisa menjadi ibuku.”

Kondisiku semakin lemah, mataku hampir tak bisa terbuka.

Aku terkulai lemas di lantai, bahkan tak punya kekuatan untuk berdiri.

Di tengah asap tebal yang mencekik, aku melihat kepala kecil mengintip dari luar pintu.

Anak kecil itu dengan ragu bertanya,

“Tante, kamu butuh bantuan?”

Aku berusaha membuka mata dan melihat seorang anak laki-laki yang kira-kira seusia dengan anakku.

Wajahnya kotor, tetapi matanya bersinar terang di tengah asap.

Tubuhnya kecil, tetapi dia mengerahkan seluruh tenaganya untuk membantuku berdiri dan memapahku keluar perlahan-lahan.

Jalan yang kami tempuh sangat sulit, beberapa kali aku hampir menyerah.

Namun, anak kecil itu terus menyeretku, tak melepaskannya.

Saat kami berhasil keluar dari kobaran api, dia jatuh tersungkur karena kelelahan, tetapi tetap memanggil dokter untukku.

Aku memeluknya dan menangis tak tertahankan.

Dalam perjalanan ke rumah sakit, barulah aku tahu dia sudah tidak punya orang tua, bahkan kakeknya juga meninggal dalam sebuah kebakaran.

Di dalam ambulans, dia menutupi wajah dengan kedua tangannya.

Dia bahkan menangis dalam diam, berusaha keras agar tidak mengganggu orang lain.

Hatiku terasa perih, aku menggenggam tangannya dan bertanya apakah dia mau jika aku mengadopsinya.

Matanya bersinar bahagia, tetapi dia tetap menahan diri dan menggeleng, berkata bahwa dia tidak mau merepotkanku.

Aku tersenyum pahit dan memberitahunya bahwa aku sendiri adalah sebuah masalah besar, jadi tak perlu khawatir merepotkanku.

Kami membuat janji, setelah keluar dari rumah sakit, aku akan mengurus proses adopsinya.

Aku terbaring di rumah sakit selama tiga hari. Karena terlalu banyak menghirup asap, aku kehilangan anak dalam kandunganku.

Selama tiga hari itu, Lukas dan anakku tak pernah sekali pun datang menjengukku, bahkan tak ada satu pun telepon.

Padahal mereka ada di kamar sebelah, sibuk merawat Lisa yang bahkan tidak terluka.

Satu-satunya yang menemaniku adalah anak kecil yang menyelamatkanku.

Namanya adalah Charles, itu nama yang diberikan oleh ayahnya. Jika aku bersedia mengadopsinya, dia bersedia untuk mengganti nama.

Aku mengelus kepalanya dan menolak dengan lembut,

“Aku akan mengadopsimu, tapi kamu nggak perlu mengganti namamu. Kamu bisa bebas melakukan apa pun yang kamu suka, nggak perlu memaksakan diri, ya?”

Charles tersenyum lebar, matanya melengkung bahagia. Dengan manja, dia menggesekkan kepalanya ke lenganku dan dengan suara manis mengucapkan, “Terima kasih.”

Dua kata terima kasih itu sudah lama sekali tidak kudengar.

Dulu, Lukas dan anakku hanya selalu mengeluh dan menganggapku merepotkan, mereka tak pernah mengucapkan terima kasih padaku.

Aku tersentuh dan memeluk Charles. Akhirnya aku bisa tersenyum lagi setelah sekian lama.

Aku bertemu dengan Lukas dan anakku di koridor.

Baru saja selesai menjalani prosudur aborsi, Charles dengan hati-hati memapahku berjalan kembali ke kamar.

Saat kami berbelok di sudut, kami bertemu Lukas dan anakku yang sedang memapah Lisa.

Mereka terlihat begitu akrab, seperti keluarga yang bahagia.

Kupikir aku akan sangat terluka, tetapi ternyata aku merasa biasa saja.

Aku hanya berjalan melewati mereka dengan tenang.

Namun, Lukas tak bisa menahan diri dan memanggilku.

Aku menoleh dan melihat secercah kekhawatiran di matanya.

Dia bertanya,

“Erni, kami nggak terluka, ‘kan?”

Aku hampir tertawa.

Tentu saja tidak, hanya saja asmaku kambuh dan aku hampir mati tercekik asap.

Kepalaku juga terluka dan dijahit, sekarang masih dibalut perban, tapi entah kenapa dia seakan buta dan tidak menyadarinya.

Dan satu hal lagi, aku kehilangan bayi dalam kandunganku. Tapi mungkin itu justru lebih baik, karena anak itu akan punya ayah dan kakak yang begitu dingin. Mungkin ini adalah sebuah keberuntungan.

Melihat aku tak menjawab, tatapan Lukas perlahan beralih ke perutku.

Melihat perutku yang kini rata, dia tersenyum mengejek.

“Erni, aku mengira kamu benar-benar hamil. Ternyata Kendrik benar, kamu hanya egois dan ingin menipuku agak menyelamatkanmu dulu.”

Kendirk juga ada di sana, menatapku dengan penuh kebencian.
Komen (2)
goodnovel comment avatar
uinekekandi
Cerita ini sangat marah
goodnovel comment avatar
rini
cerpen yg ku baca kok pada mirip2 kisahnya siih trus masa ada anak yg membenci ortunya hanya Krn ibunya ga cantik ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suami dan Anakku Menyesal Setelah Kepergianku   Bab 3

    Sampai titik ini, penjelasan sudah tidak ada gunanya lagi.Aku mengangguk pelan.“Terserah kalian mau berpikir apa. Kalian pasti kecewa melihat aku masih hidup, ‘kan?”“Tapi nggak masalah … ”Aku menatap mata Lukas yang tetap tenang tanpa gelombang.“Lukas, kita cerai saja.”“Aku akan membebaskanmu, biar kamu bisa mengejar cinta sejatimu.”Aku lalu beralih menatap Kendrik.“Dan kamu juga, seperti yang kamu inginkan, aku nggak akan menjadi ibumu lagi.”Melihat wajah mereka yang terkejut, aku tersenyum pelan.Betapa leganya, akhirnya kita semua terbebas.Aku berbalik ingin pergi, tetapi Lukas meraih pergelangan tanganku.Suaranya sedikit bergetar.“Erni, apa maksudmu? Hanya karena aku menyelamatkan Lisa dulu, kamu mau menceraikanku?”“Kamu bahkan nggak terluka, kamu juga nggak benar-benar hamil. Aku belum sempat menyalahkanmu, malah kamu yang meminta cerai denganku? Haruskah begitu?”Aku malas berdebat, hanya diam dan berusaha melepaskan diri.Namun cengkeramannya semakin erat, hingga pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Suami dan Anakku Menyesal Setelah Kepergianku   Bab 4

    Aku mengangkat bahu dengan acuh tak acuh.“Tentu saja operasi aborsi.”Mendengar aku mengatakannya dengan begitu enteng, mata Lukas mulai memerah.Dia berusaha keras menahan emosinya, mencoba tetap tenang.Namun ketika bicara, tetap saja terdengar rasa sakit dari suaranya.“Erni, kenapa kamu menggugurkan anak kita? Kenapa?”Seketika, aku memandangnya seolah dia orang bodoh.“Kenapa? Lukas, kamu seorang petugas pemadam kebakaran. Kamu nggak tahu berapa banyak gas beracun dalam asap itu?”“Aku sudah memberitahumu kalau aku sedang hamil, tapi kamu tetap memberikan masker itu ke Lisa. Sekarang kamu bertanya kenapa padaku? Apa kamu pura-pura bodoh?”Aku tak ingin melihatnya lagi, bahkan sedetik lebih lama pun membuatku mual.Tangan Lukas bergetar, ingin memelukku, tapi tiba-tiba Lisa memegang kepalanya dan dengan lemah jatuh ke arah Lukas. Tepat jatuh di pelukannya.Tangan yang tadinya hendak meraihku dengan cepat ditarik kembali untuk menahan tubuh Lisa.Lisa memandangku dengan lemah, tam

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Suami dan Anakku Menyesal Setelah Kepergianku   Bab 5

    Lukas yang biasanya tenang dan terkendali pun mulai panik. Dia mencoba meraih tanganku, tetapi aku langsung menghindar, membuatnya hanya menangkap udara kosong.Mungkin dia tak pernah membayangkan aku akan menolak sentuhannya, sehingga wajahnya dipenuhi ketidakpercayaan.Suaranya sedikit gemetar, menandakan bahwa dia tengah berusaha keras menahan amarah.“Erni, kamu benar-benar sudah memikirkannya dengan matang?”“Kalau kita bercerai, Kendrik akan ikut denganku dan kamu nggak boleh bertemu dengannya lagi!”Aku menundukkan kepala, tanpa menunjukkan emosi apapun di wajahku.“Iya, lagipula kalau Lisa menjadi ibunya, Kendrik juga nggak akan mau bertemu denganku lagi.”Yang tak kusangka, tiba-tiba Kendrik menangis dan memelukku.“Bu, bukan begitu. Aku hanya nggak suka kamu mengaturku, aku nggak mau Tante Lisa menjadi ibuku.”Bagaimanapun, dia adalah anak kandungku. Setelah ragu sejenak, aku akhirnya memeluknya dengan lembut.Dia menangis tersedu-sedu dalam pelukanku, dua tangannya menggengg

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Suami dan Anakku Menyesal Setelah Kepergianku   Bab 6

    “Baiklah, aku akan menunggumu di kantor catatan sipil tiga hari lagi.”Aku turun dari mobil bersama Charles, sementara Kendrik dengan mata berkaca-kaca mencoba mengejar kami, tetapi Lukas menahannya.Dia meronta dan menangis, memohon agar aku membawanya pergi.“Ibu, aku salah. Tolong jangan tinggalkan aku.”“Aku nggak mau main game lagi, aku juga nggak mau mainan itu lagi. Ibu, tolong jangan pergi.”Pintu mobil tertutup dengan keras dan melalui jendela, aku melihat Kendrik yang masih ditahan oleh Lukas.Charles perlahan meremas tanganku.“Kenapa?”Tanyaku dengan suara setenang mungkin, sambil menunduk.Namun, suara serakku menandakan aku hampir menangis.Dia berjinjit, mengelus kepalaku dengan lembut.“Ibu, jangan sedih. Aku janji akan menjadi anak yang baik.”Akhirnya, aku tak bisa menahan diri lagi dan mulai menangis pelan sambil menutupi wajahku.Dulu, aku telah memberikan segalanya tanpa syarat. Jadi, saat harus menarik kembali perasaanku, rasanya seperti ada bagian diriku yang ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Suami dan Anakku Menyesal Setelah Kepergianku   Bab 7

    Charles dengan bangga mengangkat pergelangan tangannya yang mengenakan jam tangan telepon.“Ibu, aku sudah kirim lokasi ke Chelsy tadi, makanya Paman Michael bisa datang secepat ini.”Michael tersipu malu, mengusap kepala Charles dan diam-diam mengedipkan mata kepadanya di belakangku.Aku tak bisa menahan tawa.Ternyata, rasanya menyenangkan sekali diperhatikan seperti ini.Karena takut aku kehujanan, Michael bahkan melepas jaketnya dan menaruhnya di kepalaku. Dengan satu tangan lainnya melindungiku sambil mengantarku ke dalam mobil.Di kursi belakang, aku memperhatikan Charles dan Michael bercanda dan mataku mulai berkaca-kaca.Setibanya di depan apartemen, Michael bersikeras membantu membawa kantong belanjaan ke atas.Aku tak menolak, Charles berjalan di antara kami, tangannya menggenggam tangan kami berdua.Melihat bayangan kami di genangan air, tiba-tiba aku merasa hidup bertiga seperti ini juga cukup bahagia.Kami bersenda gurau sambil naik ke lantai atas. Namun, begitu keluar dar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Suami dan Anakku Menyesal Setelah Kepergianku   Bab 8

    Namun, Lukas sama sekali tidak bergerak. Dalam ingatakanku, dia selalu tenang, tapi saat ini tiba-tiba meledak marah.Dengan penuh amarah, dia menarik kerah baju Michael dan memukulnya dengan keras.“Pergi! Ini urusan keluargaku. Kamu nggak punya hak untuk mengusirku!”Melihat sikapnya yang tak masuk akal, aku benar-benar tak bisa menahannya lagi.“Plak,” terdengar suara tamparan yang membuat suasana menjadi sunyi.Lukas menutup wajahnya, menatapku dengan ekspresi tak percaya.Aku melangkah maju, menggenggam tangan Michael.Lalu tersenyum menatap Lukas.“Aku lupa memperkenalkannya, dia Michael, pacarku.”“Jadi, kurasa dia punya hak untuk mengusirmu.”Lukas menutup mata dengan tangannya, menangis seperti anak kecil di hadapanku.Dulu setelah bercerai, aku sering membayangkan adegan Lukas menyesal.Namun sekarang, melihat dia begitu terpuruk, aku tidak merasa puas seperti yang pernah kubayangkan.Mungkin karena aku sudah benar-benar tidak peduli, sehingga apapun yang terjadi tidak lagi m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Suami dan Anakku Menyesal Setelah Kepergianku   Bab 1

    Di tengah kobaran api, aku hanya bisa melihat suamiku dengan cemas menggendong wanita lain dan berlari keluar.Sedangkan anak yang kulahirkan dengan susah payah, malah dengan perhatian mengiringi mereka, khawatir wanita itu akan jatuh, bahkan sesekali menopangnya.Hingga akhir, mereka tidak menoleh ke arahku.Hatiku terasa perih. Padahal aku adalah keluarga mereka, tetapi di saat genting, mereka tanpa ragu meninggalkanku.Setengah jam sebelumnya, Lisa mengetuk pintu rumah kami, ingin mengajak anakku keluar untuk merayakan ulang tahunnya.Dengan wajah dingin, aku menolak. Kendrik, anakku yang sedang mengerjakan PR di kamarnya, mendengar suara itu. Dia langsung berlari keluar, memaksa membuka pintu dan dengan wajah bahagia menarik tangan wanita itu keluar.Hatiku sangat hancur, tetapi aku bersikeras mencoba menghentikannya.Namun, anakku malah menggigit lenganku dengan keras, menunjukkan kebencian di tatapannya.“Kenapa ibu melarangku pergi dengan Tante Lisa?”“Kalau nggak ada ibu, Tante

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Suami dan Anakku Menyesal Setelah Kepergianku   Bab 2

    Sejak awal, aku sudah tahu Lukas tidak mencintaiku.Selama empat tahun kuliah, semua orang tahu bahwa aku menyukainya.Sayangnya, dia sudah punya kekasih. Jadi, tentu saja dia tidak pernah peduli padaku.Menjelang kelulusan, Lisa, wanita yang dia cintai menerima tawaran keluarganya untuk melanjutkan studi ke luar negeri.Pada hari kepergian Lisa, Lukas datang kepadaku dalam keadaan mabuk.Dia memelukku dengan mata sayu karena mabuk, tetapi yang dia panggil adalah nama Lisa.Aku terlalu mencintainya. Meskipun tahu dia salah orang, aku tetap membiarkan dirinya terhanyut dalam gairah sesaat.Namun itu tetaplah sebuah kesalahan. Keesokan paginya, dia menatapku dengan dingin, melemparkan pakaian ke kakiku dan mengusirku.Kupikir itu hanya sebuah hubungan sesaat, tapi tak kusangka, aku malah hamil.Lukas memberiku sebuah pernikahan agar aku bisa melahirkan anak kami dan memberi nama Kendrik.Mungkin karena dia benar-benar tidak mencintaiku, jadi saat Lisa kembali, dia membiarkan wanita itu t

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Suami dan Anakku Menyesal Setelah Kepergianku   Bab 8

    Namun, Lukas sama sekali tidak bergerak. Dalam ingatakanku, dia selalu tenang, tapi saat ini tiba-tiba meledak marah.Dengan penuh amarah, dia menarik kerah baju Michael dan memukulnya dengan keras.“Pergi! Ini urusan keluargaku. Kamu nggak punya hak untuk mengusirku!”Melihat sikapnya yang tak masuk akal, aku benar-benar tak bisa menahannya lagi.“Plak,” terdengar suara tamparan yang membuat suasana menjadi sunyi.Lukas menutup wajahnya, menatapku dengan ekspresi tak percaya.Aku melangkah maju, menggenggam tangan Michael.Lalu tersenyum menatap Lukas.“Aku lupa memperkenalkannya, dia Michael, pacarku.”“Jadi, kurasa dia punya hak untuk mengusirmu.”Lukas menutup mata dengan tangannya, menangis seperti anak kecil di hadapanku.Dulu setelah bercerai, aku sering membayangkan adegan Lukas menyesal.Namun sekarang, melihat dia begitu terpuruk, aku tidak merasa puas seperti yang pernah kubayangkan.Mungkin karena aku sudah benar-benar tidak peduli, sehingga apapun yang terjadi tidak lagi m

  • Suami dan Anakku Menyesal Setelah Kepergianku   Bab 7

    Charles dengan bangga mengangkat pergelangan tangannya yang mengenakan jam tangan telepon.“Ibu, aku sudah kirim lokasi ke Chelsy tadi, makanya Paman Michael bisa datang secepat ini.”Michael tersipu malu, mengusap kepala Charles dan diam-diam mengedipkan mata kepadanya di belakangku.Aku tak bisa menahan tawa.Ternyata, rasanya menyenangkan sekali diperhatikan seperti ini.Karena takut aku kehujanan, Michael bahkan melepas jaketnya dan menaruhnya di kepalaku. Dengan satu tangan lainnya melindungiku sambil mengantarku ke dalam mobil.Di kursi belakang, aku memperhatikan Charles dan Michael bercanda dan mataku mulai berkaca-kaca.Setibanya di depan apartemen, Michael bersikeras membantu membawa kantong belanjaan ke atas.Aku tak menolak, Charles berjalan di antara kami, tangannya menggenggam tangan kami berdua.Melihat bayangan kami di genangan air, tiba-tiba aku merasa hidup bertiga seperti ini juga cukup bahagia.Kami bersenda gurau sambil naik ke lantai atas. Namun, begitu keluar dar

  • Suami dan Anakku Menyesal Setelah Kepergianku   Bab 6

    “Baiklah, aku akan menunggumu di kantor catatan sipil tiga hari lagi.”Aku turun dari mobil bersama Charles, sementara Kendrik dengan mata berkaca-kaca mencoba mengejar kami, tetapi Lukas menahannya.Dia meronta dan menangis, memohon agar aku membawanya pergi.“Ibu, aku salah. Tolong jangan tinggalkan aku.”“Aku nggak mau main game lagi, aku juga nggak mau mainan itu lagi. Ibu, tolong jangan pergi.”Pintu mobil tertutup dengan keras dan melalui jendela, aku melihat Kendrik yang masih ditahan oleh Lukas.Charles perlahan meremas tanganku.“Kenapa?”Tanyaku dengan suara setenang mungkin, sambil menunduk.Namun, suara serakku menandakan aku hampir menangis.Dia berjinjit, mengelus kepalaku dengan lembut.“Ibu, jangan sedih. Aku janji akan menjadi anak yang baik.”Akhirnya, aku tak bisa menahan diri lagi dan mulai menangis pelan sambil menutupi wajahku.Dulu, aku telah memberikan segalanya tanpa syarat. Jadi, saat harus menarik kembali perasaanku, rasanya seperti ada bagian diriku yang ter

  • Suami dan Anakku Menyesal Setelah Kepergianku   Bab 5

    Lukas yang biasanya tenang dan terkendali pun mulai panik. Dia mencoba meraih tanganku, tetapi aku langsung menghindar, membuatnya hanya menangkap udara kosong.Mungkin dia tak pernah membayangkan aku akan menolak sentuhannya, sehingga wajahnya dipenuhi ketidakpercayaan.Suaranya sedikit gemetar, menandakan bahwa dia tengah berusaha keras menahan amarah.“Erni, kamu benar-benar sudah memikirkannya dengan matang?”“Kalau kita bercerai, Kendrik akan ikut denganku dan kamu nggak boleh bertemu dengannya lagi!”Aku menundukkan kepala, tanpa menunjukkan emosi apapun di wajahku.“Iya, lagipula kalau Lisa menjadi ibunya, Kendrik juga nggak akan mau bertemu denganku lagi.”Yang tak kusangka, tiba-tiba Kendrik menangis dan memelukku.“Bu, bukan begitu. Aku hanya nggak suka kamu mengaturku, aku nggak mau Tante Lisa menjadi ibuku.”Bagaimanapun, dia adalah anak kandungku. Setelah ragu sejenak, aku akhirnya memeluknya dengan lembut.Dia menangis tersedu-sedu dalam pelukanku, dua tangannya menggengg

  • Suami dan Anakku Menyesal Setelah Kepergianku   Bab 4

    Aku mengangkat bahu dengan acuh tak acuh.“Tentu saja operasi aborsi.”Mendengar aku mengatakannya dengan begitu enteng, mata Lukas mulai memerah.Dia berusaha keras menahan emosinya, mencoba tetap tenang.Namun ketika bicara, tetap saja terdengar rasa sakit dari suaranya.“Erni, kenapa kamu menggugurkan anak kita? Kenapa?”Seketika, aku memandangnya seolah dia orang bodoh.“Kenapa? Lukas, kamu seorang petugas pemadam kebakaran. Kamu nggak tahu berapa banyak gas beracun dalam asap itu?”“Aku sudah memberitahumu kalau aku sedang hamil, tapi kamu tetap memberikan masker itu ke Lisa. Sekarang kamu bertanya kenapa padaku? Apa kamu pura-pura bodoh?”Aku tak ingin melihatnya lagi, bahkan sedetik lebih lama pun membuatku mual.Tangan Lukas bergetar, ingin memelukku, tapi tiba-tiba Lisa memegang kepalanya dan dengan lemah jatuh ke arah Lukas. Tepat jatuh di pelukannya.Tangan yang tadinya hendak meraihku dengan cepat ditarik kembali untuk menahan tubuh Lisa.Lisa memandangku dengan lemah, tam

  • Suami dan Anakku Menyesal Setelah Kepergianku   Bab 3

    Sampai titik ini, penjelasan sudah tidak ada gunanya lagi.Aku mengangguk pelan.“Terserah kalian mau berpikir apa. Kalian pasti kecewa melihat aku masih hidup, ‘kan?”“Tapi nggak masalah … ”Aku menatap mata Lukas yang tetap tenang tanpa gelombang.“Lukas, kita cerai saja.”“Aku akan membebaskanmu, biar kamu bisa mengejar cinta sejatimu.”Aku lalu beralih menatap Kendrik.“Dan kamu juga, seperti yang kamu inginkan, aku nggak akan menjadi ibumu lagi.”Melihat wajah mereka yang terkejut, aku tersenyum pelan.Betapa leganya, akhirnya kita semua terbebas.Aku berbalik ingin pergi, tetapi Lukas meraih pergelangan tanganku.Suaranya sedikit bergetar.“Erni, apa maksudmu? Hanya karena aku menyelamatkan Lisa dulu, kamu mau menceraikanku?”“Kamu bahkan nggak terluka, kamu juga nggak benar-benar hamil. Aku belum sempat menyalahkanmu, malah kamu yang meminta cerai denganku? Haruskah begitu?”Aku malas berdebat, hanya diam dan berusaha melepaskan diri.Namun cengkeramannya semakin erat, hingga pe

  • Suami dan Anakku Menyesal Setelah Kepergianku   Bab 2

    Sejak awal, aku sudah tahu Lukas tidak mencintaiku.Selama empat tahun kuliah, semua orang tahu bahwa aku menyukainya.Sayangnya, dia sudah punya kekasih. Jadi, tentu saja dia tidak pernah peduli padaku.Menjelang kelulusan, Lisa, wanita yang dia cintai menerima tawaran keluarganya untuk melanjutkan studi ke luar negeri.Pada hari kepergian Lisa, Lukas datang kepadaku dalam keadaan mabuk.Dia memelukku dengan mata sayu karena mabuk, tetapi yang dia panggil adalah nama Lisa.Aku terlalu mencintainya. Meskipun tahu dia salah orang, aku tetap membiarkan dirinya terhanyut dalam gairah sesaat.Namun itu tetaplah sebuah kesalahan. Keesokan paginya, dia menatapku dengan dingin, melemparkan pakaian ke kakiku dan mengusirku.Kupikir itu hanya sebuah hubungan sesaat, tapi tak kusangka, aku malah hamil.Lukas memberiku sebuah pernikahan agar aku bisa melahirkan anak kami dan memberi nama Kendrik.Mungkin karena dia benar-benar tidak mencintaiku, jadi saat Lisa kembali, dia membiarkan wanita itu t

  • Suami dan Anakku Menyesal Setelah Kepergianku   Bab 1

    Di tengah kobaran api, aku hanya bisa melihat suamiku dengan cemas menggendong wanita lain dan berlari keluar.Sedangkan anak yang kulahirkan dengan susah payah, malah dengan perhatian mengiringi mereka, khawatir wanita itu akan jatuh, bahkan sesekali menopangnya.Hingga akhir, mereka tidak menoleh ke arahku.Hatiku terasa perih. Padahal aku adalah keluarga mereka, tetapi di saat genting, mereka tanpa ragu meninggalkanku.Setengah jam sebelumnya, Lisa mengetuk pintu rumah kami, ingin mengajak anakku keluar untuk merayakan ulang tahunnya.Dengan wajah dingin, aku menolak. Kendrik, anakku yang sedang mengerjakan PR di kamarnya, mendengar suara itu. Dia langsung berlari keluar, memaksa membuka pintu dan dengan wajah bahagia menarik tangan wanita itu keluar.Hatiku sangat hancur, tetapi aku bersikeras mencoba menghentikannya.Namun, anakku malah menggigit lenganku dengan keras, menunjukkan kebencian di tatapannya.“Kenapa ibu melarangku pergi dengan Tante Lisa?”“Kalau nggak ada ibu, Tante

  • Suami dan Anakku Menyesal Setelah Kepergianku   Bab 8

    Namun, Lukas sama sekali tidak bergerak. Dalam ingatakanku, dia selalu tenang, tapi saat ini tiba-tiba meledak marah.Dengan penuh amarah, dia menarik kerah baju Michael dan memukulnya dengan keras.“Pergi! Ini urusan keluargaku. Kamu nggak punya hak untuk mengusirku!”Melihat sikapnya yang tak masuk akal, aku benar-benar tak bisa menahannya lagi.“Plak,” terdengar suara tamparan yang membuat suasana menjadi sunyi.Lukas menutup wajahnya, menatapku dengan ekspresi tak percaya.Aku melangkah maju, menggenggam tangan Michael.Lalu tersenyum menatap Lukas.“Aku lupa memperkenalkannya, dia Michael, pacarku.”“Jadi, kurasa dia punya hak untuk mengusirmu.”Lukas menutup mata dengan tangannya, menangis seperti anak kecil di hadapanku.Dulu setelah bercerai, aku sering membayangkan adegan Lukas menyesal.Namun sekarang, melihat dia begitu terpuruk, aku tidak merasa puas seperti yang pernah kubayangkan.Mungkin karena aku sudah benar-benar tidak peduli, sehingga apapun yang terjadi tidak lagi m

DMCA.com Protection Status