Beranda / Pernikahan / Suami Tak Sempurna / Episode 70. Pergi Sekolah

Share

Episode 70. Pergi Sekolah

Penulis: Sun Shine
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Hana keluar dari kamarnya dan langsung menuju kamar Green. Dia sudah memakai seragam. Dan tas ransel sekolah sudah bergantung di pundaknya. Dia lalu mengetuk pintu.

"Green!" panggilnya.

Pak Bian membuka pintu dan keluar dari kamar. "Nona, Tuan Green sedang berganti pakaian."

"Oh, ya sudah. Pak Bian tolong bilang ke dia supaya agak lebih cepat biar sempat sarapan. Aku tunggu di ruang makan."

"Baik, Nona."

Hana pun turun ke lantai bawah menuju ruang makan.

"Pagi, Pa, Ma," sapa Hana pada Anton dan Jihan.

"Pagi juga, Sayang," sahut Jihan. Anton hanya tersenyum menyambut putrinya. Mereka berdua sudah terlebih dahulu memulai sarapan.

Hana duduk dan mulai makan sarapan miliknya.

"Hari ini dia mulai sekolah?" tanya Anton membuka pembicaraan.

"Iya, Pa," jawab Hana singkat.

 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
amin udin
kecewa. critanya terputus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suami Tak Sempurna   Episode 71. Impulsif

    Salah seorang siswi mengangkat tangannya. "Pak, mau tanya, apa dia sudah punya pacar?" tanyanya dengan nada genit mendayu."Huuuu!" Semua bersorak mengejeknya."Woy, tanya Sartika kan bisa! Mesti banget ya nanya sama guru!" sahut temannya."Atau sama orangnya langsung kalau berani!" timpal yang lain. Suasana menjadi riuh.Green mendesah pelan. Entah sudah ke berapa kali dia pindah sekolah. Hal seperti ini sudah biasa, bahkan selalu disertai dengan pertanyaan konyol yang sama. Green mengedarkan pandangannya sebentar. Wajah penuh kagum dengan rasa ingin tahu dari kaum Hawa dan rasa iri serta cemburu dari kaum Adam, bisa terlihat dengan begitu jelas."Sudah, tenang semuanya! Jangan ada yang ribut!" hardik guru wali kelas. "Yang perlu kalian ketahui, Green memiliki penyakit epilepsi dan sedang masa pengobatan. Diharapkan kalian semua, anak didik bapak sekalian, memiliki sikap yang ba

  • Suami Tak Sempurna   Episode 72. Sikap Wali Kelas

    Melihat Hana tidak lagi menentang, Green perlahan kembali menundukkan kepalanya. "Hana, jangan karena demi Sartika, kamu tidak memedulikan kepentingan bersama. Anak baru itu cacat, suasana belajar dan mengajar di kelas kita pasti akan terganggu nantinya." Seseorang kembali menimpali. Hana langsung menoleh padanya dan melemparkan tatapan tidak suka, membuat siswa itu terdiam. Tetapi yang lain kembali riuh, apalagi penjelasan Marcell tadi sepertinya menunjukkan bahwa ia setuju pada mereka. "Sudah, tenang semuanya!" hardik wali kelas kembali. Semua murid kembali hening. "Tidak ada peraturan sekolah yang melarang murid seperti Green untuk bersekolah di sini. Jika ada yang keberatan, silakan pindah dari sekolah ini." Wali kelas itu berucap tegas sekaligus tenang tanpa emosi. Hah? Hampir semua murid terpelongok karena tidak percaya akan apa yang baru saja mereka dengar tadi.

  • Suami Tak Sempurna   Episode 73. Hana-nya Memang Baik

    Pada akhirnya, permintaan Sartika tidak dipenuhi oleh guru wali kelas mereka. Hana tampak lesu melihat Green duduk di depan tanpa teman sebangku. Nanti saat Veronika datang, apa yang akan terjadi? Veronika mungkin syok atau mungkin akan mengejek Green habis-habisan."Huh..! Mudah-mudahan saja Veronika benar pindah sekolah," gumam Hana pelan.Marcell melirik Hana dan bisa menyimpulkan jika Hana peduli pada murid baru. Bibirnya sedikit melengkung membentuk senyuman halus. Menurutnya Hana lumayan baik karena peduli pada anak cacat yang hanyalah sepupu sahabatnya.Di depan, Green berkeringat saat ibu guru datang menghampiri dan melihat hasil pekerjaannya. Kening guru itu sedikit mengerut."Mana yang kamu tidak mengerti?" tanya guru itu dengan suara rendah dan lembut.'Aku tidak mengerti semuanya, Bu.' Green menahan napas, dia tidak mungkin berkata begitu, bukan?

  • Suami Tak Sempurna   Episode 74. Tidak tersenyum

    Saat makan, Hana merasa tidak nyaman di dalam hati. Bukan karena Marcell yang sedari tadi hanya diam menyantap makanannya, tetapi karena Green. Tadi pagi Green mendapat penolakan keras dari semua murid, bahkan dilabeli sebagai orang cacat. Akan lebih baik jika sekarang ia berada di samping Green dan menghiburnya. Tetapi, lihatlah, sekarang dia malah makan bersama Marcell.Sebenarnya Hana tidak perlu merasa bersalah, bukan? Tetapi entah kenapa dia merasa tidak nyaman."Ada apa?" Marcell bertanya pada Hana yang berwajah agak muram."Ah! Tidak apa-apa." Hana memasang senyum manis.Marcell berpikir, sejak malam acara perluncuran film, Hana telah berubah. Sampai sekarang pun Hana masih belum kembali bersikap seperti semula, di mana dia selalu menempel pada Marcell. Hana tampak seperti terus menjaga jarak darinya. Walaupun Hana tampak menyambutnya jika dia mendekat, tetapi untuk seorang perempuan yang sela

  • Suami Tak Sempurna   Episode 75. Keras Kepala?

    "Aku buru-buru, Green. Marcell sudah menunggu di bawah.""Marcell?" ucap Green pelan, raut cemburu terlihat jelas di wajahnya saat ini, sayangnya Hana tidak memiliki waktu untuk melihatnya.Tanpa menanggapi, Hana langsung meninggalkannya. Green diam di tempat, memandang punggung Hana yang sedang menuruni tangga dengan bergegas.Di bawah, Jihan memberikan acungan jempol pada Hana. "Kamu cantik sekali!" bisiknya bersemangat. "Cepatlah ke ruang depan, Marcell akan bosan kalau menunggu lebih lama."Hana mengangguk pada ibunya lalu pergi ke ruang depan. Di sana ia mendapati Marcell dan ayahnya sedang bercakap-cakap. Marcell menatap Hana yang terlihat lebih lembut dengan riasan tipis, dan gaun semi formal berwarna merah muda. Menurut Marcell itu cukup cantik, tetapi tentu ia tidak akan memujinya. Dia hanya akan menyimpannya di dalam hati. Lalu Marcell dan Hana pamit berangkat."Jaga pu

  • Suami Tak Sempurna   Episode 76. Kembali Tertantang

    Begitu Marcell dan Hana memasuki ruangan itu, bunyi riuh pun terdengar seperti sedang merayakan tahun baru. Mereka memecahkan balon dan itu membuat bising."Selamat, Marcell!" ucap mereka ceria dan bersemangat."Selamat, ya!"Wajah Marcell merengut sedangkan Hana merasa takjub pada dekorasi ruangan yang terlihat ramai dan lucu."Kekanakan sekali!" ketus Marcell."Hei Marcell, kamu kan memang masih kecil!" Semua tertawa."Ini perayaan untukmu?" Hana bertanya pada Marcell.Seseorang menyahut dengan bangga. "Iya, ini perayaan untuk Marcell. Dia memenangkan pertandingan balap mobil yang digelar oleh Y*maha di Singapore Sabtu lalu."Itu adalah pertandingan resmi! Mata Hana melebar. Apa ini? Kenapa dia baru tahu? Begitu banyak penjelasan tentang Marcell di internet kenapa tidak ada yang menyebutkan tentang hal penting seper

  • Suami Tak Sempurna   Episode 77. Membatasi

    Green melihat layar dan mendapati panggilannya telah dimatikan."Pak Bian, ini ponselnya. Terima kasih," ucap Green dengan suara lemah. Pak Bian menerima ponsel itu tanpa berkata-kata. Ia mengamati Green saat ini terlihat lebih sedih setelah bertelepon."Apa Nona Hana akan segera pulang, Tuan?" Pak Bian bertanya.Green menggeleng. "Aku tidak tahu, Pak. Aku harus tidur sekarang juga. Kalau tidak, Hana akan semakin marah," jelasnya dengan suara parau putus asa.Akan semakin marah? Pak Bian pun tahu apa yang membuat Green lebih bersedih setelah bertelepon, itu karena nona-nya memarahinya."Apa tadi Nona Hana marah pada Tuan?" Pak Bian mencoba memastikan."Iya, dia marah..""Tentu saja Nona marah. Itu karena Tuan mengganggu kencan Nona Hana dan Tuan Marcell. Itu sebabnya tadi saya agak enggan meminjamkan ponsel saya pada Tuan," lugas Pak Bian

  • Suami Tak Sempurna   Episode 78. Tugas Green

    Sudah beberapa hari Green bersekolah di Williams High School 21. Dan beberapa hari itu sudah cukup untuk menghabiskan kesabaran teman kelompok belajar Green. Saat ini kelas mereka sedang belajar kelompok. Dan tentu saja, Green tidak bisa memberikan sumbangsih apa pun dalam mengerjakan soal di kelompoknya."Veronika tidak ada dan si goblok satu ini sama sekali tidak membantu!" keluh seorang siswa di kelompok mereka. Yang lain menatap tidak suka pada Green. Veronika adalah ketua kelompok mereka. Dia lebih pintar dari mereka semua, sayangnya sudah hampir dua minggu Veronika tidak masuk sekolah, itu sebabnya mereka semakin kesal akan keberadaan Green yang jauh lebih bodoh dari mereka semua di kelompok itu.Green memilih menunduk saja, karena si goblok yang dimaksud adalah dirinya."Hei goblok! Lihat aku!" ucap siswa satu lagi.Green mengangkat wajahnya perlahan menatap siswa itu."Ka

Bab terbaru

  • Suami Tak Sempurna   Terima Kasih ^^ ❤️

    Halo, novel Suami Tak Sempurna sudah tamat.Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua Readers. Terima kasih karena Readers sekalian selalu mendukung novel ini dengan memberikan Vote, komentar dan ulasan bintang 5. Dukungan Readers membuat saya bersemangat untuk menulis.Untuk kelanjutan Green dan Hana, apakah ada kelanjutan lagi, Itu saya masih belum bisa memutuskannya. Saya harap Readers sekalian yang berharap buku baru untuk lanjutan, tidak merasa kecewa. Alasannya karena saya masih mau berfokus untuk menulis novel "Terlambat Mencintai Lisa." Dan novel baru lagi yang berjudul Kematian Tagis Sang Putri (yang ini novel fantasi, masih lama lagi dirilis karena outline belum saya buat).Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih. Semoga Readers sekalian sehat selalu. ^^ ❤️

  • Suami Tak Sempurna   Episode 240. TAMAT

    "Rafa, lihat pengantin sudah tiba!" seru Sartika dengan riang.Sartika memeluk Hana. "Kamu cantik sekali, Hana.""Terima kasih, Sartika. Kamu juga cantik hari ini," balas Hana tersenyum hangat."Waw! Kak Green sudah persis seperti pangeran!" seru Rafa dengan tatapan takjub. Green tersenyum lebar mendengarnya."Kamu bisa saja, Rafa!" ucap Green sambil mengusap pelan rambut Rafa. Karena rambut Rafa sangat rapi hari ini."Kak Hana juga seperti tuan putri!" seru Rafa ketika matanya beralih pada Hana."Rafa kamu juga sangat tampan memakai tuxedo itu!" puji Hana.Rafa tersenyum malu saat giliran dirinya yang dipuji."Rafa, kamu pasti akan menjadi pemuda yang tampan ketika besar nanti," ucap Reyhans memuji dengan tulus."Terima kasih, Kek. Kakek juga sellau tampan!" ucap Rafa tersenyum manis sambil mengacungkan jempol. Reyhans, Anton, Jihan, kedua orang tua Rafa, dan juga Sartika, terkekeh melihat tingkah lucu Rafa."Rafa adalah anak yang baik!" ucap Anton. Budi dan Mirna tersenyum manis men

  • Suami Tak Sempurna   Episode 239. Sungguh Terharu

    Setelah peristiwa pembelian PT. Andalan Winata lalu disusul di mana perusahaan itu dengan mudahnya kembali stabil, keluarga besar Winata selalu mencoba berbagai cara untuk bisa berkomunikasi dengan Green dan Hana. Mereka sungguh penasaran pada Green!Saat Anton memberi tahu mereka siapa Green sebenarnya, jantung mereka seolah meletup mendengarnya. Mereka semakin menggebu-gebu dan tak sabar ingin bertemu dengan Green dan Hana, tetapi mereka sulit melakukannya. Mereka mencoba mendesak Anton dan Jihan berulang kali tetapi hasilnya nihil. Anton dan Jihan sama sekali tidak mau bekerja sama dengan mereka.Pernah sekali peristiwa Shila mencoba datang ke kampus Williams, tetapi tidak menemukan mereka. Itu karena Green dan Hana memang sengaja menghindarinya. Begitu pula dengan Ryan, saat patah tulangnya baru sembuh, ia langsung mencoba mendekati mereka di kampus, tetapi sekali lagi mereka dengan mudahnya menghilang dari pandangannya. Itu bukanlah sesuatu yang sulit bagi Jack agar keluarga besa

  • Suami Tak Sempurna   Episode 238. Baby! Ini Papa!

    "Kamu menjengukku lagi?" ucap Marcell pada Green. Dia tidak menyangka Green menjenguknya lagi."Kenapa? Apa kamu bosan melihat wajah kakakmu ini?" tanya Green tersenyum menggoda."Iya, aku bosan," jawab Marcell berbohong. Dia malah memakan kue kesukaannya yang baru saja dibawa oleh Green. Green terkekeh pelan.Mereka lalu bercengkerama dan akhirnya menyingung soal Reyhans, kakek mereka berdua."Apa kamu pernah melihat Kakek semarah waktu itu? Kamu pasti tahu sendiri bahwa Kakek biasanya selalu mampu menjaga emosinya. Dia selalu bersikap tenang dan berwibawa. Tetapi melihat keadaanmu seperti ini, Kakek lebih menunjukkan emosinya. Tahu kenapa? Itu karena kakek menyayangimu, Marcell.""Aku tidak percaya," jawab Marcell."Ini hanya pendapatku saja," balas Green. "Apa kamu tahu? Di hari kamu kecelakaan, Kakek sampai di Singapura saat sore hari. Tetapi begitu mendengar kamu kecelakaan, dia langsung kembali ke sini malam itu juga untuk melihat keadaanmu di rumah sakit. Kakek kita sudah tua,

  • Suami Tak Sempurna   Episode 237. Cinta Sejati

    Hana : Veronika, apa kamu tahu Marcell kecelakaan kemarin malam? Dia dirawat di Williams Hospital.Veronika : Aku tahu. Tapi apa benar dokter memvonis Marcell akan lumpuh seumur hidup?Hana : Iya, itu benar. 🥺 Tapi di dunia selalu ada keajaiban. Maksudku, tidak ada yang mustahil, bukan? Apa kamu berniat menjenguk Marcell besok?Veronika tampak ragu menjawabnya. Besok adalah hari Minggu, itu adalah waktu yang cocok untuk mengunjungi Marcell.Veronika : Aku akan mengunjunginya besok.Hana : Baguslah. Jam berapa kamu akan datang?Veronika tidak membalasnya lagi.***"Kamu sendirian?" tanya Green ketika dia dan istrinya masuk ke ruang rawat Marcell. Marcell yang sedang melamun agak terkejut melihat mereka."Ada perawat," jawab Marcell datar. Sally baru saja keluar untuk membawa pakaian ganti dari rumah. Sementara Albert sibuk mengurus mini market barunya."Kami membawa makanan kesukaanmu," ucap Green sambil membuka isi makanan yang ia bawa."Dari mana kamu tahu aku suka itu?" tanya Marcel

  • Suami Tak Sempurna   Episode 236. Keras Kepala

    Begitu melihat Reyhans, Marcell segera memalingkan wajahnya. Reyhans mendesah melihat tingkah cucu bungsunya itu."Marcell, kamu mau makan, Sayang?" tanya Sally dengan suara lembut."Tidak," ucapnya tegas.Reyhans membuka suara. "Marcell, karena kamu terbiasa berbalapan mobil, akibatnya kamu menjadi sepele dalam berkendara. Benar-benar hobi yang konyol. Lihat sekarang keadaanmu. Kepalamu dijahit dan kakimu lumpuh. Teruslah kamu menjadi cucu pemberontak. Mana tahu nasibmu menjadi lebih bagus," sarkas Reyhans. Green dan Hana saling memandang. Menurut Hana, ini bukanlah waktu yang tepat untuk memarahi Marcell. Marcell saat ini butuh dihibur. Tetapi Kakek Reyhans sudah tidak bisa membendung rasa kecewanya.Marcell mengeraskan rahangnya dengan tangan mengepal. Dia benci mendengar ucapan kakeknya. Dia benci hobi yang sangat dia cintai, diejek dan dicerca seperti itu."Kakek," ucap Green sambil menghampiri kakeknya. "Kecelakaan Marcell itu karena dia mabuk. Ini sebenarnya tidak berhubungan de

  • Suami Tak Sempurna   Episode 235. Vonis

    Mata Sally melebar mendengarnya. Apa yang dikatakan Albert benar adanya. Sally lalu berkata, "Sebelumnya Robert tidak tahu akan keadaan kita. Itu sebabnya dia masih bermain judi dan terlibat hutang lagi. Sekarang dia sudah benar-benar tahu keadaan kita, dia berjanji tidak akan lagi berbuat seperti itu. Ini akan menjadi terakhir kalinya. Dia sangat terkejut, bahkan bersimpati akan keadaaan kita. Aku belum pernah mendengar Robert berbicara begitu dewasa seperti itu. Aku yakin kali ini dia bersungguh-sungguh.""Hahahaha..!" Albert tergelak mendengarnya. "Keluarga intimu adalah aku dan Marcell, bukan Robert! Kita kritis sekarang. Kau malah ingin memberikannya uang lagi. Di mana otakmu!" bentak Albert."Tapi dia adalah kakak kandungku! Dia dalam keadaan berbahaya sekarang. Bisa-bisa dia dibunuh kalau tidak membayar hutang dengan segera. Aku yang salah, harusnya aku memberi tahunya tentang keadaan kita.""Dia berbohong! Tanpa kau beri tahu pun dia pasti sudah tahu. Berita keluarga Williams b

  • Suami Tak Sempurna   Episode 234. Menjauh?

    "Benarkah itu?" tanya Alex dengan wajah terkejut serasa tak percaya atas apa yang baru saja ia dengar dari putrinya. Evelyn juga bereaksi yang sama dengan suaminya."Iya, jadi Green adalah cucu sulung Tuan Besar Reyhans Williams," ucap Veronika menandaskan. "Saat aku menyimak pembicaraan mereka berdua, kudengar tampaknya Tuan Besar Williams sudah memutuskan untuk memberikan seluruh hartanya pada Green, Pa.""Apa kamu yakin? Sepertinya Tuan Besar Williams belum membuat pengumuman terkini tentang siapa yang akan menjadi ahli waris selanjutnya di muka umum," ucap Alex."Ya, itu kan bisa belakangan, Pah," sahut Evelyn. Alex mengangguk pelan."Kalau memang Green yang akan menjadi ahli waris, maka Keluarga Winata benar-benar sangat mujur!" Alex tampak merasa cemburu. "Hmmm, pantas saja PT. Andalan Winata yang jelas-jelas sudah bangkrut, tiba-tiba dalam sekejap sudah kembali berjaya." Alex mendengkus tak senang.Veronika mengangguk. "Iya, Papa benar. Tapi Papa jangan iri begitu. Tidak baik,

  • Suami Tak Sempurna   Episode 233. Apa Kamu Membenciku?

    "Hana, apa kamu serius ingin menjodohkan mereka?" tanya Green begitu mereka memasuki kamar peraduan mereka."Kenapa? Apa kamu keberatan?" tanya Hana curiga."Sama sekali tidak. Biasa saja," jawab Green apa adanya."Aku pikir kamu sedih, karena jika mereka jadian, Julia tidak mungkin bersikap manja padamu lagi," ketus Hana, membuat Green mengangkat alisnya sedikit heran."Sedih? Justru aku senang jika dia berhenti bersikap seperti itu," tanggap Green langsung."Masa? Kalau begitu kenapa kamu tidak mengingatkannya waktu dia terus bersikap seperti itu?" ucap Hana dengan mata melotot. Green agak terkejut melihatnya."Apa kamu marah karena dia seperti itu?" tanya Green curiga. Green sempat berpikir bahwa Hana tidak pernah marah karena pada akhirnya Hana mungkin sudah menganggap tingkah Julia sebagai hal biasa yang ternyata tidak perlu dihiraukan."Tentu saja aku marah. Kamu sendiri saja marah tadi saat aku memuji Jack. Apa kamu pikir aku tidak marah melihat Julia yang selama berhari-hari be

DMCA.com Protection Status