Share

Bab 48

Penulis: Kharamiza
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-15 22:01:18

Aku terus meronta, mencoba melepaskan diri dari cengkeraman dua pria yang entah ada maksud apa sehingga menyeretku ke belakang gudang?

Hingga tak lama kemudian, Mira dan teman-temannya muncul dari balik dinding gudang. Tangannya terlipat, ekspresi mereka sama angkuhnya, tampak puas melihatku seperti ini. Sekarang, aku bisa menyimpulkan kalau yang terjadi padaku pagi ini karena ulahnya.

Dia menghampiriku dengan mata menyipit tajam seakan-akan penuh dengan kebencian. “Ketemu juga lo!”

Kubalas tatapannya tak kalah sengit, lalu bertanya, “Oh, jadi ini kerjaan lo?”

“Emang iya. Kenapa?”

Aku tertawa miris. “Ngapain lo repot-repot, sih, nyuruh antek-antek lo buat culik gue ke sini? Kan, lo bisa hubungin gue buat nyuruh datang ke sini.”

Mendengar perkataanku, mata Mira seketika melotot marah. “Lo jangan banyak bacot!” Bentakannya sama sekali tak membuatku takut.

Tangannya yang ramping meraih rambutku dan menariknya dengan kasar. Aku meringis, berusaha menepis tangannya, tetapi cengkeraman pria
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Piemar
keren luna
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 49

    Aku berdiri di tengah lapangan dengan kepala tertunduk begitu Bu Mila mengoceh panjang lebar, tentu saja memarahiku habis-habisan. Katanya, aku siswi yang tidak ada jeranya dihukum.Di sisi lain, para siswa yang belum masuk kelas pada menatapku, sesekali tampak berbisik-bisik satu sama lain seolah-olah sedang melihat pelaku kriminal baru saja ditangkap.Sempat kulihat juga, Mira dan teman-temannya tampak puas dari kejauhan. Senyum licik mereka yang sambil mengacungkan jari tengah ke arahku, jujur membuatku sangat kesal. Awas saja, setelah ini aku akan membalas kalian satu per satu! Tanpa sadar, tanganku mengepal kuat, mencoba menahan amarah.Sepertinya, aku memang tidak bisa tinggal diam saja melihat mereka yang makin ke sini, makin ngelunjak. Beberapa saat berdiri, teriknya matahari pagi juga sudah mulai terasa menyengat, menerpa wajahku yang seketika memanas. Hanya saja, tak lama kemudian, seseorang tiba-tiba mendekat. Dia berjalan ce

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 50

    Aku masih duduk di tangga bawah pohon besar ketika tiba-tiba Maya dan Larissa datang.Larissa langsung mengambil tempat di antara aku dan Zavier.“Dilarang berdua-duaan karena orang ketiganya setan,” katanya membuat pria bergelar suamiku itu terpaksa bergeser sambil mencebikkan bibirnya. Sementara itu, Maya menangkup wajahku seakan-akan memastikan organ-organnya tak ada yang hilang. “Lun, Lo kenapa, sih, tadi datang-datang langsung dihukum. Terus juga, tumbenan lo telat datang?” Dia berdiri dengan tangan bertolak pinggang, menunggu jawabanku.Belum sempat aku menjawab, Zavier yang mungkin merasa tersisih lantas bangkit. Menatapku, lalu berkata, “Gue pamit dulu, Lun. Mau main futsal.”Aku hanya mengangguk kecil, menatap punggungnya yang perlahan menjauh.Larissa menatapku dengan mata menyipit seakan-akan mencari tahu. “Nah, sekarang jelasin. Kenapa lo bisa dihukum lagi? Kangen dihukum Bu Mila apa gimana? Terus, lo enggak biasanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 51

    Aku duduk di sofa dengan kaki selonjoran di atas meja. Kepalaku bersandar nyaman pada sandaran sofa yang empuk sambil memasukkan makanan ringan ke mulut. Mataku sesekali terpejam, mencoba meresapi kembali kata-kata Maya dan Larissa di sekolah tadi yang terus terngiang.“Tapi, kalau soal Mira, terakhir kali kita tau, dia dan teman-temannya nyiram Alina yang nyaris telanjang di belakang gudang sampai dia menggigil kedinginan. Kalau kami enggak liat perbuatan mereka, entah apa yang akan dilakukan pada Alina, Lun?”“Dan, itu bukan hanya sekali dua kali, tapi sering banget mereka main kasar pada Alina. Ada aja caranya bikin Alina menderita.”“Kadang mereka sengaja nyebar gosip buruk tentang Alina biar semua orang jauhin dia. Alina enggak pernah melawan ataupun mengadukan perbuatan mereka ke guru, tapi itu justru bikin mereka makin menjadi-jadi.”Aku menggigit bibir, menahan emosi yang menumpuk dalam dada. Makin berpikir, makin aku merasa ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 52

    Aku berdiri di depan pintu apartemen Tama, siap-siap pulang dengan perasaan yang setidaknya sedikit puas karena sudah mengantongi bantuan dan beberapa ide licik untuk melancarkan rencana balas dendamku. Hanya saja, begitu hendak masuk ke lift, tiba-tiba Kak Aidan muncul dari sana dengan ekspresi kaku khasnya.“Loh, Lun ... lo ngapain di sini?” Dia menatapku penuh selidik.Aku mengangkat bahu. “Biasa, ada bisnis dengan Tama,” jawabku berusaha santai, walaupun perasaanku setidaknya mulai tidak enak melihat raut wajah Kak Aidan.Pria tinggi itu melirik jam tangannya. “Lo tau sekarang udah malam?”“Tau.”“Lalu, kenapa masih juga keluyuran di luar? Lama-lama gue kurung lo di rumah.” Dia mencecar membuatku mengerucutkan bibir mendengarnya. Sudah kuduga kalau dia akan mengomeliku. Dasar cerewet!Di sisi lain, Tama hanya menutup mulut, tertawa kecil. Aku tahu pasti dia yang memberitahu Kak Aidan kalau aku ada di apartemennya. K

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 53 - POV Zavier

    POV Zavier“Zav, dia Kak Aidan. Kakak gue.” Suara lembut Aluna seketika membuatku mematung. Tubuhku merasa kaku, seakan-akan tak mampu untuk digerakkan.Kakak? Kata itu seperti sengaja menghantam kepalaku dengan keras. Rasanya, lebih menakutkan, daripada pukulan lawan saat aku berkelahi tadi.Mata ini langsung membesar, sesekali menelan ludah yang terasa kelu, bahkan suara yang keluar dari mulutku sangat pelan, hampir seperti sebuah bisikan. “Ka—kak?” Aku bertanya dengan nada tak percaya. Pikiranku berputar-putar bagai bola menggelinding pada tangga. Jadi, lelaki yang kupikir sedang mencoba mendekati istriku itu ternyata kakak iparku? Astaga, aku sampai lupa, kalau sebelumnya memang tak pernah bertatap muka secara langsung dengan Kak Aidan. Kemarin, ketika menginap di rumah Aluna, dia tak ada karena katanya lagi ke luar kota.Saat dia pulang pun, aku justru diminta Aluna bersembunyi karena Kak Aidan akan menghantam ji

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 54 - POV Zavier

    “Iya, gue tau,” ujarku penuh penyesalan, “terus ini gue kudu gimana, Lun? Kak Aidan pasti marah banget sama gue?”Pertanyaanku sepertinya hanya dianggap angin lalu oleh Aluna. Dia hanya terdiam, bahkan untuk menggerakkan sedikit bibirnya saja tidak. Namun, aku tetap menunggunya membuka suara.Paling tidak, berharap sedikit penjelasan atau jawaban yang setidaknya bisa menenangkan hatiku, tetapi dia tetap diam, padahal dia tak bisa. Hanya suara napasnya yang sesekali terdengar berat.Akhirnya, aku tidak tahan lagi. Aku membuka mulut, kembali memecah keheningan. “Lun, please. Gue enggak tau lagi harus gimana? Lo bantuin gue, ya? Bilang ke Kak Aidan kalau gue kemarin itu enggak sengaja.”Kali ini, Aluna memutar bola matanya, lalu melihatku sekilas. Dia mengangkat bahu sambil tersenyum tipis. “Iya, nanti gue bilangin Kak Aidan, kalau lo sengaja nantangin dia.”Aku membelalakkan mata, tidak percaya dengan responsnya yang bertolak belakang dengan permintaanku. “Heh, kok gitu?” tanyaku, sedik

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 55 - POV Zavier

    Aku tidak tahu sudah berapa lama memperhatikannya, tetapi satu hal yang pasti, aku tidak ingin kehilangan momen langka ini. “Lo selalu bikin gue gila, Lun,” gumamku pelan. “Entah sejak kapan, tapi ... gue harus akui kalau udah jatuh cinta sama lo, bahkan sebelum insiden yang mengharuskan kita harus terikat pernikahan dini,” kataku pelan, sangat menjaga suara agar tak sampai membuatnya terbangun, “gue tau, lo itu kadang ngeselin, tapi ... ada sisi lain dari lo yang bikin hati gue malah tertarik dan ingin selalu berada di dekat lo.” Tanganku perlahan terulur untuk sedikit merapikan rambutnya yang menutupi wajahnya. Tak ketinggalan jari-jariku perlahan mengusap pipinya, lembut. Sesaat, aku menatap wajahnya, ingin sekali dia tahu perasaanku yang sangat tulus mencintainya, walaupun aku bukan Tulus yang bisa bernyanyi. “Lun ...,” lanjutku, lebih pelan lagi, “soal Alina, Kakak kembar lo, gue ... minta maaf. Pasti lo sangat terluka kehilangan dia.” Setelah beberapa saat, aku bangkit

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 56

    ‘Duh, apa yang harus gue katakan pada Oma?’ Aku berdehem pelan mencoba bersikap tenang. “Eh, anu, Oma ... kami, eh ... iya, tidur sekamar, tapi kami enggak ngapa-ngapain, kok! Suer!” Aku mengangkat dua jari untuk menyakinkan Oma dan orang tuaku. “Enggak ngapa-ngapain, tapi suara teriakannya nyampe ke bawah tadi,” cibir Oma membuatku seketika meneguk ludah. Itu pasti teriakan Aluna saat kaget kami tidur bareng. Aku melirik Mama dan Papa yang hanya mesem-mesem, sedangkan Aluna, dia hanya menunduk, malu-malu kucing, terlihat dari pipinya yang makin memerah. “Ingat, ya, kalian berdua itu masih harus sangat hati-hati, jangan sampai terjadi hal-hal yang enggak diinginkan. Sederhananya, jangan sampai Aluna hamil. Kalian masih SMA. Kalau ketahuan menikah, kalian bisa dikeluarin dari sekolah,” tutur Mama menatapku dan Aluna bergantian, memberikan pengertian. “Kami enggak ngapa-ngapain, kok, Ma. Tadi malam, Zavier hanya minta ditemani karena takut butuh apa-apa,” kata Aluna membela dir

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01

Bab terbaru

  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 68

    Pulang dari rumah Lila, kami mampir di sebuah kafe yang konon jadi favoritnya Zavier. Tempatnya memang lumayan tenang. Aku mengaduk-aduk es kopi susu di depanku sesekali melihat keluar jendela. Rasanya bisa bernapas lega karena berhasil menolong Lila meskipun sebelumnya orang tuaku sempat ragu untuk memberi uang. Bukan terlalu sayang pada uangnya, tetapi takut Lila akan memanfaatkanku di kemudian hari. Namun, pada akhirnya mereka luluh setelah aku mencoba menyakinkannya.“Gue salut sama lo.” Zavier membuka suara, membuatku spontan menoleh padanya yang berada di sebelahku.“Salut kenapa?”“Karena lo suka menolong. Enggak nyangka aja, kalau lo sampai punya pikiran buat bantu Lila keluar dari masalahnya. Jujur, Lila beruntung ketemu orang kayak lo saat dia sedang kesulitan. Bayangin, kalo dia ketemu sama gue, mungkin cuma bakal nyuruh dia sabar.”Aku tertawa kecil. Tidak sepenuhnya menyalahkan pikiran Zavier. Sebelumnya, aku juga

  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 67

    Dia didorong hingga tersungkur ke tanah. Ibunya menangis histeris, hendak menolong tetapi seorang pria bertubuh kekar dengan rokok terselip di bibirnya menahan dengan kasar.Aku tebak, dia ayahnya Lila.Helm kulepas begitu motor Zavier berhenti. Beberapa saat, semua orang melihat kedatangan kami penuh tanya. Namun, seolah tak peduli, mereka tetap melanjutkan kekacauan yang terjadi itu.Wanita yang tak lain ibunya Lila terlihat lelah berusaha melepaskan diri dari cengkeraman suaminya. “Bagaimana bisa kau mengorbankan anak kita sendiri demi utang-utangmu? Dia masih sekolah! Dia masih anak-anak! Dia tidak boleh menikah dengan siapa pun!”Perlindungan itu justru mendapat balasan berupa makian dari suaminya. “Diam! Dia hanya anak perempuan! Tidak penting sekolah tinggi-tinggi, ngabisin uang saja. Daripada aku dipenjara, biarkan dia mengerahkan dirinya untuk berbakti padaku sebagai ayahnya! Itu lebih bermanfaat daripada dia sekolah!”Kata-kata

  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 6

    Aku menelan ludah. Memijat tengkuk sambil tertawa cengengesan sebelum akhirnya memberanikan diri berkata, “Kak, gue butuh bantuan. Uang, tepatnya.”Pria 28 tahun itu langsung menoleh padaku dengan alis terangkat, tatapannya jangan ditanya. Dia seperti hendak menelanku hidup-hidup. Tajam, bahkan bisa dibilang lebih tajam dari omongan tetangga. Ih, hus! “Uang? Buat apa? Bunda enggak ngasih lo jajan?” Kak Aidan bertanya seperti itu karena pasti dia berpikir Bunda selalu rutin memberiku jajan setiap bulan, tidak pernah telat.“Ada, kok. Ta—tapi, gue ada keperluan mendesak, Kak. Uang jajan gue enggak cukup buat itu.” Tatapan Kak Aidan makin curiga, terlebih melihatku yang tersenyum terpaksa dan refleks menggaruk pelipis yang sebenarnya tak gatal.“Keperluan apa?”“Ada, Kak. Penting banget pokoknya.” Semoga Kak Aidan tak terlalu banyak tanya setelah ini. So, aku ragu jika mengatakan yang sebenarnya, Kak Aidan tak akan memberikannya.

  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 65

    “Gue rasa, dia dan gengnya dibiarin makin ngelunjak. Kayaknya emang perlu dikasi pelajaran!” tegas Zavier sambil mengepalkan tangan. Raut wajahnya, tampak sangat emosi.Aku menghela napas pelan, tanpa berpikir panjang, menyentuh tangan Zavier yang masih mengepal di atas meja. Maksudku untuk menenangkannya, dia sedang salah paham. “Hei, lo enggak usah marah-marah begitu juga. Gue ngajak ngobrol buat minta bantuan, bukan ngajakin tawuran,” ujarku tersenyum geli, “lagipula, Lila enggak gangguin gue.”Zavier menoleh padaku. Ekspresinya terlihat tenang, meskipun keningnya masih mengerut, seakan-akan menuntut penjelasan.“Lalu, ada apa?”Aku menarik napas panjang, sebelum akhirnya berkata jujur. “Lila sedang dalam masalah. Jadi ....”Mulai kuceritakan masalah Lila secara detail, tajam, terpercaya, tanpa digoreng sampai kriuk-kriuk. Semua ceritaku sesuai dengan fakta yang ada. Tentunya, yang kudengar dari Lila tadi malam.Tata

  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 64

    Aku berdiri terpaku di ruang tamu, tangan terkepal erat di sisi tubuhku. Kata-kata dari dalam kamar itu terus terngiang di telingaku. “Mau sampai kapan, kamu nyembunyiin kebenaran soal kematian kakaknya Aluna, Zavier? Dia harus tau itu.”Napasku tiba-tiba terasa sesak. Jantungku berdegup kencang, seolah-olah hendak meledak. Tentang kematian Kak Alina? Jadi, benar dugaanku kalau mereka sebenarnya mengetahui semuanya, tetapi sengaja menyembunyikan. Dan, kebaikan yang diperlihatkan di depanku, semua hanya ... palsu, demi menutupi kebobrokan keluarga mereka.“Lihat saja, apa yang akan kulakukan nanti untuk membalas perbuatan kalian?” geramku dalam hati, penuh dengan emosi yang membara.Aku ingin langsung menerobos pintu kamar yang sedikit terbuka itu, menuntut penjelasan mereka sekarang juga. Akan tetapi, tubuhku hanya terpaku di tempat seolah-olah sulit untuk sekadar melangkah.Sisi lain diriku ingin mendengar lebih banyak, mencari kepastia

  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 63

    “Oh, pantesan enggak mau gabung kita lagi karena udah punya teman lain. Penghianat lo!” murka Mira sambil menunjuk Lila.Suaranya yang melengking keras itu membuat beberapa orang di sekitar mulai melirik ke arah kami.Kulihat Lila tampak ingin menjelaskan, bibirnya terbuka seolah mencari kata-kata yang tepat untuk membela diri. “Enggak ... bukan gitu, Mir. Gue ....”“Apa?!” Mira memotong kasar. Tangannya terangkat, siap memukul Lila yang menunduk ketakutan.Hanya saja, aku yang melihatnya, refleks meraih pergelangan tangan Mira sebelum tangannya menyentuh Lila. “Lo mau ngapain?” tanyaku ketus.Tatapan tajam kami bertemu seakan-akan ingin saling menelan hidup-hidup. Mira mendengus, mencoba menarik tangannya, tetapi aku tidak melepaskannya begitu saja, justru makin mencengkeram dengan sekuat tenaga. Hitung-hitung untuk memberinya peringatan agar tak seenaknya jadi orang.“Emang ada aturan Lila enggak boleh berte

  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 62

    “Lila?!”Aku dan Lila kompak menoleh ke sumber suara. Tampak Larissa dan Maya melangkah mendekat. Jangan ditanya ekspresinya bagaimana? Mereka tampak terkejut, mungkin karena melihatku bersama dengan Lila, padahal selama ini, Lila termasuk salah satu orang yang selalu menggangguku.“Ngapain lo di sini sama Aluna?” Maya langsung menyerang Lila dengan tatapan mengintimidasi.Kulihat Lila menunduk. Tangannya tanpa sadar memainkan ujung seragamnya seolah-olah itu bisa mengurangi kegugupannya. “Gue cuma ... cuma ....”“Cuma apa?” Larissa memotong dengan suara tajam. Sorot matanya seperti menuntut jawaban yang lebih jelas. “Mau gangguin Aluna lagi lo?” Maya menyeringai sinis, seakan-akan menyakini kalau Lila hanya akan membuat masalah di sini.Aku mendengus pelan, menarik Larissa dan Maya agar menjauh dari Lila yang tampak tertekan dengan tatapan kedua temanku itu. “Udah-udah, Lila enggak ganggu gue,” ujarku, membuat mereka

  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 61

    Tak butuh waktu lama, suara dari seberang pun terdengar.  “Halo,” katanya dengan nada yang terdengar kesal.“Ada apa, sih, sampai missed call dan pesan lo banyak banget?” tanyaku to the point.“Lo dari mana aja?” Zavier langsung menyemprotku tanpa basa-basi. “Ditelpon enggak diangkat, di-chat enggak dibalas. Gue bahkan udah mau nyusul ke rumah lo, tapi untung lo nelepon duluan. Kebiasaan banget ngilang kayak punya jurus menghilang aja lo!”Aku memutar bola mata, mendesah pelan mendengar omelannya. “Gue cuma keluar sebentar cari udara segar. Ponsel enggak gue bawa. Kenapa emang? Ada yang penting?"“Iya, ada,” jawabnya, tiba-tiba nada suaranya lebih pelan dari sebelumnya, tetapi tetap terdengar tegas.Aku mengernyit, kemudian bertanya lagi. “Apa?”Dia terdiam cukup lama, membuatku sedikit heran. Kenapa dia?“Halo, Zav-Zav. Kenapa?” tanyaku sedikit mendesaknya. Akhirnya, setelah beberapa saat, dia pun bersuara, te

  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 60

    Lila terdiam, menunduk sambil memainkan ujung jaketnya. Aku memperhatikan raut wajahnya yang mendadak muram, tak seperti biasa yang selalu menunjukkan wajah angkuhnya ketika di hadapanku. Kali ini, ia tampak seperti sedang memikirkan sesuatu yang berat. “Bokap gue mana peduli, Lun,” katanya, tersenyum masam. Membuatku terdiam, menunggunya mengatakan sesuatu yang mungkin bisa memperjelas kalimatnya itu.Dia menghela napas panjang sebelum melanjutkan. “Dia pulang ketika lapar, ngantuk, atau mau marah-marah doang.” Suara Lila hampir tak terdengar.Aku mengernyit, mencoba memahami kata-katanya lebih dalam. “Maksud lo gimana?” tanyaku hati-hati.Lila hanya menggeleng pelan. Buru-buru mengalihkan tatapan matanya yang mulai berkaca. “Maaf, enggak seharusnya gue ceritain masalah keluarga gue sama lo. Kita enggak begitu dekat, Lun.”“Setidaknya, gue bisa jadi pendengar yang baik. Lo butuh tempat cerita, mungkin,” kataku, berusaha menebak keingina

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status