Share

Bab 51

Author: Kharamiza
last update Last Updated: 2024-12-23 22:00:03

Aku duduk di sofa dengan kaki selonjoran di atas meja. Kepalaku bersandar nyaman pada sandaran sofa yang empuk sambil memasukkan makanan ringan ke mulut.

Mataku sesekali terpejam, mencoba meresapi kembali kata-kata Maya dan Larissa di sekolah tadi yang terus terngiang.

“Tapi, kalau soal Mira, terakhir kali kita tau, dia dan teman-temannya nyiram Alina yang nyaris telanjang di belakang gudang sampai dia menggigil kedinginan. Kalau kami enggak liat perbuatan mereka, entah apa yang akan dilakukan pada Alina, Lun?”

“Dan, itu bukan hanya sekali dua kali, tapi sering banget mereka main kasar pada Alina. Ada aja caranya bikin Alina menderita.”

“Kadang mereka sengaja nyebar gosip buruk tentang Alina biar semua orang jauhin dia. Alina enggak pernah melawan ataupun mengadukan perbuatan mereka ke guru, tapi itu justru bikin mereka makin menjadi-jadi.”

Aku menggigit bibir, menahan emosi yang menumpuk dalam dada. Makin berpikir, makin aku merasa ini
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 52

    Aku berdiri di depan pintu apartemen Tama, siap-siap pulang dengan perasaan yang setidaknya sedikit puas karena sudah mengantongi bantuan dan beberapa ide licik untuk melancarkan rencana balas dendamku. Hanya saja, begitu hendak masuk ke lift, tiba-tiba Kak Aidan muncul dari sana dengan ekspresi kaku khasnya.“Loh, Lun ... lo ngapain di sini?” Dia menatapku penuh selidik.Aku mengangkat bahu. “Biasa, ada bisnis dengan Tama,” jawabku berusaha santai, walaupun perasaanku setidaknya mulai tidak enak melihat raut wajah Kak Aidan.Pria tinggi itu melirik jam tangannya. “Lo tau sekarang udah malam?”“Tau.”“Lalu, kenapa masih juga keluyuran di luar? Lama-lama gue kurung lo di rumah.” Dia mencecar membuatku mengerucutkan bibir mendengarnya. Sudah kuduga kalau dia akan mengomeliku. Dasar cerewet!Di sisi lain, Tama hanya menutup mulut, tertawa kecil. Aku tahu pasti dia yang memberitahu Kak Aidan kalau aku ada di apartemennya. K

    Last Updated : 2024-12-25
  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 53 - POV Zavier

    POV Zavier“Zav, dia Kak Aidan. Kakak gue.” Suara lembut Aluna seketika membuatku mematung. Tubuhku merasa kaku, seakan-akan tak mampu untuk digerakkan.Kakak? Kata itu seperti sengaja menghantam kepalaku dengan keras. Rasanya, lebih menakutkan, daripada pukulan lawan saat aku berkelahi tadi.Mata ini langsung membesar, sesekali menelan ludah yang terasa kelu, bahkan suara yang keluar dari mulutku sangat pelan, hampir seperti sebuah bisikan. “Ka—kak?” Aku bertanya dengan nada tak percaya. Pikiranku berputar-putar bagai bola menggelinding pada tangga. Jadi, lelaki yang kupikir sedang mencoba mendekati istriku itu ternyata kakak iparku? Astaga, aku sampai lupa, kalau sebelumnya memang tak pernah bertatap muka secara langsung dengan Kak Aidan. Kemarin, ketika menginap di rumah Aluna, dia tak ada karena katanya lagi ke luar kota.Saat dia pulang pun, aku justru diminta Aluna bersembunyi karena Kak Aidan akan menghantam ji

    Last Updated : 2024-12-26
  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 54 - POV Zavier

    “Iya, gue tau,” ujarku penuh penyesalan, “terus ini gue kudu gimana, Lun? Kak Aidan pasti marah banget sama gue?”Pertanyaanku sepertinya hanya dianggap angin lalu oleh Aluna. Dia hanya terdiam, bahkan untuk menggerakkan sedikit bibirnya saja tidak. Namun, aku tetap menunggunya membuka suara.Paling tidak, berharap sedikit penjelasan atau jawaban yang setidaknya bisa menenangkan hatiku, tetapi dia tetap diam, padahal dia tak bisa. Hanya suara napasnya yang sesekali terdengar berat.Akhirnya, aku tidak tahan lagi. Aku membuka mulut, kembali memecah keheningan. “Lun, please. Gue enggak tau lagi harus gimana? Lo bantuin gue, ya? Bilang ke Kak Aidan kalau gue kemarin itu enggak sengaja.”Kali ini, Aluna memutar bola matanya, lalu melihatku sekilas. Dia mengangkat bahu sambil tersenyum tipis. “Iya, nanti gue bilangin Kak Aidan, kalau lo sengaja nantangin dia.”Aku membelalakkan mata, tidak percaya dengan responsnya yang bertolak belakang dengan permintaanku. “Heh, kok gitu?” tanyaku, sedik

    Last Updated : 2024-12-28
  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 55 - POV Zavier

    Aku tidak tahu sudah berapa lama memperhatikannya, tetapi satu hal yang pasti, aku tidak ingin kehilangan momen langka ini. “Lo selalu bikin gue gila, Lun,” gumamku pelan. “Entah sejak kapan, tapi ... gue harus akui kalau udah jatuh cinta sama lo, bahkan sebelum insiden yang mengharuskan kita harus terikat pernikahan dini,” kataku pelan, sangat menjaga suara agar tak sampai membuatnya terbangun, “gue tau, lo itu kadang ngeselin, tapi ... ada sisi lain dari lo yang bikin hati gue malah tertarik dan ingin selalu berada di dekat lo.” Tanganku perlahan terulur untuk sedikit merapikan rambutnya yang menutupi wajahnya. Tak ketinggalan jari-jariku perlahan mengusap pipinya, lembut. Sesaat, aku menatap wajahnya, ingin sekali dia tahu perasaanku yang sangat tulus mencintainya, walaupun aku bukan Tulus yang bisa bernyanyi. “Lun ...,” lanjutku, lebih pelan lagi, “soal Alina, Kakak kembar lo, gue ... minta maaf. Pasti lo sangat terluka kehilangan dia.” Setelah beberapa saat, aku bangkit

    Last Updated : 2024-12-30
  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 56

    ‘Duh, apa yang harus gue katakan pada Oma?’ Aku berdehem pelan mencoba bersikap tenang. “Eh, anu, Oma ... kami, eh ... iya, tidur sekamar, tapi kami enggak ngapa-ngapain, kok! Suer!” Aku mengangkat dua jari untuk menyakinkan Oma dan orang tuaku. “Enggak ngapa-ngapain, tapi suara teriakannya nyampe ke bawah tadi,” cibir Oma membuatku seketika meneguk ludah. Itu pasti teriakan Aluna saat kaget kami tidur bareng. Aku melirik Mama dan Papa yang hanya mesem-mesem, sedangkan Aluna, dia hanya menunduk, malu-malu kucing, terlihat dari pipinya yang makin memerah. “Ingat, ya, kalian berdua itu masih harus sangat hati-hati, jangan sampai terjadi hal-hal yang enggak diinginkan. Sederhananya, jangan sampai Aluna hamil. Kalian masih SMA. Kalau ketahuan menikah, kalian bisa dikeluarin dari sekolah,” tutur Mama menatapku dan Aluna bergantian, memberikan pengertian. “Kami enggak ngapa-ngapain, kok, Ma. Tadi malam, Zavier hanya minta ditemani karena takut butuh apa-apa,” kata Aluna membela dir

    Last Updated : 2025-01-01
  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 57

    Sejak pembicaraan di meja makan itu, pikiranku jadi tak ada habisnya menerka-nerka. Ah, sudah kayak judul lagu saja.Keluarga mertuaku, semua tampak biasa saja, seolah-olah tidak ada yang terjadi, tetapi aku justru merasa ada yang tidak beres.Zavier yang meskipun aku sudah menikah dengannya, tetapi aku belum terlalu mengenal terlalu dalam seperti apa warna aslinya yang sebenarnya.Satu hal yang kutahu, dia adalah sosok yang sangat kejinya melenyapkan kakak kembarku. Dan, aku tentu tidak akan melupakan hal itu karena tujuan awalku masuk ke sekolah Kak Alina adalah untuk balas dendam atas kematiannya.Pikiranku masih tetap tertuju pada pembicaraan tadi, bahkan sampai kami berangkat ke sekolah. Zavier yang mengemudikan mobil sibuk berceloteh. Sesekali aku membalas celotehannya, tanpa benar-benar memperhatikan perkataannya.“Lun, lo kenapa, sih?” tanya Zavier begitu kami tiba di parkiran sekolah. Mungkin, dia baru menyadari perubahan sikapku

    Last Updated : 2025-01-03
  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 58

    “Tetap aja kurang ajar. Mau sampai kapan lo nikah sama cowok modelan begitu?”Aku menghela napas berat, sungguh sebenarnya sangat malas untuk membicarakan sesuatu yang berkaitan dengan masalah tadi malam karena lelah, butuh istirahat. Namun, aku yang hendak menjawab, seketika terdiam saat mendengar suara Bunda tiba-tiba menengahi. “Aidan.” Nada suaranya lembut, tetapi masih terdengar tegas. “Kamu enggak boleh bicara seperti itu pada adikmu.”“Kamu sudah dewasa, seharusnya tau apa yang baik atau tidak. Dengan kata-katamu tadi, itu seolah-olah kamu meminta adikmu mempermainkan pernikahan.”Kak Aidan menghela napas panjang, wajahnya tak berubah dari ekspresi kesalnya. “Bun, aku enggak bermaksud begitu, tap—”“Mau bagaimanapun juga, adikmu sudah terikat hubungan pernikahan, walaupun belum tercatat secara sipil, tapi itu resmi secara agama. Kita harus menghormati aturan agama dan tidak boleh mempermainkannya,” potong Bunda, menatap Kak Aidan

    Last Updated : 2025-01-05
  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 59

    Para pria itu menoleh ke arahku. Salah satu di antara mereka yang tubuhnya paling besar, tertawa keras sambil berjalan mendekat. “Cewek kayak lo memang bisa apa? Mending lo balik sana, sebelum lo kami bawa juga!” Bukannya takut, aku justru turun dari motor tanpa melepas helm. Kudekati mereka seolah-olah sengaja menantangnya. “Lo bisa bawa gue ....” Aku sengaja menggantung ucapan, biar mereka senang. Ternyata benar, pria tak tahu malu itu menyeringai menyebalkan, bahkan menyebalkannya Zavier, lebih menyebalkan mereka. “Itu pun kalau bisa," lanjutkan disertai senyum licik. “Lagian, apa lo-lo pada, enggak malu beraninya sama cewek. Badang doang gede, tapi dalamnya banci!” Aku sengaja menyindir yang tampaknya langsung tepat sasaran, terlihat dari gelagat mereka yang mulai kesal. “Wah, nyolot ini cewek!” Pria lain yang tubuhnya lebih kurus mendekatiku dengan langkah cepat. “Denger, ya, kalau lo enggak tau apa-apa, enggak usah ikut campur, sebelum lo terima akibatnya!” Aku tak ge

    Last Updated : 2025-01-06

Latest chapter

  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 90 - Belum Selesai

    “Mengapa kamu kekeh membela pembawa sial ini, Zavier?!” Kak Zeny masih tak terima Zavier membelaku. Tatapannya tajam, seakan ingin menelanku hidup-hidup.Aku tertunduk dengan mata yang mulai memanas. Lagi-lagi batin ini merasa sangat terluka mendengar perkataan Kak Zeny. Namun, aku tak bisa melawan, walau sebenarnya mampu. Tak ingin makin memperkeruh suasana.Seraya menggigit bibir, aku menahan air mata yang hendak menerobos keluar. Namun, semakin kutahan, semakin deras butiran-butiran itu jatuh tanpa bisa kucegah.“Heh! Tidak usah menangis! Palingan itu air mata palsu untuk cari perhatian atau pembelaan Zavier!” Kak Zeny mendengus sinis. “Dasar munafik!”Sebuah tamparan keras seperti menghantamku. Namun, bukan di pipi, melainkan di hatiku.Aku tertegun. Tak bisa berkata-kata. Hanya bisa menelan mentah-mentah perkataan Kak Zeny yang terus memojokkanku.“Pergi dari sini cewek sialan! Kamu tid—”“Kak, cukup!” seru Zavier.

  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 89 - Berbahaya

    Aku masih berdiri, mengerjap beberapa kali, memastikan kalau tidak salah dengar. Namun, tatapan Zavier padaku tidak berubah, tetap serius. Sesaat, tetap bergeming ketika Zavier menepuk kasur di sampingnya, seolah ingin memastikan aku mengerti maksudnya.“Kalau lo tidur di sofa yang ada besok tubuh lo sakit semua. Jadi, tidur di sini. Gue enggak bakal macem-macem,” katanya dengan nada santai. Namun, aku tetap melihat kilatan nakal di sana. “Yang benar aja? Nanti lo sempit kalau gue tidur di situ.”“Enggak. Ini luas, kok. Bisa nampung kita berdua.”Aku memutar bola mata. Berusaha mencari alasan agar tidak sampai tidur bersamanya. Ngadi-ngadi saja Zavier itu. “Gue tidur di sofa aja, deh, Zav. Biar lo lebih leluasa.”Dia mendengus, tampak kesal. Sebelum benar-benar berbalik, tangannya terulur menarikku mendekat. Kali ini, genggamannya lebih erat dari tadi. Jarak kami tinggal beberapa senti sekarang, bahkan aku bisa menciu

  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 88 - Sensasi Aneh

    POV AlunaAku membuka pintu ruang rawat VIP di mana Zavier berada dengan sangat hati-hati setelah meminta izin pada dua pria yang berjaga di depan ruangan.Aku mendapat kabar dari Adnan kalau Zavier terus mencariku. Pesannya masuk begitu ponselku aktif, membuatku kepikiran. Tak bisa tenang jika belum melihat keadaannya secara langsung. Sebab itu, aku nekat datang ke rumah sakit untuk menemuinya. Meminta maaf padanya lagi dan lagi, walaupun mungkin ia sulit untuk membuka pintu maaf untukku. Aku sadar, kesalahanku cukup fatal. Wajar jika aku tak bisa mendapatkan maafnya. Namun, setidaknya aku bisa menemuinya sebelum benar-benar kembali ke Melbourne.Pandanganku menyapu sekeliling. Ruangan cukup sepi. Orang tua Zavier tak ada. Kak Zeny pun tak ada sesuai dengan perkataan Adnan saat mengirimkan pesan padaku tadi.Zavier hanya sendirian. Hanya dijaga dua orang penjaga. Itu pun di luar ruangannya.Napasku sedikit tercekat sa

  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 87 - Aluna Datang

    POV ZavierAku menatap Bunda Amira dengan dahi berkerut. “Apa maksud Bunda?” tanyaku, berusaha memahami perkataan beliau.Bunda Amira menatapku dengan sorot mata lembut. Dia menepuk bahuku pelan. “Maksud Bunda, jika Nak Zavier ingin berpisah dari Aluna, itu hak Nak Zavier. Kami tidak akan ikut campur ataupun mencoba melarang Nak Zavier meninggalkan Aluna karena kami paham perbuatan Aluna kemarin sulit untuk dimaafkan,” tuturnya, “kami juga berencana akan mengirim Aluna kembali ke Melbourne.”Aku tersentak mendengarnya.Berpisah dari Aluna?Kutatap mertuaku bergantian, berharap mereka mengatakan bahwa ini hanya gurauan. Namun, tidak ada ada tanda-tanda sedang bercanda. Justru, keduanya menunjukkan raut serius.Aku menggeleng, mencoba menahan gemuruh emosi di dalam dadaku, meskipun tak bisa menahan mata yang kian memanas.“Tidak! Aku tidak ingin berpisah dari Aluna, Pa, Bun,” kataku mantap, “aku mencintainya dan ingin hidu

  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 86 - Keputusan

    POV ZAVIERKelopak mataku terasa berat saat mencoba membukanya. Pandanganku masih buram, tetapi perlahan, aku bisa menangkap sosok-sosok yang berdiri di sekeliling tempat tidurku.Papa, Ibu, dan Kak Zeny.Di sudut lain, Adnan dan Raka juga tampak ada di sana, menatapku dengan raut khawatir.Aku menghela napas pelan, mencoba memahami keadaanku. Rasa nyeri menusuk di beberapa bagian tubuh, jelas itu akibat hantaman pria-pria berbadan besar tadi. Akan tetapi, bukan itu hal yang paling menggangguku sekarang. Aku merasa ada sesuatu yang kurang.Aku mengedarkan pandangan, menyapu seluruh ruangan. Mencari-cari seseorang. Namun, tak kutemukan sosoknya. Ke mana dia? Bukankah tadi, dia membawaku ke rumah sakit. Aku sempat sadar dan mendengar suara tangisnya saat kami di mobil, tetapi setelah itu, aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya.“Aluna mana?” tanyaku dengan suara serak. Papa dan Ibu saling berpandangan, seakan saling bertanya satu sama lain. Kulihat, Ibu menoleh, seperti mencari-

  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 85 - Lebih Baik Menjauh

    Tiba di rumah, Bunda dan Papa sudah menyambut di ruang tamu. Mereka tak mengatakan apa pun, tetapi tatapan keduanya sangat tajam.Mungkin Kak Aidan sudah mengatakan semuanya pada mereka. Dan, sekarang aku sudah pasrah jika setelah ini akan dimarahi habis-habisan.“Kenapa kamu melakukan itu?” Bunda memberondong dengan pertanyaan begitu aku tiba di hadapan mereka.“Aku hanya ingin mereka yang udah nyiksa Kak Alina merasakan hal yang sama,” kataku tanpa sedikit pun berniat menutup-nutupi kebenaran.“Kamu meminta pindah sekolah ke sini untuk itu?” Bunda bertanya tegas, tetapi tetap saja tak dapat menyembunyikan nada kekecewaan pada suaranya. Aku jadi merasa bersalah karena membuatnya kecewa.“Kami sudah mengikhlaskan kepergian kakakmu, tapi kamu malah berbuat seperti ini. Mau jadi jagoan? Apa kamu puas dengan apa yang sudah kamu lakukan sekarang? Kamu mencelakai orang yang tidak bersalah, Aluna. Kamu melukai Zavier, suamimu sendiri.”Aku hanya diam, habis sudah kata-kataku untuk sekadar

  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 84 - Diusir

    Tubuhku nyaris merosot ke lantai begitu Zavier sudah dibawa ke ruangan untuk mendapatkan perawatan. Untungnya, Maya sigap menahan tubuhku dan membantuku duduk di kursi.Rasanya dadaku sangat sesak mengingat perbuatanku sebelumnya.“Semua ini salah gue ....” Suaraku bergetar, air mata mulai mengalir tanpa bisa kukendalikan lagi. Maya meremas bahuku lembut, lantas membawaku ke dalam pelukannya. “Zavier akan baik-baik saja. Lo harus tenang, Lun,” katanya berusaha menenangkanku. “Iya, Lun. Kita harus tetap doakan Zavier segera pulih,” sahut Larissa.“Gue yang bikin dia seperti ini. Gue yang salah.”“Lun, lo tenang, ya. Lo enggak boleh nyalahin diri sendiri terus,” ujar Lila.Tenang? Bagaimana bisa aku tenang setelah apa yang kulakukan padanya? Aku sudah menyiksanya. Aku sudah menuduhnya melakukan hal keji itu pada kakakku.Aku sudah memperlakukannya seperti penjahat, padahal dia tidak bersalah!Sial! Kenapa aku begitu bodoh?!Tak begitu lama, terdengar suara langkah tergesa-gesa dari a

  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 83 - Kebenaran Terungkap

    Kedatangan mereka tak sedikit pun mengurungkan niatku. Balok kayu di tangan kuangkat tinggi-tinggi, siap untuk menghajar Mira lagi, tetapi sebelum benda itu dapat menyentuh Mira, tubuhku langsung tertarik menjauh.“Cukup, Aluna, cukup!” tegas Kak Aidan yang langsung menarikku ke dalam pelukannya.Aku meronta di pelukannya, berusaha melawan. “Lepasin, Kak! Gue belum selesai sama mereka!”Kak Aidan tetap memelukku erat, menekan kepalaku ke dadanya seakan enggan membiarkanku lepas. “Sudah cukup, Lun. Lo akan kena masalah kalau melakukan yang lebih dari ini.”“Gue enggak peduli, Kak! Mereka sudah nyiksa Kak Alina. Gue harus membalas lebih dari itu!” bentakku.“Tapi lo salah orang, Lun! Lo menyiksa Zavier dan teman-temannya. Mereka enggak bersalah!”Deg!Aku langsung terpaku. Diam, mendengar perkataan Kak Aidan. Kenapa dia tiba-tiba mengatakan itu? Dari mana dia tahu Zavier tidak bersalah?Saat aku mulai lengah, Kak Aidan menarik balok kayu dari tanganku dan membuangnya ke sisi ruangan. “

  • Suami Rahasiaku Calon Pewaris Kaya Raya   Bab 82 - Tidak Terlibat?

    Mendengar perkataanku, Zavier langsung terpaku. Mungkin sibuk mencerna maksudku.Tatapannya yang tajam, lurus ke arahku, seakan-akan memintaku menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.Suasana yang senyap ini makin terasa mencekam, Mira yang kini terduduk di lantai menatapku dengan tatapan beringas sambil menggerak-gerakkan tubuh dengan kesal berusaha melepaskan diri. “Lo gila, Aluna! Jadi, ini perbuatan lo. Brengsek lo?”Aku tersenyum bengis ke arahnya. Lantas berjalan mendekat dan mencengkeram wajah gadis yang membuatku sangat muak itu. “Gue sudah bilang, jangan macam-macam sama gue!” Plak! Aku menamparnya tanpa perasaan. Seperti yang pernah dilakukannya padaku, juga pada Kak Alina dulu.Aku bangkit, sempat menoleh ke arah Zavier yang menatapku seperti butuh penjelasan. Namun, aku tak peduli, hingga orang suruhanku kembali datang menyeret Adnan dan Raka masuk ke ruangan.Dengan satu dorongan keras, mereka be

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status