Share

Bab 75. Taktik Nadya

Penulis: Anggrek Bulan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-11 17:14:11

"Ingat, Arga, kamu jangan terlihat panik,” ujar Nadya, mencoba menenangkan suaminya yang tampak gelisah di lorong rumah sakit. “Kalau kamu panik, Kakek akan tahu dengan mudah kalau kamu memang yang mendorong Citra.”

Arga menelan ludah, wajahnya pucat. Ia takut harus menemui kakeknya, tetapi kini ia juga merasa takut pada Nadya. "Aku nggak siap, Nadya. Aku ... aku nggak tahu harus ngomong apa kalau Kakek tanya soal Citra."

Nadya tersenyum tipis, menarik tangan Arga dan menggenggamnya erat. "Dengarkan aku baik-baik. Kamu nggak perlu jujur. Bilang saja kalau kamu nggak tahu apa-apa, justru kamu menemukan bahwa Citra pingsan begitu saja."

Arga memandang Nadya dengan cemas. "Tapi Nadya, kemarin kamu sendiri lihat aku … aku mendorong Citra. Bagaimana kalau ada yang melihat lagi selain kamu?"

Nadya menatap Arga datar. Arga terlihat sangat lemah sekarang, terlalu penakut. Entah bagaimana dulu ia ingin bersama Arga, namun saat ini bukan hal itu yang menjadi fokus utama Nadya. “Kamu terlalu ban
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 76. Semakin Iri

    "Raka, aku mohon, kami cuma ingin memastikan Citra baik-baik saja. Bagaimana pun juga Citra masih adikku." Suara Nadya terdengar lembut, hampir seperti merayu. Namun, wajahnya penuh dengan senyum pura-pura yang biasa ia pakai untuk bersembunyi di balik topeng kepalsuan.Raka memandang Nadya dengan tatapan yang tajam, menahan amarah yang jelas terpancar dari matanya. "Untuk apa kalian ingin memastikan Citra baik-baik saja? Tanpa kalian Citra baik-baik saja.” Raka menjeda ucapannya dan melangkah lebih dekat pada Nadya dan Arga.Aura intimidasinya membuat Arga tanpa sadar mundur satu langkah kecil hingga dia berada di belakang Nadya.“Citra tidak perlu melihat wajah penuh kepalsuan dari kalian.”Arga menghela napas pelan, matanya tak berani bertatapan langsung dengan Raka. Wajahnya pucat, jelas ketakutan. Namun, Nadya tetap memaksa, tidak tahu malu."Tapi, Raka, kami kan keluarga juga. Kami ini peduli pada Citra," Nadya mencoba membela diri dengan nada memelas. "Lagipula, siapa tahu keha

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 77. Karena Kamu Tanggung Jawabku

    “Citra, pelan-pelan saja. Kamu jangan terlalu cepat berdiri begitu,” suara Raka terdengar cemas, memegang tangan Citra yang baru saja turun dari tempat tidur rumah sakit.Citra tersenyum kecil, namun matanya lelah. "Aku baik-baik saja, Mas. Aku juga nggak selemah itu."Raka menggeleng, wajahnya penuh ketegasan. “Kamu harus banyak istirahat, Cit. Kandungan kamu masih lemah, dokter juga sudah ingatkan.”Citra menghela napas panjang, menatap suaminya dengan tatapan lembut. “Kamu sudah seperti penjaga pribadi saja, Mas. Aku sampai nggak bisa bergerak sedikit pun karena ada kamu.”Raka tertawa kecil, namun tetap memasang wajah serius. "Kalau itu artinya kamu dan bayi kita tetap aman, aku rela jadi penjaga pribadimu."Citra menunduk, perasaan hangat dan terharu menyelimuti hatinya. "Terima kasih, Mas. Kamu nggak tahu betapa aku menghargai semua yang kamu lakukan."Raka menggenggam tangan Citra erat. "Kamu nggak perlu berterima kasih. Aku cuma ingin memastikan kamu dan anak kita aman. Jadi m

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 78. Terlalu Banyak

    “Citra, kamu sudah minum jusnya?” Raka bertanya sambil melepas jasnya dan menggantungnya di balik pintu. Suara lembutnya membuat Citra menoleh dengan senyum tipis.“Iya, sudah tadi pagi,” jawab Citra.Raka mendekat dan memegang tangan Citra, membimbingnya ke sofa. “Itu bagus, tapi aku siapkan lagi jus baru nanti. Kamu perlu vitamin yang cukup.”Citra tersenyum, namun dalam hatinya ia merasa sedikit sungkan dengan sikap protektif Raka yang semakin intens. “Mas, aku masih bisa melakukan beberapa hal sendiri, kok.”Raka tertawa kecil. “Aku tahu. Tapi, aku mau kamu benar-benar istirahat dan menikmati masa-masa kehamilan ini.”Citra menggigit bibirnya. Sebenarnya Citra senang dan perasaannya menghangat tiap kali Raka memerhatikannya, hanya saja sepertinya ini terlalu berlebihan. “Aku tahu, Mas, tapi rasanya ini … agak berlebihan. Aku nggak apa-apa, Mas.”Raka meraih tangan Citra dan mengusapnya lembut. “Aku cuma khawatir. Kita baru saja masuk trimester pertama. Dokter bilang kandunganmu ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 79. Muak

    “Arga, kamu nggak pernah pikirin masa depan kita, ya?” tanya Nadya tajam saat mereka sedang duduk di ruang tamu. Suaranya bergetar menahan emosi, tetapi tatapannya menusuk.Arga hanya menatap layar ponselnya tanpa memberi respons berarti. “Masa depan? Kita baik-baik aja sekarang, kan?” jawabnya singkat, tanpa berpaling.Nadya meremas tangannya, menahan diri untuk tidak meledak. “Baik-baik aja? Kamu serius? Arga. Apa kamu nggak mau punya keluarga yang utuh?”Arga mendengus pelan, akhirnya meletakkan ponselnya di meja. “Nadya, aku capek. Bisa nggak kita nggak bahas ini sekarang? Aku lagi nggak mood.”“Lagi nggak mood?” Nadya menatapnya dengan tatapan penuh amarah. “Setiap kali aku bahas soal anak, kamu selalu nggak mood! Aku ini istri kamu, Arga! Aku juga punya hak untuk menginginkan sesuatu dalam hidup kita.”Arga mengangkat bahu, menatap Nadya dengan dingin. “Kalau kamu mau anak, kenapa nggak cari orang lain aja yang mau kasih itu ke kamu? Aku udah bilang, aku nggak tertarik.”Kalimat

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 80

    “Citra itu selalu jadi yang terbaik di mata mereka, kan?” gumam Nadya pada dirinya sendiri, duduk di meja riasnya yang penuh dengan parfum mahal dan kosmetik. “Sementara aku? Aku cuma bayangan yang tak dianggap.”Pikirannya terus berkecamuk, mengingat bagaimana keluarga Bramantyo lebih memuja kakak tirinya, yang kini sedang hamil anak Raka. Kakek Bramantyo bahkan memberikan perhatian yang tak pernah Nadya rasakan. Semuanya terasa menusuk harga dirinya.Ketukan pintu kamar membuyarkan lamunannya. Nadya segera merapikan wajahnya.“Nadya, kamu sudah siap?” suara Bu Ratna, ibu mertuanya, terdengar dari luar.Nadya berdehem pelan. “Iya, Ma. Sebentar lagi.”“Cepat sedikit, ya. Jangan terlambat.”Setelah suara langkah menjauh, Nadya menatap bayangannya di cermin. “Keluarga ini tidak pernah benar-benar menerima aku. Tapi aku akan buat mereka lihat betapa pentingnya aku.”*"Mana Arga?" tanya Kakek Bramantyo, sambil menyendokkan sup ke piringnya. Matanya menyapu seluruh meja, jelas mencari sos

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 81. Protective - nya Raka

    Mas, aku cuma pergi ke dapur, nggak usah diikutin terus,” ucap Citra, meletakkan piring di wastafel dengan nada kesal.Raka, yang berdiri tidak jauh darinya, hanya tersenyum sambil menyilangkan tangan di dada. “Aku cuma mau memastikan kamu nggak kecapekan, Sayang. Tahu sendiri kan, dokter bilang kamu harus banyak istirahat.”Citra menghela napas panjang, melirik suaminya yang kini semakin protektif. “Istirahat itu kan nggak berarti aku cuma boleh duduk atau tidur terus. Aku masih bisa beraktivitas ringan.”“Tapi aktivitas ringan itu juga bisa aku bantu, jadi kamu nggak perlu repot,” balas Raka, mendekati Citra sambil mengambil alih piring yang hendak dicucinya. “Sudah, sini. Kamu duduk saja di ruang tamu. Biar aku yang beresin.”“Mas!” Citra memprotes, tapi suaminya tidak menggubris.Raka langsung menggulung lengan kemejanya dan mulai mencuci piring dengan ekspresi serius. Citra hanya bisa menggelengkan kepala sambil bersandar di meja dapur.“Kamu sadar nggak, sekarang aku jadi merasa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 82. Calon Pewaris

    “Citra, kamu sudah siap?” suara Raka terdengar dari ruang tamu, menggema hingga ke kamar.“Sebentar, Mas!” Citra membalas sambil menyisir rambutnya dengan tergesa-gesa. Ia melirik jam di dinding dan menghela napas panjang. “Kenapa sih kamu harus selalu buru-buru?” gumamnya pelan.Raka muncul di ambang pintu dengan senyum kecil di wajahnya. “Aku nggak buru-buru, Sayang. Aku cuma nggak mau kita terlambat. Ini kan hari penting.”Citra memutar mata sambil menyimpan sisirnya. “Hari penting? Itu kan cuma USG. Kenapa kamu heboh banget sih?”“Bukan cuma USG, Citra. Kita bakal lihat bayi kita untuk pertama kalinya. Aku nggak mau ada yang terlewat.” Raka mendekat, mengambil tas kecil yang sudah dipersiapkan Citra di atas meja. “Ayo, sebelum aku yang deg-degan duluan.”Citra tertawa kecil melihat suaminya yang lebih antusias daripada dirinya. “Baiklah, tuan suami siaga. Aku siap sekarang.”*Di ruang tunggu klinik, Citra duduk sambil menggenggam tangan Raka. Ruangan itu cukup penuh dengan pasang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 83. Tak Bisa Diharapkan

    “Mas, apa kita benar-benar harus ke rumah Kakek hari ini?” tanya Citra sambil menata kerudungnya di depan cermin.“Harus, Citra. Kakek Bramantyo harus tahu kabar baik ini langsung dari kita,” jawab Raka dari ruang tamu, suaranya terdengar mantap.Citra keluar dari kamar, menyipitkan mata ke arah suaminya. “Tapi aku punya firasat aneh, Mas. Kalau Nadya ada di sana, dia pasti akan bikin suasana nggak enak.”“Kalau Nadya ada di sana, aku yang urus. Kamu nggak usah khawatir,” Raka menenangkannya sambil meraih tas kecil berisi dokumen hasil pemeriksaan kandungan.“Baiklah, tapi aku nggak mau ribut,” ucap Citra sambil berjalan menuju pintu.Raka membuka pintu mobil dan membantu Citra masuk. “Percayalah, ini cuma kunjungan biasa.”*Sesampainya di rumah Kakek Bramantyo, suasana terasa sedikit sepi. Pintu utama terbuka lebar, tapi tidak ada suara yang biasa menyambut mereka“Kok sepi ya?” bisik Citra sambil menggenggam tangan Raka.“Mungkin mereka lagi di ruang keluarga. Ayo masuk,” ujar Raka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02

Bab terbaru

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 99: Menghadapi Kenyataan

    “Arga, aku perlu bicara sekarang. Ini penting,” kata Raka dengan nada serius saat memasuki ruang kerja Arga.Arga yang sedang membaca dokumen mendongak, memasang ekspresi sedikit terganggu. “Apa lagi kali ini, Bang? Aku lelah dengan masalah keluarga yang sepertinya terus dibesar-besarkan.”Raka mendekat, meletakkan amplop cokelat di meja. “Bukan aku yang membesar-besarkan. Ini soal Nadya. Aku rasa kamu perlu melihat ini.”Arga mengernyit, tetapi tetap membuka amplop itu. Di dalamnya ada laporan DNA, beberapa foto, dan transkrip percakapan yang telah disusun oleh Budi.“Apa ini?” tanya Arga dengan suara rendah, tetapi jelas menunjukkan ketegangan.“Laporan DNA,” jawab Raka singkat. “Lengkapnya kamu bisa membaca dokumen itu.” Raka memasukkan kedua tangan ke dalam saku celananya.Arga menatap laporan itu dengan ekspresi tidak percaya. “Kamu pasti bercanda. Untuk apa sampai test DNA segala?"“Arga,” Raka menahan nada suaranya agar tetap tenang. “Aku tahu ini sulit dipercaya, tapi semua bu

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 98. Obrolan yang Memanas

    “Mas, aku harus bicara sama Nadya. Ini sudah keterlaluan,” kata Citra dengan nada tegas, menatap Raka yang sedang duduk di meja kerjanya.Raka menghela napas panjang. “Sayang, aku tahu kamu marah. Tapi ini bukan cara yang tepat. Nadya bisa memutarbalikkan semua perkataanmu.”“Justru karena itu aku harus bicara langsung. Kalau aku diam terus, dia akan merasa menang dan terus menyebarkan fitnahnya. Aku nggak mau keluarga kita hancur karena dia,” jawab Citra dengan sorot mata yang tajam.Raka bangkit dari kursinya dan mendekati Citra. “Aku ngerti perasaanmu, tapi kita harus hati-hati. Jangan sampai kamu terpancing emosinya. Nadya itu licik.”“Aku nggak akan marah, Mas. Aku cuma mau dia tahu kalau aku nggak akan tinggal diam,” kata Citra sambil menggenggam tangan Raka.Raka menatap istrinya dalam-dalam, lalu mengangguk. “Baiklah, tapi aku tetap ada di dekatmu. Kalau dia mulai melampaui batas, aku akan turun tangan.”*Citra berjalan di ruang tamu, di mana Nadya sedang duduk santai sambil

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 97. Serangan Balik

    “Tante Dewi, saya benar-benar nggak tahu lagi harus bagaimana…” Nadya berkata pelan, suaranya dibuat terdengar lemah. Ia duduk di ruang tamu sambil menundukkan kepala, sesekali mengusap matanya seolah mencoba menahan tangis.Bu Dewi, salah satu anggota keluarga Bramantyo, yang duduk di depannya menghela napas. “Nadya, kamu kenapa? Kok kelihatan sedih sekali?”“Saya hanya merasa semua orang di rumah ini sudah nggak peduli sama saya, Tante. Mereka hanya pura-pura baik demi menjaga nama baik keluarga besar. Apalagi Raka dan Citra…” Nadya terdiam, seolah ragu untuk melanjutkan.Mata Bu Dewi menyipit, penasaran. “Kenapa dengan Raka dan Citra?”Nadya memainkan ujung kerudungnya, berpura-pura ragu. “Saya nggak mau menuduh, Tante, tapi saya lihat mereka itu seperti hanya berpura-pura bahagia. Semuanya terasa… palsu. Mungkin demi menyenangkan Kakek Bramantyo saja.”Bu Dewi terdiam, memikirkan kata-kata Nadya. “Maksudmu, mereka tidak benar-benar bahagia?”“Entahlah, Tante. Tapi setiap kali say

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 96. Bukti DNA

    “Pak, ada sesuatu yang penting ini,” suara Budi terdengar serius di ujung telepon. “Saya sudah dapat dokumennya. Kalau ini benar, ini bakal jadi bukti yang sangat kuat.”Raka meraih ponselnya dan mendengar dengan seksama. “Budi, kamu yakin datanya valid? Pastikan bukti itu sudah sangat matang.”“Iya, Pak, ini valid,” jawab Budi yakin.“Baik. Temui saya di rumah nanti malam,” kata Raka singkat sebelum menutup telepon.Pukul delapan malam, Budi tiba di rumah Raka dengan setumpuk dokumen di tangan. Mereka memilih berbicara di ruang kerja.“Ini dia, Pak,” Budi menyerahkan dokumen itu. “Ini adalah hasil tes DNA yang saya lakukan beberapa waktu ini antara Bu Nadya, Pak Arga dan pria lain yang Bu Nadya temui. Dan hasilnya di salah satu kamar hotel yang saya selidiki hanya ada DNA Bu Nadya dengan pria lain, bukan dengan Pak Arga.”Raka memeriksa dokumen itu dengan saksama, lalu satu sudut bibirnya terangkat. “Nadya memang gila.” Raka menatap Budi sambil memasukkan kembali dokumen ke dalam amp

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 95: Bukti Kunci di Tangan Raka

    "Pak, ini file yang saya kumpulkan," ujar Budi sambil menyerahkan sebuah amplop cokelat tebal.Raka mengambil amplop itu dengan ekspresi tenang, meskipun dalam hatinya berkecamuk berbagai emosi. "Apa saja isinya?""Foto-foto dan beberapa rekaman video. Salah satu video menunjukkan Bu Nadya dan Rama masuk ke sebuah hotel beberapa minggu sebelum pengumuman kehamilan," jelas Budi sambil menunduk hormat.Raka membuka amplop itu perlahan. Di dalamnya ada serangkaian foto yang diambil dari berbagai sudut, menunjukkan Nadya dan Rama berbicara dengan akrab di lobi hotel. Ada juga cuplikan video pendek yang merekam mereka memasuki lift bersama."Bagus," kata Raka singkat, suaranya dingin. "Simpan salinan dari semua ini. Kalau ada yang terjadi, aku nggak mau bukti ini hilang.""Siap, Pak. Semuanya sudah saya backup di tempat aman," jawab Budi dengan penuh keyakinan.Raka mengangguk, lalu menyimpan amplop itu di dalam laci meja kerjanya. "Budi, tugasmu selesai untuk sekarang. Tetap waspada, tapi

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 94: Penyelidikan Raka Berlanjut

    "Pak Raka, saya ada informasi baru," suara Budi terdengar berat di telepon.Raka mengernyit, mencondongkan tubuh di kursinya. "Apa itu, Bud? Langsung saja.""Dari beberapa kali saya mengikuti Ibu Nadya, ada satu hal yang mencurigakan," kata Budi hati-hati. "Dia sering bertemu dengan seseorang. Namanya Rama. Saya cek, dia teman lama dari lingkungan yang sama dengan Bu Nadya."Raka menghela napas panjang, mencoba mengendalikan amarahnya yang mulai memuncak. "Sering bertemu, ya? Di mana biasanya?""Beberapa kali di kafe kecil di pusat kota. Dan terakhir saya lihat mereka bicara di mobil Rama, cukup lama. Nadya tampaknya sangat nyaman bersamanya," jelas Budi.Raka mengetuk meja kerjanya dengan ujung jari, pikirannya berputar cepat. "Kamu yakin ini bukan hanya pertemuan biasa?""Pak, maaf kalau saya lancang. Tapi dari cara mereka berinteraksi, kelihatannya ini lebih dari sekadar pertemanan," Budi menjawab dengan nada tegas."Baik. Kamu teruskan penyelidikan ini. Kalau bisa, pastikan ada bu

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 93. Arga, Ayo Kita Bicara

    “Arga, aku butuh bicara,” suara Citra terdengar tegas, tetapi nadanya tetap lembut. Ia berdiri di depan pintu ruang kerja Arga, mengetuk dengan pelan.Arga yang sedang duduk termenung dengan secangkir kopi dingin di mejanya mengangkat kepala. Tatapannya kosong, mencerminkan kegelisahan yang telah ia pendam. “Masuklah, Citra,” jawabnya pelan.Citra melangkah masuk, menutup pintu dengan hati-hati. Ia menarik napas panjang sebelum duduk di kursi di depan Arga.“Arga, aku nggak akan bertele-tele. Aku mau tahu ... apa sebenarnya yang terjadi antara kamu dan Nadya?” Citra memulai tanpa basa-basi, menatap langsung ke mata Arga.Arga terdiam sejenak, memutar cangkir di tangannya. “Kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu?”“Karena aku tahu ada yang nggak beres. Aku tahu hubungan kalian nggak seperti yang kalian tunjukkan di depan keluarga. Aku bisa lihat dari caramu bersikap,” ujar Citra dengan nada serius.Arga menghela napas panjang, tubuhnya tampak lebih merosot di kursi. “Aku ... aku ng

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 92: Nadya Menjatuhkan Citra

    "Jadi, menurutmu gimana, Tante Ratih? Aku harus gimana supaya Citra nggak salah paham sama aku?" Nadya memulai percakapan dengan suara lembut, seperti mencoba memancing simpati.Nadya tahu dia sudah tidak bisa mendapatkan dukungan lagi di keluarga utama Bramantyo. Namun, menurutnya itu tidak masalah. Nadya bisa mencari dukungan lain dari keluarga besar Bramantyo.Maka itu yang ia lakukan sekarang.Tante Ratih, salah satu anggota keluarga Bramantyo yang terkenal sering mendengarkan gosip, menatap Nadya dengan alis mengerut. "Salah paham gimana maksud kamu, Nadya?"Nadya menghela napas panjang, lalu menunduk, seolah mencari kekuatan untuk melanjutkan. "Aku cuma merasa akhir-akhir ini Citra ... ya, seperti nggak suka sama aku. Mungkin karena aku hamil, dia jadi merasa tersaingi."“Citra tersaingi? Ah, nggak mungkin,” balas Tante Ratih sambil melipat tangan di depan dada.“Aku juga nggak mau berpikiran jelek, Tante. Tapi, ya, aku lihat dia selalu menghindar setiap aku ajak ngobrol. Kalau

  • Suami Penggantiku Ternyata Pewaris   Bab 91: Arga Merasa Terjebak

    “Benar ini anak aku, Nadya?” Pertanyaan itu keluar dari mulut Arga begitu saja, tanpa pikir panjang. Mereka sedang duduk di ruang tamu, Nadya sibuk memeriksa ponselnya, sementara Arga hanya memandangi cangkir kopinya yang tak disentuh. Nadya mendongak perlahan, matanya menyipit penuh kecurigaan. “Apa maksud kamu ngomong kayak gitu, Arga?” “Aku cuma... merasa ada yang aneh. Kamu tahu kan hubungan kita belakangan ini nggak baik,” jawab Arga pelan, mencoba menahan emosi. “Jadi kamu nuduh aku selingkuh? Begitu maksudnya?” Nadya meletakkan ponselnya dengan keras di meja, nadanya mulai meninggi. “Nggak ada yang bilang begitu,” kata Arga, mencoba tetap tenang. “Aku cuma mau tahu. Ini anak aku, ‘kan?” “Kamu benar-benar nggak tahu malu, Arga! Kamu tega ngomong kayak gitu ke istri kamu sendiri? Aku ini hamil anak kamu, dan sekarang kamu malah nuduh aku yang aneh-aneh!” Nadya berdiri dari kursinya, wajahnya memerah karena amarah. Arga menghela napas panjang. Ia tahu percakapan ini tidak akan be

DMCA.com Protection Status