Share

Permohonan Kakek William

Author: Afnasya
last update Last Updated: 2025-04-20 23:54:06

Kedua pria itu saling berjabat tangan sebelum salah satunya pergi meninggalkan tempat, sedangkan pria yang masih di sana tampak tersenyum penuh arti sambil menatap ke depan. Tak lama ponselnya berdering nyaring. Dia bergegas menjawab panggilan setelah melihat nama yang tertera di layar.

“Iya, Pa? Baik, aku ke sana sekarang.”

Alden bergegas bangkit dan berjalan tergesa-gesa meninggalkan tempat menuju gedung Wijaya Grup yang letaknya hanya terpisah oleh dua bangunan. Setibanya di ruang kerjanya, Alden melihat Roni dan Kakek William sudah duduk di sofa. Tampak jelas raut penuh kekesalan terpancar di wajah keduanya. Dengan ragu, Alden mendekat dan duduk di depan kedua pria beda generasi itu.

“Dari mana kamu? Bisa-bisanya keluar pada saat jam kerja. Mau memberi contoh buruk pada karyawanmu, hah!” sembur Roni begitu melihat Alden duduk di depannya. Pria paruh baya itu menghela napas panjang sebelum melemparkan setumpuk berkas ke meja. “Kamu mau bikin kita rugi, Alden? Apa-apaan itu, semu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Tes DNA

    “Belum saatnya, Kek. Tolong sabar sebentar lagi.”Kakek William manggut-manggut sambil menghela napas panjang. Pria tua itu menyandarkan punggung dan menatap langit-langit ruangan. Mata tuanya tampak lelah dan menahan sakit.“Sebelum kamu kembali, Kakek takut tidak ada umur lagi, Darren.”“Jangan bilang begitu, Kek. Aku yakin Kakek pasti panjang umur.”Kakek William kembali menghela napas panjang sebelum menegakkan punggung, kemudian kembali menyesap teh hingga tandas dan bangkit dari duduk. Dia menepuk bahu kanan sang cucu sambil mengulas senyum tipis sebelum memutar tumit. Namun, saat hendak melangkah, tubuh pria tua itu oleng dan hampir saja terjatuh jika Darren tak menangkapnya.“Sakit Kakek kambuh lagi?” tanya Darren sambil memapah sang kakek untuk kembali duduk di kursi. “Biar aku telepon Dokter Cipta.”“Kakek tidak apa-apa, Darren.” Kakek William memegang lengan Darren bermaksud untuk mencegahnya menelepon dokter keluarga. “Kakek hanya butuh istirahat saja.”Darren mengh

    Last Updated : 2025-04-21
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Kejutan di Pesta

    Agatha menelan ludah dengan susah payah sebelum mengengguk lemah di hadapan Alden. Lalu, menatap pria itu menjauh hingga keluar dari kamar. Setelahnya, wanita itu menggeram kesal sambil memukul ranjang.“Aku harus lakukan sesuatu.”Usai keluar kamar, Alden berlalu menuju ruang kerja sang ayah. Namun, langkahnya terhenti saat seseorang memegang bahunya. Dia menoleh dan melihat sang ayah yang sedang membawa secangkir kopi.“Satu jam lagi ikut Papa, Alden.”“Ke mana, Pa? Alden capek.”“Papa ada undangan anniversary wedding salah satu rekanan bisnis Wijaya Grup. Kamu harus ikut, jangan lupa ajak Agatha.”“Tapi, Pa ....”Roni segera berlalu sambil melambaikan tangan. Sementara, Alden mendengkus kesal sebelum kembali berlalu menuju kamar. Dia langsung mendekati ranjang begitu mengetahui Agatha sedang berbaring sambil memainkan ponsel.“Bersiaplah, Agatha. Satu jam lagi Papa mengajakmu menghadiri anniversary wedding salah satu rekanan bisnisnya.”Agatha segera duduk dan mengerjap pe

    Last Updated : 2025-04-22
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Sebuah Kunci

    “Akhirnya kamu sadar juga, Agatha.” Kalimat itulah yang pertama kali didengar Agatha begitu membuka mata. Dia beringsut duduk dan mengedarkan pandangan begitu melihat sedang berada di ruangan yang asing baginya. “Saya di mana?” tanyanya sambil memegang pelipis karena sedikit nyeri. “Mana Alden?” “Kamu ada di kamar tempat saya menginap, Agatha. Alden dan lainnya sedang menunggu di luar.” Wanita yang diketahui sebagai istri Pak Hendra dan sejak tadi duduk di tepi ranjang menemani Agatha segera menyerahkan gelas berisi air kepadanya. “Lebih baik kamu minum dulu, Agatha. Atau mau saya panggilkan dokter supaya kamu diperiksa?” “Tidak usah, Bu. Saya sudah lebih baik.” Agatha menerima gelas berisi air dan segera meneguknya hingga tersisa separuh. “Saya mau pulang saja, soalnya kepala saya sedikit pusing.” Agatha meletakkan gelas ke nakas sebelum berusaha untuk bangkit sambil dibantu istri Pak Hendra. Lalu, beranjak keluar kamar dan melihat beberapa pria sedang duduk melingkar t

    Last Updated : 2025-04-23
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   59

    Sepeninggal Darren, orang yang tadi masuk kembali ke kamar. Kakek William hanya tersenyum tipis sambil menatapnya lekat.“Masih penasaran kenapa aku memberinya kunci itu, kan?” Kakek William kembali tersenyum sebelum merebah, tetapi tatapannya masih terpaku kepada orang yang berdiri di samping ranjang. “Dia juga ahli warisku, jika kamu lupa.”“Apa Papa juga lupa skandal tentang keluarganya?”Kakek William menggeleng sebelum tersenyum tipis dan menatap langit-langit kamarnya. “Aku yakin semua berita itu bohong. Mereka sengaja dihasut agar mudah disingkirkan. Sayangnya, aku tidak tidur dan masih mencari kebenaran untuk mereka sampai sekarang.”“Terserah Papa saja. Aku sudah memberikan kebenaran, tetapi Papa masih saja ragu. Jika nanti ada apa-apa, aku tidak akan membantu.”Kakek William terkekeh sebelum miring ke arah tembok dan membelakangi Roni. “Jika sudah tidak ada yang mau kamu katakan lagi, pergilah! Aku mau tidur.”Roni mendengkus kesal sebelum memutar tumit dan keluar kama

    Last Updated : 2025-04-24
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Kelesah

    Derap langkah terdengar memenuhi lorong kala Darren dan Eleanor berjalan tergesa sambil mengedarkan pandangan mencari ruangan yang dituju. Setelah sepuluh menit mencari akhirnya mereka menemukannya. Lima meter sebelum tiba, tampak dua pria dan dua wanita sedang berdiri sambil menatap pintu kaca di depannya.“Bagaimana keadaan Kakek?”Spontan empat orang yang tadi berdiri di depan pintu langsung menoleh saat mendengar tanya dari mulut Darren. Mereka hanya menatap sekilas Darren dan Eleanor sebelum kembali menatap pintu di depannya.Sementara itu, Darren mendengkus kesal karena pertanyaannya belum mendapat jawaban. Dia memejamkan mata sejenak untuk meredam amarah yang telah membuncah. Di saat bersamaan, Eleanor mendekat dan mengusap lembut lengan suaminya.“Sebaiknya kita tunggu saja, mungkin belum ada kabar dari dokternya, Sayang.”Spontan Alden menoleh saat mendengar kata terakhir yang diucapkan Eleanor. Dia mendengkus kesal sebelum kembali mengalihkan tatapan. Selanjutnya, henin

    Last Updated : 2025-04-25
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Jangan Pergi

    “Pak Kevin? Ah, senang bertemu dengan Anda lagi. Ada keluarga yang sakit atau Bapak yang sakit?” tanya Alden sambil mengulurkan tangan kepada Kevin.“Saya sehat, Pak.” Kevin menjabat tangan Alden sebelum melanjutkan ucapannya. “Saya hanya mengambil rekam medis milik Pak Hendra sekalian jalan ke kantor, Pak. Bapak sendiri?”Alden tersenyum canggung sebelum beranjak ke bangku dan mengempaskan bobot tubuhnya di sana. Sementara, Kevin mengikuti dan ikut duduk di samping Alden.“Kakek saya tadi pagi kena serangan jantung, Pak. Dia pingsan dan kami bawa ke sini. Beruntungnya Kakek masih bisa ditolong, meskipun sekarang masih ada di ruang ICU.”“Oh, saya ikut bersedih mendengarnya, Pak. Semoga kakek bapak segera pulih.”Alden manggut-manggut sambil mengaminkan ucapan Kevin. Lalu, bungkam sejenak sebelum kembali membuka mulut. “Saya dengar Bapak buka perusahaan baru, ya? Saya ucapkan selamat, Pak.”“Terima kasih, Pak Alden. Semua juga atas dukungan dari Pak Hendra, bahkan beliau juga me

    Last Updated : 2025-04-26
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Pembatalan Pernikahan

    “Aku mau pernikahan ini dibatalkan!” Suara lantang Eleanor langsung menarik perhatian semua anggota keluarga, pun dengan tamu yang hadir di sebuah gedung resepsi. Ya, hari itu rencananya Eleanor akan menikah dengan Alden, pria yang telah berpacaran dengannya selama lima tahun. “Jangan bercanda kamu, El. Kamu akan menikah sebentar lagi.” Suara tegas dan berwibawa milik seorang pria paruh baya bernama William itu terdengar memenuhi ruangan. “Aku tidak bercanda, Kek. Aku serius akan membatalkan pernikahan ini karena ....” Eleanor menarik napas berat sebelum menatap calon suami yang duduk di sampingnya. “Karena Alden telah menghamili Agatha.” “Elea, a-apa maksud kamu?” tanya Alden tergagap. Wajahnya seketika memucat. Alden langsung menatap Agatha yang tengah menyunggingkan seringai tipis di sebelah ibunya. Kakek William yang sedang duduk langsung berdiri dan menatap Eleanor dengan tatapan tidak senang. “Hari ini adalah hari baik, Elea. Bagaimana bisa kamu bercanda dengan memb

    Last Updated : 2025-02-20
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Menerima Keputusan

    Siapa yang tak mengenal Darren di kota Malima ini? Pria itu adalah sosok anomali yang selalu dianggap sebagai aib bagi keluarga Wijaya. Sebab sepeninggal ayah dan ibunya yang merupakan pewaris utama, Kakek William melewatkan Darren sebagai pewaris selanjutnya. Dia langsung memberikan perusahaan kepada orang tua Alden. Padahal usia Darren saat itu sudah cukup untuk memimpin perusahaan. Tindakan itu memunculkan rumor kalau Darren adalah sosok yang tak berguna dan tak memiliki kemampuan berbisnis. Bahkan ada rumor lain yang mengatakan kalau Darren adalah sosok yang buruk rupa dan mengerikan sehingga tak pernah memunculkan dirinya pada siapa pun. Bahkan kepada sesama anggota keluarga Wijaya. Membayangkan itu saja membuat Eleanor merinding. “Elea?” Eleanor tergagap mendengar namanya disebut. Dia menoleh ke arah Kakek William dan menatapnya penuh tanya. Apa sebenarnya maksud pria paruh baya itu menikahkannya dengan Darren. Apakah Kakek William hendak menjerumuskannya ke dalam pelu

    Last Updated : 2025-02-20

Latest chapter

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Jangan Pergi

    “Pak Kevin? Ah, senang bertemu dengan Anda lagi. Ada keluarga yang sakit atau Bapak yang sakit?” tanya Alden sambil mengulurkan tangan kepada Kevin.“Saya sehat, Pak.” Kevin menjabat tangan Alden sebelum melanjutkan ucapannya. “Saya hanya mengambil rekam medis milik Pak Hendra sekalian jalan ke kantor, Pak. Bapak sendiri?”Alden tersenyum canggung sebelum beranjak ke bangku dan mengempaskan bobot tubuhnya di sana. Sementara, Kevin mengikuti dan ikut duduk di samping Alden.“Kakek saya tadi pagi kena serangan jantung, Pak. Dia pingsan dan kami bawa ke sini. Beruntungnya Kakek masih bisa ditolong, meskipun sekarang masih ada di ruang ICU.”“Oh, saya ikut bersedih mendengarnya, Pak. Semoga kakek bapak segera pulih.”Alden manggut-manggut sambil mengaminkan ucapan Kevin. Lalu, bungkam sejenak sebelum kembali membuka mulut. “Saya dengar Bapak buka perusahaan baru, ya? Saya ucapkan selamat, Pak.”“Terima kasih, Pak Alden. Semua juga atas dukungan dari Pak Hendra, bahkan beliau juga me

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Kelesah

    Derap langkah terdengar memenuhi lorong kala Darren dan Eleanor berjalan tergesa sambil mengedarkan pandangan mencari ruangan yang dituju. Setelah sepuluh menit mencari akhirnya mereka menemukannya. Lima meter sebelum tiba, tampak dua pria dan dua wanita sedang berdiri sambil menatap pintu kaca di depannya.“Bagaimana keadaan Kakek?”Spontan empat orang yang tadi berdiri di depan pintu langsung menoleh saat mendengar tanya dari mulut Darren. Mereka hanya menatap sekilas Darren dan Eleanor sebelum kembali menatap pintu di depannya.Sementara itu, Darren mendengkus kesal karena pertanyaannya belum mendapat jawaban. Dia memejamkan mata sejenak untuk meredam amarah yang telah membuncah. Di saat bersamaan, Eleanor mendekat dan mengusap lembut lengan suaminya.“Sebaiknya kita tunggu saja, mungkin belum ada kabar dari dokternya, Sayang.”Spontan Alden menoleh saat mendengar kata terakhir yang diucapkan Eleanor. Dia mendengkus kesal sebelum kembali mengalihkan tatapan. Selanjutnya, henin

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   59

    Sepeninggal Darren, orang yang tadi masuk kembali ke kamar. Kakek William hanya tersenyum tipis sambil menatapnya lekat.“Masih penasaran kenapa aku memberinya kunci itu, kan?” Kakek William kembali tersenyum sebelum merebah, tetapi tatapannya masih terpaku kepada orang yang berdiri di samping ranjang. “Dia juga ahli warisku, jika kamu lupa.”“Apa Papa juga lupa skandal tentang keluarganya?”Kakek William menggeleng sebelum tersenyum tipis dan menatap langit-langit kamarnya. “Aku yakin semua berita itu bohong. Mereka sengaja dihasut agar mudah disingkirkan. Sayangnya, aku tidak tidur dan masih mencari kebenaran untuk mereka sampai sekarang.”“Terserah Papa saja. Aku sudah memberikan kebenaran, tetapi Papa masih saja ragu. Jika nanti ada apa-apa, aku tidak akan membantu.”Kakek William terkekeh sebelum miring ke arah tembok dan membelakangi Roni. “Jika sudah tidak ada yang mau kamu katakan lagi, pergilah! Aku mau tidur.”Roni mendengkus kesal sebelum memutar tumit dan keluar kama

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Sebuah Kunci

    “Akhirnya kamu sadar juga, Agatha.” Kalimat itulah yang pertama kali didengar Agatha begitu membuka mata. Dia beringsut duduk dan mengedarkan pandangan begitu melihat sedang berada di ruangan yang asing baginya. “Saya di mana?” tanyanya sambil memegang pelipis karena sedikit nyeri. “Mana Alden?” “Kamu ada di kamar tempat saya menginap, Agatha. Alden dan lainnya sedang menunggu di luar.” Wanita yang diketahui sebagai istri Pak Hendra dan sejak tadi duduk di tepi ranjang menemani Agatha segera menyerahkan gelas berisi air kepadanya. “Lebih baik kamu minum dulu, Agatha. Atau mau saya panggilkan dokter supaya kamu diperiksa?” “Tidak usah, Bu. Saya sudah lebih baik.” Agatha menerima gelas berisi air dan segera meneguknya hingga tersisa separuh. “Saya mau pulang saja, soalnya kepala saya sedikit pusing.” Agatha meletakkan gelas ke nakas sebelum berusaha untuk bangkit sambil dibantu istri Pak Hendra. Lalu, beranjak keluar kamar dan melihat beberapa pria sedang duduk melingkar t

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Kejutan di Pesta

    Agatha menelan ludah dengan susah payah sebelum mengengguk lemah di hadapan Alden. Lalu, menatap pria itu menjauh hingga keluar dari kamar. Setelahnya, wanita itu menggeram kesal sambil memukul ranjang.“Aku harus lakukan sesuatu.”Usai keluar kamar, Alden berlalu menuju ruang kerja sang ayah. Namun, langkahnya terhenti saat seseorang memegang bahunya. Dia menoleh dan melihat sang ayah yang sedang membawa secangkir kopi.“Satu jam lagi ikut Papa, Alden.”“Ke mana, Pa? Alden capek.”“Papa ada undangan anniversary wedding salah satu rekanan bisnis Wijaya Grup. Kamu harus ikut, jangan lupa ajak Agatha.”“Tapi, Pa ....”Roni segera berlalu sambil melambaikan tangan. Sementara, Alden mendengkus kesal sebelum kembali berlalu menuju kamar. Dia langsung mendekati ranjang begitu mengetahui Agatha sedang berbaring sambil memainkan ponsel.“Bersiaplah, Agatha. Satu jam lagi Papa mengajakmu menghadiri anniversary wedding salah satu rekanan bisnisnya.”Agatha segera duduk dan mengerjap pe

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Tes DNA

    “Belum saatnya, Kek. Tolong sabar sebentar lagi.”Kakek William manggut-manggut sambil menghela napas panjang. Pria tua itu menyandarkan punggung dan menatap langit-langit ruangan. Mata tuanya tampak lelah dan menahan sakit.“Sebelum kamu kembali, Kakek takut tidak ada umur lagi, Darren.”“Jangan bilang begitu, Kek. Aku yakin Kakek pasti panjang umur.”Kakek William kembali menghela napas panjang sebelum menegakkan punggung, kemudian kembali menyesap teh hingga tandas dan bangkit dari duduk. Dia menepuk bahu kanan sang cucu sambil mengulas senyum tipis sebelum memutar tumit. Namun, saat hendak melangkah, tubuh pria tua itu oleng dan hampir saja terjatuh jika Darren tak menangkapnya.“Sakit Kakek kambuh lagi?” tanya Darren sambil memapah sang kakek untuk kembali duduk di kursi. “Biar aku telepon Dokter Cipta.”“Kakek tidak apa-apa, Darren.” Kakek William memegang lengan Darren bermaksud untuk mencegahnya menelepon dokter keluarga. “Kakek hanya butuh istirahat saja.”Darren mengh

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Permohonan Kakek William

    Kedua pria itu saling berjabat tangan sebelum salah satunya pergi meninggalkan tempat, sedangkan pria yang masih di sana tampak tersenyum penuh arti sambil menatap ke depan. Tak lama ponselnya berdering nyaring. Dia bergegas menjawab panggilan setelah melihat nama yang tertera di layar.“Iya, Pa? Baik, aku ke sana sekarang.”Alden bergegas bangkit dan berjalan tergesa-gesa meninggalkan tempat menuju gedung Wijaya Grup yang letaknya hanya terpisah oleh dua bangunan. Setibanya di ruang kerjanya, Alden melihat Roni dan Kakek William sudah duduk di sofa. Tampak jelas raut penuh kekesalan terpancar di wajah keduanya. Dengan ragu, Alden mendekat dan duduk di depan kedua pria beda generasi itu.“Dari mana kamu? Bisa-bisanya keluar pada saat jam kerja. Mau memberi contoh buruk pada karyawanmu, hah!” sembur Roni begitu melihat Alden duduk di depannya. Pria paruh baya itu menghela napas panjang sebelum melemparkan setumpuk berkas ke meja. “Kamu mau bikin kita rugi, Alden? Apa-apaan itu, semu

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Sebuah Tugas

    Pagi itu mentari masih meringkuk di balik awan yang kelabu. Semburat jingganya hanya sedikit yang terlihat. Titik air bekas hujan semalam bahkan masih belum sepenuhnya hilang. Namun, Eleanor sudah terjaga sejam yang lalu untuk membersihkan diri dan sekarang sedang duduk di depan rias sambil memegang hair dryer untuk mengeringkan rambutnya yang basah. Melihat pergerakan sang suami, Eleanor menoleh dan tersenyum tipis. “Selamat pagi, Sayang. Tidurmu nyenyak semalam?” Darren menjawab dengan tersenyum sambil mengangguk kecil. Lalu, beringsut duduk dan menatap sang istri yang masih duduk di depan meja rias. “Kenapa tidak membangunkanku, Sayang?” “Tidurmu sangat nyenyak, aku jadi tidak tega membangunkanmu.” Eleanor mulai menyalakan hair dryer dan hendak mengaplikasikan ke rambut. “Biar aku saja. Tunggu sebentar.” Darren turun dari ranjang, menyambar celana boxer dan memakainya sebelum berjalan tergesa-gesa menghampiri istrinya. Darren mengambil alih hair dryer dari tangan s

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Kesempatan Kedua

    “Yang bener? Proyek kamu berhasil? Aaargh, aku seneng banget!” teriak Agatha sambil meloncat kegirangan sebelum memeluk Kevin. “Jangan lupa sama aku, ya?”“Tentu saja, Sayang.” Kevin mengecup kening Agatha sebelum turun ke bibirnya. “Bisakah kita rayakan kebahagiaan ini sekarang, Sayang?”Agatha hanya mengulas senyum sebelum mengalungkan kedua lengannya ke leher Kevin. Malam itu kedua insan yang dimabuk cinta kembali mengulang dosa yang sama hingga kelelahan di sofa.Agatha memeluk erat Kevin sambil memejamkan mata. Bibirnya terus mengumbar senyum. Peluh masih membanjiri tubuh mereka.“Aku lelah sekali, Kevin. Kamu memang benar-benar nakal.”Kevin hanya tergelak sebelum beringsut duduk untuk mengambil celana boxer yang tergeletak di lantai. Lalu, memakai dan berjalan ke dapur.“Mau kubustkan kopi, Sayang? Siapa tahu kamu mau menginap di sini?”“Memangnya jam berapa ini?” tanya Agatha sambil melempar tatapan ke jam dinding. “Sialan! Sudah jam setengah sepuluh. Aku harus pulang s

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status