Share

Mahalnya Sebuah Pertemuan

Author: Afnasya
last update Last Updated: 2025-03-28 23:59:11
Darren menggoyangkan tangan beberapa kali untuk mengusir kebas karena terlalu lama digenggam oleh Eleanor. Berulang kali dia mencoba untuk pergi, tetapi wanita itu selalu saja berhasil menahan dengan menggenggam jemarinya erat. Akhirnya pria itu pasrah dan baru bisa terlepas ketika sang istri benar-benar pulas tertidur.

Pria itu lantas berjalan menuju balkon dan bersandar pada pagar besi sambil membelakangi kamar. Siang yang cerah mendadak gelap karena dipenuhi awan kelabu.

“Sepertinya sebentar lagi hujan.”

Darren segera mengambil ponsel saat mendengarnya berdering. Melihat nama yang tertera di layar, dia mengernyit heran sebelum menekan tombol berwarna hijau.

“Iya, Pak. Ada apa?” Darren mendengarkan orang di ujung telepon berbicara beberapa saat sebelum membuka suara. “Berikan saja nomor yang satunya.”

Darren segera memutus panggilan sebelum berbalik dan menatap Eleanor yang masih terlelap. Dia pun beranjak keluar kamar menuju ruang kerjanya. Pria itu duduk di kursi dan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Mengenal Lebih Dalam

    Rintik hujan mengguyur bumi saat Eleanor membuka mata. Dia menggeliat sesaat sebelum beringsut duduk. Lalu, mengedarkan pandangan dan hanya sepi yang terasa. Rupanya Darren belum kembali ke kamar. Dia memutuskan untuk turun dari ranjang dan berjalan tertatih menuju kamar mandi.Setelahnya, dia berjalan menuju pintu yang menghubungkan dengan balkon dan membukanya. Aroma petrikor langsung menyapa indra penciumannya. Dia memejamkan mata sejenak sebelum memutar tumit dan keluar kamar. Haus yang mendera membuat wanita itu memutuskan untuk turun ke dapur.Sambil tertatih dan berusaha menahan nyeri, Eleanor akhirnya sampai di bawah. Dia mengatur napas sejenak sebelum kembali melangkah menuju dapur dan mengambil gelas sebelum mengisinya dengan air.Wanita itu celingukan karena tak mendapati Darren. Lalu, kembali melangkah tertatih menuju ruang kerja. Samar-samar, dia mendengar suara dua orang sedang berbicara di sana. Dia pun memutuskan untuk melangkah menuju ruang keluarga dan mengempaska

    Last Updated : 2025-03-30
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Hadiah Perkenalan

    Satu jam usai hujan reda, Eleanor duduk di sofa yang berada di ruang keluarga. Di sampingnya, berjarak sekitar satu hasta ada Darren yang duduk sambil menatap layar televisi. Tak ada obrolan antara keduanya, hanya suara dari televisi yang memenuhi ruangan. Setelah kejadian tadi di dapur, mereka sempat canggung hingga akhirnya Eleanor membuka kata lebih dulu.“Ehm, soal hubungan kita ....”“Jika masih ragu, aku bisa menunggu.”Eleanor langsung bungkam sambil meremas jemari. Tinggal seminggu waktu yang dipunya sesuai dengan kesanggupannya. Namun, saat mendekati hari H, dia makin gelisah.Eleanor memejamkan mata sejenak sambil menghela napas panjang sebelum menoleh untuk menatap suaminya.“Aku ... aku akan ....”Suara Eleanor terputus karena mendadak terdengar suara dering ponsel milik Darren. Wanita itu mendesah lirih sebelum menatap layar televisi saat sang suami menjawab panggilan.“Iya, ada apa? Baik, besok aku ke sana.”Darren memutus panggilan dan melirik sang istri yang ma

    Last Updated : 2025-03-31
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Pembatalan Pernikahan

    “Aku mau pernikahan ini dibatalkan!” Suara lantang Eleanor langsung menarik perhatian semua anggota keluarga, pun dengan tamu yang hadir di sebuah gedung resepsi. Ya, hari itu rencananya Eleanor akan menikah dengan Alden, pria yang telah berpacaran dengannya selama lima tahun. “Jangan bercanda kamu, El. Kamu akan menikah sebentar lagi.” Suara tegas dan berwibawa milik seorang pria paruh baya bernama William itu terdengar memenuhi ruangan. “Aku tidak bercanda, Kek. Aku serius akan membatalkan pernikahan ini karena ....” Eleanor menarik napas berat sebelum menatap calon suami yang duduk di sampingnya. “Karena Alden telah menghamili Agatha.” “Elea, a-apa maksud kamu?” tanya Alden tergagap. Wajahnya seketika memucat. Alden langsung menatap Agatha yang tengah menyunggingkan seringai tipis di sebelah ibunya. Kakek William yang sedang duduk langsung berdiri dan menatap Eleanor dengan tatapan tidak senang. “Hari ini adalah hari baik, Elea. Bagaimana bisa kamu bercanda dengan memb

    Last Updated : 2025-02-20
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Menerima Keputusan

    Siapa yang tak mengenal Darren di kota Malima ini? Pria itu adalah sosok anomali yang selalu dianggap sebagai aib bagi keluarga Wijaya. Sebab sepeninggal ayah dan ibunya yang merupakan pewaris utama, Kakek William melewatkan Darren sebagai pewaris selanjutnya. Dia langsung memberikan perusahaan kepada orang tua Alden. Padahal usia Darren saat itu sudah cukup untuk memimpin perusahaan. Tindakan itu memunculkan rumor kalau Darren adalah sosok yang tak berguna dan tak memiliki kemampuan berbisnis. Bahkan ada rumor lain yang mengatakan kalau Darren adalah sosok yang buruk rupa dan mengerikan sehingga tak pernah memunculkan dirinya pada siapa pun. Bahkan kepada sesama anggota keluarga Wijaya. Membayangkan itu saja membuat Eleanor merinding. “Elea?” Eleanor tergagap mendengar namanya disebut. Dia menoleh ke arah Kakek William dan menatapnya penuh tanya. Apa sebenarnya maksud pria paruh baya itu menikahkannya dengan Darren. Apakah Kakek William hendak menjerumuskannya ke dalam pelu

    Last Updated : 2025-02-20
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Pernikahan

    Eleanor menghela napas berat sebelum mengangguk, lalu berjalan beriringan keluar ruangan. Sepanjang koridor menuju pelaminan, jantung wanita itu tak pernah berhenti berdegup kencang. Kedua tangannya sedingin es dan berkeringat. Bayangan tentang wajah Darren terus saja berkelebat di kepala. “Tenang saja, Elea. Semua pasti baik-baik saja.” Eleanor mencoba mengulas senyum. Namun, bibirnya terasa sangat kaku, bahkan kakinya bergetar pelan saat pelaminan sudah tampak di depan mata. Dia berhenti sejenak kala melihat sosok pria yang mengenakan baju pengantin berwarna putih duduk membelakanginya. Eleanor menelan ludah yang terasa pahit saat melewati tenggorokan. Jika dilihat dari belakang, Darren adalah pria yang gagah. Tubuhnya tampak proporsional. Namun, Eleanor langsung menggeleng ketika mengingat julukan yang diberikan untuk pria itu, si buruk rupa. Wanita yang memakai kebaya berwarna putih dengan bagian belakang yang menjuntai menyapu lantai itu mengalihkan tatapannya kepada sang

    Last Updated : 2025-02-20
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Kesepakatan

    Eleanor segera berbalik dan tergemap melihat wajah dan sebagian rambut Agatha basah. Namun, belum sempat bertanya apa yang terjadi, suara bariton milik Darren terdengar. “Kelakuanmu tak ubahnya seperti rubah, sangat licik. Jika berani hadapi dari depan.” Dengan susah payah, Eleanor berusaha menelan ludah yang terasa kelat melewati tenggorokan saat mendengar nada dingin dan tajam milik Darren. Sedikit banyak dia tahu apa yang hendak dilakukan Agatha kepadanya. Lalu, tatapannya tertuju kepada sang suami yang berdiri tak jauh darinya. Mereka berserobok sesaat sebelum Darren memilih untuk berlalu. “Sialan! Awas saja kamu, Darren!” seru Agatha sambil mengentakkan kaki. Dia segera berlalu sambil menarik tangan ibunya. Eleanor mengedikkan bahu dan kembali menikmati kudapan di tangannya. Tanpa dia sadari ada seseorang di samping gedung yang menatap sejak tadi. Orang itu mengepalkan tangan sambil menggeram kesal. Lalu, pergi meninggalkan tempat dengan memendam amarah. Tiga jam yang melelah

    Last Updated : 2025-02-20
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Menjalankan Peran

    Eleanor memukul kepalanya ketika mengingat pertanyaan konyol yang meluncur dari mulutnya. “Bodoh! Kenapa juga ini mulut enggak bisa direm!” rutuk Eleanor sambil memukul mulutnya. “Untung saja tadi ada telepon, jadi aku bisa langsung kabur. Coba kalau enggak?” Eleanor merebah dan menatap langit-langit kamarnya. Kamar dengan cat dinding berwarna putih itu tampaknya lega karena hanya ada ranjang, lemari serta kursi yang terletak di sudut. Jendela berukuran besar pun menambah kesan luas, sehingga cahaya matahari masuk dengan leluasa. Wanita itu segera bangkit dan berjalan menuju pintu kaca yang mengarah ke balkon. Dia menghirup udara sore hari sambil tersenyum lebar. Lalu, berjalan keluar dan bersandar di pagar besi. Dia mengedarkan pandangan, kemudian tatapannya tertuju pada kolam renang yang berada tepat di bawah. Eleanor berbalik dan berjalan keluar kamar. Bosan yang melanda membawa langkahnya menjelajahi seisi rumah. Dia turun ke lantai satu dan berjalan menuju dapur. Tangannya me

    Last Updated : 2025-02-20
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Luka

    Eleanor bergegas mendekati Agatha dan Helena yang berdiri tak jauh dari sumber api. Dia menatap tumpukan barang yang telah terbakar api sebelum kembali menatap kedua wanita di depannya.“Kenapa kalian bakar semua barangku? Bukankah aku bilang kalau akan mengambilnya.”“Kalau dipikir-pikir mendingan dibakar saja. Lagipula buat apa kamu ributin barang rombeng itu. Masa suami kamu tidak bisa belikan yang baru?” Helena tertawa mengejek saat kembali memasukkan satu helai baju ke dalam kobaran api.Eleanor mematung dengan kedua mata memerah menahan tangis. Kedua tangannya terkepal erat hingga buku-buku jarinya memutih. Dia menggeram kesal sebelum akhirnya menyambar buku yang hendak diambil Helena.“Setidaknya semua barang rombeng ini hasil keringatku sendiri, bukan karena merengek kepada Ayah.”“Jaga mulut kamu, Elea!” pekik Helena sambil memelotot. Wajahnya merah padam karena menahan amarah. “Mulai berani kamu, hah!”“Memang benar apa yang aku bilang, kan?”“Kita kasih dia pelajaran saja,

    Last Updated : 2025-02-28

Latest chapter

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Hadiah Perkenalan

    Satu jam usai hujan reda, Eleanor duduk di sofa yang berada di ruang keluarga. Di sampingnya, berjarak sekitar satu hasta ada Darren yang duduk sambil menatap layar televisi. Tak ada obrolan antara keduanya, hanya suara dari televisi yang memenuhi ruangan. Setelah kejadian tadi di dapur, mereka sempat canggung hingga akhirnya Eleanor membuka kata lebih dulu.“Ehm, soal hubungan kita ....”“Jika masih ragu, aku bisa menunggu.”Eleanor langsung bungkam sambil meremas jemari. Tinggal seminggu waktu yang dipunya sesuai dengan kesanggupannya. Namun, saat mendekati hari H, dia makin gelisah.Eleanor memejamkan mata sejenak sambil menghela napas panjang sebelum menoleh untuk menatap suaminya.“Aku ... aku akan ....”Suara Eleanor terputus karena mendadak terdengar suara dering ponsel milik Darren. Wanita itu mendesah lirih sebelum menatap layar televisi saat sang suami menjawab panggilan.“Iya, ada apa? Baik, besok aku ke sana.”Darren memutus panggilan dan melirik sang istri yang ma

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Mengenal Lebih Dalam

    Rintik hujan mengguyur bumi saat Eleanor membuka mata. Dia menggeliat sesaat sebelum beringsut duduk. Lalu, mengedarkan pandangan dan hanya sepi yang terasa. Rupanya Darren belum kembali ke kamar. Dia memutuskan untuk turun dari ranjang dan berjalan tertatih menuju kamar mandi.Setelahnya, dia berjalan menuju pintu yang menghubungkan dengan balkon dan membukanya. Aroma petrikor langsung menyapa indra penciumannya. Dia memejamkan mata sejenak sebelum memutar tumit dan keluar kamar. Haus yang mendera membuat wanita itu memutuskan untuk turun ke dapur.Sambil tertatih dan berusaha menahan nyeri, Eleanor akhirnya sampai di bawah. Dia mengatur napas sejenak sebelum kembali melangkah menuju dapur dan mengambil gelas sebelum mengisinya dengan air.Wanita itu celingukan karena tak mendapati Darren. Lalu, kembali melangkah tertatih menuju ruang kerja. Samar-samar, dia mendengar suara dua orang sedang berbicara di sana. Dia pun memutuskan untuk melangkah menuju ruang keluarga dan mengempaska

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Mahalnya Sebuah Pertemuan

    Darren menggoyangkan tangan beberapa kali untuk mengusir kebas karena terlalu lama digenggam oleh Eleanor. Berulang kali dia mencoba untuk pergi, tetapi wanita itu selalu saja berhasil menahan dengan menggenggam jemarinya erat. Akhirnya pria itu pasrah dan baru bisa terlepas ketika sang istri benar-benar pulas tertidur. Pria itu lantas berjalan menuju balkon dan bersandar pada pagar besi sambil membelakangi kamar. Siang yang cerah mendadak gelap karena dipenuhi awan kelabu. “Sepertinya sebentar lagi hujan.” Darren segera mengambil ponsel saat mendengarnya berdering. Melihat nama yang tertera di layar, dia mengernyit heran sebelum menekan tombol berwarna hijau. “Iya, Pak. Ada apa?” Darren mendengarkan orang di ujung telepon berbicara beberapa saat sebelum membuka suara. “Berikan saja nomor yang satunya.” Darren segera memutus panggilan sebelum berbalik dan menatap Eleanor yang masih terlelap. Dia pun beranjak keluar kamar menuju ruang kerjanya. Pria itu duduk di kursi dan

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Kembali ke Tujuan Awal

    Darren menghela napas panjang saat mendengar permintaan istrinya. Dia kembali melirik jam di pergelangan tangan kirinya sebelum menatap Eleanor. Pria itu kembali menghela napas panjang sebelum duduk di tepi ranjang. Eleanor tersenyum lebar kala permintaannya dikabulkan. Dia segera melepaskan tangan sang suami dan beringsut duduk. “Apa kamu marah?” tanya Eleanor sambil menelisik raut wajah sang suami. “Maaf, aku hanya tidak ingin sendirian setelah kejadian kemarin. Tapi kalau urusanmu lebih ....” “Tidurlah! Aku tidak akan ke mana-mana.” Eleanor kembali merebah sebelum berusaha untuk memejamkan mata. Tak berselang lama, wanita itu sudah tunduk pada kantuk. Sementara itu, Darren terus menatap lekat wajah sang istri hingga mengabaikan satu janji penting dengan seseorang. Dia terlena dengan wajah teduh wanita yang terbaring di ranjangnya. Tangannya terulur untuk mengusap lembut pipi bersemu merah milik Eleanor sebelum menyematkan kecupan di dahinya. Darren hendak beranjak, tetapi

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Temani Aku Sebentar

    Agatha menatap pantulan dirinya di cermin sambil tersenyum tipis. Lalu, mengalihkan tatapan kepada pria yang masih terlelap di ranjang. Tangannya terulur untuk mengusap perutnya sebelum bangkit dari duduk dan menghampiri Kevin. “Kevin, bangun! Aku harus pergi sekarang juga!” Kevin menggeliat pelan sebelum membuka mata, kemudian duduk dan tersenyum melihat Agatha sudah rapi. Dia lantas bangkit dan berjalan ke kamar mandi tanpa risih Agatha melihatnya dalam keadaan tanpa busana. Usai mandi dan berpakaian, Kevin mengambil kunci mobil dan menggandeng Agatha keluar kamar. Mereka berjalan menuju resepsionis sebelum memberikan laporan akan keluar hotel malam itu. “Terima kasih buat malam ini, Kevin. Untuk sementara kita jangan ketemu dulu.” “Kenapa, Sayang? Terus bagaimana kalau aku kangen nanti.” Agatha tersenyum mendengar ucapan Kevin. Lalu, mengusap lembut pipi pria yang duduk di balik kemudi itu. “Aku hanya tidak mau Alden curiga.” Agatha masih mengulas senyum sambil

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Mengulang Kembali

    Eleanor terkejut melihat kaca tempat foto yang terpajang di nakas pecah usai terjatuh karena ulahnya. Dia segera berjongkok dan berusaha untuk mengambil benda itu, tetapi tangannya langsung ditahan seseorang. Wanita itu langsung mendongak dan terkejut melihat sang suami.“Ma-maaf, aku benar-benar tidak sengaja. Ini salahku, nanti akan aku ....”“Lupakan! Memangnya kamu mau ke mana lagi?”Darren menghela napas panjang sebelum mengangkat Eleanor dan membaringkannya ke ranjang. Lalu, mengambil foto tadi dan menaruhnya ke nakas sebelum keluar kamar dan kembali sambil membawa sapu. Tanpa bicara, pria itu membersihkan sisa pecahan kaca dan membawanya keluar.Sementara itu, Eleanor merasa sangat bersalah. Dia menatap hampa foto yang tergeletak asal di nakas sebelum menunduk sambil meremas jemarinya. Mendengar suara langkah mendekat, dia mendongak dan bersitatap dengan sang suami.“Aku minta maaf. Seharusnya aku tidak ....”“Aku bilang lupakan! Itu hanya sebuah foto, yang terpenting kam

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Setulus Perhatian

    “Aku juga tidak tahu. Aku ingat plat nomor mobilnya dan aku yakin itu adalah Alden. Tapi waktu aku mau mendekat, dia malah tancap gas.” Darren mendengkus kesal mendengar ucapan istrinya. Dia menggeretakkan gigi karena menahan amarah. Melihat itu, Eleanor segera mengusap lembut lengan suaminya. “Mungkin dia hanya iseng, jangan dimasukkan ke hati, ya?” Eleanor tersenyum manis, berusaha untuk meredam amarah suaminya. Lalu, saat menyadari tindakannya, dia segera menarik kembali tangannya. “Maaf, aku hanya spontan tadi.” Darren menghela napas panjang sebelum bangkit dari duduk. Namun, saat hendak berlalu, suara Eleanor berhasil menahannya. “Sarapan sudah siap. Sebaiknya segera makan sekarang sebelum dingin dan tidak enak lagi.” Darren mengangguk dan menunggu Eleanor bangkit dari duduk. Meskipun kesakitan, wanita itu tetap memaksakan diri untuk berjalan. Eleanor berjalan lebih dulu, sedangkan Darren di belakangnya sambil diam-diam mengamati. Saat tiba di meja makan, senyum

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Dosa Terindah

    Agatha terjaga ketika ingin berkemih. Dia berusaha untuk bangun, tetapi tangan kekar seseorang melingkari perutnya. Dia menoleh dan mendapati Kevin masih tertidur pulas di sampingnya. Tangan wanita itu terulur untuk mengusap lembut pipi sang pria sebelum memindahkan tangan dari perutnya. Perlahan Agatha bangkit dan hendak turun dari ranjang, tetapi Kevin mencekal pergelangan tangannya. “Mau ke mana, Sayang?” “Aku harus ke kamar mandi, Kevin.” “Jangan lama-lama. Aku masih menginginkanmu.” Agatha tersenyum manis sebelum bangkit dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi. Dia sama sekali tak merasa risih meskipun Kevin menatapnya lekat. Lekuk tubuh wanita itu sudah membuat Kevin mabuk kepayang dan ingin kembali mengulang indahnya dosa beberapa jam yang lalu. Saat Agatha keluar kamar mandi, Kevin langsung duduk dan mengulurkan tangan. Senyum lebarnya tersumir di bibir kala sang wanita setengah berlari dan menerjangnya hingga terjengkang di ranjang. “Mau lagi?” tanya Agat

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Hati Yang Terluka

    Alden tersentak mendengar peringatan yang diucapkan Darren. Kedua matanya langsung menatap lekat ponsel yang tergeletak di depannya. Dahinya berkerut dalam sebagai pertanda bahwa dia sedang berpikir keras.“Jangan berpura-pura lagi, Alden! Aku tahu kamu menyuruhnya untuk memata-matai Elea.”Alden mengalihkan tatapan dari ponsel di depannya kepada Darren. Tahu ke mana arah pembicaraan pria itu, Alden mendengkus kesal. Lalu, menyandarkan punggung sambil menatap penuh ejekan kepada sepupunya.“Kalau iya kenapa?” Alden tersenyum miring sebelum bangkit dari duduk dan mencondongkan tubuhnya ke depan. “Aku akan merebutnya kembali darimu, Darren. Lihat saja nanti.”Darren mendengkus kesal sebelum berbalik dan hendak berlalu, tetapi suara Alden berhasil membuat langkahnya terhenti.“Kamu tak akan berhasil mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku, Darren!”Darren mengepalkan kedua tangannya sebelum segera pergi meninggalkan ruangan. Tidak ada gunanya juga meladeni semua omong kosong

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status