Share

Dosa Terindah

Author: Afnasya
last update Last Updated: 2025-03-23 23:52:38

Agatha terjaga ketika ingin berkemih. Dia berusaha untuk bangun, tetapi tangan kekar seseorang melingkari perutnya. Dia menoleh dan mendapati Kevin masih tertidur pulas di sampingnya. Tangan wanita itu terulur untuk mengusap lembut pipi sang pria sebelum memindahkan tangan dari perutnya.

Perlahan Agatha bangkit dan hendak turun dari ranjang, tetapi Kevin mencekal pergelangan tangannya.

“Mau ke mana, Sayang?”

“Aku harus ke kamar mandi, Kevin.”

“Jangan lama-lama. Aku masih menginginkanmu.”

Agatha tersenyum manis sebelum bangkit dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi. Dia sama sekali tak merasa risih meskipun Kevin menatapnya lekat. Lekuk tubuh wanita itu sudah membuat Kevin mabuk kepayang dan ingin kembali mengulang indahnya dosa beberapa jam yang lalu.

Saat Agatha keluar kamar mandi, Kevin langsung duduk dan mengulurkan tangan. Senyum lebarnya tersumir di bibir kala sang wanita setengah berlari dan menerjangnya hingga terjengkang di ranjang.

“Mau lagi?” tanya Agatha sambil mengacak-acak rambut Kevin. “Kali ini biar aku yang memimpin.”

Kevin tergelak dan pasrah saat Agatha memulai permainan. Pria itu dibuat menuju puncak beberapa kali hingga akhirnya lemas setelah mengarungi pergumulan panas dengan Agatha.

“Kami memang hebat, Sayang. Tidurlah di sini, aku akan mengantarmu besok pagi.”

Agatha hanya tersenyum sebelum menyelusup ke dalam dada bidang Kevin. Lalu, menarik selimut sebelum terpejam. Aroma parfum bercampur keringat membuat Agatha terlena akan indahnya dosa. Dia lupa dengan status dan juga amarah yang tercipta karena perlakuan suaminya.

Sementara itu, Kevin tersenyum puas sebelum menyematkan kecupan di dahi wanitanya. Lalu, memeluk Agatha lebih erat sebelum ikut tertidur.

Tepat pukul empat pagi, Agatha terjaga lebih dulu. Dia segera bangkit dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Suara gemericik air membuat Kevin terjaga, kemudian menyusul ke kamar mandi. Pintu yang tak terkunci membuatnya leluasa untuk masuk dan kembali mengulang kejadian di ranjang tadi.

Entah sudah berapa kali suara erangan itu terdengar memenuhi kamar mandi. Lalu, suara cekikikan membahana sebelum akhirnya kedua manusia itu keluar dengan berbalut handuk.

“Terima kasih untuk malam ini, Kevin. Aku benar-benar puas.” Agatha mengecup pipi Kevin setelah selesai memakai baju dan merias wajahnya.

“Jangan sungkan untuk ke sini lagi, Sayang. Aku akan buat kamu mengerang keenakan.”

Kevin menyematkan kecupan di dahi Agatha sebelum mengantarnya ke pintu. Mereka pun berjalan menuju tempat parkir dengan bergandengan. Usai Agatha duduk di kursi penumpang, Kevin segera menjalankan mobil menuju kediaman Wijaya.

“Tidak apa-apa aku turunkan di sini, Sayang?” tanya Kevin setelah menepikan mobil di depan rumah yang letaknya beberapa meter dari kediaman Wijaya.

“Tidak apa-apa, Kevin. Justru mereka tidak akan curiga.”

Agatha hendak membuka pintu mobil, tetapi Kevin mencegahnya. Pria itu langsung menarik tubuh sang wanita dan mengecup bibirnya sekilas.

“Aku mencintaimu, Sayang.”

“Aku juga, Kevin. Sekarang bolehkah aku turun?”

Kevin tergelak sebelum mengangguk. Lalu, menatap wanita itu berjalan hingga menghilang di balik pagar kediaman Wijaya. Perlahan, dia kembali melajukan mobil menuju apartemennya.

Sementara itu, Agatha berjalan memasuki rumah sambil mengedarkan pandangan. Melihat rumah masih sepi, dia segera berlari menuju kamar dan menguncinya. Lalu, mengganti pakaian sebelum duduk di depan meja rias. Dia menelisik kembali area sekitar leher di mana beberapa tanda merah bersemayam di sana.

Agatha menghela napas panjang sebelum mengaplikasikan fondasyon untuk menutupi tanda merah di lehernya. Lalu, sekelebat bayangan tentang kejadian semalam kembali bercokol di kepala. Dia menggigit bibir sebelum tersenyum tipis dan mengusap perutnya. Namun, dia tersentak ketika mendengar suara pintu diketuk dari luar.

Agatha segera membukakan pintu dan terkejut melihat Alden berdiri dengan mata merah dan rambut berantakan. Dari tubuhnya juga tercium aroma alkohol yang sangat kuat.

“Kamu minum lagi, Sayang?” tanya Agatha berusaha untuk memegang pipi suaminya. Sayang, Alden malah menepis kasar tangannya.

“Jangan sentuh aku! Minggir!”

Alden menggeser tubuh Agatha hingga terhuyung sebelum berjalan ke kamar mandi. Lalu, terdengar suara gemericik air sebagai pertanda bahwa pria itu sedang membersihkan diri. Melihat itu, Agatha mendengkus kesal sambil menatap nyalang pintu kamar mandi.

“Lihat saja sebentar lagi, Alden. Aku akan buat kamu bertekuk lutut di hadapanku.”

Agatha segera keluar kamar dan menuju dapur. Sementara, Alden keluar kamar mandi dengan handuk kimono dan berjalan menuju wardrobe untuk memakai pakaian rapi. Dia menatap pantulan dirinya di cermin sebelum merogoh ponsel dan mencoba menghubungi seseorang, tetapi nihil. Dia menghela napas panjang dan segera keluar kamar untuk sarapan.

Sementara di rumah kotak beberapa mil dari kediaman Wijaya, Eleanor sedang menata masakannya di meja makan. Dia tersenyum puas sebelum mengambil ponsel dan mengabadikannya lewat beberapa foto. Lalu, mengunggahnya ke sosial media.

Eleanor meletakkan ponsel di meja sebelum berjalan ke kamar Darren. Namun, hingga beberapa kali ketukan pintu, sang empunya kamar tak kunjung menyahut. Dia mengernyit heran sebelum memberanikan diri untuk membuka pintu dan melongok ke dalam.

“Dia ke mana, ya?”

Melihat sang suami tidak ada di kamar, wanita itu kembali menutup pintu dan beranjak ke ruang keluarga. Namun, kembali tak mendapati Darren. Dia mengernyit heran sebelum kembali ke meja makan. Wanita itu bergeming sambil menatap hampa makanan di depannya sebelum memutuskan ke depan.

Eleanor keluar rumah dan berjalan menuju gerbang, kemudian menoleh ke kiri dan kanan berharap melihat sang suami. Akan tetapi nihil. Pria itu belum juga menampakkan batang hidungnya. Dia hendak berbalik saat melihat sebuah mobil hitam yang berhenti tak jauh dari tempatnya berdiri.

Eleanor mengernyit melihat kendaraan itu karena nomor plat yang dipakai terasa tak asing. Dia pun memberanikan diri untuk mendekat. Namun, beberapa meter hendak sampai, mobil itu tancap gas dan hampir menabraknya. Secepat kilat, wanita itu segera menghindar dan terjatuh di aspal.

Wanita itu tertatih bangkit dan berjalan terseok-seok menuju rumah. Tepat saat itulah, Darren muncul dan bergegas menghampiri.

“Kamu kenapa? Habis jatuh?”

Eleanor spontan menoleh dan terhuyung. Beruntungnya, Darren segera menangkap tubuhnya. Lalu, tanpa bicara, pria itu langsung membopong sang istri dan membawanya ke dalam. Pria itu mendudukkan Eleanor ke sofa ruang tamu dan menelisiknya dengan detail. Saat melihat luka lecet di siku wanita itu, Darren bergegas mengambil kotak obat dan kembali menemui Eleanor.

“Apa yang kamu lakukan di luar?” tanya Darren sambil mengoleskan antiseptik. Melihat sang istri mendesis kesakitan, pria itu segera meniup lukanya.

Eleanor menggigit bibir bagian bawah sambil menatap lukanya. Lalu, tatapannya beralih kepada sang suami sebelum membuka mulut. Spontan, Darren terkesiap mendengar penuturan sang istri tentang apa yang baru saja terjadi.

“Mau apa dia sebenarnya ke sini?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   30

    “Aku juga tidak tahu. Aku ingat plat nomor mobilnya dan aku yakin itu adalah Alden. Tapi waktu aku mau mendekat, dia malah tancap gas.”Darren mendengkus kesal mendengar ucapan istrinya. Dia menggeretakkan gigi karena menahan amarah. Melihat itu, Eleanor segera mengusap lembut lengan suaminya.“Mungkin dia hanya iseng, jangan dimasukkan ke hati, ya?”Eleanor tersenyum manis, berusaha untuk meredam amarah suaminya. Lalu, saat menyadari tindakannya, dia segera menarik kembali tangannya. “Maaf, aku hanya spontan tadi.”Darren menghela napas panjang sebelum bangkit dari duduk. Namun, saat hendak berlalu, suara Eleanor berhasil menahannya.“Sarapan sudah siap. Sebaiknya segera makan sekarang sebelum dingin dan tidak enak lagi.”Darren mengangguk dan menunggu Eleanor bangkit dari duduk. Meskipun kesakitan, wanita itu tetap memaksakan diri untuk berjalan. Eleanor berjalan lebih dulu, sedangkan Darren di belakangnya sambil diam-diam mengamati. Saat tiba di meja makan, senyum yang sejak

    Last Updated : 2025-03-24
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Mengulang Kembali

    Eleanor terkejut melihat kaca tempat foto yang terpajang di nakas pecah usai terjatuh karena ulahnya. Dia segera berjongkok dan berusaha untuk mengambil benda itu, tetapi tangannya langsung ditahan seseorang. Wanita itu langsung mendongak dan terkejut melihat sang suami.“Ma-maaf, aku benar-benar tidak sengaja. Ini salahku, nanti akan aku ....”“Lupakan! Memangnya kamu mau ke mana lagi?”Darren menghela napas panjang sebelum mengangkat Eleanor dan membaringkannya ke ranjang. Lalu, mengambil foto tadi dan menaruhnya ke nakas sebelum keluar kamar dan kembali sambil membawa sapu. Tanpa bicara, pria itu membersihkan sisa pecahan kaca dan membawanya keluar.Sementara itu, Eleanor merasa sangat bersalah. Dia menatap hampa foto yang tergeletak asal di nakas sebelum menunduk sambil meremas jemarinya. Mendengar suara langkah mendekat, dia mendongak dan bersitatap dengan sang suami.“Aku minta maaf. Seharusnya aku tidak ....”“Aku bilang lupakan! Itu hanya sebuah foto, yang terpenting kam

    Last Updated : 2025-03-25
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Pembatalan Pernikahan

    “Aku mau pernikahan ini dibatalkan!” Suara lantang Eleanor langsung menarik perhatian semua anggota keluarga, pun dengan tamu yang hadir di sebuah gedung resepsi. Ya, hari itu rencananya Eleanor akan menikah dengan Alden, pria yang telah berpacaran dengannya selama lima tahun. “Jangan bercanda kamu, El. Kamu akan menikah sebentar lagi.” Suara tegas dan berwibawa milik seorang pria paruh baya bernama William itu terdengar memenuhi ruangan. “Aku tidak bercanda, Kek. Aku serius akan membatalkan pernikahan ini karena ....” Eleanor menarik napas berat sebelum menatap calon suami yang duduk di sampingnya. “Karena Alden telah menghamili Agatha.” “Elea, a-apa maksud kamu?” tanya Alden tergagap. Wajahnya seketika memucat. Alden langsung menatap Agatha yang tengah menyunggingkan seringai tipis di sebelah ibunya. Kakek William yang sedang duduk langsung berdiri dan menatap Eleanor dengan tatapan tidak senang. “Hari ini adalah hari baik, Elea. Bagaimana bisa kamu bercanda dengan memb

    Last Updated : 2025-02-20
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Menerima Keputusan

    Siapa yang tak mengenal Darren di kota Malima ini? Pria itu adalah sosok anomali yang selalu dianggap sebagai aib bagi keluarga Wijaya. Sebab sepeninggal ayah dan ibunya yang merupakan pewaris utama, Kakek William melewatkan Darren sebagai pewaris selanjutnya. Dia langsung memberikan perusahaan kepada orang tua Alden. Padahal usia Darren saat itu sudah cukup untuk memimpin perusahaan. Tindakan itu memunculkan rumor kalau Darren adalah sosok yang tak berguna dan tak memiliki kemampuan berbisnis. Bahkan ada rumor lain yang mengatakan kalau Darren adalah sosok yang buruk rupa dan mengerikan sehingga tak pernah memunculkan dirinya pada siapa pun. Bahkan kepada sesama anggota keluarga Wijaya. Membayangkan itu saja membuat Eleanor merinding. “Elea?” Eleanor tergagap mendengar namanya disebut. Dia menoleh ke arah Kakek William dan menatapnya penuh tanya. Apa sebenarnya maksud pria paruh baya itu menikahkannya dengan Darren. Apakah Kakek William hendak menjerumuskannya ke dalam pelu

    Last Updated : 2025-02-20
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Pernikahan

    Eleanor menghela napas berat sebelum mengangguk, lalu berjalan beriringan keluar ruangan. Sepanjang koridor menuju pelaminan, jantung wanita itu tak pernah berhenti berdegup kencang. Kedua tangannya sedingin es dan berkeringat. Bayangan tentang wajah Darren terus saja berkelebat di kepala. “Tenang saja, Elea. Semua pasti baik-baik saja.” Eleanor mencoba mengulas senyum. Namun, bibirnya terasa sangat kaku, bahkan kakinya bergetar pelan saat pelaminan sudah tampak di depan mata. Dia berhenti sejenak kala melihat sosok pria yang mengenakan baju pengantin berwarna putih duduk membelakanginya. Eleanor menelan ludah yang terasa pahit saat melewati tenggorokan. Jika dilihat dari belakang, Darren adalah pria yang gagah. Tubuhnya tampak proporsional. Namun, Eleanor langsung menggeleng ketika mengingat julukan yang diberikan untuk pria itu, si buruk rupa. Wanita yang memakai kebaya berwarna putih dengan bagian belakang yang menjuntai menyapu lantai itu mengalihkan tatapannya kepada sang

    Last Updated : 2025-02-20
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Kesepakatan

    Eleanor segera berbalik dan tergemap melihat wajah dan sebagian rambut Agatha basah. Namun, belum sempat bertanya apa yang terjadi, suara bariton milik Darren terdengar. “Kelakuanmu tak ubahnya seperti rubah, sangat licik. Jika berani hadapi dari depan.” Dengan susah payah, Eleanor berusaha menelan ludah yang terasa kelat melewati tenggorokan saat mendengar nada dingin dan tajam milik Darren. Sedikit banyak dia tahu apa yang hendak dilakukan Agatha kepadanya. Lalu, tatapannya tertuju kepada sang suami yang berdiri tak jauh darinya. Mereka berserobok sesaat sebelum Darren memilih untuk berlalu. “Sialan! Awas saja kamu, Darren!” seru Agatha sambil mengentakkan kaki. Dia segera berlalu sambil menarik tangan ibunya. Eleanor mengedikkan bahu dan kembali menikmati kudapan di tangannya. Tanpa dia sadari ada seseorang di samping gedung yang menatap sejak tadi. Orang itu mengepalkan tangan sambil menggeram kesal. Lalu, pergi meninggalkan tempat dengan memendam amarah. Tiga jam yang melelah

    Last Updated : 2025-02-20
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Menjalankan Peran

    Eleanor memukul kepalanya ketika mengingat pertanyaan konyol yang meluncur dari mulutnya. “Bodoh! Kenapa juga ini mulut enggak bisa direm!” rutuk Eleanor sambil memukul mulutnya. “Untung saja tadi ada telepon, jadi aku bisa langsung kabur. Coba kalau enggak?” Eleanor merebah dan menatap langit-langit kamarnya. Kamar dengan cat dinding berwarna putih itu tampaknya lega karena hanya ada ranjang, lemari serta kursi yang terletak di sudut. Jendela berukuran besar pun menambah kesan luas, sehingga cahaya matahari masuk dengan leluasa. Wanita itu segera bangkit dan berjalan menuju pintu kaca yang mengarah ke balkon. Dia menghirup udara sore hari sambil tersenyum lebar. Lalu, berjalan keluar dan bersandar di pagar besi. Dia mengedarkan pandangan, kemudian tatapannya tertuju pada kolam renang yang berada tepat di bawah. Eleanor berbalik dan berjalan keluar kamar. Bosan yang melanda membawa langkahnya menjelajahi seisi rumah. Dia turun ke lantai satu dan berjalan menuju dapur. Tangannya me

    Last Updated : 2025-02-20
  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Luka

    Eleanor bergegas mendekati Agatha dan Helena yang berdiri tak jauh dari sumber api. Dia menatap tumpukan barang yang telah terbakar api sebelum kembali menatap kedua wanita di depannya.“Kenapa kalian bakar semua barangku? Bukankah aku bilang kalau akan mengambilnya.”“Kalau dipikir-pikir mendingan dibakar saja. Lagipula buat apa kamu ributin barang rombeng itu. Masa suami kamu tidak bisa belikan yang baru?” Helena tertawa mengejek saat kembali memasukkan satu helai baju ke dalam kobaran api.Eleanor mematung dengan kedua mata memerah menahan tangis. Kedua tangannya terkepal erat hingga buku-buku jarinya memutih. Dia menggeram kesal sebelum akhirnya menyambar buku yang hendak diambil Helena.“Setidaknya semua barang rombeng ini hasil keringatku sendiri, bukan karena merengek kepada Ayah.”“Jaga mulut kamu, Elea!” pekik Helena sambil memelotot. Wajahnya merah padam karena menahan amarah. “Mulai berani kamu, hah!”“Memang benar apa yang aku bilang, kan?”“Kita kasih dia pelajaran saja,

    Last Updated : 2025-02-28

Latest chapter

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Mengulang Kembali

    Eleanor terkejut melihat kaca tempat foto yang terpajang di nakas pecah usai terjatuh karena ulahnya. Dia segera berjongkok dan berusaha untuk mengambil benda itu, tetapi tangannya langsung ditahan seseorang. Wanita itu langsung mendongak dan terkejut melihat sang suami.“Ma-maaf, aku benar-benar tidak sengaja. Ini salahku, nanti akan aku ....”“Lupakan! Memangnya kamu mau ke mana lagi?”Darren menghela napas panjang sebelum mengangkat Eleanor dan membaringkannya ke ranjang. Lalu, mengambil foto tadi dan menaruhnya ke nakas sebelum keluar kamar dan kembali sambil membawa sapu. Tanpa bicara, pria itu membersihkan sisa pecahan kaca dan membawanya keluar.Sementara itu, Eleanor merasa sangat bersalah. Dia menatap hampa foto yang tergeletak asal di nakas sebelum menunduk sambil meremas jemarinya. Mendengar suara langkah mendekat, dia mendongak dan bersitatap dengan sang suami.“Aku minta maaf. Seharusnya aku tidak ....”“Aku bilang lupakan! Itu hanya sebuah foto, yang terpenting kam

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   30

    “Aku juga tidak tahu. Aku ingat plat nomor mobilnya dan aku yakin itu adalah Alden. Tapi waktu aku mau mendekat, dia malah tancap gas.”Darren mendengkus kesal mendengar ucapan istrinya. Dia menggeretakkan gigi karena menahan amarah. Melihat itu, Eleanor segera mengusap lembut lengan suaminya.“Mungkin dia hanya iseng, jangan dimasukkan ke hati, ya?”Eleanor tersenyum manis, berusaha untuk meredam amarah suaminya. Lalu, saat menyadari tindakannya, dia segera menarik kembali tangannya. “Maaf, aku hanya spontan tadi.”Darren menghela napas panjang sebelum bangkit dari duduk. Namun, saat hendak berlalu, suara Eleanor berhasil menahannya.“Sarapan sudah siap. Sebaiknya segera makan sekarang sebelum dingin dan tidak enak lagi.”Darren mengangguk dan menunggu Eleanor bangkit dari duduk. Meskipun kesakitan, wanita itu tetap memaksakan diri untuk berjalan. Eleanor berjalan lebih dulu, sedangkan Darren di belakangnya sambil diam-diam mengamati. Saat tiba di meja makan, senyum yang sejak

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Dosa Terindah

    Agatha terjaga ketika ingin berkemih. Dia berusaha untuk bangun, tetapi tangan kekar seseorang melingkari perutnya. Dia menoleh dan mendapati Kevin masih tertidur pulas di sampingnya. Tangan wanita itu terulur untuk mengusap lembut pipi sang pria sebelum memindahkan tangan dari perutnya. Perlahan Agatha bangkit dan hendak turun dari ranjang, tetapi Kevin mencekal pergelangan tangannya. “Mau ke mana, Sayang?” “Aku harus ke kamar mandi, Kevin.” “Jangan lama-lama. Aku masih menginginkanmu.” Agatha tersenyum manis sebelum bangkit dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi. Dia sama sekali tak merasa risih meskipun Kevin menatapnya lekat. Lekuk tubuh wanita itu sudah membuat Kevin mabuk kepayang dan ingin kembali mengulang indahnya dosa beberapa jam yang lalu. Saat Agatha keluar kamar mandi, Kevin langsung duduk dan mengulurkan tangan. Senyum lebarnya tersumir di bibir kala sang wanita setengah berlari dan menerjangnya hingga terjengkang di ranjang. “Mau lagi?” tanya Agat

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Hati Yang Terluka

    Alden tersentak mendengar peringatan yang diucapkan Darren. Kedua matanya langsung menatap lekat ponsel yang tergeletak di depannya. Dahinya berkerut dalam sebagai pertanda bahwa dia sedang berpikir keras.“Jangan berpura-pura lagi, Alden! Aku tahu kamu menyuruhnya untuk memata-matai Elea.”Alden mengalihkan tatapan dari ponsel di depannya kepada Darren. Tahu ke mana arah pembicaraan pria itu, Alden mendengkus kesal. Lalu, menyandarkan punggung sambil menatap penuh ejekan kepada sepupunya.“Kalau iya kenapa?” Alden tersenyum miring sebelum bangkit dari duduk dan mencondongkan tubuhnya ke depan. “Aku akan merebutnya kembali darimu, Darren. Lihat saja nanti.”Darren mendengkus kesal sebelum berbalik dan hendak berlalu, tetapi suara Alden berhasil membuat langkahnya terhenti.“Kamu tak akan berhasil mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku, Darren!”Darren mengepalkan kedua tangannya sebelum segera pergi meninggalkan ruangan. Tidak ada gunanya juga meladeni semua omong kosong

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Sebuah Peringatan

    Eleanor tersenyum tipis setelah memasang sabuk pengaman, kemudian melirik sang suami sekilas sebelum menatap jalanan. Sementara, Darren perlahan mulai melajukan mobil meninggalkan rumah. Sepanjang perjalanan, hanya suara musik yang terdengar memenuhi kabin.“Kamu senang, Elea?”Eleanor menoleh saat mendengar suara suaminya. Dia tersenyum sambil mengangguk sebagai jawaban. Setelahnya, dia kembali menatap jalanan.“Ehm, bukankah ini urusan bisnismu, apa tidak apa-apa jika aku ikut?”Darren melirik sang istri sekilas sebelum kembali fokus menatap jalanan. “Aku lebih tenang jika kamu ikut bersamaku. Dan ... anggap saja ini liburan.”Eleanor kembali tersenyum mendengar jawaban suaminya. Lalu, menikmati musik sambil sesekali ikut bersenandung. Sementara di sebelahnya, Darren memperhatikan sambil tersenyum.Hampir dua jam perjalanan, akhirnya mobil yang dikemudikan oleh Darren sampai di hotel yang dituju. Keduanya turun di lobi sebelum melangkah menuju resepsionis. Lalu, berjalan menuj

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Merindukannya

    Eleanor mengerjap pelan kala suara alarm menyapa rungu. Dia meraba untuk mencari ponsel dan segera mematikan alarm. Lalu, beringsut duduk dan menggeliat sejenak sebelum mengedarkan pandangan. “Selamat pagi, Eleanor,” ucap Eleanor pada dirinya sendiri sambil tersenyum. Lalu, mengangkat kedua tangan ke atas dan meregangkan otot. Masih teringat jelas dalam benak kejadian semalam saat Darren memintanya untuk tinggal sejenak di dapur. Wanita itu bergeming sambil menatap tangan sang suami sebelum beralih untuk menatap wajahnya. Aura dingin yang biasanya hinggap berganti dengan kesedihan. Entah apa yang sudah terjadi, yang pasti Darren sedang tidak baik-baik saja. Maka Eleanor memutuskan untuk berdiam diri dan menunggu apa yang akan dilakukan suaminya. Sekian menit berlalu, Darren hanya bungkam sehingga membuat Eleanor mengernyit heran. “Ada yang mau kamu sampaikan?” “Lupakan. Tidurlah!” Darren kembali seperti biasa. Dingin dan misterius sehingga membuat Eleanor menghela napas

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Rahasia Yang Terpendam

    Agatha menatap Alden sebelum mengumbar senyuman. Dia mendekat dan hendak memeluk sang suami, tetapi langsung ditepis. “Tadi tanya ke mana aku pergi, sekarang malah cuek.” Agatha mengerucutkan bibir sambil bersedekap. “Aku cuma bertanya. Lagipula bukan urusanku juga mau ke mana saja kamu pergi.” Alden berlalu menuju pintu, tetapi Agatha segera mencegahnya. “Kita sudah menikah dua Minggu lebih, Alden. Tidak maukah kamu melewati malam pertama kita sebagai pengantin baru?” Alden kembali menepis kasar tangan Agatha yang mulai bergerilya di lengannya. Lalu, menatap nyalang sang istri sambil mendengkus kesal. “Inilah risiko yang harus kamu tanggung, Agatha. Kamu tahu aku tidak pernah menginginkan pernikahan ini. Jadi jangan berharap ada malam pertama bagi kita.” Usai berucap demikian, Alden langsung keluar kamar dan membanting pintu di belakangnya sehingga membuat Agatha tersentak. Wanita itu mendengkus kesal sebelum mengempaskan kasar tubuhnya ke ranjang. Lalu, memukul bant

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Cinta Lama

    Menjelang malam, Agatha mematut diri di cermin setelah mengenakan gaun sebatas lutut yang membentuk lekuk tubuh. Bibir bergincu merah terang itu mengulas senyum tipis sebelum menyambar tas selempang. Lalu, keluar kamar sambil berjalan mengendap-endap.Wanita itu menoleh ke kanan dan kiri untuk memastikan bahwa tak ada orang yang melihatnya keluar rumah. Sayang harapannya hanya sebatas angan karena sang mertua memergokinya saat membuka pintu utama.“Mau ke mana kamu, Agatha?”Agatha tergagap karena tak menyangka akan bertemu mertuanya. Dia mengusap tengkuk sambil tersenyum canggung sebelum menjawab.“Aku mau ke acara ulang tahun temanku, Ma. Terus pulangnya mau mampir ke rumah Papa dulu.”Erina menelisik penampilan sang menantu dari atas sampai bawah sebelum tersenyum sinis. “Alden sudah tahu?”“Nanti aku kasih tahu lewat pesan saja, Ma.” Agatha kembali mengusap tengkuk karena merasa diintimidasi oleh tatapan mertuanya. “Aku pergi dulu, Ma. Takut kemalaman.”Agatha berlalu begit

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Sebuah Impian

    Darren mengikuti arah pandang Eleanor, tetapi orang yang dimaksud tersebut sudah pergi. “Siapa?”Eleanor mengernyit heran sebelum menjawab. “Aku tidak yakin, tapi tadi sepertinya ... ah, lupakan saja.”Eleanor mengulas senyum sebelum menyendok makanan dan memasukkannya ke mulut. Dia berbinar karena rasa masakannya yang enak. Sementara di depannya, Darren menyantap makanan sambil sesekali melirik istrinya.Selama sesi makan itu, Eleanor dimanjakan lidahnya oleh berbagai rasa masakan. Meskipun terbilang masakan sederhana, tetapi rasanya seperti di restoran mewah.Usai menyantap makanan hingga selesai, mereka meninggalkan rumah makan itu setelah berpamitan kepada Hana.“Semua masakannya enak, padahal hanya menu sederhana. Seperti masakan rumahan, tetapi rasanya bisa diadu sama restoran mewah. Apa Hana yang memasak semuanya?”Eleanor menoleh dan menatap penuh harap kepada suaminya. Namun, sekian detik menunggu, hanya hening yang terasa. Wanita itu menghela napas panjang sebelum me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status