Beranda / Rumah Tangga / Suami Pengganti / Menghabiskan Malam Bersama

Share

Menghabiskan Malam Bersama

Penulis: She.enna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-15 20:31:36

"Temani saya malam ini," bisik Raga setengah memohon.

"Hah gimana mas?"

Rania menggelengkan kepalanya tidak mau salah paham. Sepertinya otaknya sudah rada error saat ini. Posisi duduknya sudah tidak secanggung tadi.

"Temani saya sampai pagi mba."

"Aduh mas saya gak berani. Saya bukan wanita yang seperti itu mas." Rania menggelengkan kepalanya dengan cepat.

Mereka benar-benar berada dalam situasi yang membingungkan. Keduanya tidak saling kenal namun terjebak dalam obrolan kikuk.

"Saya butuh teman cerita, saya tahu kamu juga butuh itu?" Raga memberikan penawaran yang terdengar menggiurkan.

Wanita itu terdiam sejenak sebelum menganggukkan kepalanya. Benar, dia butuh teman curhat.

Raga tersenyum samar sebelum beranjak dari tempat duduknya. "Ayo ikut saya!" ucapnya lalu berjalan meninggalkan Rania yang tampaknya masih menimbang-nimbang. "Saya bukan pria jahat, jangan khawatir."

"Sekarang saya sedang berjalan mengikuti pria asing yang entah akan membawa saya ke mana." Rania merutuk sambil melangkah cepat mengikuti Raga yang berjalan menuju pintu keluar taman.

Sepanjang perjalanan, Rania hanya melamun sambil memperhatikan ke luar jendela mobil. Ponselnya yang sejak tadi berbunyi dia abaikan.

"Sepertinya kekasihmu sangat khawatir," ucap Raga sambil melirik sekilas ke arah layar ponsel Rania yang menampilkan panggilan masuk dari kontak yang Rania beri emoticon love.

Rania hanya membalik ponselnya tanpa berniat menjawab ucapan Raga.

Mobil berhenti tepat di depan rumah yang tampak bergaya klasik modern. Alis Rania mengernyit bingung.

"Ini rumah saya." Raga seolah bisa menebak isi pikiran Rania. "Ayo masuk." Lanjutnya.

"Ini serius saya dengan suka rela ngikutin pria asing ini." Rania membatin sambil menatap pria bertubuh tinggi kekar yang tampak menunggunya keluar dari mobil.

"Tidak perlu takut. Saya tidak akan berbuat macam-macam." Raga membukakan pintu sambil tersenyum menenangkan dan sialnya Rania terhipnotis dan dengan suka rela menerima uluran tangan Raga.

***

"Astaga mba kenapa menangis?" Raga panik, dia segera menandaskan bir di gelasnya lalu menghampiri Rania dan merangkul wanita itu dari samping. "Mas tidak tahu masalah apa yang sedang menimpamu. Tapi, apa pun itu semoga cepat berlalu."

Mendengar ucapan Raga, tangis Rania semakin kencang. Dia berbalik dan memeluk erat tubuh Raga, menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik pria itu. Jika seperti ini mereka tidak terlihat seperti orang yang baru bertemu beberapa jam yang lalu.

"Tenanglah," ucap Raga menenangkan Rania sambil menepuk-nepuk pelan punggungnya.

Setelah beberapa saat, Raga menunduk dan memastikan Rania sudah tidak menangis lagi. Perlahan dia mengurai pelukan mereka. Lagi pula tidak etis rasanya jika pelukan seperti ini dengan orang yang baru dikenal.

"Dani sialan! bisa-bisanya dia bermain belakang dengan sahabat saya!" Rania sepertinya sudah di bawah pengaruh minuman keras.

Alis Raga terangkat. Dia menarik kursi mendekat ke arah Rania. "Dani siapa?"

"Dani calon suami saya. Beberapa bulan lagi kami akan menikah. Tapi dia malah tidur dengan wanita lain!" Rania akan kembali meneguk habis minuman di tangannya jika saja Raga tidak menahan tangannya. "Apa yang harus saya lakukan. Keluarga saya bisa malu kalau pernikahannya dibatalkan."

Raga terdiam sebelum tersenyum licik. Mereka sudah ditakdirkan untuk bertemu. Keduanya saling mengutungkan jika ingin bekerja sama.

"Nikah aja yah mba." Raga menegakkan duduknya sambil menghadap ke arah Rania. "Saya di desak keluarga, Mba juga bakalan malu kalau batal menikah."

"Mas gila yah!" pekik Rania yang berusaha mengumpulkan sisa kesadarannya.

"Iya saya gila, kita gila mba gara-gara mikirin keluarga." Raga menghela napas lelah. "Pikir-pikir lagi deh mba."

Rania terdiam menimbang tawaran gila Raga. "Jadi janda sepertinya tidak bakal sememalukan kalau gagal nikah," batinnya.

"Saya tahu mba gak cinta sama saya, begitu pun sebaliknya." Raga menjeda ucapannya. "Dua tahun."

"Apanya yang dua tahun?" tanya Rania was-was.

"Kita menikah dua tahun saja. Mba terselamatkan dari rasa malu dan saya tidak akan dijodohkan lagi oleh keluarga saya." Raga juga terdengar ragu dengan apa yang dia katakan.

Rania terdiam, Raga juga terdiam. Sedang menimbang-nimbang keputusan yang akan diambil pasalnya solusi ini terdengar cukup menggiurkan.

"Saya pikir-pikir lagi deh mas," tawar Rania. Dia tidak ingin menikah tanpa perasaan cinta.

Raga tampak ingin protes. Jika Rania dibiarkan untuk berpikir terlebih dahulu, sudah pasti wanita itu tidak akan setuju. Dia harus bertindak cepat.

Ide gila terlintas di pikirannya. Dia menatap Rania dan botol-botol minuman keras di atas meja secara bergantian.

"Maafkan saya." Raga bergumam pelan sambil menuangkan minuman ke dalam gelas Rania dan meminta wanita itu meneguknya.

Pernah dengar istilah, kejahatan lahir karena ada kesempatan? dan itulah yang sedang dilakukan Raga kali ini. Dia terus menuangkan minuman hingga Rania hampir dibuat tidak sadarkan diri lagi.

"Pria gila!" Rania terus meracau sambil berdiri dan berjalan sempoyongan.

Raga terkekeh pelan memperhatikan Rania yang sepertinya sudah mabuk parah. Dengan cepat dia menangkap tubuh Rania saat wanita itu hampir terjungkal mencium lantai.

Dengan entengnya Raga mengangkat tubuh mungil Rania dan membawa wanita itu ke dalam kamar miliknya.

"Pria brengsek mana yang tega menyakiti wanita sepertimu." Raga meletakkan tubuh Rania dengan perlahan di atas kasur. Jemari kekarnya menyingkirkan anak-anak rambut yang menempel di pipi Rania.

Samar-samar Rania melihat pria berbadan kekar di atas nya. Jemarinya terulur meraba pelan dada bidang milik Raga lalu bergerak turun menyusuri otot perut pria yang kini menatapnya dengan lapar.

"Apa dia melakukan ini juga dengan wanita itu?" tanya Rania dengan suara lirih dan dijawab anggukan pelan dari Raga.

Air mata berjatuhan dari pelupuk mata Rania. Dadanya memanas disertai denyutan jantungnya yang semakin meningkat.

"Lakukan!" pintanya pada Raga dengan tatapan yakin.

Karena sakit hatinya pada Dani, dia ingin membalas pria itu. Dani harus tahu jika dia bisa bermain lebih gila.

"Lakukan!" ujarnya lagi saat melihat Raga justru tertegun.

Tanpa menunggu lama, Raga langsung melucuti satu persatu pakaian milik wanita yang hanya terdiam pasrah di bawahnya.

"Saya akan bertanggung jawab dan menikahimu," bisik Raga di samping telinga Rania dengan lembut sebelum memulai aksi brutalnya.

Raga seperti orang kesetanan yang melumat kasar bibi Rania dan anehnya Rania merespon tidak kalah ganas pula. Mereka beradu bibir dalam waktu yang cukup lama.

"Arghh," erangan-erangan nikmat bergantian lolos dari bibir keduanya.

Tubuh Rania menggeliat nikmat saat cumbuan Raga perlahan turun menyusuri lehernya dan meninggalkan bercak-bercak merah di sana.

"Suka?" tanya Raga yang menghentikan sejenak aksinya ingin melihat ekspresi Rania.

Raga tersenyum puas setelah melihat tatapan sayu Rania yang tampak menikmati aksi gila mereka.

Rania memejamkan matanya dan tidak tahu apa yang terjadi setelahnya.

Bab terkait

  • Suami Pengganti    Percobaan Melarikan Diri

    Suara dering ponsel berbunyi mengganggu pria yang tengah tertidur pulas. Dia mengerang pelan sebelum perlahan membuka matanya. "Cantik," gumamnya sambil menyingkirkan anak rambut di wajah Rania.Baru kali ini Raga merasakan pagi cerah yang sesungguhnya. Di dalam rangkulannya terlelap wanita yang sudah menemaninya malam tadi.Tidak ingin mengganggu tidur pulas Rania, dengan perlahan dia meraih ponsel miliknya yang sejak tadi berdering tanpa henti."Anak bajingan!"Teriakan kasar terdengar saat Raga baru saja menempelkan ponselnya di telinga. Pria itu hanya bisa menghela napas berat."Halo," sapa Raga dengan suara serak khas bangun tidur."Perusahaanmu terancam bangkrut dan pimpinannya malah enak-enakan tidur!" Anton yang sedang berdiri di dalam ruangan rapat itu hanya bisa memijat pelipisnya.Sekali lagi Raga hanya bisa menghela napas malas. Apa masalahnya jika perusahaannya bangkrut, mengapa justru sang ayah yang pusing."Raga tahu.""Jika kamu tahu, harusnya segera ke kantor dan ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Suami Pengganti    Balas Dendam

    Semua berawal dari Dani dan sahabat Rania yang berhianat. Rania memergoki Dani dan Dewi berselingkuh di atas ranjang. Setelah itu Rania seperti linglung dan Raga memanfaatkan kondisinya."Jangan!" mohon Rania saat tangan Raga kembali mengelus lehernya. Raga menatap tajam ke arah Rania. Pria yang awalnya lembut mendadak kasar saat mengetahui bahwa Rania berpikir untuk membatalkan kesepakatan mereka."Kamu yang menawarkan harga dirimu. Menjajakkan dirimu pada saya. Kamu tidak berhak untuk menolak!" Jemari Raga mengunci kuat pergelangan tangan Rania.Mata Rania berkaca-kaca. Apa dirinya serendah itu sekarang. Benar yang dikatakan oleh Raga."Saya mengatakannya di bawah pengaruh minuman beralkohol." Rania memalingkan wajahnya, tidak sanggup besitatap dengan Raga."Dan saya tidak peduli itu." Raga menjauhkan badannya dari Rania. "Bangunlah, saya akan mengantarmu pulang." Lanjutnya."Saya rasa ide untuk menikah bukanlah solusi yang baik." Meski takut-takut, Rania mencoba melakukan pewaran.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Suami Pengganti    Nikah Yuk!

    Mata Rania membelalak kaget saat melihat pemandangan di depannya. Napasnya tercekat bersamaan dengan detak jantungnya yang bergemuruh hebat. Kedua mata coklatnya disipitkan untuk memastikan bahwa dia tidak salah orang.Tangannya gemetar, bahkan untuk mengeluarkan umpatan kasar pun dia sudah tidak sanggup. Tidak jauh dari tempatnya berdiri ada pria yang sedang memadu kasih dengan wanita berpakaian hot membara. "Padahal belum genap sebulan." Rania tersenyum getir. "Tidak sanggup hidup tanpa kamu Rania, cuihh bajingan." Lanjutnya.Kakinya sudah tidak sanggup berdiri tegak namun dia memilih untuk menyaksikan lebih lama lagi pria yang kini sibuk bergulat di atas kasur yang katanya pria itu beli khusus untuk mereka memadu kasih nantinya."Ah omongan pria ternyata memang lebih banyak bohongnya." Dia terus membatin, takut jika bersuara bisa merusak momen romantis di depan sana.Wanita bergaun merah darah kini duduk di atas pangkuan Dani yang bersandar di kepala ranjang sambil memejamkan mat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Suami Pengganti    Pria Gila

    "Nikah yuk mas!" Masih dengan cengiran lebar di bibir pucatnya.Kalimat bodoh itu meluncur dengan cepat dari mulut Rania bahkan sebelum dia menyadari apa yang baru saja dia katakan.Mata Rania membola setelah sadar bahwa apa yang ada di dalam pikiran liarnya ternyata menjelma menjadi lontaran kalimat bodoh. "Bodoh, gila! kamu sudah Gila Rania. Segitu frustasinya ditinggal Dani," rutuk Rania sambil memukul-mukul pelan bibirnya."Yuk!"Tidak, bukan Rania yang bersuara melainkan sosok yang belum dia ketahui namanya. Rania menoleh ke arah pria tadi sambil tertawa hambar."Hahaha." Tangannya menggaruk pelipisnya salah tingkah. Rania pikir dia ditertawakan karena ucapan bodohnya barusan. Bukankah begitu? Dia menjawab seperti itu karena mengira Rania sedang mengajaknya bercanda."Ayuk, mau kapan mba?" tanya pria itu lagi tampak sangat antusias. Bahkan dia mengubah posisi duduknya menjadi mengarah ke Rania."Maaf mas, saya cuma bercanda." Rania masih terus tertawa hambar.Loh kenapa pria it

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08

Bab terbaru

  • Suami Pengganti    Balas Dendam

    Semua berawal dari Dani dan sahabat Rania yang berhianat. Rania memergoki Dani dan Dewi berselingkuh di atas ranjang. Setelah itu Rania seperti linglung dan Raga memanfaatkan kondisinya."Jangan!" mohon Rania saat tangan Raga kembali mengelus lehernya. Raga menatap tajam ke arah Rania. Pria yang awalnya lembut mendadak kasar saat mengetahui bahwa Rania berpikir untuk membatalkan kesepakatan mereka."Kamu yang menawarkan harga dirimu. Menjajakkan dirimu pada saya. Kamu tidak berhak untuk menolak!" Jemari Raga mengunci kuat pergelangan tangan Rania.Mata Rania berkaca-kaca. Apa dirinya serendah itu sekarang. Benar yang dikatakan oleh Raga."Saya mengatakannya di bawah pengaruh minuman beralkohol." Rania memalingkan wajahnya, tidak sanggup besitatap dengan Raga."Dan saya tidak peduli itu." Raga menjauhkan badannya dari Rania. "Bangunlah, saya akan mengantarmu pulang." Lanjutnya."Saya rasa ide untuk menikah bukanlah solusi yang baik." Meski takut-takut, Rania mencoba melakukan pewaran.

  • Suami Pengganti    Percobaan Melarikan Diri

    Suara dering ponsel berbunyi mengganggu pria yang tengah tertidur pulas. Dia mengerang pelan sebelum perlahan membuka matanya. "Cantik," gumamnya sambil menyingkirkan anak rambut di wajah Rania.Baru kali ini Raga merasakan pagi cerah yang sesungguhnya. Di dalam rangkulannya terlelap wanita yang sudah menemaninya malam tadi.Tidak ingin mengganggu tidur pulas Rania, dengan perlahan dia meraih ponsel miliknya yang sejak tadi berdering tanpa henti."Anak bajingan!"Teriakan kasar terdengar saat Raga baru saja menempelkan ponselnya di telinga. Pria itu hanya bisa menghela napas berat."Halo," sapa Raga dengan suara serak khas bangun tidur."Perusahaanmu terancam bangkrut dan pimpinannya malah enak-enakan tidur!" Anton yang sedang berdiri di dalam ruangan rapat itu hanya bisa memijat pelipisnya.Sekali lagi Raga hanya bisa menghela napas malas. Apa masalahnya jika perusahaannya bangkrut, mengapa justru sang ayah yang pusing."Raga tahu.""Jika kamu tahu, harusnya segera ke kantor dan ber

  • Suami Pengganti    Menghabiskan Malam Bersama

    "Temani saya malam ini," bisik Raga setengah memohon. "Hah gimana mas?" Rania menggelengkan kepalanya tidak mau salah paham. Sepertinya otaknya sudah rada error saat ini. Posisi duduknya sudah tidak secanggung tadi."Temani saya sampai pagi mba.""Aduh mas saya gak berani. Saya bukan wanita yang seperti itu mas." Rania menggelengkan kepalanya dengan cepat. Mereka benar-benar berada dalam situasi yang membingungkan. Keduanya tidak saling kenal namun terjebak dalam obrolan kikuk."Saya butuh teman cerita, saya tahu kamu juga butuh itu?" Raga memberikan penawaran yang terdengar menggiurkan.Wanita itu terdiam sejenak sebelum menganggukkan kepalanya. Benar, dia butuh teman curhat.Raga tersenyum samar sebelum beranjak dari tempat duduknya. "Ayo ikut saya!" ucapnya lalu berjalan meninggalkan Rania yang tampaknya masih menimbang-nimbang. "Saya bukan pria jahat, jangan khawatir.""Sekarang saya sedang berjalan mengikuti pria asing yang entah akan membawa saya ke mana." Rania merutuk sambi

  • Suami Pengganti    Pria Gila

    "Nikah yuk mas!" Masih dengan cengiran lebar di bibir pucatnya.Kalimat bodoh itu meluncur dengan cepat dari mulut Rania bahkan sebelum dia menyadari apa yang baru saja dia katakan.Mata Rania membola setelah sadar bahwa apa yang ada di dalam pikiran liarnya ternyata menjelma menjadi lontaran kalimat bodoh. "Bodoh, gila! kamu sudah Gila Rania. Segitu frustasinya ditinggal Dani," rutuk Rania sambil memukul-mukul pelan bibirnya."Yuk!"Tidak, bukan Rania yang bersuara melainkan sosok yang belum dia ketahui namanya. Rania menoleh ke arah pria tadi sambil tertawa hambar."Hahaha." Tangannya menggaruk pelipisnya salah tingkah. Rania pikir dia ditertawakan karena ucapan bodohnya barusan. Bukankah begitu? Dia menjawab seperti itu karena mengira Rania sedang mengajaknya bercanda."Ayuk, mau kapan mba?" tanya pria itu lagi tampak sangat antusias. Bahkan dia mengubah posisi duduknya menjadi mengarah ke Rania."Maaf mas, saya cuma bercanda." Rania masih terus tertawa hambar.Loh kenapa pria it

  • Suami Pengganti    Nikah Yuk!

    Mata Rania membelalak kaget saat melihat pemandangan di depannya. Napasnya tercekat bersamaan dengan detak jantungnya yang bergemuruh hebat. Kedua mata coklatnya disipitkan untuk memastikan bahwa dia tidak salah orang.Tangannya gemetar, bahkan untuk mengeluarkan umpatan kasar pun dia sudah tidak sanggup. Tidak jauh dari tempatnya berdiri ada pria yang sedang memadu kasih dengan wanita berpakaian hot membara. "Padahal belum genap sebulan." Rania tersenyum getir. "Tidak sanggup hidup tanpa kamu Rania, cuihh bajingan." Lanjutnya.Kakinya sudah tidak sanggup berdiri tegak namun dia memilih untuk menyaksikan lebih lama lagi pria yang kini sibuk bergulat di atas kasur yang katanya pria itu beli khusus untuk mereka memadu kasih nantinya."Ah omongan pria ternyata memang lebih banyak bohongnya." Dia terus membatin, takut jika bersuara bisa merusak momen romantis di depan sana.Wanita bergaun merah darah kini duduk di atas pangkuan Dani yang bersandar di kepala ranjang sambil memejamkan mat

DMCA.com Protection Status