Beranda / Rumah Tangga / Suami Pengganti / Percobaan Melarikan Diri

Share

Percobaan Melarikan Diri

Penulis: She.enna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-16 23:48:12

Suara dering ponsel berbunyi mengganggu pria yang tengah tertidur pulas. Dia mengerang pelan sebelum perlahan membuka matanya.

"Cantik," gumamnya sambil menyingkirkan anak rambut di wajah Rania.

Baru kali ini Raga merasakan pagi cerah yang sesungguhnya. Di dalam rangkulannya terlelap wanita yang sudah menemaninya malam tadi.

Tidak ingin mengganggu tidur pulas Rania, dengan perlahan dia meraih ponsel miliknya yang sejak tadi berdering tanpa henti.

"Anak bajingan!"

Teriakan kasar terdengar saat Raga baru saja menempelkan ponselnya di telinga. Pria itu hanya bisa menghela napas berat.

"Halo," sapa Raga dengan suara serak khas bangun tidur.

"Perusahaanmu terancam bangkrut dan pimpinannya malah enak-enakan tidur!" Anton yang sedang berdiri di dalam ruangan rapat itu hanya bisa memijat pelipisnya.

Sekali lagi Raga hanya bisa menghela napas malas. Apa masalahnya jika perusahaannya bangkrut, mengapa justru sang ayah yang pusing.

"Raga tahu."

"Jika kamu tahu, harusnya segera ke kantor dan bereskan kekacauan ini!" teriak Anton tidak peduli tatapan orang-orang di dalam ruangan rapat.

Raga langsung memutuskan sambungan telpon dan melempar asal ponselnya di atas kasur. Ponsel itu tanpa sengaja mengenai kaki Rania yang langsung bergerak tidak nyaman.

"Maaf." Raga meringis sambil mengeratkan pelukannya. "Tidurlah."

Setelah beberapa lama terdiam dalam posisi nyamannya, Raga akhirnya bangkit dengan perlahan. Dia menarik tangannya yang sejak tadi dijadikan bantal oleh Rania.

Dengan santai dia berjalan ke dalam kamar mandi, tidak khawatir akan ada yang melihatnya dalam penampilan tanpa sehelai benang pun.

Hanya butuh beberapa menit saja, Raga keluar dengan kemeja putihnya. Dia berjalan menghampiri tempat tidur dan terkekeh pelan melihat selimut Rania yang melorot hampir mempertontonkan dada indahnya.

"Saya tinggal sebentar yah," ujar Raga sambil mengelus pelan puncak kepala Rania dan merapikan selimutnya.

***

Matahari tampaknya tidak punya daya untuk menembus masuk ke dalam kamar milik Raga. Kondisi kamar yang cukup gelap membuat Rania masih betah bermalas-malasan.

"Aduh," ringis Rani saat merasa kepalanya berdenyut sakit.

Selimut yang sudah melorot sampai pingganggnya membuat dingin AC langsung menembus kulitnya. Setelah berhasil mengumpulkan kesadarannya dia menunduk dan sontak menjerit.

"Aaaaaa!" teriaknya dan dengan cepat menarik kembali selimut untuk menutupi badannya.

Dia mengedarkan pandangannya menatap seisi ruangan dengan takut. Kondisi yang cukup gelap membuat penglihatannya sedikit terbatas.

"Ini saya di mana?" tanya Rania pada diri sendiri sambil berusaha mencari letak saklar lampu.

Mata Rania melotot setelah baru saja menekan saklar di dekat tempat tidur. Ingatannya langsung berputar menayangkan kejadian panas tadi malam. Dia meringis saat melihat dalaman berwarna hitam yang dia kenakan kemarin kini teronggok di lantai bersama dalaman pria.

"Gila! ini benar-benar gila." Rania hampir menangis saat mengingat jika dirinya lah yang meminta Raga untuk menggagahinya.

Dengan terburu-buru dia turun dari tempat tidur sambil terus memegangi selimut yang membungkus badannya.

"Robek!" teriaknya sembari mengangkat pakaiannya ke depan wajah.

Wajah Rania semakin memanas saat membayangkan bagaimana ganasnya Raga hingga merobek pakaiannya. Buru-buru dia memungut semua pakaian kotor mereka dan melemparnya asal ke atas tempat tidur.

"Astaga!" Rania kembali memekik.

Kekagetan Rania memuncak saat melihat pantulan tubuhnya dalam kaca kamar mandi. Leher hingga perutnya kini dipenuhi bercak merah karya Raga. Dia berbalik dan menatap punggungnya yang tidak luput dari cumbuan pria itu.

"Rania, kamu membiarkan pria asing mencumbumu yang bahkan Dani saja tidak pernah melakukannya meski hubungan kalian sudah bertahun-tahun." Tangannya memukul pelan kepalanya. "Apa yang akan Raga pikirkan tentangmu."

Tidak ingin berlama-lama, Rania segera membersihkan badannya dan mengeringkannya menggunakan handuk milik Raga.

"Pakaian, hmm." Tangannya memegang lilitan handuk di dadanya lalu berjalan masuk ke dalam ruangan yang sepertinya tempat Raga menyimpan seluruh pakaiannya. "Pinjam mas," gumamnya lalu meraih satu baju kaos berwarna hitam dan celana pendek milik Raga.

Kini dirinya harus menghadapi masalah saat pintu utama kediaman Raga terkunci. Ingin kabur lewat jendela pun Rania tidak mengerti cara membuka kaca mewah ini.

"Ini pasti ada jalan keluarnya." Rania berjalan menyusuri rumah megah milik Raga hingga ke taman belakang. "Saya malu kalau harus ketemu Raga. Bisa-bisanya saya yang minta duluan," rutuknya tanpa henti.

Sialnya tidak ada cara untuk kabur dari rumah ini. Bahkan pagar di belakang rumah Raga hampir sejajar dengan atap rumah.

"Terus saya harus apa?"

Sementara itu di dalam kamar ada Raga yang kelabakan mencari keberadaan Rania. Dia tidak mau kehilangan wanita itu.

"Bagaimana dia bisa keluar, sementara semua pintu terkunci." Raga berjalan keluar kamar dan mencari Rania di seluruh rumah.

Langkahnya terhenti saat menemukan wanita yang dia cari itu berbalik menatap ke arahnya dengan tampilan menggoda.

"Sedang apa kamu di sana?" tanya Raga sambil menghampiri Rania yang duduk di pinggir kolam.

"Saya berniat untuk kabur, tapi melihat pagar ini rasanya mustahil," ucap Rania sambil menunjuk tembok tinggi di depannya.

Raga terkekeh lalu berjalan dan berjongkok di samping Rania. "Ayo masuk!"

"Saya mau pulang," ucap Rania dengan tatapan memohon.

"Ayo, saya antar." Raga mengangguk lalu menarik tangan Rania. "Sekalian saya mau berbicara dengan orang tuamu." lanjutnya.

"Untuk apa?" tanya Rania bingung.

"Yah tentu saja untuk membahas pernikahan kita." Raga mengeryitkan dahinya bingung melihat reaksi Rania.

"Ah soal itu." Rania menggaruk tengkuknya. "Sepertinya tidak ada yang perlu dibahas." Lanjut Rania berhasil memancing tindakan kasar Raga.

Tangannya ditarik kasar oleh Raga. "Maksud kamu apa? jangan bermain-main dengan saya!"

Dengan gampangnya Raga mengangkat tubuh Rania dan membawanya ke dalam kamar.

"Turunkan saya!" Rania memberontak.

"Diam atau saya lempar?"

"Turunkan saya sialan!"

"Sialan?" tanya Raga dengan alis terangkat. "Kamu mencoba menantangku?"

"Aaaaa!" pekik Rania histeris saat tanpa perasaan Raga melemparnya ke atas kasur.

Tangan Rania dia letakkan menyilang di dada. "Begini mas Raga, kita berdua tahu bahwa apa yang terjadi semalam itu di luar kehendak kita. Jadi mari kita lupakan, anggap saja yang semalam tidak pernah terjadi."

"Semalam, kamu begitu ganas di atas ranjangku. Bukankah kamu yang lebih dulu memintaku untuk melakukannya hmm? dan sekarang kamu meminta saya untuk melupakannya?" Raga merangkak naik ke atas tempat tidur, mendorong tubuh Rania hingga wanita itu kini terjebak di bawahnya.

Rania menatap Raga dengan wajah memanas menahan malu. "Hentikan," lirihnya.

"Membantuku melucuti bajumu, lalu berkata lakukanlah! Kumohon!" Raga menyeringai puas.

"Saya bilang hentikan!"

Raga terkekeh. Jemarinya mengangkat dagu Rania, sedikit demi sedikit jarak di antara mereka terkikis.

"Bagaimana? mau mengulang aktivitas panas kita yang semalam?" bisik Raga membuat Rania memalingkan wajahnya. "Lihat saya!" geram Raga. "Jangan berharap untuk lari dan meninggalkanku!"

Bab terkait

  • Suami Pengganti    Balas Dendam

    Semua berawal dari Dani dan sahabat Rania yang berhianat. Rania memergoki Dani dan Dewi berselingkuh di atas ranjang. Setelah itu Rania seperti linglung dan Raga memanfaatkan kondisinya."Jangan!" mohon Rania saat tangan Raga kembali mengelus lehernya. Raga menatap tajam ke arah Rania. Pria yang awalnya lembut mendadak kasar saat mengetahui bahwa Rania berpikir untuk membatalkan kesepakatan mereka."Kamu yang menawarkan harga dirimu. Menjajakkan dirimu pada saya. Kamu tidak berhak untuk menolak!" Jemari Raga mengunci kuat pergelangan tangan Rania.Mata Rania berkaca-kaca. Apa dirinya serendah itu sekarang. Benar yang dikatakan oleh Raga."Saya mengatakannya di bawah pengaruh minuman beralkohol." Rania memalingkan wajahnya, tidak sanggup besitatap dengan Raga."Dan saya tidak peduli itu." Raga menjauhkan badannya dari Rania. "Bangunlah, saya akan mengantarmu pulang." Lanjutnya."Saya rasa ide untuk menikah bukanlah solusi yang baik." Meski takut-takut, Rania mencoba melakukan pewaran.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Suami Pengganti    Nikah Yuk!

    Mata Rania membelalak kaget saat melihat pemandangan di depannya. Napasnya tercekat bersamaan dengan detak jantungnya yang bergemuruh hebat. Kedua mata coklatnya disipitkan untuk memastikan bahwa dia tidak salah orang.Tangannya gemetar, bahkan untuk mengeluarkan umpatan kasar pun dia sudah tidak sanggup. Tidak jauh dari tempatnya berdiri ada pria yang sedang memadu kasih dengan wanita berpakaian hot membara. "Padahal belum genap sebulan." Rania tersenyum getir. "Tidak sanggup hidup tanpa kamu Rania, cuihh bajingan." Lanjutnya.Kakinya sudah tidak sanggup berdiri tegak namun dia memilih untuk menyaksikan lebih lama lagi pria yang kini sibuk bergulat di atas kasur yang katanya pria itu beli khusus untuk mereka memadu kasih nantinya."Ah omongan pria ternyata memang lebih banyak bohongnya." Dia terus membatin, takut jika bersuara bisa merusak momen romantis di depan sana.Wanita bergaun merah darah kini duduk di atas pangkuan Dani yang bersandar di kepala ranjang sambil memejamkan mat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Suami Pengganti    Pria Gila

    "Nikah yuk mas!" Masih dengan cengiran lebar di bibir pucatnya.Kalimat bodoh itu meluncur dengan cepat dari mulut Rania bahkan sebelum dia menyadari apa yang baru saja dia katakan.Mata Rania membola setelah sadar bahwa apa yang ada di dalam pikiran liarnya ternyata menjelma menjadi lontaran kalimat bodoh. "Bodoh, gila! kamu sudah Gila Rania. Segitu frustasinya ditinggal Dani," rutuk Rania sambil memukul-mukul pelan bibirnya."Yuk!"Tidak, bukan Rania yang bersuara melainkan sosok yang belum dia ketahui namanya. Rania menoleh ke arah pria tadi sambil tertawa hambar."Hahaha." Tangannya menggaruk pelipisnya salah tingkah. Rania pikir dia ditertawakan karena ucapan bodohnya barusan. Bukankah begitu? Dia menjawab seperti itu karena mengira Rania sedang mengajaknya bercanda."Ayuk, mau kapan mba?" tanya pria itu lagi tampak sangat antusias. Bahkan dia mengubah posisi duduknya menjadi mengarah ke Rania."Maaf mas, saya cuma bercanda." Rania masih terus tertawa hambar.Loh kenapa pria it

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Suami Pengganti    Menghabiskan Malam Bersama

    "Temani saya malam ini," bisik Raga setengah memohon. "Hah gimana mas?" Rania menggelengkan kepalanya tidak mau salah paham. Sepertinya otaknya sudah rada error saat ini. Posisi duduknya sudah tidak secanggung tadi."Temani saya sampai pagi mba.""Aduh mas saya gak berani. Saya bukan wanita yang seperti itu mas." Rania menggelengkan kepalanya dengan cepat. Mereka benar-benar berada dalam situasi yang membingungkan. Keduanya tidak saling kenal namun terjebak dalam obrolan kikuk."Saya butuh teman cerita, saya tahu kamu juga butuh itu?" Raga memberikan penawaran yang terdengar menggiurkan.Wanita itu terdiam sejenak sebelum menganggukkan kepalanya. Benar, dia butuh teman curhat.Raga tersenyum samar sebelum beranjak dari tempat duduknya. "Ayo ikut saya!" ucapnya lalu berjalan meninggalkan Rania yang tampaknya masih menimbang-nimbang. "Saya bukan pria jahat, jangan khawatir.""Sekarang saya sedang berjalan mengikuti pria asing yang entah akan membawa saya ke mana." Rania merutuk sambi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15

Bab terbaru

  • Suami Pengganti    Balas Dendam

    Semua berawal dari Dani dan sahabat Rania yang berhianat. Rania memergoki Dani dan Dewi berselingkuh di atas ranjang. Setelah itu Rania seperti linglung dan Raga memanfaatkan kondisinya."Jangan!" mohon Rania saat tangan Raga kembali mengelus lehernya. Raga menatap tajam ke arah Rania. Pria yang awalnya lembut mendadak kasar saat mengetahui bahwa Rania berpikir untuk membatalkan kesepakatan mereka."Kamu yang menawarkan harga dirimu. Menjajakkan dirimu pada saya. Kamu tidak berhak untuk menolak!" Jemari Raga mengunci kuat pergelangan tangan Rania.Mata Rania berkaca-kaca. Apa dirinya serendah itu sekarang. Benar yang dikatakan oleh Raga."Saya mengatakannya di bawah pengaruh minuman beralkohol." Rania memalingkan wajahnya, tidak sanggup besitatap dengan Raga."Dan saya tidak peduli itu." Raga menjauhkan badannya dari Rania. "Bangunlah, saya akan mengantarmu pulang." Lanjutnya."Saya rasa ide untuk menikah bukanlah solusi yang baik." Meski takut-takut, Rania mencoba melakukan pewaran.

  • Suami Pengganti    Percobaan Melarikan Diri

    Suara dering ponsel berbunyi mengganggu pria yang tengah tertidur pulas. Dia mengerang pelan sebelum perlahan membuka matanya. "Cantik," gumamnya sambil menyingkirkan anak rambut di wajah Rania.Baru kali ini Raga merasakan pagi cerah yang sesungguhnya. Di dalam rangkulannya terlelap wanita yang sudah menemaninya malam tadi.Tidak ingin mengganggu tidur pulas Rania, dengan perlahan dia meraih ponsel miliknya yang sejak tadi berdering tanpa henti."Anak bajingan!"Teriakan kasar terdengar saat Raga baru saja menempelkan ponselnya di telinga. Pria itu hanya bisa menghela napas berat."Halo," sapa Raga dengan suara serak khas bangun tidur."Perusahaanmu terancam bangkrut dan pimpinannya malah enak-enakan tidur!" Anton yang sedang berdiri di dalam ruangan rapat itu hanya bisa memijat pelipisnya.Sekali lagi Raga hanya bisa menghela napas malas. Apa masalahnya jika perusahaannya bangkrut, mengapa justru sang ayah yang pusing."Raga tahu.""Jika kamu tahu, harusnya segera ke kantor dan ber

  • Suami Pengganti    Menghabiskan Malam Bersama

    "Temani saya malam ini," bisik Raga setengah memohon. "Hah gimana mas?" Rania menggelengkan kepalanya tidak mau salah paham. Sepertinya otaknya sudah rada error saat ini. Posisi duduknya sudah tidak secanggung tadi."Temani saya sampai pagi mba.""Aduh mas saya gak berani. Saya bukan wanita yang seperti itu mas." Rania menggelengkan kepalanya dengan cepat. Mereka benar-benar berada dalam situasi yang membingungkan. Keduanya tidak saling kenal namun terjebak dalam obrolan kikuk."Saya butuh teman cerita, saya tahu kamu juga butuh itu?" Raga memberikan penawaran yang terdengar menggiurkan.Wanita itu terdiam sejenak sebelum menganggukkan kepalanya. Benar, dia butuh teman curhat.Raga tersenyum samar sebelum beranjak dari tempat duduknya. "Ayo ikut saya!" ucapnya lalu berjalan meninggalkan Rania yang tampaknya masih menimbang-nimbang. "Saya bukan pria jahat, jangan khawatir.""Sekarang saya sedang berjalan mengikuti pria asing yang entah akan membawa saya ke mana." Rania merutuk sambi

  • Suami Pengganti    Pria Gila

    "Nikah yuk mas!" Masih dengan cengiran lebar di bibir pucatnya.Kalimat bodoh itu meluncur dengan cepat dari mulut Rania bahkan sebelum dia menyadari apa yang baru saja dia katakan.Mata Rania membola setelah sadar bahwa apa yang ada di dalam pikiran liarnya ternyata menjelma menjadi lontaran kalimat bodoh. "Bodoh, gila! kamu sudah Gila Rania. Segitu frustasinya ditinggal Dani," rutuk Rania sambil memukul-mukul pelan bibirnya."Yuk!"Tidak, bukan Rania yang bersuara melainkan sosok yang belum dia ketahui namanya. Rania menoleh ke arah pria tadi sambil tertawa hambar."Hahaha." Tangannya menggaruk pelipisnya salah tingkah. Rania pikir dia ditertawakan karena ucapan bodohnya barusan. Bukankah begitu? Dia menjawab seperti itu karena mengira Rania sedang mengajaknya bercanda."Ayuk, mau kapan mba?" tanya pria itu lagi tampak sangat antusias. Bahkan dia mengubah posisi duduknya menjadi mengarah ke Rania."Maaf mas, saya cuma bercanda." Rania masih terus tertawa hambar.Loh kenapa pria it

  • Suami Pengganti    Nikah Yuk!

    Mata Rania membelalak kaget saat melihat pemandangan di depannya. Napasnya tercekat bersamaan dengan detak jantungnya yang bergemuruh hebat. Kedua mata coklatnya disipitkan untuk memastikan bahwa dia tidak salah orang.Tangannya gemetar, bahkan untuk mengeluarkan umpatan kasar pun dia sudah tidak sanggup. Tidak jauh dari tempatnya berdiri ada pria yang sedang memadu kasih dengan wanita berpakaian hot membara. "Padahal belum genap sebulan." Rania tersenyum getir. "Tidak sanggup hidup tanpa kamu Rania, cuihh bajingan." Lanjutnya.Kakinya sudah tidak sanggup berdiri tegak namun dia memilih untuk menyaksikan lebih lama lagi pria yang kini sibuk bergulat di atas kasur yang katanya pria itu beli khusus untuk mereka memadu kasih nantinya."Ah omongan pria ternyata memang lebih banyak bohongnya." Dia terus membatin, takut jika bersuara bisa merusak momen romantis di depan sana.Wanita bergaun merah darah kini duduk di atas pangkuan Dani yang bersandar di kepala ranjang sambil memejamkan mat

DMCA.com Protection Status