Share

215). Apa yang Terjadi?

***

"Danendra, please. Dengerin Mama ya, Nak."

Danendra menggeleng. Masih dengan posisi kedua tangan berpeganga pada sandaran sofa, dia berusaha untuk kembali menyeimbangkan tubuhnya yang oleng karena rasa pusing yang mendera.

Mendapat telepon dari kantor polisi tentang apa yang terjadi pada Adara, Danendra jelas dibuat kalang kabut. Mengabaikan kondisi tubuhnya yang sedang tak baik-baik saja, pria itu beringsut dari kamar lalu berlari menuruni tangga.

Sialnya, tepat ketika sampai di ruang tengah, Danendra tiba-tiba saja hampir ambruk karena rasa sakit di kepala yang menderanya.

"Enggak, Ma. Danendra harus segera nemuin Dara buat pastiin dia baik-baik aja," ucap Danendra—masih dengan kepala menunduk, berharap rasa sakit yang sedang dia alami akan mereda.

"Mama aja yang pergi, Dan. Kamu di sini aja," pinta Teresa resah.

"Enggak, Ma," kata Danendra. "Danendra enggak akan bisa tenang sebelum pastiin sendiri gimana keadaan Adara."

"Dan."

Danendra mendongak lalu menatap sang mama yang berd
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status