Beranda / Rumah Tangga / Suami Pengganti Yang Membenciku / Bab 5 Bayi Mungil Mirip Ayahnya

Share

Bab 5 Bayi Mungil Mirip Ayahnya

Penulis: Linda Malik
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-24 11:57:43

Mentari muncul dari ufuk timur, bias cahaya berbelok melewati jendela kaca, memasuki ruangan dari balik gorden yang sedikit terbuka.

Cahaya hangat menyentuh permukaan kulit wajah Akira yang masih bergelung dalam mimpi.

Akira tengah berada di lapangan rumput luas, dan tatapannya tertuju ke arah langit yang begitu gelap dan hanya dihiasi oleh satu bintang.

Namun tiba-tiba kabut menghiasi daerah sekitarnya. Suasana hijau kini berubah mendung, tertutup dengan kabut yang semakin lama semakin tebal. Membuat pandangannya menjadi buram, jalanan di hadapannya juga tidak terlihat karena tertutup kabut yang sudah seperti awan putih.

Akira mencoba untuk mencari jalan keluar sembari memfokuskan pandangannya ke depan. Beberapa kali kakinya tersandung, karena benda keras yang menghalangi jalannya.

Kembali dia tersandung, namun kali ini membuat tubuhnya hilang keseimbangan. Akira terjatuh, tangannya meraba pada permukaan rumput yang menjadi alasnya saat ini.

Mencoba berdiri kembali, namun tiba-tiba muncul sosok Anggara di hadapannya. Wajah suaminya yang terlihat tampak pucat. Wajah dingin tanpa senyum namun memandangnya sangat tajam.

Kini Akira telah berdiri tegak. Ada keinginan untuk menggapai pria dingin yang sangat dirindukan. Namun semakin berjalan mendekat, sosok Anggara semakin berjalan mundur dan menjauh.

“Mas Anggara, mau kemana mas. Kemarilah mas, ayo kita pulang!” Ucapnya lirih, namun tak ada jawaban. Dia terus mengejar pria yang terus menatap ke arahnya, namun pria itu terus berjalan mundur. Hingga lama kelamaan sosok Anggara menghilang ditelan kabut tebal.

“Mas Aang? Jangan pergi!” Dia masih berusaha untuk mencegah kepergian suaminya. Mencoba berlari-lari tanpa arah, menembus kabut yang semakin tebal. Hingga suasana berubah menjadi sangat gelap.

“Mas Anggara, jangan pergi!” Teriak Akira tersengal-sengal. Keringat dingin membasahi pelipis dan sebagian wajahnya.

Akira terbangun, tangannya terangkat menggapai udara kosong di depannya. Dia melihat ke sekeliling ruangan namun tak juga menjumpai keberadaan Anggara, seperti dalam mimpi.

Akira meringkuk di atas ranjang, perasaan sedih karena kehilangan sosok suami kembali berputar di pikirannya.

Tubuhnya yang meringkuk tampak gemetar menahan rasa sakit dan rindu yang mendalam. Hanya suara isak tangis yang terdengar di ruangan yang cukup luas itu. Akira menumpahkan seluruh isi hatinya lewat air mata sendu.

Sampai saat ini pun Akira tidak akan rela Anggara meninggalkan dirinya, tanpa pamit. Mengijinkan Anggara untuk pergi ke Jepang demi melakukan perjalanan bisnis, merupakan penyesalan seumur hidupnya. Jika tahu suaminya akan meninggalkannya, Akira tidak akan pernah mengijinkan.

Sebuah tangan menepuk bahunya pelan, membuat Akira terlonjak kaget.

“Apa kamu mimpi buruk?” Suara Argi terdengar memecah kesunyian. Raut wajah pria itu sarat akan rasa khawatir.

Akira tak menjawab dengan ucapan, namun kepalanya mengangguk samar.

“Minumlah, sepertinya kamu sedang dalam kondisi buruk.” Argi meraih satu botol air mineral, membuka penutup dan menyerahkannya pada Akira.

Akira meraih botol itu dan segera meneguk isinya untuk membasahi tenggorokan yang terasa kering.

“Terima kasih.” Ucap Akira singkat, tanpa menoleh ke arah Argi. Matanya menatap kosong ke arah kain selimut yang terbentang menutup sebagian dari tubuhnya.

Argi tersenyum tipis, meraih botol minum dari tangan Akira dan meletakkannya di atas nakas. Lalu dia mengangkat kursi agar lebih mendekat ke arah ranjang.

Keduanya sama-sama terdiam dengan pemikiran masing-masing. Akira dengan kerinduannya, sedangkan Argi tengah memikirkan cara agar wanita itu tidak terlalu larut dalam kesedihan.

“Ngomong-ngomong bukankah kamu belum melihat bayimu? Apa kamu ingin melihatnya?” Tanya Argi dengan nada lembut.

Mendengar ucapan Argi, sontak Akira memalingkan wajahnya ke arah pria itu.

Ya, memang benar setelah melahirkan, Akira tidak pernah melihat bayinya. Ada sedikit binar bahagia dalam wajah muram Akira.

“Bolehkah aku melihat bayiku?” Tanya Akira tampak antusias. Hingga dia tak sabar untuk bertemu dengan sang buah hati. Satu-satunya kenangan yang tertinggal dan sekarang menjadi tanggung jawabnya.

“Tentu, dia sangat cantik seperti ibunya.” Ucap Argi mengulas senyum. Senyum yang dulu menjadi ciri khasnya menaklukan hati para gadis, kecuali Akira. Dia merasa gagal menaklukan hati gadis itu, namun dia memiliki cinta yang tulus.

Akira tidak sabar untuk melihat sang buah hati, hingga dia berusaha untuk menuruni ranjang.

“Tunggu sebentar, sepertinya kita perlu kursi roda. Kamu tunggu dulu, aku akan mengambilkannya untukmu.” Ucap Argi menahan Akira agar tetap pada posisinya.

Dia kemudian berjalan menuju sudut ruangan, mengambil kursi roda yang sudah disiapkan sebelumnya.

Mendorongnya hingga di sisi ranjang, lalu beralih membantu Akira untuk berpindah posisi dengan cara menggendongnya.

“Aku bisa sendiri, Gi. Gak usah dibantu!” Ucap Akira menolak, dia merasa tidak enak hati jika harus berdekatan dengan pria yang pernah dia sakiti.

Akira berusaha bangun dan menuruni ranjang, namun karena tubuhnya yang sangat lemah, hingga akhirnya usaha membuatnya hampir terjatuh.

Argi dengan sigap menangkap tubuh Akira sebelum terjatuh di lantai. Tanpa meminta ijin, Argi membopong tubuh Akira menuju kursi roda.

Kini wajah mereka sangat dekat hanya berjarak beberapa senti. Bahkan Akira bisa merasakan hembusan nafas Argi di permukaan pipinya.

Akira sangat tahu jika ia tengah di pandang oleh Argi, namun berusaha untuk menjaga jarak dengan menundukkan pandangannya.

Argi meletakkan tubuh Akira dengan sangat hati-hati, seperti sedang menaruh barang yang mudah pecah. Dia tidak ingin pergerakannya menyakiti tubuh Akira yang belum betul-betul pulih. Argi berjongkok di hadapan Akira untuk memasangkan alas kaki.

Lalu segera bangkit melangkah menuju belakang kursi roda. Mendorong kursi roda keluar dari ruangan. Untungnya dia sudah pernah mengunjungi bayi itu, sehingga Argi tidak perlu bertanya pada suster lagi.

Ada seorang suster yang berjaga di depan pintu.

“Sus, aku mau melihat bayiku. Apa ada di dalam?” Tanya Akira dengan antusias.

“Maaf nyonya, dokter masih memeriksa di dalam. Bayinya belum bisa dijenguk.” Ucap suster memberitahu. Namun tatapan tajam Argi membuatnya takut. Tatapan itu seakan mengisyaratkan jika menyuruhnya untuk mengikuti permintaan Akira.

“Hum, baiklah nyonya saya akan antarkan ke dalam.” Seketika suster meralat ucapannya. Sungguh dia tidak ingin membuat dirinya terancam. Mengapa dia terlambat menyadari kehadiran bos Argi di sana?

Pintu terbuka, dan benar di dalam ada seorang dokter wanita yang tengah memeriksa keadaan bayi mungil.

Tak kuasa Akira menahan air mata yang kembali muncul di pelupuk mata. Perjumpaan pertama dengan sang buah hati begitu membuat hatinya terharu.

“Maaf dokter, nyonya Akira datang ingin melihat bayinya.” Ucap suster memberitahu. Dia tidak ingin dokter itu memarahinya, namun lebih takut jika sang bos besar memecatnya. Meski bagaimanapun dia memulai karirnya dengan usaha keras.

Dokter wanita itu menoleh ke arah pintu, namun ketika mendapati keberadaan Argi, senyum ramah tersungging di bibirnya.

“Maaf nyonya Akira, saya akan melakukan pemeriksaan. Bisakah menunggu hingga 5 menit?” Tanya dokter itu ramah, melirik sekilas ke pria yang berdiri di belakang Akira, tengah menatapnya dengan sorot mata tajam.

“Baik dok, saya akan menunggu di sini. Terima kasih sudah merawat anak saya.” Ucap Akira terdengar tulus. Dokter tersenyum, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.

Akira melihat dari jauh pada bayi mungilnya yang tampak menggapai-gapai udara dengan tangannya yang mungil. Suara tangisannya terdengar sangat kecil. Namun mampu membuat jiwa keibuan Akira muncul. Tak terasa dia kembali terisak, karena perasaan haru yang muncul ketika menyadari dirinya telah menjadi seorang ibu.

Tak lama dokter itu menyelesaikan tugasnya, dan kembali menoleh ke arah Akira.

“Apa nyonya ingin memeluknya? Mungkin dengan pelukan hangat seorang ibu akan merangsang pertumbuhannya.”

Akira langsung mengangguk penuh antusias, meskipun dia merasakan perih di bagian perutnya namun dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

Argi mendorong kursi roda agar lebih mendekat.

Dokter itu segera mengangkat tubuh mungil itu dan menyerahkan pada ibunya. Dia menyuruh asistennya untuk membuka kancing baju Akira paling atas, agar nantinya bayi itu bisa langsung bersentuhan dengan permukaan kulit sang ibu.

Akira sedikit merasa sungkan, karena kehadiran Argi yang berada di sana. Namun dia tak sempat melarang karena memang benar bayinya butuh kehangatan.

Akira memandang haru pada tubuh kecil yang terasa nyaman dalam pelukannya, bahkan tangisan bayi itu menghilang ketika berada di dekat ibunya.

Kini dia bisa melihat dengan jarak dekat wajah putri kecilnya. Wajah yang selalu mengingatkannya pada Anggara.

“Putri nyonya sangat cantik, seperti ibunya.” Ucap dokter itu.

“Tidak dok, dia lebih mirip ayahnya.” Jawaban Akira membuat dokter dan suster menatap ke arah Argi, seakan ingin memastikan ucapan Akira. Dan mereka tak mendapati kemiripan wajah bayi itu dengan Argi.

***

Bab terkait

  • Suami Pengganti Yang Membenciku   Bab 6 Kembali Berharap

    Melihat tatapan tak bersahabat, dokter kembali menunduk. Sepertinya dia sudah salah bersikap. Dan mencoba untuk tidak terlalu banyak bicara. Meskipun banyak pertanyaan dalam hatinya tentang kemiripan wajah bayi itu dengan ayahnya. Dokter hanya mengetahui, jika wanita itu adalah istri dari sang bos. Memang dari awal berada di rumah sakit, Argi hanya mengatakan jika Akira adalah calon istrinya. Namun karirnya lebih penting dibandingkan rasa penasaran. Dokter segera mengambil peralatan dan berniat untuk pamit dari ruangan. “Sus, nanti tolong letakkan bayi ini ke dalam inkubator. Pastikan jika keadaan bayi ini dalam posisi yang benar.” Ucap dokter memberi perintah pada asistennya. Lalu pamit untuk keluar ruangan. Rasanya tidak puas Akira memeluk putri kecilnya, bahkan waktu sudah berjalan 30 menit. Namun sepertinya Akira harus meninggalkan putrinya, agar bisa kembali beristirahat dalam inkubator. “Jika nyonya ingin menjenguknya lagi, silahkan datang kemari. Mohon maaf untuk seme

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Suami Pengganti Yang Membenciku   Bab 7 Mengejar Cinta Akira

    Wajah Akira tampak tegang mendengar ucapan Argi di luar dari dugaan. Dia tidak menyangka jika Argi kembali ingin mengejar cintanya. “Aku rasa, cintaku padamu sangatlah besar, hingga aku tidak bisa melupakanmu. Meski aku terus berusaha, namun sepertinya aku tidak berdaya.” Wajah Argi begitu menyiratkan harapan, menatap Akira dengan tatapan lembut penuh cinta. Namun Akira tidak ingin mengecewakan Argi untuk kedua kalinya. Dulunya dia bersikap tidak enakan, namun kini dia sudah dewasa. Dia harus bersikap lebih tegas agar tidak menyakiti hati Argi. “Maafkan aku, Gi. Aku tidak bisa, kamu tahu aku sudah punya suami? Dan aku adalah seorang ibu.” Ucap Akira mencari alasan. Dia tidak ingin memberi harapan palsu pada pria itu. “Apa kau lupa, jika Anggara sudah pergi? Aku bahkan sudah siap untuk menggantikan posisi Anggara. Aku akan menjadi bagian hidupmu. Bayimu butuh seorang ayah, dan aku sanggup menyayanginya seperti anakku sendiri. Ketahuilah Akira, aku akan membalut lukamu. Ijinkanlah k

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Suami Pengganti Yang Membenciku   Bab 8 Mimpi Buruk

    Malam itu Akira harus bisa melewati kesepiannya sendiri. Berada di ranjang dengan suasana hening, tanpa ada Argi yang dari kemarin malam selalu menemani.Tatapannya mengarah pada langit-langit kamar dengan warna putih yang mendominasi.‘Mas Anggara, apa kamu baik-baik saja di sana? Mengapa aku tidak percaya engkau telah tiada? Anak kita sudah lahir, bayi mungil kita. Aku akan menjaga dan menyayanginya seumur hidupku. Ashley, ya aku akan menamai putri kita Ashley Widjaja Anggara seperti yang engkau inginkan. Datanglah malam ini mas Aang. Aku begitu merindukanmu. Apakah kau tidak merindukanku? Aku berjanji akan mengunjungimu setelah aku pulih.’ batin Akira miris.Dia terus menangis sesenggukan sambil memeluk bantal putih. Akira begitu merindukan pelukan Anggara, kehangatan yang selalu Anggara berikan. Hingga tak lama dia pun tertidur karena lelah menangis, menyelam dalam mimpi.Hari sudah sangat malam, dia tengah berada di teras rumah, menunggu sosok suami yang begitu dirindukan. Tatapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Suami Pengganti Yang Membenciku   Bab 9 Temani Istriku!

    Argi sengaja memesan satu kamar yang berada di sebelah kamar Akira. Dia sudah membersihkan diri dan mengganti kostum dengan baju santai.Namun selama semalaman, matanya sulit untuk tertutup. Hingga Argi memutuskan untuk menjaga Akira di depan pintu kamarnya. Tatapannya tidak pernah beralih pada pintu kaca. Di sana dia bisa melihat langsung ke arah Akira yang terlihat tidak nyaman dalam tidurnya.Bahkan Argi mendengar mulut Akira yang terus berteriak memanggil nama suaminya, meskipun mata Akira terpejam.Argi sudah menduga jika wanita itu tengah mengalami mimpi buruk. Dia sangat ingin masuk agar bisa memeluk Akira, untuk sedikit menenangkannya. Namun Argi berusaha menahan diri dari keinginannya itu.Tangannya meraih ponsel yang tersimpan dari saku celana, dan segera menghubungi seseorang.“Saya minta kirim satu suster terbaik untuk segera datang ke sini!” Ucap Argi singkat, lalu segera memutus panggilan tanpa menunggu jawaban dari orang yang ditelepon.Tak lama seorang suster wanita da

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Suami Pengganti Yang Membenciku   Bab 10 Kehadiran Ruth

    “Mama?” Akira begitu senang melihat wanita yang tak lain adalah ibu mertuanya. Senyum menghiasi bibirnya, tatkala melihat Ruth berjalan menghampiri.“Maafkan mama nak, datang sangat terlambat.” Ruth memeluk tubuh menantunya dengan perasaan bersalah.Akira membalas pelukan hangat itu dengan lengan terbuka. Kini dia memiliki seorang yang bisa dijadikan teman untuk melalui hari-hari yang berat tanpa seorang suami.“Maaf, mama harus menjaga papa.” Ruth mengurai pelukannya, ditatapnya Akira dengan penuh haru. Bahkan kini ia menyadari jika perut menantunya terlihat mengempis.“Bagaimana keadaan papa, ma? Apa keadaan beliau baik?” Mendadak Akira merasa khawatir akan kondisi papa mertua yang memiliki riwayat penyakit jantung.“Papamu masih dirawat, kondisi jantungnya sangat menurun. Maafkan mama jika terlambat datang, nak. Apa kamu sudah melahirkan?” Tanya Ruth dengan raut penasaran.Akira mengangguk, tersenyum samar dan menjawab, “Maafkan Akira ma, bayi Akira sudah lahir sebelum waktunya.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Suami Pengganti Yang Membenciku   Bab 11 Salah Tingkah

    Akira hanya menatap kepergian Ruth dengan rasa khawatir. Mengapa di saat seperti ini, ia justru tak berdaya? Ada keinginan dalam hati untuk bisa menjenguk sang mertua, namun keadaannya masih belum pulih. Bahkan sampai hari ini keinginan untuk ke makam suaminya belum terpenuhi.Akira memejamkan mata, menghirup nafas dalam-dalam. Udara pagi yang begitu sejuk, mengisi rongga paru-paru. Mampu mengusir sedikit sesak dalam hati.Seorang suster sudah diperintah oleh Ruth untuk mendampingi Akira di taman, tentunya sebelum dirinya keluar dari rumah sakit.Namun ketika langkah suster itu hampir mencapai taman, Argi segera menahan.“Pergilah! Biar aku yang menjaga istriku!” Suara Argi terdengar seperti setengah berbisik, namun mampu membuat suster itu terdiam di tempat.Suster memutar tubuhnya dengan pandangan menunduk.“Baik, tuan. Jika ada—” belum selesai suster berucap, Argi mengangkat jari telunjuknya di depan bibir, sebagai isyarat diam.“Aku menyuruhmu pergi!” ucap Argi dengan raut dingin.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Suami Pengganti Yang Membenciku   Bab 12 Rahasia Tersembunyi

    “Aku hanya ingin membetulkan selimutmu.” jelas Argi, niatnya memang hanya membenarkan posisi selimut.Dalam pandangan Akira, dia seperti melihat sosok suaminya berada tepat di atas wajahnya. Hingga tanpa sadar ia memandang wajah pria itu dengan tatapan penuh cinta. Senyum terlukis di bibir Akira. Senyum manis yang hanya diperlihatkan untuk Anggara. Membuat Argi diam terpaku dengan tangan masih berada di ujung selimut.Hal ini mengingatkannya pada awal perjumpaan dengan Akira dulu. Wajah cantik yang tak pernah berubah, kini terlihat lebih mempesona di usianya yang matang. Membuat Argi tak kuasa menahan keinginannya untuk mempertemukan bibirnya dengan bibir wanita pujaannya. Pertemuan singkat namun membuat dada Argi bergejolak. Permukaan bibirnya merasakan kelembutan bibir Akira yang sedikit kering.Akira belum sadar akan apa yang terjadi. Dalam benak dan khayalannya, Anggara yang tengah menciumnya. Sehingga ketika Argi melepaskan tautan bibir mereka, Akira segera mengulurkan tangan un

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Suami Pengganti Yang Membenciku   Bab 13 Permintaan Ashley

    “Pak, tolong ke pemakaman Heaven Memorial Park.” Ujar Akira pada supir taksi. “Baik nyonya.” Ya, seperti janjinya, Akira berniat akan mengunjungi makam Anggara setelah keadaanya pulih. Dia sudah mencari tahu dimana suaminya di makamkan, tentunya atas petunjuk dari Argi.Akira menarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan hatinya yang mendadak sesak. Kenyataan ini begitu memilukan, hingga terkadang membuatnya ingin mengakhiri hidup. Jikalau Akira tidak mengingat masih ada putri mereka yang harus diperjuangkan. Akira terdiam dalam lamunan, melihat pada jalanan dari balik jendela. Pandangannya terlihat kabur karena air mata yang mulai membasahi. Entah sampai kapan dia bisa bertahan melawan rasa sedih ini? Tak ada satu orang keluarga yang menemaninya. Yang tersisa hanya dirinya dan Ashley kecil.“Nyonya kita sudah sampai di pemakaman.” Ujar sopir taksi membuyarkan lamunan Akira.Akira segera menghapus air mata menggunakan punggung tangannya. Lalu keluar dari mobil, menghampiri salah satu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21

Bab terbaru

  • Suami Pengganti Yang Membenciku   Bab 151 IMMORTAL LOVE

    Dokter wanita menghembuskan nafas pelan, lalu kembali memandang Akira. “Jangan khawatir nyonya Akira, bayi-bayi anda tumbuh dengan baik. Kabar yang akan kalian dengar justru adalah kabar baik.” Dokter menjeda ucapannya. Anggara yang sedari tadi memperhatikan ucapan dokter dengan serius, kini bisa bernafas lega. Dokter mengalihkan pandangan ke Anggara lalu berkata, “pak Anggara, istri anda tengah mengandung bayi kembar.” Ucapan dokter sontak membuat Anggara terkejut hingga matanya membulat sempurna. Namun hanya sesaat, raut wajahnya berganti dengan kebahagiaan. “Benarkah?” tanyanya seakan ingin memastikan perkataan dokter. Dokter wanita itu segera menunjuk ke arah monitor, memperlihatkan rahim Akira yang memiliki dua kantong janin yang terpisah. Masing-masing kantong terlihat calon buah hati mereka yang terlihat sangat kecil. Rasa kebahagian Akira kini semakin lengkap. Kehilangan putra tercinta setahun yang lalu, namun kini Tuhan menggantinya dengan dua anak sekaligus. Tak henti

  • Suami Pengganti Yang Membenciku   Bab 150 Kehamilan Akira

    “Seperti dugaan saya, nyonya Akira hamil. Dan usia kandungannya masih lima Minggu,” ucap dokter Arya. “Nanti jika ingin mengetahui detailnya, anda bisa mengunjungi rumah sakit. Kami bisa melakukan USG untuk memastikan.” Orang-orang yang berdiri mengelilingi Akira sangat terkejut, terlebih Anggara yang sudah berbulan-bulan menantikan kabar baik ini. “Secepatnya kami akan mengunjungi rumah sakit. Lalu apa ada obat untuk mengurangi mual? Hari ini istri saya sering merasakan mual,” tanya Anggara sembari menggenggam erat tangan Akira. “Saya akan resepkan obat mual dan vitamin. Nanti tolong pak Anggara menebusnya di apotik terdekat.” Dokter pun segera menulis resep dan memberikannya pada Anggara. “Terima kasih, dok.” Anggara hendak mengantarkan dokter itu, namun Baskoro menahannya. “Temanilah istrimu! Biar papa yang mengantar dokter Arya,” ucap Baskoro terdengar seperti sebuah perintah. Anggara pun mengangguk, kembali menghampiri istrinya dan duduk di sisi ranjang. “Kau dengar? Anak k

  • Suami Pengganti Yang Membenciku   Bab 149 Telat Datang Bulan

    Karena tamu undangan sudah hadir, maka acara segera dimulai. Anggara dan Akira berdiri di samping putri kesayangannya.Ashley tampak cantik dengan balutan dress putih. Rambut hitam lebatnya terurai berhiaskan sebuah mahkota di atas kepala.Lagu selamat ulang tahun berkumandang, mengiringi orang-orang yang bernyanyi. Setelah lagu selesai, Ashley meniup lilin angka tiga itu dengan antusias.Kini giliran Ashley menyuapkan kue pertama pada kedua orang tuanya. Ashley mengambil sesendok kue, hendak memberikan suapan pertama pada ibunya.Akira menerima suapan itu, lalu mencium kening Ashley dengan penuh kasih. Namun saat hendak menelan kue, mendadak perutnya bergejolak. Diapun segera menutup mulutnya dengan telapak tangan.“Ada apa sayang?” tanya Anggara dengan raut wajah panik. Namun Akira hanya menepuk bahu Anggara dan segera menuruni panggung dengan langkah terburu-buru.Anggara kehilangan konsentrasi, namun tak mungkin jika dirinya pergi dari sana meninggalkan putrinya sendiri. Maka dari

  • Suami Pengganti Yang Membenciku   Bab 148 Ulang Tahun Ashley

    Dalam sepekan, Anggara dan keluarganya menghabiskan waktu liburnya di Pulau Dewata, tentu waktu yang membahagiakan dan banyak kenangan yang terukir.Janji Anggara dua tahun lalu sudah digenapi. Sebelum dia berangkat ke Jepang, Anggara telah berjanji akan mengajak istrinya untuk berlibur ke Bali. Namun karena kasus kematian palsunya, membuat janji itu tertunda.Namun takdir kembali mempertemukan dirinya dengan Akira dan keluarga kecilnya.Waktu berjalan sangat cepat, kehidupan rumah tangga Akira dan Anggara hanya dipenuhi oleh kebahagian.Pagi itu keluarga Anggara tengah menyiapkan sebuah pesta untuk ulang tahun Ashley yang ketiga.Pekarangan rumah telah ditata oleh tim pendekor yang sengaja disewa Anggara. Dekorasi layaknya pesta kebun. Dengan sebuah panggung kecil di tengah taman. Serta beberapa pernak pernik anak perempuan, dari bunga dan balon warna-warni.Anggara sengaja meliburkan seluruh karyawannya agar bisa datang memeriahkan acara. Juga tetangganya yang memiliki anak kecil ju

  • Suami Pengganti Yang Membenciku   Bab 147 Happy Anniversary (21+)

    Malam semakin larut, ketika mereka tiba di tempat penginapan. Jarak yang tak terlalu jauh, namun karena kondisi macet membuat perjalanan terasa lambat.Kini Anggara dan Akira berada di kamar mereka yang berada di bangunan terpisah dengan bangunan utama, dimana kedua orangtuanya beristirahat.“Mas Aang, mau mandi duluan?” tanya Akira yang merasa tubuhnya terasa lengket karena perjalanan panjang.“Mandilah terlebih dulu, nanti aku menyusul,” jawab Anggara, lalu membimbing istrinya untuk memasuki kamar mandi terlebih dulu.Akira memutuskan untuk merendam tubuhnya dalam bathup yang telah terisi dengan air hangat. Mungkin dengan ini, bisa membuat tubuhnya rileks dan rasa lelahnya hilang.Akira segera mengikat rambut panjangnya dan menanggalkan seluruh kain yang melekat di tubuhnya, lalu melangkah memasuki bathup.Dan benar, tubuhnya terasa rileks ketika terendam dalam air hangat yang dipenuhi busa itu.Hingga beberapa menit berlalu, Akira menyadari jika suaminya tak kunjung datang. Bukanka

  • Suami Pengganti Yang Membenciku   Bab 146 Membeli Adik Bayi

    Anggara sudah merencanakan liburan keluarga. Selama satu pekan menghabiskan liburan di Pulau Dewata. Menyerahkan segala tugas kantornya pada Taufan dan Bayu.Meskipun awalnya Anggara hendak melakukan bulan madu berdua, namun hatinya tidak tenang jika tidak mengajak Ashley.Baskoro dan Ruth turut serta dalam perjalanan kali ini.“Ang, papa dan mama tinggal di rumah saja. Bukankah ini liburan untuk kalian berdua? Maksud mama, kamu dan istrimu?” “Justru itu ma, aku akan tenang jika putriku juga ikut. Maka dari itu, Aang meminta mama dan papa juga ikut. Kita bisa menghabiskan akhir tahun di sana,” jelas Anggara.Hingga akhirnya Ruth dan Baskoro pun menuruti permintaan putranya, karena Anggara sudah terlanjur memesan tiket untuk semua keluarganya.“Baiklah, anggap saja mama jadi pengasuh Ash nanti dan kalian cepatlah memiliki momongan lagi. Mama tidak sabar ingin menggendong cucu lagi,” balas Ruth mengerlingkan mata ke arah menantunya. Membuat Akira tersipu dengan pipi merona merah."Ini

  • Suami Pengganti Yang Membenciku   Bab 145 Adik Bayi (21+)

    “Lakukan, mas! Aku menginginkannya!” ujar Akira dengan nafas terengah-engah, menahan gejolak gairah yang mulai muncul.Anggara kembali memagut bibir Akira, sembari memasukkan miliknya dalam tubuh sang istri. Gerakan perlahan, hingga miliknya terbenam seluruhnya dalam rahim Akira.Menikmati sensasi yang membuat keduanya sama-sama tenggelam dalam lautan kenikmatan.“Mphhhhhh…” Akira mendesah tertahan, karena mulutnya yang terbungkam. Membiarkan lidah Anggara menjelajahi rongga mulutnya.Hingga tak lama, Anggara mengurai tautan bibirnya sebelum Akira kehabisan nafas. Lidahnya kembali menjelajahi daun telinga Akira hingga leher putihnya. Sensasi yang membuat milik Akira semakin basah. Namun Anggara masih dalam posisi diam, membiarkan miliknya terbenam dan terasa diurut.Akira sudah tidak tahan lagi, dia menginginkan lebih.“Mas Aang, bergeraklah! Aku tak tahan lagi!” rintih Akira dengan tatapan memohon. Keinginannya sudah tak bisa ditahan lagi, karena nafsunya yang sudah membumbung tinggi

  • Suami Pengganti Yang Membenciku   Bab 144 Menanam Benih (21+)

    Seharian ini, Akira menghabiskan waktu untuk bermain bersama putrinya di dalam kamar. Niatnya hanya untuk membayar waktu yang telah terbuang selama beberapa hari ini mengabaikan Ashley.“Mami mungkin bukan ibu yang terbaik, tapi mami akan selalu menyayangi Ash. Maafkan mami jika beberapa hari ini membuat Ash kesepian,” ucap Akira lirih sembari mencium pipi gembul putrinya yang sudah tertidur.“Tidak, kamu adalah ibu yang terbaik untuk anak-anak kita!” suara Anggara terdengar dari belakangnya. Membuat Akira seketika menoleh.“Mas?”Anggara tersenyum hangat, lalu melangkah menuju sisi ranjang.“Akira, aku selalu berjanji akan menjadikanmu wanita yang paling bahagia. Berhentilah menyalahkan dirimu, dan yakinlah kita mampu melewati ini.”Anggara meraih tangan Akira lalu membawanya ke bibir. Sebuah ungkapan cinta yang selalu terdengar romantis di pendengaran Akira.Akira beranjak dari posisinya, duduk di samping Anggara.“Mas tidak perlu melakukan apapun, karena dicintai dengan cara sepert

  • Suami Pengganti Yang Membenciku   Bab 143 Aku Akan Menunggumu!

    Hari-hari berlalu terasa begitu menyesakkan bagi hati seorang ibu yang mengalami kehilangan buah hatinya.Semenjak putranya tiada, Akira selalu mengunjungi makam putranya. Bahkan bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk berada di pusara sang putra.Meskipun kehadiran suami dan putri kecilnya menjadi pelipur lara, namun rasa sakit belum sepenuhnya hilang dari hati Akira.“Ikhlaskan kepergian putra kita, sayang. Apa kamu tahu, putra kita kini sudah bahagia di surga. Bisa bertemu dengan nenek dan kakeknya,” hibur Anggara yang kini duduk bersimpuh di samping istrinya.Tak henti-hentinya Anggara mencari cara untuk menghibur hati Akira. Kepergian putra Akira juga menjadi pukulan terberat untuknya.Akira memaksakan senyumnya. Dia tahu Anggara begitu cemas melihat kondisinya.“Mas, aku sudah ikhlas jika memang ini jalan yang terbaik untuk Odelio.”Akira menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Kepergian putranya bukan berarti membuat hidupnya terpuruk. Ada Ashley yang masih ha

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status