Share

Bab 68

*Dio*

Kuparkirkan mobil di halaman D’café agak ke dalam. Entahlah seperti tidak asing dengan tempat ini dan sudah seperti kebiasaan aku melakukannya. Sesosok wanita tergopoh menghampiri.

“Bu Enjang di rumah utama, Pak. Silakan lewat samping sana saja!” instruksi wanita itu kutanggapi dengan anggukan sopan.

Aku melangkah menyusuri paving blok bercat merah di sepanjang koridor samping café sampai kutemukan jalan kecil memasuki pekarangan samping rumah. Gasebo bamboo dengan tatanan unik membuatku penasaran. Seorang wanita berperut buncil duduk berselonjor sambil tangannya terus mengelus. Dari bibirnya bergerak-gerak melafaldkan sholawat. Ma Sya Allah … pemandangan yang indah.

“Enjang….” Dia tampak terkejut.

“Mas Dio.“ Air matanya lolos begitu saja.

Tak seperti saat pertama bertemu Rindi yang kaku, naluriku

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status