Share

Bab 66

“Amnesia!?

 Maaf aku tidak tahu dan kalian cuma bilang sakit dan akan menjalani operasi.

Taka da yang bilang kalau sampai amnesia.” Aku tulus sangat menyesal kali ini. Sepertinya aku berbuat sesuatu yang fatal.

“Bagaimanapun keluarga tetap harus ditunjukkan, Bu … jangan hanya sebagiannya saja atau hanya mengikuti memeori yang tertinggal saja. Peran keluarga juga biar penderita amnesia bisa sembuh meski perlu waktu,” kataku. Enjang tampak menunduk menyusut air mata.

“Aku ke kamar dulu, Mas,” pungkasnya sambil bangkit dan tertatih berjalan ke arah dalam.

Melihat keadaannya aku sangat ingin merengkuhnya seperti dulu. Ingatan bahwa aku juga telah menorehkan luka dalam saat kami bersama mebuatku kembali merasa buruk. Takdir selalu memberinya cobaan berat. Andai saja Allah memberiku kesempatan untuk mengulang dari awal, akan kubasuh luka lama maupun baru dalam hatin

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status