Share

Sarah

Penulis: OptimisNa_12
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

#Sdms

Bab 28 Sarah

"Sekarang bilang ada perlu apa kamu ke sini?" tanya Mas Hilman yang tampak tak ingin berbasa-basi dengan Sarah.

"Sebenarnya mereka ada masalah apa, sih?" batinku. Begitu besar rasa penasaranku dengan tujuan Sarah ke rumah ini. Sehingga ia seakan tak diterima kehadirannya oleh Mas Hilman maupun Bulik Erni sendiri. Hmm, mencurigakan.

Meski begitu aku berharap tak ada masalah apapun diantara kedua orang itu. Mengingat bagaimana latar belakang Mas Hilman yang rasanya tak mungkin ada masalah dengan orang lain. Begitu juga dengan Sarah yang terlihat seperti gadis baik-baik.

"Aku perlu ngomong sesuatu, Mas. Tapi sebelum itu .... " Sarah menoleh ragu kearahku. Seakan ia merasa tak nyaman jika ada aku di sini.

"Eee, yaudah, aku masuk dulu, Mas." Aku pun bergegas masuk ke dalam.

Membiarkan mas Hilman berbicara empat mata dengan Sarah. Walaupun agak berat meninggalkan mereka berdua saja. Tetapi aku yakin mereka tidak akan berbuat yang aneh-aneh. Selain Mas Hilman sosok yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Muda Mbak Halimah   Sebuah Perubahan

    #SdmsBab 29 Sebuah PerubahanBeberapa hari berlalu. Mas Hilman maupun ibu mertuaku sendiri sama sekali tak menyinggung tentang Sarah. Sedangkan aku, meskipun begitu penasaran dengan sosok gadis cantik itu, namun aku tak memiliki keberanian untuk menanyakannya kembali ke Mas Hilman. Takutnya akan membuatnya marah atau malah mengganggu pekerjaannya nanti. "Halimah?" sapa Bu Ratna yang baru saja datang. Beliau tampak terpana denganku. Aku tersenyum. "Pagi, Bu." Ku balas sapaan atasanku itu seperti biasanya. "Kamu terlihat berbeda," ujar Bu Ratna. Aku menunduk malu. "Maaf, Bu kalau pakaian saya—""Enggak. Pakaian kamu gak salah. Saya malah lebih suka kamu seperti ini. Lebih cantik." Dengan wajah berseri Bu Ratna memberikanku pujian. Tentu hal itu membuat senyumku merekah. Bersyukur sekaligus berterima kasih karena beliau menerima cara berpakaianku yang bisa dibilang sangat berbeda dari biasanya. Ya, hari ini kali pertamanya aku bekerja mengenakan rok dengan jilbab segiempat pemberi

  • Suami Muda Mbak Halimah   Rumah Sakit

    #SdmsBab 30 Rumah SakitKu perhatian dengan seksama wajah Mas Hilman. Wajah yang tampan, imut dan menggemaskan. Wajar bukan jika ada perempuan lain yang tertarik padanya? Benar, melihat Sarah ada di sini aku merasa jika Mas Hilman dan Sarah pasti ada hubungan. Hubungan lebih dari sekedar teman. Tapi ... Mungkinkah laki-laki yang sudah tahu betul bagaimana aturan agama lantas ia melakukan perselingkuhan? Atau jangan-jangan ... Sarah adalah istri kedua Mas Hilman? "Aduh!" tiba-tiba satu buah pukulan kecil dari Mas Hilman berhasil mendarat di lengan kananku. Menyadarkan pikiranku tentang suami mudaku itu dengan wanita lain. "Kenapa, sih, Mbak?" tanya Mas Hilman yang rupanya sudah memanggilku berulang kali. Namun, karena melamun aku tak merespon panggilannya itu. Padahal aku berdiri di samping ranjangnya. Ku hela napas kasarku. "Kamu kenapa sakit?" "Sudah takdirnya," balas Mas Hilman singkat. "Bukan itu maksudku!" kesalku. "Kayaknya aku kenal, deh, sama jilbab yang Mbak pakai." B

  • Suami Muda Mbak Halimah   Sikap Bulik Erni

    #SdmsBab 31 Sikap Bulik Erni"Buruan!" desakku. Melihat Mas Hilam tak kunjung membuka suara. "Jadi ... Yang harus Mbak lakukan sekarang adalah .... "Mas Hilman dengan sengaja memperlambat ucapannya. Sehingga membuatku semakin penasaran dengan hal yang ia maksudkan. Hal yang katanya lebih penting dari Sarah dan harus dilakukan saat ini juga.Hmmm ? "Bisa cepet gak, sih?!" tegurku. Bisa-bisanya dalam keadaan sakit begitu masih bercanda. Haduh! Suami siapa, sih, ini?"Makanya jangan dipotong," sanggah Mas Hilman."Astagaaaah! Kenapa jadi aku yang salah?" kesalku. Bukannya meminta maaf, Mas Hilman malah memasang wajah tanpa dosa. Ia tetap santai meski rasa jengkelku sudah di ubun-ubun. "Jadi, yang lebih penting dari Sarah sekarang ya ngurusin aku, Mbak. Aku, kan, lagi sakit." Melas Mas Hilman yang membuatku semakin dongkol. "Aduh!" Reflek Mas Hilman menyetuh keningnya setelah aku menoyornya. Lalu dengan langkah kesal aku berjalan menuju sofa di pojokan ruangan. Betul-betul dibuang

  • Suami Muda Mbak Halimah   Tentang Sarah

    #SdmsBab 32 Tentang SarahSebenarnya agak heran dan sedikit membuatku bertanya-tanya dengan Bulik Erni yang terkesan terburu-buru mengajak kami pulang. Seakan ada sesuatu yang mengharuskan kami untuk cepat-cepat meninggalkan rumah sakit. Namun, aku sendiri tak mau berburuk sangka pada ibu mertuaku itu. Barang kali memang sudah waktunya Mas Hilman pulang. Tapi ... Sekuat apapun aku untuk tidak berburuk sangka, melihat sikap yang ditunjukan ibu mertuaku itu malah membuatku semakin penasaran. Mmm, semoga saja semuanya akan tetap dalam keadaan yang baik. ***"Mbak?" "Apa?" tanpa menoleh aku menjawab panggilan Mas Hilman. "Sarah itu .... " Terdengar agak ragu dari Kas Himman untuk melanjutkan ucapannya. "Kenapa?" tanyaku yang masih sibuk dengan hp ku. "Aku bingung mau jelasinnya dari mana.""Ya udah, gak usah dijelasin," balasku. Lalu menaruh hp di atas nakas lanjut menarik selimut untuk tidur. Dengan posisi membelakangi Mas Hilman yang masih menyandarkan tubuhnya pada sandaran tem

  • Suami Muda Mbak Halimah   Tentang Sarah 2

    #SdmsBab 33 Tentang Sarah 2Ditambah aku melihat langsung kedua mata Mas Hilman yang berkaca-kaca seakan menahan tangisnya ketika menjelaskan tentang perjalanan cintanya dengan Sarah yang harus batal demi baktinya pada wanita yang telah melahirkannya. Sepertinya ia sangat menyesali keputusannya untuk membatalkan lamaran itu dan memilih menikahi wanita yang tak sebanding dengan Sarah. Gadis ayu yang membuat jatuh hatinya pada pandangan pertama. Tak lagi sanggup menatap wajah Mas Hilman membuatku mengubah posisi tidurku menjadi terbaring dengan selimut yang hampir menutupi seluruh tubuhku. Malu. Tentu saja aku malu dengan diriku sendiri. Ah, pantas saja sebelum menjelaskan ini semua, tadi Mas Hilman menasihatiku dengan penuh amat serius. Tak hanya itu, aku juga merasa sangat bersalah dengan Mas Hilman. Karenaku, ia harus melepas gadis idamannya. Gadis pilihan hatinya. Wanita yang memang lebih dari segalanya dari diriku. "Maafkan aku, Mas," ucapku dalam hati. "Jangan merasa bersalah

  • Suami Muda Mbak Halimah   Sikap Mas Hilman

    #SdmsBab 34 Sikap Mas HilmanAh, ternyata masalah suami mudaku dengan Saran sangatlah besar. Apalagi jika Mas Hilman masih menyimpan perasaan dengan Sarah. Lantas, bagaimana dengan diriku? Akankah selamanya aku bakal menjadi istri di atas kertas? "Hatimu ... Sekarang pasti masih sakit, ya?" tanyaku tanpa menoleh ke arah Mas Hilman. Air mata tak lagi bisa ku bendung. Setetes demi setetes mulai membasahi kedua pipiku. Entahlah, perih sekali hati ini melihat kenyataan Mas Hilman yang begitu besar pengorbanannya untuk bisa berbakti pada ibunya. Beberapa detik berlalu, suara Mas Hilman malah menghilang. Aku pun lantas mendongak ke arahnya. "Astagaaah!" sedikit kesal mengetahui suami mudaku itu sudah tertidur dengan posisi yang masih menyandarkan tubuhnya. Pantas saja pertanyaan yang ku ajukan tadi tak kunjung ada jawaban. "Astaghfirullah hal'adzim .... " Aku menggeleng kesal melihat Mas Hilman yang tiba-tiba mengorok. Untung saja dalam kondisi seperti itu ia masih terlihat tampan dan

  • Suami Muda Mbak Halimah   Sopir Taksi Online

    #SdmsBab 35 Sopir Taksi OnlineDengan ragu aku berkata, "Telepon?" Ah, mana mungkin meminta bantuan Mas Hilman sedangkan hubungan kami dingin begini. Astagfirullah ... Aku harus bagaimana ini? Meneleponnya atau tidak? "Iya!" jawab Sari. Lalu diiyakan oleh teman-temanku yang lainnya."Iya, nanti aku telepon. Makasih udah bantuin." Setelah diam beberapa saat dengan terpaksa aku berkata demikian. Karena jika tidak pasti mereka akan mempertanyakan alasannya.Teman-temanku pun lantas pergi dan kembali bersiap untuk pulang. Hingga akhirnya tinggal aku yang ditemani Sari tengah menunggu seseorang di depan warung makan. Bukan Mas Hilman yang kami tunggu. Melainkan taksi online yang sedang ku pesan untuk mengantarku pulang. Karena aku sendiri ragu jika Mas Hilman akan menjemputku walaupun ia tahu kondisiku sekarang. Batinku merasa tersiksa berada dalam kondisi seperti ini. Namun pada akhirnya aku terpaksa menceritakannya masalahku pada Sari. Meskipun tak semuanya namun setidaknya Sahabatk

  • Suami Muda Mbak Halimah   Romantis Bukan?

    #SdmsBab 36 Romantis Bukan? Aku tersenyum miring ke arah mantan suamiku itu. Mas Hilman mungkin tidak akan marah, namun bukan berarti lantas aku percaya dengan ucapannya begitu saja.Bu Watik, Mbak Susi bahkan Mas Aryo sendiri lah yang selama ini membuatku dibenci banyak orang. Membuat hidupku tak tenang bahkan disaat aku sudah menikah. Cukup bukan jika ucapannya tak pantas di percaya? "Jangan mendekat!" sergahku ketika Mas Aryo akan berjalan mendekatiku. "Aku gak akan ngapa-ngapain kamu. Tenang!" balas Mas Aryo. Mas Aryo tak melanjutkan langkahnya. Ia mengeluarkan hp dari saku celananya. Lalu menelepon entah siapa. Setelah menutup sambungan teleponnya Mas Aryo lantas mengambil sebuah payung dari bagasi mobilnya dan memberikannya padaku. "Bawa ini. Hilman akan segera datang," katanya lalu berlalu masuk ke dalam mobil. Mas Aryo pergi. Memang benar yang dikatakan Mas Aryo. Beberapa saat kemudian, Mas Hilman memang datang menjemputku. Antara percaya tak percaya. Apalagi situasi s

Bab terbaru

  • Suami Muda Mbak Halimah   Ending

    Bab 124 EndingTak lama setelah kabar gembira itu mencuat, tiba-tiba kami semua yang berada di teras rumah Bu Watik itu pun seketika dibuat terkejut lantaran terdengar teriakan dari arah dalam rumah. Dan sudah bisa ditebak teriakan yang cukup kencang itu pasti berasal dari Bu Watik.Di waktu yang bersamaan itu pula lah Mas Aryo lantas berlari dengan cepat menuju dalam rumah. Pastilah ia merasa khawatir jikalau terjadi sesuatu pada ibunya itu. Bulik Erni, Sarah, Rahma, serta aku yang menggendong Abrisam pun dengan panik menyusul Mas Aryo ke dalam. Dan disaat kami semua berada tepat di depan kamar Bu Watik, kedua mata kami dibuat tercengang dengan pemandangan di depan sana.Dimana Bu Watik ternyata ... Terjatuh dari tempat tidurnya.Entahlah apa yang sebelumnya wanita paruh baya itu perbuat hingga membuatnya terjatuh dari kasurnya. Namun yang jelas hal tersebut membuat Mas Aryo begitu terkejut. Begitu juga dengan diriku dan yang lainnya.Mendapati ibunya dalam kondisi demikian, tanpa b

  • Suami Muda Mbak Halimah   Kondisi Mantan Mertua

    Bab 123 Kondisi Mantan Mertua Setelah memberikan jawabanku tersebut, aku tidak lagi mendengar suara dari Mas Hilman. Dan entah mengapa di momen itu aku merasa kalau suami mudaku itu sedang memikirkan sesuatu yang ujung-ujungnya aku diminta untuk mengembalikan satu set perhiasan itu.Astagfirullah ... Aku terus berucap istighfar dalam hati sembari terus berharap kalau Mas Hilman tidak memintaku untuk mengembalikan satu set perhiasan itu. Karena bagaimanapun aku berusaha menghargai hadiah yang dikirim Siska itu. Walaupun perihal permintaan maaf dari Siska belum juga diketahui secara pasti. Namun yang jelas jika memang benar Siska ingin meminta maaf dan sudah menyesali perbuatannya, hal itu lah yang membuatku senang dan bukan semata-mata karena perhiasan saja.Namun ternyata dugaanku salah. Ketika aku meminta untuk menyudahi aktivitas memijat ini, Mas Hilman masih sama seperti sebelumnya. Tetap tak bersuara. Tentu saja hal ini sudah bisa dipastikan kalau suami mudaku itu pasti tertidur.

  • Suami Muda Mbak Halimah   Satu Set Perhiasan

    Bab 122 Satu Set Perhiasan "O ya, udah hubungi nomor di paket mu itu belum?" tanya Mas Hilman yang membuatku teringat sesuatu."Astaghfirullah, belum, Mas," balasku.Benar, setelah menerima paket beberapa hari yang lalu, dimana paket yang berisikan satu set perhiasan emas itu membuatku dan Mas Hilman terkejut saat mengetahuinya. Alhasil karena tidak ada nama pengirim dan hanya ada nomor telepon yang sepertinya dari toko perhiasan itu dibeli, aku berencana untuk menghubungi toko tersebut. Dengan tujuan untuk mengkonfirmasi apakah satu set perhiasan yang aku terima benar-benar ditujukan untukku.***"Mas, Mas, Mas!!" dengan terburu-buru aku mendekati Mas Hilman yang baru saja pulang dari sekolah."Kenapa?" tanyanya heran."Lihat, deh," ucapku seraya meminta Mas Hilman melihat ke arah layar hp yang berada di tanganku.Setelah membaca isi pesan yang aku tunjukkan lantas saat itu juga Mas Hilman menatapku dengan raut wajah kebingungan. Sontak hal itu membuatku yang tadinya ceria seketika

  • Suami Muda Mbak Halimah   Kepergian Mbak Susi

    Bab 121 Kepergian Mbak SusiSayangnya, ketika Mbak Susi belum sempat memulai ceritanya disaat yang bersamaan tiba-tiba muncul Rahma, adik iparku. Ia datang dengan nafas terengah-engah sambil membawa Abrisam."Maaf semuanya," kata Rahma sembari menurunkan keponakannya.Abrisam pun berjalan dengan wajah riangnya ke arahku. Sedangkan Rahma diminta untuk duduk terlebih dahulu dan menenangkan diri sebelum bercerita. Sampai akhirnya Rahma diminta untuk menceritakan apa yang menjadi sebab ia menyusul ke rumah ini dengan kondisi seperti itu tadi. Dimana ternyata ... Ada seseorang yang mencariku.Mendengar hal itu Mas Hilman lantas bergegas keluar rumah dan berjalan pulang ke rumahnya. Sedangkan aku menitipkan Abrisam ke ibu mertuaku dan segera menyusul suami mudaku itu. Begitu juga dengan Rahma yang mengikutiku dari belakangku. Sementara yang lainnya lebih memilih untuk tetap berada di tempatnya sembari memantau dari kejauhan.***Bersamaan dengan kehadiranku, saat itu pula lah Mas Hilman me

  • Suami Muda Mbak Halimah   Pesan Untukku

    Bab 120 Pesan Untukku"Gak pa-pa, kok, Bulik," jawab Mbak Susi dengan suara pelan seraya tersenyum ke arah Bulik Erni.Melihat kondisi Mbak Susi yang berjalan seperti itu, ditambah adanya luka lebam dibeberapa titik wajahnya membuatku merasa kasihan padanya. Aku betul-betul tak menyangka jika pernikahan yang awalnya dulu penuh drama kini harus berakhir seperti ini. Sungguh menyedihkan dan sungguh malang nasib mantan kakak iparku itu.Di momen ini pula lah yang membuatku semakin bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi? Dan adakah kesalahan yang diperbuat Mbak Susi hingga Pak Tejo dan ketiga istrinya yang lain sampai tega meninggalkan bekas luka-luka di tubuh Mbak Susi seperti itu.Sampai akhirnya setelah melihat Mbak Susi lebih tenang dan lebih rileks, Bu Watik yang memang sejak tadi malam mengkhawatirkan anaknya sampai-sampai dia pingsan pun mulai mengajukan pertanyaan terkait apa yang sebenarnya terjadi. Selain itu aku sendiri juga teramat penasaran dengan apa yang membuat Mbak S

  • Suami Muda Mbak Halimah   Menjemput

    Bab 119 Menjemputnya pulang ke rumahMelihat nama dari orang yang meneleponku malam-malam itu seketika aku dibuat mendelik. Mendadak pula jantungku berdebar-debar karena aku merasa yakin kalau ada hal yang penting untuk disampaikan malam itu juga. Ku angkat lah panggilan telepon tersebut dan mendapati kabar yang sangat-sangat membuatku terkejut seketika. Bahkan saking terkejutnya aku sampai tidak bisa menggerakkan badanku untuk beberapa detik. Sampai akhirnya tiba-tiba Mas Hilman terbangun dan melanjutkan obrolan dari orang yang cukup kami kenal itu lewat telepon.Setelah beberapa saat kemudian panggilan telepon berakhir. Dan saat itu juga Mas Hilman memintaku untuk bersiap karena kami akan segera pergi ke tempat sesuai yang disampaikan orang yang belum lama menelepon kami tadi. Dengan perasaan yang masih syok, aku tetap berusaha tenang. Karena bagaimanapun nanti setelah sampai di tempat tujuan, aku lah yang akan berperan penting di sana.***"Ada apa, Sar?" tanyaku panik ketika aku

  • Suami Muda Mbak Halimah   Dalang

    Bab 118 Dalang"Maksudnya udah biasa?" tanyaku.Sembari menarik selimut suami mudaku itu lantas menjawab, "udah biasa kamu curigain!" dengan cepat Mas Hilman menutupi seluruh tubuhnya dengan selimutnya yang seolah ingin berlindung dariku.Dan memang tepat apa yang dilakukan Mas Hilman tersebut. Pasalnya usai mendengar jawabannya itu reflek aku mengambil bantalku dan menggunakannya untuk memukul-mukul tubuhnya. Enak saja memberi jawaban seperti itu. Apa dia pikir aku adalah tipe wanita yang selalu curigaan padanya?! Haduh! ***Pagi harinya ketika aku ingin melihat nomor tanpa nama di hp ku, yang kemarin ku kira milik Dewi, aku dibuat terkejut karena aku tidak menemukan nomor tersebut. Baik di daftar pesan maupun di riwayat panggilan. Tidak ku temukan nomor itu sama sekali.Mendapati hal demikian seketika itu juga aku teringat akan Mas Hilman yang membuka-buka hp ku tadi malam, yang katanya hanya sekedar ingin melihat-lihat saja. "Pasti kamu, Mas!" rutukku lalu berjalan mencari kebera

  • Suami Muda Mbak Halimah   Sebuah Nasihat

    Bab 117 Sebuah NasihatKarena pesan yang membuatku begitu syok ketika aku membacanya itu, aku sampai tidak sabar ingin menyampaikannya kepada Mas Hilman yang mana suami mudaku itu belum pulang dari masjid. Ingin sekali ku telepon Mas Hilman tetapi sayangnya hp nya di rumah. Dan memang kebiasaan suami mudaku itu lah yang selalu tidak membwa hp jika pergi ke masjid seperti ini.Sampai setelah beberapa saat menunggu akhirnya Mas Hilman pulang. Dan dengan semangat serta rasa ingin tahu akan ekspresi juga tanggapan dari Mas Hilman, aku pun langsung menyodorkan pesan dari nomor tanpa nama tersebut. Dan tebakanku akan tanggapan Mas Hilman pun terjawab ketika suami mudaku itu telah tuntas membaca pesan tersebut. Dimana Mas Hilman berkata jika ia juga tidak menyangka dengan isi pesan tersebut. Dan sama dengan diriku, Mas Hilman juga menyakini jika pesan tersebut berasal dari Dewi.Akhirnya di pagi itu tanpa banyak berpikir aku dan Mas Hilman langsung keluar kamar dan berjalan dengan terburu-b

  • Suami Muda Mbak Halimah   Sebuah Video

    Bab 116 Sebuah VideoDimana ia bilang jika sebetulnya selama di rumah Bu Mira, ia dan Mas Aryo tidak banyak mendapatkan informasi mengenai apa yang menjadi tujuan mereka. Malah yang ada Bu Mira terus mengajak dua bersaudara itu bercerita ke hal-hal yang terbilang tidaklah penting. Saking banyak omong nya, sampai-sampai setiap kali Mas Hilman dan Mas Aryo ingin pamit untuk pulang selalu saja merasa sungkan karena cerita yang belum kelar tersebut.Sampai di titik ini aku merasa semakin yakin kalau sebenarnya ada yang tidak beres dengan kejiwaan Bu Mira. Tapi, bagaimana aku bisa menemukan jawaban dari dugaanku itu jika Bu Mira saja bersikap buruk ketika berhadapanku. Dan ... Apa mungkin kejadian yang menimpaku ini ada hubungannya dengan Dewi yang katanya adalah anak kandung dari Bu Mira?"Bu Mira bilang gak kalau Dewi tau soal ini?" tanya Bulik Erni yang membuat kami semua menoleh ke arahnya.Mas Hilman menggeleng lalu menjawab pertanyaan ibunya barusan. "Enggak, Bu. Tapi menurut Hilman

DMCA.com Protection Status