Home / Rumah Tangga / Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya / Bab. 29. Rencana Manis Untuk Mas Irawan

Share

Bab. 29. Rencana Manis Untuk Mas Irawan

Author: Kurnia
last update Last Updated: 2024-07-30 17:18:23

“Sth ... Jangan menyebutnya begitu. Nanti Bosku bisa ngambek,” goda Han menakut-nakuti Cani.

“Eh? Aduh! Aku nggak maksud ngatain Pak Marci kok, Mas. Barusan refleks aja,” kilah Cani gelagapan.

“Mas Han nggak bakal aduin aku ‘kan?” Cani mulai khawatir.

Han tersenyum tipis, kemudian menjawab, “Enggak kok, Sayang. Kamu tenang saja. Lagi pula, aku tidak sedekat itu dengan Bosku.”

Cani merasa lega. “Oh ya, Mas. Aku belum merayakan hari raya ketupat. Rencanaku sih besok. Kebetulan, Mas hari ini sudah gajian,” ujar Cani.

“Hari raya ketupat? Itu seperti apa? Aku tidak mengerti,” tanya Han bingung sekaligus penasaran.

“Mas ini orang Indonesia atau bukan, sih? Mas bukan orang Jawa ya?” Bukannya menjawab, Cani justru balik bertanya dengan mengeluarkan nada penuh curiga.

Ekspresi Cani yang menyipitkan kedua matanya, membuat Han tergelitik.

“Mas Han ih ... Jawab dong! Kok malah ketawa!” desak Cani tidak sabaran.

“Waktu kita menikah. Keluarga, Mas nggak ada yang datang. Sampai sekarang, aku nggak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 30. Insiden Penusukan Han

    “Assalamualaikum, Mbak Melati,” ucap Cani begitu sampai di kediaman di mana istri Mas Irawan bekerja.Mbak Melati bekerja di rumah Bos pemilik peternakan bebek. Bukan untuk menjadi pembantu. Melainkan hanya menjadi juru masak di sana.Cani mengunjungi Mbak Melati di waktu senggang. Itulah mengapa, Mbak Melati bisa menemui Cani.“Ada apa, Cani? Kok tumben kamu datangi aku di tempat kerja?” tanya Mbak Melati. “Kamu ‘kan bisa, mampir di rumah saja. Oh ya, kamu datang ke sini sama siapa?” lanjutnya.“Aku tadi diantar suamiku, Mbak. Aduh, maaf ya, Mbak Melati. Kalau aku datang ke rumah. Nanti ketahuan Mas Irawan,” jelas Cani agak takut.Mbak Melati menaikkan sebelah alisnya.“Memangnya kenapa kalau suamiku tahu? Hubungan kalian masih belum membaik, setelah urusan warisan itu?” Mbak Melati penasaran.“Eh? Kok masalah warisan? Itu sudah lewat loh, Mbak. Ini ada masalah baru. Mbak Melati enggak tahu?” Cani cukup terkejut dengan respons Mbak Melati.Mbak Melati langsung menggelengkan kepala d

    Last Updated : 2024-07-31
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 31. Trauma Cani Muncul

    Mas Irawan tertawa penuh kemenangan saat melihat Han terkapar di atas lantai. “Sekarang gimana? Masih bisa sombong?” ejek Mas Irawan merasa puas. Sebelah tangan Han menutupi bekas tusukan dari Mas Irawan. Sebenarnya Han ingin bangkit. Namun, niatnya ia urungkan setelah mendengar suara gaduh dari beberapa orang yang masuk ke dalam rumah. Para polisi yang dihubungi oleh Cani rupanya telah tiba. Dengan sigap. Para polisi menangkap Mas Irawan yang hendak kabur. Mereka mengamankan Mas Irawan beserta pisau yang digunakan untuk melukai Han.Cani makin mengkhawatirkan suaminya setelah melihat Mas Irawan keluar dari dalam rumah, dengan diborgol oleh polisi. Ditambah tubuh Mas Irawan terdapat noda berwarna merah. Tak lama kemudian mobil ambulans tiba. Namun, para medis tak mendekati Mbak Melati. Melainkan langsung masuk ke dalam rumah. “Loh? Yang terluka ada di sini,” ujar Cani memanggil-manggil mereka yang melewatinya. Tubuh Cani langsung lemas. Begitu melihat suaminya berbaring di ata

    Last Updated : 2024-08-01
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 32. Membela Mas Irawan

    Cani bergidik mendengar ucapan Marci yang asal ceplos tanpa berpikir terlebih dahulu. “Astagfirullah, Pak. Nggak boleh gitu. Jangan sampai menjadi orang yang doyan merusak pagar ayu,” tegur Cani. Marci tertawa canggung sambil mengibas-ngibaskan tangan di depan wajahnya. “Ey ... Jangan dianggap serius, dong. Aku ‘kan hanya bergurau saja,” tukas Marci meluruskan. “Owalah, hanya bercanda, toh?” timpal Cani mengerti. “Baiklah kalau begitu. Aku meluncur. Nanti akan aku hubungi jika aku sudah bertemu dengan Mbak Melati,” ujar Marci berpamitan. Sebelum Marci melangkah meninggalkan tempat. Cani sempat mengucapkan banyak terima kasih kepada Marci. “NP.” Begitulah jawaban Marci. Melihat Marci sudah menghilang dari hadapannya. Cani kembali duduk di sebelah Han. Cani sedikit memiringkan kepalanya. “Mas Han. NP itu apa? Kok Pak Marci barusan jawabnya gitu doang?” tanya Cani bingung. Han tertawa kecil. Ekspresi polos Cani terlihat begitu menggemaskan. “Mungkin No Problem, Sayang,” jawab

    Last Updated : 2024-08-02
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 33. Indra Tertarik dengan Marci

    “Jangan gegabah, Mbak! Pikirkan soal istri dan kedua anak Mas Irawan!” pinta Victory lebih terdengar seperti sebuah perintah. “Justru karena aku memikirkan mereka. Orang macam Mas Irawan. Tidak boleh dibiarkan bebas,” tegas Cani tanpa ada keraguan. Victory terlihat sangat kesal dengan Cani yang mempertahankan pilihan. “Nggak masuk akal belas! Mas sendiri kok mau di penjara?” cibir Victory. Cani menghembuskan napas lelah. “Victory, kamu kok mau belain Mas Irawan? Bukannya, dari dulu kamu nggak suka sama Mas Irawan?” tanya Cani penuh curiga. Dengan gelagat sedikit gelagapan, Victory menyangkal dan berkata, “Jangan asal ngomong kamu, Mbak! Kapan aku bilang kalau aku nggak suka sama Mas Irawan? Dasar tukang ngarang.”“Loh, aku nggak ngarang. Aku berbicara kenyataan di lapangan,” tukas Cani enteng.“Lagian, aku heran. Kamu kok sekarang membela orang yang melakukan kekerasan? Bukankah, kamu masuk organisasi anti kekerasan? Kamu sudah pro kekerasan nih?” cecar Cani heran.Victory terdi

    Last Updated : 2024-08-04
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 34. Pertemuan Antara Marci dan Indra

    Marci bukan orang yang mudah, atau pun tak memiliki harga diri. Marci hanya sengaja mempermudah Indra untuk mengakses data dirinya yang telah ia persiapkan sebelumnya. Well, Marci sudah menduka jika Indra akan mencari tahu tentang dirinya.Meskipun tak pernah menanti. Akhirnya hari ini datang juga. Hari di mana Indra mengajak Marci kopi darat. Marci agak bernafsu. Bisa dibilang, Marci sudah tidak sabar untuk memainkan permainan yang telah ia, dan Han siapkan untuk menghancurkan Indra.“Senang berjumpa denganmu.” Indra menyambut kedatangan Marci dengan amat sangat baik.Keduanya saling berjabat tangan. Sebelum Indra meminta Marci duduk di hadapannya.Indra merasa terintimidasi dengan karisma Marci yang begitu kuat. Seperti terkena silau di kedua matanya. Indra sampai mundur ke belakang. Untungnya, keadaan itu tak berlangsung lama. Hanya sesaat namun bisa membuat Indra bergidik.“Silakan memesan makanan yang anda sukai,” pinta Indra berusaha menghilangkan rasa gugupnya.“Sayang sekal

    Last Updated : 2024-08-04
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 35. Bertemu Mbak Melati

    “Aku tidak sama sepertimu, yang suka memanfaatkan orang lain,” timpal Han.“Apa kamu bilang? Aku memanfaatkan orang lain? Jangan asal bicara!” sungut Indra tidak terima.Han terkekeh kemudian berkata, “Kamu memanfaatkan saudara-saudara Cani untuk membuat hidup Cani tidak tenang.”Wajah Indra berubah tegang. Tak menyangka jika Han mengetahui tabiatnya selama ini. Indra memang masih menyimpan dendam terhadap Cani yang pernah menolaknya mentah-mentah, tanpa memberi Indra kesempatan terlebih dahulu.“Kenapa kamu melakukan hal murahan seperti itu?” tanya Han menatap datar Indra.“Tutup mulutmu, dan berhentilah berbicara omong kosong,” tegas Indra enggan mengakui perbuatannya. Apalagi di hadapan Han yang menurutnya bukan siapa-siapa.“Orang miskin sepertimu tidak layak berbicara lancang denganku,” cerca Indra.Sejujurnya Han ingin tertawa ketika mendapat perlakuan semena-mena dari Indra. Namun Han harus bisa menahan diri. Dan tetap berada di dalam karakter yang tengah ia ciptakan sendiri.

    Last Updated : 2024-08-05
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 36. Selamat Tinggal Di Penjara, Mas Irawan

    “Aku siap menjadi saksi di pengadilan nanti,” tegas Mbak Melati tanpa ada sedikit pun keraguan.Cani dan Han terdiam, dan saling melempar pandangan. Keduanya tak tahu harus merespons seperti apa.“Maaf, aku baru bisa datang,” ucap Marci tiba-tiba muncul entah dari mana, dan langsung duduk di sebelah Mbak Melati.Kedatangan Marci agaknya membuat Han dan Cani terperanjat kaget.“Kenapa kamu datang? Tidak ada yang mengundangmu,” cibir Han.Cani menyenggol lengan Han sebagai bentuk sebuah teguran untuk Han. Kalimat yang barusan Han lontarkan. Terdengar tidak sopan menurut Cani.“Aku hanya bercanda, Sayang,” lirih Han sambil mengeluarkan ekspresi sedih.“Pak Marci juga ada di sini? Aku nggak nyangka,” kata Cani tersenyum canggung.“Aku bertanggung jawab untuk menjaga Mbak Melati. Jadi, aku akan selalu mendampingi Mbak Melati,” tandas Marci tersenyum lebar.Pernyataan Marci membuat Cani kembali terkejut sekaligus bingung.“Selama ini Pak Marci banyak membantuku. Pak Marci juga yang membayar

    Last Updated : 2024-08-05
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 37. Kedatangan Albert Yang Tak Terduga

    Han tak dapat menutupi rasa terkejutnya ketika melihat sosok yang sudah lama tak ia lihat. “Sini! Masuk dulu, Bos.”Orang tersebut membuka pintu mobil dari dalam. Meminta Han untuk masuk. Han pun menuruti. Han masuk ke dalam mobil. Dan membiarkan dirinya dibawa pergi oleh orang itu. “Sudah lama kita tidak berjumpa. Aku sangat merindukanmu,” ucapnya basa-basi. “Apa yang kamu lakukan di sini, Albert?” tanya Han pada lelaki muda yang ternyata bernama Albert.“Apa lagi alasanku kalau bukan karena rindu? Aku ingin melihat wajahmu. Aku pikir kamu sudah menua,” cerocos Albert.Han tahu jika Albert tak menjawab pertanyaannya dengan serius. Maka dari itu, Han tetap menuntut Albert untuk mengatakan yang sesungguhnya.“Baiklah, akan aku katakan yang sebenarnya dari tujuanku berada di sini.” Albert menjeda kalimatnya.“Jangan setengah-setengah kalau mau menjelaskan. Kamu masih saja sama. Tak berubah sama sekali,” cibir Han menegur kebiasaan Albert.Siapakah Albert?“Aku menjalankan bisnis kot

    Last Updated : 2024-08-06

Latest chapter

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 124. Penculikan Cani?

    Mobil bagaikan sebuah peti mati yang beroda. Gelap, sempit, dan mencekik. Tali nilon yang melilit pergelangan tangan Cani terasa semakin mengerat, menciptakan rasa sakit yang membakar.Cani mencoba lagi, dan lagi, menarik-narik tali itu, namun hanya rasa perih yang menusuk kulitnya. Di bibirnya, lirih dan putus asa, terucap hanya satu kalimat, "Mas Han ... Tolong aku ...." Kalimat itu bergema dalam kegelapan, sebuah permohonan yang mungkin tak akan pernah sampai.Di luar, kegelapan pedesaan berganti dengan pemandangan jalan raya yang semakin ramai. Lampu-lampu kota mulai bermunculan, tapi bukan kota yang dikenalnya. Cani menyadari, ia dibawa jauh, jauh dari tempat tinggalnya. Jalan raya berganti dengan jalan yang menuju bandara.Hati Cani mencelos. Ia jelas sudah dibawa ke luar kota, dan sekarang ... Sebuah bandara? Ke mana ia akan dibawa? Keputusasaan mencengkeram Cani lebih erat."Mas Han ... Kamu di mana?" isakannya terdengar di antara giginya yang terkatup.Cani menendang k

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 123. Rio Mulai Bertingkah

    Kedatangan Rio membuat Han makin memperketat penjagaannya. Terutama pada Cani yang sepertinya diincar oleh Rio. Han ingin melakukan pertemuan kembali dengan Rio, guna mempertanyakan maksud, dan tujuan Rio datang ke Indonesia. Akan tetapi, Rio seperti belut yang licin. Tak mudah untuk bertemu Rio lagi. Bahkan Han tak mampu melacak keberadaan Rio. "Ke mana si keparat itu?" geram Han meremas gelas yang ia genggam. "Entah lah, apa mungkin dia kembali? Tapi, aku sudah mengecek di seluruh bandara, dan pelabuhan. Rio belum keluar dari negara ini," jelas Marci. "Mungkin Rio hanya menggertak saja," sahut Hime. Semua orang tampak panik, dan gelisah saat mengetahui Rio mengunjungi Han, kecuali Hime yang terlihat biasa saja, malah cenderung ke santai. "Rio itu pembisnis, kalau boleh menebak, mungkin ada pekerjaan di sini, berhubung dia tahu kamu bersembunyi di sini, Rio mengunjungimu," urai Hime. Han menyipitkan matanya saat mendengar celoteh Hime. "Jadi, Rio sudah tahu aku bersembunyi d

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 122. Rio?

    Seiring berjalannya waktu, akhirnya hari ini Indra bebas dari penjara. Indra merasa sangat lega. Ias sempat mengumpat, dan bersumpah tidak akan sudih kembali lagi ke tempat mengerikan seperti penjara. Indra turun dari mobil yang ia tumpangi tepat di depan gerbang rumahnya. Baru saja Indra membuka gerbang, ia dikejutkan dengan dua buldoser yang terparkir di halaman rumahnya. "Apa-apaan ini!" geram Indra mengetahui jika tamanan hias ratusan juta miliknya telah digilas oleh roda buldoser. Seorang pria bertubuh tinggi turun dari buldoser. Ia tersenyum menyambut kedatangan Indra. "Han?" lirih Indra terkejut. "Ngapain kamu di sini?" sungutnya risih. "Aku ingin menyambutmu. Aku sudah menyiapkan hadiah yang bagus untukmu," ringis Han. "Tutup mulutmu! Pergi dari rumahku!" usir Indra. "Rumahmu? Sepertinya kamu melupakan sesuatu. Sebelum kamu di penjara, rumahmu sudah disita pihak bank, karena kamu tidak sanggup membayar hutang," ujar Han. Indra tak mampu menutupi keterkejutannya, kedua

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 121. Selamat Menikmati Penderitaanmu, Indra

    Persidangan atas kasus penyebaran video tak senonoh yang dilakukan oleh Indra telah membuahkan hasil. Semua sesuai dengan keinginan Han. Indra hanya dihukum selama tiga tahun kurungan penjara, dan denda sebanyak satu juta rupiah.Bagi Cani dan Victory, hukuman tersebut sangatlah ringan, tak sebanding dengan kerugian yang diderita oleh Victory. Belum lagi, Indra juga melaporkan Victory atas tuduhan perzinahan.Sepertinya Cani tak mau kalah. Ia juga berniat untuk melaporkan Indra karena Indra telah melakukan kekerasan terhadap Victory. Akan tetapi, Victory tidak ingin masalah ini makin panjang. Sehingga Cani terpaksa menahan diri.“Hanya dihukum tiga bulan? Hakim itu pasti sudah disuap sama Indra!” Sedari tadi Cani ngedumel. Menunjukkan ketidakterimaannya terhadap putusan sang hakim agung.“Indra sudah tidak memiliki uang. Mustahil jika ia bisa menyuap hakim,” sahut Marci membela hakim yang ternyata kenalannya sendiri.“Sebelum memutuskan h

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 120. Tindakan Mematikan Han

    Suasana di rumah Cani dan Han terasa berat. Cani, dengan tegar, memeluk Victory erat-erat, meyakinkan adiknya bahwa ia tetap dicintai dan didukung. Air mata Victory mengalir deras, tanpa suara, menceritakan kesedihan yang tak terucapkan. Cani terus mengusap punggung Victory, membisikkan kata-kata penghiburan, berharap bisa sedikit meringankan beban batin adiknya yang terluka. Han duduk di samping mereka, tangannya terulur untuk ikut mengusap rambut Victory dengan lembut, sentuhan yang penuh empati dan pengertian. Ekspresi wajah Han sulit diartikan. Ia terlihat tenang, namun ada semburat kekhawatiran yang terpancar dari sorot matanya. Bukan berarti Han tidak mendukung Victory, tetapi keheningan Victory, ketiadaan suara untuk menjelaskan semuanya, membuat Han semakin sulit untuk sepenuhnya memahami situasi.Han mengerti bahwa ada yang disembunyikan, lebih banyak lagi yang tak bisa diungkapkan oleh Victory karena keterbatasanny

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 119. Kehancuran Indra

    Cani tak mampu menutupi keterkejutannya. Apa mungkin, Indra menyiksa Victoru karena memergoki hubungan terlarang yang pernah terjalin antara Marci dan Victory? Tapi, tetap saja, kekerasan dalam rumah tangga, tidak pernah bisa dibenarkan. Apalagi sampai membuat adiknya cacat permanen. Indra harus mendapat ganjaran atas perbuatannya. Keputusan Cani sudah bulat. Tidak mungkin berubah. "Bapak Indra yang terhormat. Aku pertegas sekali lagi. Mulai sekarang, perusahaan ini tidak menjalin kerja sama apa pun dengan perkebunan milikmu."Mendengar pernyataan itu, Indra jadi naik pitam. Kedua tangannya yang terkepal sudah siap untuk menghantam kepala Cani. Indra melangkahkan kakinya mendekati Cani, begitu ada di dekat Cani, Indra mengayunkan tangannya, berniat untuk memukul Cani. Namun, tangannya terhenti, ada seseorang yang menahan. "Berani memukul istriku?" tekan Han. Han mendorong Indra hingga membuat tubuh Indra mundur ke

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 118. Hime Menemui Haily

    “Dimakan? Memangnya Mas Han kanibal?” Cani menimpali perkataan nyeleneh Marci.“Mungkin saja,” balas Marci seadanya. Cani menggelengkan kepalanya, dan lebih memilih untuk tak melanjutkan obrolan yang menurutnya tidak akan ada ujungnya jika terus diladeni.“Setelah ini apa?” tanya Han seakan tidak sabar ingin mempermainkan Indra.“Sabar dulu. Kita harus menunggu waktu yang pas. Seperti ketika kebun kelapa sawit Indra mulai panen,” jawab Marci menyeringai lebar.***Haily keluar dari dalam kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil. Ia baru saja membersihkan tubuhnya, setelah seharian menjalani aktivitas yang cukup melelahkan.Haily duduk santai di meja rias. Ia sangat terkejut, bahkan sempat berteriak, ketika melihat sosok Hime dari pantulan cermin di depannya. Sontak Haily langsung menoleh ke belakang. “Ngapain kamu di sini? Kok kamu bisa masuk ke dalam kamarku?” sungut Haily

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 117. CEO Cani

    Kedua mata Victory yang berkaca-kaca terbuka dengan lebar. Badan Victory juga bergetar hebat, menandakan jika sang pemilik tubuh tengah diliputi rasa takut yang amat luar biasa.Victory tahu betul bagaimana sakitnya saat lidahnya dipotong oleh Indra. Dan sekarang, Hime akan mengambil hidungnya? Victory memang pasrah apabila ia harus mati. Namun, Victory sama sekali tidak siap jika ia disiksa terlebih dahulu sebelum dibunuh.“Aku bakal bikin hidung kamu mancung kayak hidungku,” desis Hime kesetanan.Hime sengaja tak langsung melukai wajah Victory dengan pisau. Ia masih menikmati ekspresi takut yang terpantri di wajah elok Victory.“Kamu sangat suka mencibir, dan mengolok orang lain. Kamu pasti sangat menderita saat kehilangan lidahmu. Aku turut prihatin,” cerocos Hime.Suara lirih Hime masih mampu didengar oleh telinga Victory yang tidak tuli.“Bisa dibilang kamu sudah kehilangan senjatamu. Jadi, sekarang kamu tidak mung

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 116. Hantaman Kuat Dari Istri Sah

    "Mas Han, aku pengen kayak gini terus," ucap Cani sambil mengelus dada sang suami yang terekspos. Han tersenyum dengan memejamkan matanya. Ia makin mengeratkan pelukannya pada pinggang Cani yang sangat pas di genggaman Han. "Kamu senang, Sayang?" tanya Han terkesan menggoda istrinya. "Senang ples puas, Mas. Apalagi, Mas Han kuat banget, bisa main beronde-ronde, sampai bikin aku lemas tak berdaya," ungkap Cani bangga pada suaminya. Perkataan Cani sukses membuat Han tersipu malu. Niatnya ingin menggoda, malah tergoda balik. "Terima kasih, Mas Han. Aku senang sekali," imbuh Cani menggerakkan kepalanya, mencari posisi ternyaman di bahu Han."Syukurlah ... Sayang puas, Mas lemas," kelakar Han diselingi suara tawa kecil. Mereka berdua baru saja selesai mengaduk kasih di atas ranjang. Saling menukar cinta dalam balutan adegan panas yang dipenuhi gerakan erotis. "Gimana engga lemas?" kekeh Cani menepuk-nepuk pela

DMCA.com Protection Status