Share

124. Mata-mata

Yana terdiam setelah tidak sengaja mengatakan fakta yang seharusnya tak ia katakan pada Naya yang memiliki mental lemah.

Lihatlah, baru mendengar kabar itu wajahnya sudah pucat seakan di rundung rasa tertekan yang menyesakkan.

“Aku hanya salah mengatakan.” Yana menghela napas panjang. Ia bangun dari tempatnya duduk dan berjalan keluar kamar tanpa menghiraukan wajah Naya yang tercekat.

"Kamu menggunakan hal seperti itu sebagai sebuah candaan? Yang benar saja.” Naya mengikuti Yana keluar kamar dan turun ke lantai satu untuk sarapan.

“Jangan melakukan hal seperti itu lagi. Kamu mengerti?”

Yana tak menjawab. Ia hanya menuruni tangga dengan cepat—melarikan diri dari kejaran Naya.

“Selamat pagi.” Yana duduk pada salah satu kursi meja makan. Ia mengambil piring dan mengisinya dengan satu centong nasi goreng sosis serta telur mata sapi yang di beri oleh Marsha. “Terima kasih, Kak.”

Marsha tersenyum sebagai jawaban dan men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status