Lagu Celine Dion yang berjudul 'The Power of Love' mengiringi langkah catwalk kelima finalis Mister International. Seorang penyanyi wanita muda asal Inggris yang menyanyikan lagu itu dengan suara yang merdu.
Lampu main hall diredupkan dengan fokus lampu sorot ke arah panggung mengiringi langkah para finalis di atas panggung. Mario berada di urutan keempat dan Edward di urutan kelima tampil. Lampu blitz kamera berkilatan mengambil gambar kelima finalis yang berhenti berpose di tengah panggung menghadap para juri.
Ketika tiba waktunya berjalan berpasangan, kelima pria tampan itu memberikan lengannya pada 5 top model wanita asal Inggris yang mendampingi mereka di atas panggung. Mereka berlima berjalan dengan gagah dan elegan seperti layaknya gentleman ketika bersama seorang wanita terhormat.
Acara terus bergulir dengan cepat ke sesi berikutnya. Finalis asal Meksiko, Sergio tampil pertama dan dia memilih melakukan stand-up comedy yang sayangnya kurang berkesan
Ketika mendengar ucapan terima kasih dari Mario di atas panggung Royal Albert Hall, Inez merasakan emosi yang bercampur aduk. Dia turut berbahagia atas kesuksesan Mario setelah perjuangannya selama setahun ini bersamanya, tetapi dia dapat merasakan kesedihan Mario yang kehilangannya.Dulu mereka berjanji akan bersama ketika Mario memenangkan Mister International di atas panggung. Namun, dia tidak dapat menepati janjinya. Bahkan, bila melihat situasinya saat ini bersama Edward, dia tidak tahu sampai kapan dia akan tersandera seperti saat ini, meninggalkan Mario sendirian.Akan sangat menyiksa bagi Mario bila harus terombang-ambing dalam penantian yang tak pasti, pikir Inez. Sungguh dalam hati Inez, cinta sejatinya adalah Mario. Dia rela melakukan apapun, bahkan dalam situasi yang sangat sulit dimana raga dan pikirannya terbelah.Kelangsungan hidup Mario itu yang terpenting. Ancaman Edward sangat efektif, mengingat baik Mario maupun Inez tidak me
Semalam-malaman Edward mengajak Inez bercinta hingga hampir pagi. Hingga ketika terakhir kalinya, Inez benar-benar kesal dan tubuhnya tak berdaya."Mas Edward, beli sex toy saja. Inez nggak sanggup kalau harus melayani Mas semalaman seperti ini," ujar Inez dengan lemas terbaring di bawah tubuh Edward yang menindihnya.Edward tergelak mendengar ucapan Inez. Dia mendengkus lalu berkata, "Aduh ngambek deh jadinya. Ululu ... Sayangnya Mas. Itu tadi yang terakhir kok. Yuk Mas gendong ke kamar mandi, pasti kamu capek."Diapun menggendong tubuh Inez hingga sampai ke kamar mandi lalu mendudukkannya di kloset. Dengan telaten Edward membersihkan bagian intim milik Inez dengan sprayer. Kemudian dia mengecup bibir Inez dengan lembut sekali."Sudah bersih, Sayang. Ayo kita tidur. Maafin Mas yang terlalu heboh malam ini ya?" ujar Edward berlutut di hadapan Inez yang duduk di kloset.Inez menganggukkan kepalanya. "Jangan diulangi, Mas. Kita ini manusia buka
Manager yang ditugaskan untuk mengkoordinasi agenda kerja Mario adalah seorang pemuda berusia 25 tahun blasteran Indonesia-Inggris, namanya Jonas Flyn Santoso. Mamanya berkebangsaan Inggris dan papanya orang asli Indonesia. Saat ini dia berkebangsaan Inggris mengikuti mamanya dan sudah 15 tahun terakhir menetap di London.Jonas lulus cum laude dari studi master bidang Hubungan Internasional. Organisasi Mister International telah 2 tahun ini mempekerjakannya sebagai asisten sekaligus manager juara 1 ajang tersebut. Pemenang Mister International tahun sebelumnya berasal dari Singapura, George Damian Kim, profesinya selebriti fitness juga seperti Mario di negara asalnya. Jonas juga yang mengurusi pria itu semasa setahun penuh mengemban tugas dari organisasi Mister International."Mas Mario, maaf bila mengganggu istirahatmu. Aku hanya ingin mendiskusikan beberapa tawaran pekerjaan dan konferensi pers yang harus dijalani dalam waktu dekat, apa boleh?" ujar Jonas denga
Kereta api Eurostar yang dinaiki oleh Edward dan Inez telah sampai di Stasiun Kota Amsterdam."Mas, kenapa pilih ke Amsterdam sih?" tanya Inez ketika dia turun dari kereta api digandeng tangannya oleh Edward.Edward menatap mata Inez yang berwarna coklat tua itu lalu mengecup bibir Inez dengan lembut dan dalam. "Kota ini cocok untuk penyuka seni klasik seperti kamu dan aku. Dan hotel tempat kita menginap juga sangat romantis, Sayangku," jawab Edward.Alis Inez berkerut, dia heran bagaimana Edward bisa tahu kalau dia penyuka seni, bahkan Mario saja tidak mengetahui hal itu. "Kok Mas Edward tahu sih kalau Inez suka seni klasik?" tanyanya.Mereka masuk ke mobil yang menjemput mereka berdua di depan stasiun kota Amsterdam, sebuah mobil sedan Lexus hitam mengkilap.Edward memberi instruksi agar sopir mengantar mereka ke House of Rembrandt. Dia tersenyum misterius melirik ke wajah Inez."Aku pemujamu, Inez Sayang. Tentu saja aku
Bibir Edward mengecup ceruk leher Inez dari belakang. Dia berbisik, "Jawab pertanyaanku, Sayang ... aku tidak akan marah kalaupun jawabannya tidak.""Tidak. Itu jawabanku, Mas," sahut Inez datar.Edward pun terkekeh. Cintanya ditolak, permintaannya memiliki anak juga ditolak, sedih amat, batinnya."Nez ... Nez ... kamu senang sekali membuat aku kecewa. Padahal tidak ada satupun orang yang berani menolak setiap permintaanku selama aku hidup hingga sekarang. Ini minta diapain ya enaknya? Istri yang pembangkang seperti kamu, hehh?!" ujar Edward setengah mengancam dengan nada santai.Inez menyeringai menghadap ke arah Edward. "Jangan dong, Mas. Maafin Inez aja ya?" jawabnya polos."Nggak bisa begitu dong! Kamu ngeselin, tahu nggak, Nez?!" omel Edward.Inez pun menggigit bibir bawahnya dengan cemas. "Mas, kalau mau buang Inez ke sungai juga nggak papa. Inez ikhlas ...," balas Inez."Tsskk ... enak aja dibuang ke sungai. Bikin aku tambah me
Selepas tengah malam saat Inez tertidur lelap di atas ranjang, Edward berjalan keluar kamar untuk merokok di balkon kamar hotel. Dia selalu merokok ketika pikirannya sedang kacau. Apa yang terjadi sore ini memaksanya bertindak kasar pada Inez secara seksual. Dan dia sangat menyesalinya.Bibirnya mengepulkan asap putih itu ke udara sembari duduk bertumpang tali di sofa balkon depan kamar Wellness Suite itu. Cuaca di Amsterdam malam itu bisa dibilang menyenangkan, tidak bersalju ataupun berkabut seperti di London.Dari tempat dia duduk dapat terlihat sungai yang mengalir di seberang jalan. Kota-kota di Belanda memang posisinya lebih rendah dari perairannya sehingga membuat arsitektur bangunannya unik dikelilingi bendungan air.Edward merancang tentang rencana perjalanan keliling Eropa bersama Inez. Dia sudah mempelajari catatan di wall Friendster Inez yang berhasil dia gali datanya dengan kemampuan hacker yang dia miliki. Mungkin Inez pun mulai curiga, tapi
Setelah kedatangan Pak Rudi Antareja, Clara mengajak Max untuk keluar dari ruang kerja mamanya itu. Dia tidak ingin mengganggu Mario untuk berbicara dengan notaris itu."Silakan duduk, Pak Rudi," ujar Mario mempersilakan notaris itu duduk di seberang meja kerja Inez."Boleh saya tahu keperluan pertemuan ini apa ya, Mas Mario?" tanya Pak Rudi penasaran karena kliennya biasanya adalah Inez.Mario menghela napas lalu mulai berbicara, "Jadi Pak Rudi, saya ingin bertanya isi file perjanjian pernikahan kontrak saya dengan Inez kenapa bisa bocor keluar ya? Hal itu membuat saya berada dalam bahaya berkali-kali. Bahkan, kemarin saat di London, seseorang memaksa saya menceraikan Inez karena mengetahui perjanjian kawin kontrak itu."Pria itu pun terkejut mendengar perkataan Mario. Dia pun berpikir sejenak. Bukan dia yang membocorkan file rahasia tersebut. Berarti Bintoro, sekretarisnya yang menjadi tersangka. Hanya dia dan sekretarisnya yang mengetahui mengenai perj
Hari berikutnya, pagi-pagi benar Jonas sudah mengunjungi Mario di kediamannya. Dia tidak tahu bahwa itu rumah Inez, tetapi Jonas memilih untuk tidak banyak bertanya mengenai hal itu."Selamat pagi, Mas Ganteng. Sudah siap berangkat 'kan? Jadwal hari ini padat merayap sampai malam, kuharap kamu siap menjalani dunia barumu, oke?" ujar Jonas menyambut Mario yang sudah dalam penampilan setelan jas hitam dengan kemeja hitam juga."Pagi, Jonas. Aku siap, ayo berangkat. Kau tahu 'kan kalau jalanan Jakarta selalu macet," balas Mario sembari berjalan ke arah teras bersama Jonas dimana sebuah mobil Alphard hitam menunggunya.Para bodyguard bertugas melayani dan mengawalnya dengan sikap siaga. Mario tersenyum tipis pada kepala bodyguard yang membukakan pintu mobil Alphard itu untuknya lalu naik ke mobil.Sepanjang perjalanan Mario banyak mendiskusikan jadwalnya bersama Jonas, termasuk rencana tanding MMA yang ingin dia ikuti."Jonas, aku ingin bertanya