Share

26. Rajuna Coffe

"Kamu ngapain manjat pohon? Nggak ada kerjaan banget," omel Juna yang tengah mengobati luka di lutut Zahira. Tidak parah, hanya saja lutut, siku dan betis gadis itu tergores.

Zahira mencebikkan bibirnya. Lalu meringis kala Juna menempelkan kapas beralkohol di lukanya. "Aduh, pelan-pelan pak dokter. Sakit."

Juna menghela nafasnya sembari menggelengkan kepalanya tak habis fikir. Benar kan dugaannya, anak bandel ini memang akan merepotkan Juna. "Kalau main tuh nggak usah pakai acara manjat pohon segala. Biar apa kamu begitu?"

"Ya tadi kan ada kupu-kupu. Cantik. Pengen ngambil, tapi malah kepleset," ujar Zahira dengan nada sedih. Mukanya juga tampak cemberut.

Juna tertawa pelan. Setelah mengobati luka di lutut, siku dan betis gadis itu, Juna bangkit dari posisi berlututnya. Sudut bibirnya tertarik bersamaan dengan tangan yang bergerak mengusap surai legam Zahira. "Lain kali nggak usah ngelakuin hal aneh. Cukup duduk aja, nggak usah banyak tingkah."

Zahira memajukan bibir bawahnya, kesal d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status