Richard Forger sedang mengepel lantai ruangan Luis Jung, CEO Westfield Corporation. Cleaning Service baru itu seperti sedang berada di tempat yang salah dan di waktu yang salah. Bagaimana tidak, saat Richard sedang sibuk membersihkan lantai, Luis Jung tiba-tiba dengan sengaja menumpahkan kopi ke lantai. Setelah pura-pura terkejut, Luis Jung berteriak kepada Richard.
“Hei, Babu! Kau tak lihat ada lantai kotor di sini?!”
Richard Forger ingin mengumpat, tetapi tentu saja Cleaning Service bukanlah posisi yang membolehkan dirinya mengumpati seorang CEO. Maka, Richard bergegas berjalan menghampiri lantai yang ditumpahi kopi oleh Luis Jung. Dengan sikap patuh, Richard mengusap-usap permukaan lantai.
“Sayang, kau ingin melihat pertunjukan lain?” Luis Jung yang tengah duduk di sofa tampak mengusap pipi sekretaris pribadinya yang saat itu juga sedang duduk mesra di samping Luis Jung. Si sekretaris terdengar merintih geli ketika pipi meronanya disentuh Luis. Dengan nada manja, ia mendesah dan menanyakan pertunjukan apa yang dimaksud Luis Jung.
“Sayang, jika kau ingin melakukan pertunjukan, aku akan dengan senang hati menyaksikannya,” desah si sekretaris seraya menggelayut manja di pundak Luis Jung.
“Ha ha! Baiklah, lihat ini!” Luis Jung tiba-tiba mengulang tindakan yang sama yaitu menumpahkan kopi. Tetapi sedikit berbeda, kali itu bukan di atas lantai melainkan di atas sepatunya sendiri.
“Hei, Babu! Bersihkan sepatuku. Jika aku menemukan masih ada kotoran yang tersisa, kau bisa membayar ganti rugi menggunakan gaji bulananmu!”
Setelah Luis Jung memberi perintah tetapi Richard tak kunjung merespon, Luis Jung membentak Richard. “Hei, apa kau tuli?! Lakukan cepat!”
Richard terkesiap dari lamunan singkatnya sementara sekretaris Luis Jung tertawa cekikikan menyaksikan ketidakberdayaan seorang Cleaning Service di mata seorang CEO. Seketika, sekretaris itu merasa cukup bangga memiliki hubungan spesial dengan sosok yang memiliki kekuasaan.
Sambil menampilkan ekspresi amarah palsu, sekretaris Luis Jung mencubit pundak kekasihnya. “Sayang… Kau keterlaluan sekali…”
Tetapi sedetik berselang, sekretaris Luis Jung juga mengucapkan kalimat yang membuat perut Richard mual seketika.
“Ah, biar adil, bagaimana kalau ia juga diperintah untuk mengelap sepatuku?”
Luis Jung tertawa terbahak-bahak dan menyetujui usulan sekretarisnya.
‘Sial! Bagaimana bisa aku berakhir menjadi pembantu dari manusia-manusia tak punya otak ini?!’ Richard mengumpat dalam hati. Meski demikian, di permukaan, ia menunjukkan sikap ramah selagi berjalan mendekat, membungkuk, lalu mulai mengelap sepatu Luis Jung.
Sebagai Cleaning Service yang baru, Supervisor Richard sudah memperingatkan jika CEO Westfield Corporation memang kerap memperlakukan pegawai rendahan seperti sampah. Hanya saja, Richard masih tak menyangka jika ia akan mengalami nasib sial itu tepat di hari pertama ia bekerja.
“Oh… Sayang… Lihat, caranya menunduk mengingatkanku pada anjingku di rumah.” Luis Jung menunjuk kepala Richard lalu menertawainya dengan puas. Sekretaris Luis Jung juga tampak sangat menikmati sesuatu yang disebut Luis sebagai, ‘pertunjukan’.
“Sayang, humormu benar-benar membuat perutku kram. Ah, kau sangat lucu.”
Mendengar dua sejoli tak berotak sedang saling menertawai dirinya, Richard Forger seperti ingin muntah. Sayangnya, perundungan untuknya belum juga berakhir. Ketika ia masih mengusap sepatu Luis Jung, pelan tapi pasti, Richard Forger merasakan kepalanya basah. Ia ingin bergerak refleks menarik kepalanya, tetapi ucapan Luis Jung benar-benar membuat tubuhnya diam membeku.
“Di rumah, anjingku sangat suka jika aku menyiram kepalanya seperti ini. Oh, betapa miripnya dia dengan anjingku! Ha ha ha!”
Kesabaran di dada Richard sedang sangat diuji. Sekuat tenaga, cleaning service itu menahan tangannya untuk tidak membasuh kepala. Matanya terpejam menahan amarah, rasanya, ingin sekali ia menghajar Luis Jung hingga babak belur. Richard membayangkan dirinya bangkit berdiri lalu memukuli wajah Luis Jung dengan membabi buta hingga pria berengsek itu menderita penyakit buruk rupa karena pukulannya. Sayang, itu hanya khayalan belaka.
Lamunan Richard terhenti ketika terdengar suara langkah kaki memasuki ruangan. Seseorang yang memasuki ruang Luis Jung adalah sepupu dari Luis yang juga bekerja di Westfield Corporation.
“Wow! Apakah aku sudah melewatkan pertunjukan menarik?” Julius, sepupu Luis itu bertanya dengan mata berbinar. Nyaris sama seperti Luis Jung, Julius juga merupakan pria keturunan konglomerat yang menganggap keberadaan orang miskin sebagai obyek hiburan kalangan atas. “Kurasa aku juga ingin dia berkunjung ke ruanganku siang ini!”
“Eh, kau ingin meminjam anjing baruku?! Tunggu sampai aku puas bersenang-senang dengannya!” Luis Jung membalas ucapan Julius dengan penuh kesombongan, seakan-akan keberadaan Richard di sana memang hanya untuk memuaskan keberengsekan mereka semua.
“Hmm… Apakah anjing baru ini bisa menjilat toilet? Kebetulan sepertinya toiletku agak kotor! Ha ha ha!”
Luis Jung dan sekretarisnya tertawa bersama-sama. Mereka memuji rencana Julius yang ingin memerintah Richard untuk menjilati toilet kotor.
“Baiklah, aku kembali dulu ke ruanganku. Jika ia selesai bersamamu, jangan lupa untuk memerintahkannya ke ruanganku. Oke?”
Luis Jung mengangguk setuju. Tepat setelah Julius menutup pintu, ujung kaki Luis Jung menendang wajah Richard.
Dug!!!
“Kau dengar tadi, sepupuku ingin kau menjilati toiletnya. Nah, pergilah sekarang!”
Richard yang tersungkur mundur tampak mencengkeram tangannya kuat-kuat. Seperti ada lahar panas yang menyembur di kepalanya. Richard sepertinya sudah tak bisa menahan itu semua. Matanya memerah, giginya menggeretak.
“Jangan kira kau bisa seenaknya berlaku buruk pada orang miskin! Kecoa sialan!” Richard bangkit berdiri lalu dengan gerakan cepat, ia menghantamkan pukulan kuat-kuat ke hidung Luis Jung.
“Arrrgh!” Luis Jung terpental mundur dengan hidung bercucuran darah. Ia ingin berteriak memanggil security, tetapi segera mengurungkan niatnya karena ia tak ingin akan ada gossip beredar bahwa CEO Westfield Corporation baru saja dihajar oleh seorang Cleaning Service.
Tak ingin gossip memalukan itu menimpanya, Luis Jung lantas meneriaki Richard. "Dasar Bedebah! Kau kupecat!
***
Setelah pemecatan tak hormat itu, Richard terlihat sibuk mencari lowongan kerja pada papan pengumuman di kota Roxburgh. Tiba-tiba, ponselnya berdering. Nama George Warren muncul di layar telepon.
“Richard… Richard… Aku sudah menganggapmu sebagai keponakanku sendiri. Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku? Aku bahkan tak pernah meminta uang sewa flat padamu… Bagaimana bisa kau melakukan ini…”
Terdengar suara isakan tangis dari George Warren. Richard tampak kebingungan karena tak mengerti apa yang George Warren ucapkan. Karenanya, Richard memutuskan untuk pulang ke flat yang ia tinggali.
Ketika Richard berada cukup dekat dengan Flat milik George Warren, betapa kagetnya Richard kala melihat ragam alat berat tengah sibuk merobohkan Flat milik George Warren. Tak jauh dari sana, George Warren sedang meraung-raung menangisi asetnya yang dihancurkan.
“Tuan George, ada apa ini?!” Richard berlari menghampiri George Warren, pria tua yang selama ini sudah berbaik hati padanya.
George Warren menunjuk-nunjuk alat berat yang merobohkan Flat kesayangannya. “Kau telah menyinggung orang yang salah, Richard… Kau telah menyinggung orang yang tak bisa disinggung…” George Warren meraung lagi lantas menjelaskan jika beberapa waktu lalu, orang suruhan dari Westfield Corporation tiba-tiba datang dan mengatakan bahwa mereka memiliki surat kepemilikan dari tanah yang ditempati Flat milik George.
“Mereka mengambil asetku dan aku tak bisa melakukan apa-apa. Ketika aku bertanya kenapa aku harus menanggung nasib sial ini, CEO Westfield Corporation menyebut jika ini semua karena dirimu, Richard…”
Mendengar penuturan George Warren, Richard merasa langit seperti runtuh dan menghantam punggungnya. Untuk sesaat, Richard tak bisa berkata-kata.
“Richard, kata mereka, jika aku ingin menuntut kerugian, kata mereka, aku bisa meminta ganti rugi padamu. Richard, apa yang telah kau lakukan pada CEO Westfield Corporation?”
Kali itu, George Warren menyerahkan sepucuk kertas kepada Richard, menurut George Warren, Luis Jung ingin Richard menerimanya.
Richard menelan ludah, hatinya mencelos. Ia tak menyangka jika Luis Jung akan bertindak sejauh itu. Tangan Richard pelan-pelan membuka gulungan kertas yang dititipkan Luis Jung untuknya. Dalam kertas itu, terpampang sebuah tulisan yang berbunyi,
[Loser, ini baru pemanasan! Menurut prediksiku, sebelum matahari terbit kau akan menjadi pria cacat seumur hidup!]
Richard meremas kertas itu dengan hati geram. Napasnya naik turun menahan amarah. Tangannya menepuk-nepuk pundak George Warren yang masih meraung dan menangis.
“Tuan George, aku berjanji akan membayar kerugianmu.” Richard lantas mengambil sebuah kartu hitam dari saku celananya. Sudah cukup lama ia hanya menyimpan kartu itu dan tak begitu berpikir untuk menggunakannya. Tetapi keadaan sudah mendesak, sudah saatnya ia menggunakan kartu hitam itu untuk menyelamatkan posisinya.
‘Dengan kartu ini, aku akan menjadi menantu keluarga kaya raya!’
Sore hari itu juga, Richard Forger berpamitan kepada George Warren dan meyakinkan pria tua tersebut bahwa ia akan membayar kerugian yang dialami oleh George. Meski George Warren sulit mempercayai ucapan Richard, ia membiarkan Richard pergi.“Ehm… Sebelumnya, bisakah aku meminjam beberapa dolar untuk memesan Taxi, Tuan George?” Sebelum benar-benar pergi, Richard baru sadar jika ia sudah tak memiliki apa-apa lagi. Ia cukup malu pada pria tua itu tetapi memang hanya George Warren seorang, sosok di kota Roxburgh yang bersedia membantu Richard.“Ck… Ambillah.” George Warren dengan terpaksa memberikan beberapa dolar di sakunya kepada Richard.“Terima kasih, Tuan George. Kupastikan kau bisa memegang janjiku, aku akan melunasi kerugian yang kau alami.”George Warren mengangguk lesu. Setengah putus asa, ia berharap jika janji Richard bukanlah bualan semata.“Tiga hari dari sekarang! Kupastikan aku akan mengganti kerugianmu. Tuan George!”Setelah mengcapkan kalimat itu, Richard Forger segera me
Richard Forger menelan ludah, ia tak menduga jika gadis muda yang baru saja mempersilakannya masuk kini mendapati masalah karena dirinya.“Nona, aku memiliki kartu…” Richard berniat menjawab tudingan Bellatrix terhadap Daisy tetapi Bellatrix segera mengacungkan telunjuknya tepat ke jidat Richard.“Damn! Siapa yang memberimu izin untuk berbicara padaku? Shit, aku sedang berbicara pada sepupuku yang bodoh ini!” Bellatrix lantas berganti menudingkan telunjuknya ke arah Daisy yang menunduk tak nyaman.“Bella, dia membawa kartu undangan dari kakek. Percayalah… Kita harus menyambutnya atau…”“Aku tak peduli! Seperti biasa, semua keputusan yang kau ambil akan berujung pada petaka. Kali ini, kuperingatkan sekali lagi! Usir gembel ini atau…”Bellatrix belum sempat melanjutkan kalimatnya ketika dari arah belakang, terdengar suara omelan khas perempuan tua, dialah Sandra Miller, perempuan berusia tujuh puluhan tahun yang merupakan istri dari James Miller. Sandra membenci keributan meski di saat
Teleconference dengan James Miller telah usai. Selain memutuskan untuk menggelar pernikahan tiga hari ke depan, James Miller juga meminta Sandra untuk memberikan kamar untuk Richard. James berkata, mulai dari hari itu, Richard Forger telah menjadi bagian dari keluarga Miller meski pernikahan resmi baru akan digelar tiga hari mendatang.“Daisy! Karena dia akan menjadi suamimu, kau yang harus mengurus keberadaannya di sini!”Sandra memerintahkan Daisy untuk membawa Richard ke kamar di lantai dua kediaman keluarga Miller. Daisy mengangguk lesu sementara Richard berbasa basi berterima kasih kepada Sandra. Ketika keduanya berlalu pergi, Sandra memijit keningnya berkali-kali.“Oh… Daisy sudah cukup sering membuat keluarga Miller kehilangan muka. Sekarang dia dijodohkan dengan pria payah seperti Richard. Sial, aku akan lebih bahagia andai Daisy bukan cucu kandungku.”Mendengar ibunya mengeluh dan bersedih, Nancy datang dan menepuk-nepuk pundak Sandra. “Ibu, tenang, kita masih memiliki Bella.
Akhirnya, hari pernikahan antara Daisy Miller dan Richard Forger telah tiba. Andai bukan keluarga Miller, mungkin persiapan pernikahan tak mungkin bisa usai hanya dalam waktu tiga hari. Tapi, semua bisa diurus dengan uang dan koneksi.“Daisy! Ingat, jaga suamimu baik-baik. Aku tak ingin dia membuat malu seluruh keluarga kita. Kalau memang dia melakukan hal-hal bodoh, kau harus menanggung semuanya sendiri dan tak boleh melibatkan kami semua!” Sandra memberi pesan pada Daisy beberapa saat sebelum mereka memasuki gedung pernikahan.Daisy mengangguk lantas menatap calon suaminya. “Richard, kau dengar itu? Kau harus jaga sikap. Pernikahan ini dihadiri oleh kolega-kolega kakekku. Mereka semua orang penting dan kau tak bisa asal bersikap.”Kala itu, Richard tampak menunjukkan sikap gelisah. Seperti ada sesuatu yang ia tahan. Karena semua pandangan tertuju pada Richard, Richard akhirnya tak memiliki alasan untuk tak menyembunyikannya. Richard menarik napas dalam sebelum akhirnya membuat penga
Tanpa diduga oleh siapapun, Calr Jung tiba-tiba bangkit berdiri lantas menghajar Luis Jung, putranya sendiri. Carl Jung melayangkan pukulan-pukulan ke wajah putranya tanpa peduli Luis Jung berteriak meminta penjelasan.“Setelah membuat keributan seperti ini kau masih menuntut penjelasan?! Penjelasan apa lagi yang kau maksud, heh? Anak tak tahu tata krama!” Carl Jung menghantamkan pukulannya ke hidung Luis yang bahkan belum sembuh.Luis Jung berteriak histeris sementara para tamu undangan tak mau ketinggalan mengabadikan moment menarik itu.“Bersujud sekarang! Minta maaf pada Tuan Forger!” Setelah Luis Jung babak belur, Carl Jung memaksa putranya untuk bersujud di kaki Richard.“Tidak! Aku tidak mungkin bersujud di kaki pria payah seperti dia!” Luis Jung memberontak selagi satu tangannya mengusap darah dari hidung.“Baiklah, kalau itu keputusanmu, kuanggap kau bukan lagi keluarga Jung! Terhitung setelah hari ini, semua urusanmu bukan lagi menjadi urusan keluarga Jung. Dan kau tak menda
Daisy berlari menangis meninggalkan kerumunan para tamu undangan. Ia benar-benar kesal karena sepupunya selalu ingin menghancurkan nama baiknya di depan semua orang. Melihat istrinya berlari menangis di hari pernikahan, Richard mengejar Daisy dan tak memedulikan Bellatrix juga Clair yang tertawa.“Stop! Jangan ikuti aku! Setiap kali aku melihat wajahmu, hatiku muak karena kau telah membuat hari-hariku menjadi sangat buruk!” Daisy berhenti sejenak untuk memberi peringatan pada Richard.Richard tak bisa melakukan apa-apa lagi kecuali diam dan tak mengikuti Daisy. Richard menghela napas dalam, otaknya berpikir keras bagaimana cara untuk membuat Daisy bahagia. Ketika Richard hanya terpaku dalam diam, seseorang tiba-tiba menepuk pundaknya.“Richard…”Richard menoleh dan menemukan George Warren telah berdiri di sebelahnya. “Tuan George… Kebetulan sekali aku tadi sedang mencari-cari dirimu.”George Warren tersenyum tipis. “Richard, aku tak tahu bagaimana caramu bisa menikahi cucu keluarga Mi
Richard Forger kembali ke kediaman keluarga Miller ketika jam menunjukkan pukul sebelas malam. Ia sengaja menunggu waktu hingga nyaris tengah malam agar tak bertemu dengan sepupu-sepupu Daisy yang bermulut kasar. Sesuai dugaan Richard, kediaman keluarga Miller sedang sepi di jam itu dan Richard bisa pergi tanpa hambatan hingga ia tiba di depan kamar Daisy. Setelah resmi menikah dengan Daisy, James Miller memang mewajibkan Daisy agar menerima Richard untuk tidur satu kamar dengannya. Mengingat itu adalah malam pertama bagi Richard untuk berbagi ranjang dengan Daisy, ada sedikit kegugupan di hati Richard. ‘Aku tak mengharapkan malam pertama yang romantis atau semacamnya, Daisy! Aku hanya berharap kau bahagia!’ Richard membatin seraya membuka pintu kamar Daisy. Pelan-pelan, Richard menghampiri ranjang tempat Daisy merebahkan tubuh. Di atas ranjang, Daisy terlihat telah terlelap dengan mata sembab bekas menangis. Hati Richard seperti ditusuk-tusuk jarum ketika matanya melihat wajah Dai
“Richard, hari ini nenek memintaku untuk mencarikan pekerjaan untukmu. Aku sudah menemukan perusahaan yang sedang membuka lowongan kerja. Jadi, pergilah ke sana, bersikap yang layak dan jangan mempermalukan kami!” Clair berbicara kepada Richard Forger. Waktu itu, seluruh keluarga Miller sedang menikmati sarapan pagi. Seperti biasa, di sela-sela menikmati hidangan yang disajikan, sesekali mereka akan mengobrol atau membicarakan berita-berita terbaru seputar pekerjaan. Richard menganggukkan kepala dan tak lupa berterima kasih atas kebaikan Clair. Meski di dalam hatinya, Richard yakin bahwa Clair tak mungkin benar-benar berniat baik kepadanya. “Kau datang saja ke Lezon Company. Itu adalah perusahaan milik teman sekampusku dulu, Alex. Kurasa Alex akan berbaik hati padamu karena kau adalah sepupuku.” ‘Alex?’ Richard mengerutkan dahi. Ia ingat nama itu adalah nama salah satu sosok yang membicarakan Daisy Miller di V&B Café sehari sebelumnya. Richard juga baru ingat jika ia belum membuka