“Richard, hari ini nenek memintaku untuk mencarikan pekerjaan untukmu. Aku sudah menemukan perusahaan yang sedang membuka lowongan kerja. Jadi, pergilah ke sana, bersikap yang layak dan jangan mempermalukan kami!” Clair berbicara kepada Richard Forger. Waktu itu, seluruh keluarga Miller sedang menikmati sarapan pagi. Seperti biasa, di sela-sela menikmati hidangan yang disajikan, sesekali mereka akan mengobrol atau membicarakan berita-berita terbaru seputar pekerjaan. Richard menganggukkan kepala dan tak lupa berterima kasih atas kebaikan Clair. Meski di dalam hatinya, Richard yakin bahwa Clair tak mungkin benar-benar berniat baik kepadanya. “Kau datang saja ke Lezon Company. Itu adalah perusahaan milik teman sekampusku dulu, Alex. Kurasa Alex akan berbaik hati padamu karena kau adalah sepupuku.” ‘Alex?’ Richard mengerutkan dahi. Ia ingat nama itu adalah nama salah satu sosok yang membicarakan Daisy Miller di V&B Café sehari sebelumnya. Richard juga baru ingat jika ia belum membuka
Sebelum berangkat ke kantor, Daisy mengajak Richard untuk berbicara berdua saja di dalam kamar. Richard menebak itu pasti berhubungan dengan misi Richard yang baru saja diberikan oleh Sandra yaitu melamar kerja di perusahaan Alex.Daisy menutup pintu kamar, ia lantas mengajak Richard menjauh dari sisi pintu karena ada hal yang sedikit tabu yang ingin ia bicarakan bersama Richard, suami barunya.“Richard, kau sudah melihat sendiri bagaimana reputasiku di keluarga ini bukan? Aku tahu ini akan terdengar bodoh, tapi kurasa aku sudah tak punya pilihan lain.” Daisy tampak gelisah dan sesekali matanya tak fokus kepada lawan bicaranya.“Daisy, apa yang mengganjal di hatimu?”Daisy tersenyum kaku lalu melanjutkan apa yang ingin ia katakan. “Richard, aku tahu semua laki-laki tak mungkin menolak tubuh perempuan. Ah… Maksudku adalah… Oh, bagaimana aku memulainya…” Daisy semakin gelisah, ia kesulitan mengucapkan apa yang sedang mengganjal di kepalanya.“Pelan-pelan, Daisy… Kalimatmu terpotong-poto
Lezon Company berada di pusat kota Roxburgh. Letaknya yang cukup strategis membuat Richard tak mendapat kesulitan sama sekali untuk menemukan tempat tersebut. Ketika memasuki gedung Lezon Company, Richard juga tak dipersulit oleh security yang bertugas. Cukup menjelaskan bahwa Richard datang atas rekomendasi Nona Clair dari Miller Company, security segera membawa Richard ke bagian HRD.Ketika bagian HRD telah mengonfirmasi identitas Richard, kepala HRD mengajak Richard untuk naik ke lantai atas.“Kebetulan sekali Tuan Alex telah menunggumu.” Kepala HRD terlihat kesulitan menyembunyikan senyum sinisnya saat mendampingi Richard naik ke lantai atas.Hati Richard sedikit berdebar-debar sebab ia yakin Alex sudah menyiapkan sesuatu untuknya. Bagaimana bisa, dia yang hanya orang biasa, melamar pekerjaan di perusahaan besar, tetapi justru hendak disambut oleh sang CEO. Seharusnya, Richard hanya perlu berurusan dengan bagian HRD tanpa perlu melibatkan sosok penting seperti CEO.Mengingat Alex
Baru saja Richard selesai bertanya, satu pukulan Alex tiba-tiba dihantamkan tepat ke rahang Richard. Karena Richard tak menduga hal itu terjadi, pukulan Alex mengenai sasaran dengan sempurna, membuat Richard terpekur mundur beberapa langkah.“Tuan Alex… Apa-apaan ini?!” Richard bertanya seraya memegangi rahangnya yang terpukul.“Kau sudah resmi menjadi bawahanku dan aku berhak melakukan apa yang aku mau!”BUG! BUG! BUG!Alex memukuli Richard sambil sesekali tertawa bangga. Tak hanya memukul kepala dan dada Richard, Alex juga menggunakan kakinya untuk menendang. Karena Richard tak memberikan perlawanan, hanya dalam waktu singkat darah mulai mengucur dari hidung dan bibirnya.“Itu adalah latihan yang harus kau jalani sebelum terjun menjadi petugas keamanan di perusahaan Alex. Kau telah menandatangani surat perjanjian dan bersedia untuk mendapatkan latihan yang dibutuhkan untuk posisimu. Jadi, nikmati saja dan jangan coba-coba melawan! Ha ha ha, jujur saja menurutku kau itu pria yang ben
Alex keluar dari Volkswagen dengan membusungkan dada. Dari wajahnya yang berbinar-binar, ia tampak merasa unggul lebih dari 1000% di atas Richard. Dengan membawa Richard sebagai pelayan dirinya, Alex sepertinya berharap jika Daisy akan mencampakkan Richard dan kembali memilih dia sebagaimana mereka dulu pernah menjadi sepasang kekasih.Bersamaan dengan kaki Alex keluar dari Volkswagen miliknya, sebuah GeekVape Aegis Legend terjatuh tak begitu jauh dari ujung sepatu Alex. Lebih tepatnya, Alex menjatuhkan Vape secara sengaja.“Ambil!”Alex membentak Richard, ingin menunjukkan dominasinya atas orang rendahan macam Richard di mata teman-teman reuninya. Karena sudah menjadi bawahan Alex, Richard menuruti perintah Alex. Ia membungkuk rendah untuk memungut GeekVape Aegis Legend di dekat kaki Alex.“Itu untukmu!”Saat Richard hendak berdiri, ia menemukan selembar dolar dijatuhkan dari atas. Richard memungut uang tersebut dan di waktu yang bersamaan, telinganya mendengar suara cekikikan yang b
Richard memasuki Jasmine’s Room, tempat di mana reuni teman-teman Alex dan Daisy diselenggarakan. Tatapan-tatapan mengejek segera bermunculan dan ditujukan kepada Richard ketika dia berjalan celingukan mencari keberadaan Alex. Richard sudah terbiasa menerima cemoohan hingga tatapan sinis orang-orang tak begitu menjadi gangguan yang berarti untuknya. Hanya saja, Richard menjadi sedikit risih setelah menemukan ternyata Alex tampak sedang menggoda Daisy. Richard berjalan lebih cepat, melihat Daisy dirayu oleh pria lain ternyata rasanya lebih tak menyenangkan dari pada ketika dia dicemooh dan direndahkan.Richard semakin dekat, Thomas yang sedang berdiri di samping Alex lantas menyenggol siku Alex karena tampaknya Alex tak menyadari kedatangan Richard. “Hei, Alex… Pelayan yang kau tunggu sudah datang.”Alex menolehkan kepala lalu senyum lebar lekas merekah di bibir. Tangan kanan Alex menepuk-nepuk pundak kirinya. “Pijat sebelah sini… Bahuku entah bagaimana rasanya capek sekali.”Richard
Alex sekuat tenaga menahan rasa panas yang menjalar di lututnya, tetapi ia gagal. Alex berteriak kesakitan sementara kulit wajahnya merah padam akibat otot-ototnya yang menengang. Sebuah pemandangan yang cukup janggal karena seharusnya sosok yang lebih pantas menjerit kesakitan adalah Richard, orang yang sedari tadi dipukul dan ditendang oleh Alex.“Panggil ambulans… Panggil ambulans!” Alex menjerit kepada siapa saja. Ia merasakan sensasi panas bercampur nyeri menyerang dua lutut dan sikunya sekaligus. “Aku bisa mati jika terus begini!”Teman-teman Alex terpaku melihat keadaan. “Ada apa dengan Alex?”“Apa yang terjadi padanya?!”Orang-orang kini menyaksikan Alex menggeliat dan berguling-guling ke lantai dengan tetap berteriak meminta dipanggilkan ambulans. Tetapi karena semua orang masih terkejut dengan kejadian tersebut, tak ada satu pun dari teman-teman Alex yang mengambil ponsel untuk memanggil ambulans atau 911.“Apakah Alex punya riwayat penyakit ayan atau semacamnya?”Ketika Bel
Richard telah membawa Alex ke rumah sakit terdekat. Ketika Richard hendak pergi meninggalkan Alex, Richard menyempatkan diri untuk berbisik di telinga Alex. “Alex, dilihat dari keadaanmu saat ini, kuprediksi kau akan menghabiskan sisa hidupmu di atas tempat tidur atau kursi roda.” Setengah sadar, Alex mendengar ucapan Richard. ‘Bedebah! Apa jangan-jangan memang dirimu yang mencelakaiku?’ Alex ingin berteriak memaki Richard karena mulai curiga jangan-jangan rasa sakit yang ia alami adalah akibat dari Richard memberikan racun kepada tubuhnya. Apa daya, Alex tak bisa berteriak karena kesadarannya timbul dan tenggelam. Begitu Richard telah pergi dan dokter menghampiri Alex, dengan menggunakan sisa-sisa kesadarannya, Alex memohon kepada sang dokter. “Dokter, aku yakin tubuhku telah diracun! Angkat racun yang ada di tubuhku. Dokter, racun ini sangat menyiksaku! Aku akan membayar berapapun agar racun di tubuhku dikeluarkan semuanya…” Alex tak bisa mengucapkan apa-apa lagi karena kesada
Ketika Richard dan Daisy tiba di kota Roxburgh, semua sosok-sosok penting di kota besar itu datang ke bandara demi menyambut kedatangan mereka. Para tokoh penting di kota Roxburgh menunduk memberi hormat, membuat orang-orang awam keheranan dan menerka-nerka sehebat apa latar belakang sosok yang baru saja turun dari pesawat. Daisy merangkul siku Richard, menyatakan betapa bahagianya dia berada di sisi suaminya. Ketika mereka tiba di mansion mewah mereka, Daisy dan Richard menemukan ada tumpukan hadiah yang membanjiri halaman depan rumah mereka. Richard segera menghubungi Wendy Adams, meminta gadis itu untuk membagi-bagikan tumpukan hadiah kepada orang-orang yang membutuhkan. Saat semuanya telah beres, Daisy berujar kepada sang suami sembari membanting tubuhnya ke atas ranjang, “Akhirnya semua selesai juga… Ah… Aku ingin beristiraat.” Richard melirik Daisy lalu tersenyum nakal, “Siapa bilang kau boleh beristirahat?” “Eh?” Daisy menelan ludah saat Richard tiba-tiba telah mendekat ke
Richard dan Daisy telah tiba di ruang pesta beberapa puluh menit sebelum acara dimulai. Karena belum banyak tamu yang datang, Daisy tak begitu menduga jika pesta malam itu akan dihadiri oleh puluhan kepala negara dan ratusan konglomerat dunia.Ketika sedang menikmati anggur dan kudapan-kudapan kecil, mata Richard menangkap pemandangan yang mengejutkan. Ia melihat ada dua sosok perempuan yang sedang bertingkah norak. Richard nyaris tersedak, tetapi bibirnya menyunggingkan senyum jahat, untuk pertama kalinya, Richard merasa tindakan ayahnya cukup berguna.Melihat kedua perempuan itu kini sedang berjalan menuju ke arahnya, Richard segera berbisik kepada Daisy. “Aku ingin ke toilet, nikmatilah semua yang ingin kau nikmati.”Richard pergi begitu saja sementara Daisy tak begitu memedulikan kepergian suaminya sebab pandangannya tertuju pada sekelompok orang yang tengah duduk di meja bundar yang sama.‘Bukankah wajah-wajah mereka tak asing?’ Daisy membatin. Keningnya berkerut saat mencoba mem
Hari masih pagi ketika Richard turun dari mobil dan berjalan menuju ke halaman kastil mendiang ibunya. Saat tiba di halaman kastil, bibir Richard refleks membentuk sebuah senyuman saat ia melihat Daisy sedang mengajari Alexander King menanam bunga.Ketika Daisy melihat kedangan sang suami, wajahnya berbinar-binar gembira. Tangan Daisy melambai-lambai lalu mengajak Richard untuk turut menanam bunga.“Tidak, terima kasih. Itu bukan gayaku,” sahut Richard merespon ajakan Daisy. “Aku akan masuk ke dalam, selesaikan saja kegiatanmu,” imbuh Richard seraya berjalan ke arah kastil. Sudah lama sekali ia tak berkunjung ke kediaman mendiang ibunya.“Menantuku, ayah akan pulang. Temuilah suamimu. Dan, jangan lupa sampaikan padanya tentang acara makan malam kecil-kecilan yang akan kuadakan nanti malam.” Alexander King melepas sarung tangan yang ia kenakan lalu berpamitan untuk kembali pulang ke kastil utama.Daisy mengerutkan dahi karena ada satu poin penting yang membuatnya terkejut. “Ayah belum
Kastil Manoko… Terlepas dari insiden penyerangan Richard kepada Alexander King, proses pemakaman Hazelle King tetap berlangsung dengan khidmat. Daun-daun pohon maple yang berjatuhan menjadi pelengkap prosesi pemakaman Hazelle pada senja hari itu. Satu demi satu para pengiring telah pergi hingga menyisakan dua orang saja yang masih berada di area pemakaman keluarga Naga Langit. Mereka adalah Richard Forger dan Alexander King. Mulanya, Alexander King terlihat ingin meninggalkan makam terlebih dahulu, namun, ucapan Richard menahan langkahnya. “Apa tujuanmu memilihku menjadi pewaris tahta Naga Langit?” tanya Richard tanpa menoleh ke belakang ke arah sang ayah. Alexander King diam mematung, keduanya kini saling memunggungi satu sama lain. Karena Alexander King tak memberi jawaban, Richard bergumam lagi. “Kau meremehkan putra sulungmu, Pak Tua. Hazelle jauh lebih pantas menjadi penerus Naga Langit. Harus kuakui, keputusanmu benar-benar bodoh!” Alexander King tersenyum tipis. “Kau benar
Suara ledakan keras yang baru saja terdengar di telinga Daisy memang bersumber dari kastil utama Naga Langit. Lebih tepatnya, di halaman depan kastil.Tak hanya mendengar satu kali, Daisy dan Rock mendengar ada ledakan yang bertubi-tubi. Meski demikian, Rock sama sekali tak melakukan apa-apa selain membiarkan hal itu terjadi, sebab ia sudah bisa menebak apa yang sedang terjadi di halaman kastil Naga Langit.!!Tubuh Alexander King terhempas menabrak dinding kastil Naga Langit, menciptakan kerusakan parah pada dinding yang terhantam tubuhnya. Karena kekuatan yang menghempaskan tubuhnya begitu kuat, timbul ledakan keras setiap kali tubuh Alexander King menghantam dinding kastil.Bebatuan dan debu-debu menghambur ke udara. Kehancuran demi kehancuran terus terjadi seiring dengan terhempasnya tubuh Alexander King berkali-kali.Tak ada yang berani mengambil sikap atas apa yang menimpa Alexander King, sebab pria itu memang meminta semua pasukannya untuk tak melakukan apa-apa.“Hazelle tewas
Tak hanya mengevakuasi para anggota Red Skull yang nyaris tenggelam ke laut, pasukan Tom Haley juga menemukan Rock yang berada dalam keadaan terikat di salah satu kapal milik Red Skull. Begitu Rock bebas, ia bergerak cepat menghubungi Alexander King yang berada di Manoko, mengabarkan tentang rencana kedatangan Richard dan Daisy ke sana.“Aku sudah tahu. Termasuk, kematian Hazelle, aku juga sudah mengetahuinya.”Itu adalah kalimat yang diucapkan oleh Alexander King saat Rock berhasil menghubunginya. Saat itu, Alexander King menutup telepon Rock lalu melanjutkan menyesap teh hijau sembari menatap langit hitam di balkon kamarnya.Satu demi satu keluarga yang ia cintai telah mati. Hanya menyisakan Richard seorang, tetapi Richard justru memutuskan untuk keluar dari silsilah keluarga Alexander King.“Lucu sekali…” gumam Alexander King seperti sedang menertawai kehidupannya sendiri. Terlepas dari itu semua, ia cukup menikmati keheningan malam itu sembari menanti kedatangan jasad putra kandun
Perlahan-lahan, matahari tenggelam mengiringi kematian Hazelle King. Dalam suasana berkabung, Richard mengirim telepati kepada pasukan Red Skull dan meminta mereka untuk bergegas menjauh dari pulau Sangorufu. Tak lama lagi, bom dipulau itu akan mengeluarkan gelombang kejut yang cukup besar.Beberapa detik sebelum ledakan besar terjadi di pulau Sangorufu, beberapa kapal pasukan Red Skull telah berhasil membuat jarak aman dari ledakan, termasuk kapal Richard yang sedari awal telah digerakkan oleh kekuatan Richard untuk menjauh dari pulau Sangorufu.Namun, beberapa kapal lain mengalami nasib buruk karena gagal membuat jarak aman dan akhirnya terdampak ledakan besar. Penumpang-penumpang kapal itu menjerit lalu berjatuhan ke laut. Puing-puing kapal yang terbakar berserakan di atas permukaan laut, membuat para korban yang jatuh semakin kesulitan untuk menyelamatkan diri.Beruntung, tak lama berselang datanglah tim evakuasi yang dipimpin oleh Tom Haley.Tom Haley yang mendapat laporan adanya
Tanpa diduga oleh siapa pun, terdengar suara letusan tembakan dari arah kapal tempat Richard mengistirahatkan Hazelle dan Daisy. Kekhawatiran Richard kian membesar ketika ia mendengar jeritan Daisy mengiringi suara tembakan itu.Mengingat, suara tembakan tak pernah menjadi pertanda baik bagi siapa pun, Richard melesatkan tubuhnya ke kapal tempat Daisy dan Hazelle berada.Benar saja, ketika Richard telah tiba di dek kapal, ia melihat Daisy dan Hazelle bersimbah darah. Jantung Richard seperti berhenti berdetak saat ia melihat lubang merah menganga di dada Hazelle King.Meski Hazelle menampakkan senyum damai, Richard menghambur menghampiri Hazelle yang terkulai di atas dek kapal.“Hazelle mencoba untuk melindungiku, Richard… Dia terluka karena aku… Ini salahku…” Daisy menundukkan kepala hingga kepalanya nyaris menyentuh lantai kapal. Tangisan Daisy pecah sebagaimana ia merasa bersalah terhadap Hazelle dan Richard.“Daisy…” Hazelle menggelengkan kepala menatap adik iparnya, seolah memberi
Jack Moriarty merasa nyawanya tak mungkin terselamatkan. Ketika ia tahu kematian sudah datang semakin dekat, beberapa waktu lalu dia akhirnya membuat kesepakatan dengan Richard. Jack Moriarty bersedia membantu Richard semampu dirinya, sebagai timbal balik, Jack meminta Richard untuk menyelamatkan Kelly dan janin yang ada di dalam perut Kelly, kekasih Jack.Richard setuju, dan begitulah, keduanya lantas saling bekerja sama untuk menemukan solusi terbaik menyelamatkan orang-orang yang mereka sayangi.‘Jack, cepat katakan apa yang ingin kau katakan!’ Richard tak sabar untuk mendengar pesan telepati dari Jack. Hanya saja, bukannya mendengar pesan dari Jack, Richard justru dikejutkan oleh suara lain.“Richard Forger…!”Hammer Moriarty telah terbebas dari kelumpuhan. Wajahnya berseri-seri saat melihat betapa ambisiusnya Richard yang ingin menyelamatkan Hazelle King. “Hei, bukankah ada obrolan kita yang terputus? Kau lupa?”Richard menoleh ke arah Hammer Moriarty dengan dahi berkerut.“Forge