Teleconference dengan James Miller telah usai. Selain memutuskan untuk menggelar pernikahan tiga hari ke depan, James Miller juga meminta Sandra untuk memberikan kamar untuk Richard. James berkata, mulai dari hari itu, Richard Forger telah menjadi bagian dari keluarga Miller meski pernikahan resmi baru akan digelar tiga hari mendatang.
“Daisy! Karena dia akan menjadi suamimu, kau yang harus mengurus keberadaannya di sini!”
Sandra memerintahkan Daisy untuk membawa Richard ke kamar di lantai dua kediaman keluarga Miller. Daisy mengangguk lesu sementara Richard berbasa basi berterima kasih kepada Sandra. Ketika keduanya berlalu pergi, Sandra memijit keningnya berkali-kali.
“Oh… Daisy sudah cukup sering membuat keluarga Miller kehilangan muka. Sekarang dia dijodohkan dengan pria payah seperti Richard. Sial, aku akan lebih bahagia andai Daisy bukan cucu kandungku.”
Mendengar ibunya mengeluh dan bersedih, Nancy datang dan menepuk-nepuk pundak Sandra. “Ibu, tenang, kita masih memiliki Bella. Bella akan selalu mengangkat derajat keluarga Miller. Soal Daisy yang bodoh dan suaminya yang payah itu, ibu tak perlu memikirkannya dalam-dalam.”
Karena diucapkan dengan nada yang tidak pelan, Daisy dan Richard masih bisa mendengarkan ucapan Nancy. Hati Daisy hancur, ia sudah sering disebut sebagai cucu tak berguna. Cucu cantik yang bodoh dan tidak punya masa depan.
Sayup-sayup Richard mendengar suara isak tangis. Richard yang berjalan pelan di belakang Daisy mengetahui bahwa isakan tangis itu berasal dari tangisan calon istrinya. Richard merasa canggung dan bingung bagaimana menghadapinya. Daisy menangis karena kecewa akan menikah dengan dirinya.
‘Daisy, kau adalah gadis yang patut untuk mendapat kebahagiaan. Tunggulah dengan sabar, kau akan bahagia bersamaku.’ Richard membatin menenangkan Daisy. Ia ingi menepuk punggung Daisy tetapi khawatir itu akan semakin membuat Daisy kesal atau sedih. Maka, Richard hanya berjalan mengekor di belakang sambil berharap agar Daisy berhenti menangis.
“Ini…” Daisy berujar seraya menunjuk sebuah pintu kamar. “Kau akan menempati ruangan ini hingga tiga hari ke depan.” Satu tangan Daisy mengusap bulir air mata yang hampir jatuh.
“Nona Daisy, apakah kau sangat kecewa akan dijodohkan dengan diriku?” Richard tiba-tiba menanyakan sesuatu yang mengganggu pikirannya.
“Kau tahu?! Sepertinya aku lebih kecewa pada diriku sendiri! Bella benar, semua keputusan yang kuambil akan berujung menjadi petaka. Lihat sekarang, andai aku tak membiarkanmu masuk ke rumah ini, aku tak mungkin berakhir menjadi calon istrimu. Hiks…” Daisy mengusap air matanya lalu bergegas pergi meninggalkan Richard.
Refleks, Richard menarik pergelangan tangan Daisy, membuat langkah kaki Daisy terhenti dan terpaksa ia menoleh ke arah Richard.
“Nona Daisy, kita akan membangun keluarga yang bahagia,” tutur Richard dengan suara lembut.
“Ho ho ho! Dua orang payah tampaknya sudah saling jatuh cinta sekarang!” Tiba-tiba, terdengar ucapan bernada sinis dari arah selatan. Itu adalah Bella yang datang bersama Clair. Clair adalah cucu lain di keluarga Miller.
“Lepaskan aku!” Daisy menarik tangannya.
“Eits… Daisy, tunggu dulu. Clair yang baik ingin kau mengenalkan calon suami payahmu padanya. Bukankah sudah menjadi kewajibanmu untuk mengenalkan Richard pada keluarga kita?” Bella melipat dua tangan di dada, wajahnya memberikan tatapan yang amat sinis kepada Daisy dan Richard.
“Ya. Daisy, aku buru-buru pulang begitu Bella mengabariku bahwa sepupu bodohku akan menikah tiga hari lagi. Oh, bukankah aku perlu dikenalkan dengan calon sepupuku?” Clair tampak sama sinisnya dengan Bellatrix. Ia sesekali melirik Richard dengan pandangan merendahkan, hatinya puas begitu melihat Daisy berakhir menikahi pria payah.
Dulunya, Clair sempat khawatir jangan-jangan Daisy menggunakan kecantikan Daisy untuk menggaet pria yang lebih kaya. Tapi hari itu, kekhawatiran Clair musnah seketika, dan hatinya cukup gembira.
“Ayo, kenalkan calon suamimu!” Bella mengingatkan.
“Ehm…” Daisy berdeham lalu berjalan lesu mendekati Richard. “Clair, ini Richard. Richard Forger, calon suamiku.”
Clair bertepuk tangan dengan gembira. “Ehm… Hai, Richard, perkenalkan aku Clair, sepupu dari calon istrimu. Jadi, bisakah kau beritahu kami perusahaan apa yang kau miliki di kota Roxburgh ini?”
Richard menggaruk kepala sesaat. “Hai, Clair. Aku Richard. Aku tak punya kepemilikan saham atau perusahaan apapun.”
Daisy memijit keningnya sembari menunduk sementara Clair dan Bellatrix cekikikan bersamaan. Bellatrix lantas mengajukan satu pertanyaan lain pada Richard.
“Calon sepupu, bisakah kau memberitahu kami apa pekerjaan terakhirmu?!”
Kala mendengar pertanyaan itu, Daisy berharap akan mendengar sebuah profesi yang tak begitu buruk. Misalnya, mantan anggota militer yang dipecat karena pelanggaran kode etik atau semacamnya.
“Aku… Aku sebelumnya menjadi Cleaning Service di kantor Realestate.” Richard menjawab pertanyaan Bellatrix dengan kejujuran.
Seketika, Bellatrix dan Clair tak bisa membendung gelak tawa mereka. Daisy benar-benar akan hancur. Mereka bahagia sekali mengetahui pekerjaan Richard hanyalah seorang Cleaning Service.
“Richard!” Daisy membentak Richard tetapi dengan suara nyaris berbisik. “Lain kali, jangan sebut pekerjaanmu itu di depan keluargaku! Kau benar-benar membebaniku!” Daisy bergumam kesal lalu pergi meninggalkan Richard.
Bellatrix dan Daisy semakin tertawa melihat kepergian Daisy.
“Eh, tunggu. Tadi kau mengatakan bahwa kau adalah juru bersih-bersih bukan? Nah, setelah menikah nanti, kau tak perlu repot-repot mencari kerjaan lain. Kau bisa mengepel lantai di kantorku. Aku akan dengan senang hati mengenalkanmu kepada semua karyawanku ha ha ha!”
“Clair! Aku juga ingin dia mengepel lantai kantorku!” Bellatrix turut menertawai Richard yang berdiri mematung.
“Ehm… Nona-Nona, jujur saja pekerjaan itu tak cocok untukku.” Richard bergumam sesuai keadaan, terakhir ia menjadi Cleaning Service, ia mematahkan hidung CEO Westfield Corporation. Ketika ia mendengar Clair dan Bellatrix ingin menjadikannya OB di kantor mereka, Richard membayangkan hidung Clair dan Bellatrix yang patah.
“Oh… Jadi pekerjaan apa yang pantas untukmu, heh? Penjilat? Ah, aku sebenarnya juga penasaran bagaimana caramu menjilat kakek kami,” cecar Bellatrix pada Richard.
Richard menggeleng-gelengkan kepala. “Nona-Nona, apa pekerjaan yang cocok untukku, kalian akan mengetahuinya setelah aku resmi menjadi sepupu kalian. Kuprediksi kalian akan iri kepada Daisy!” Richard lantas membuka pintu kamarnya dan menutup seketika.
“Ha ha ha! Selain bodoh dan payah, calon sepupu kita ternyata juga pandai melawak, Clair! Sungguh ini akan menjadi hiburan yang menarik!” Bellatrix tertawa keras setelah mendengar ucapan Richard.
“Ya! Aku juga tak sabar menanti hari pernikahan sepupu bodoh dengan suami payahnya!”
Di dalam kamar, Richard hanya menggeleng-gelengkan kepala. Ada satu rahasia besar yang masih ia simpan rapat-rapat.
Akhirnya, hari pernikahan antara Daisy Miller dan Richard Forger telah tiba. Andai bukan keluarga Miller, mungkin persiapan pernikahan tak mungkin bisa usai hanya dalam waktu tiga hari. Tapi, semua bisa diurus dengan uang dan koneksi.“Daisy! Ingat, jaga suamimu baik-baik. Aku tak ingin dia membuat malu seluruh keluarga kita. Kalau memang dia melakukan hal-hal bodoh, kau harus menanggung semuanya sendiri dan tak boleh melibatkan kami semua!” Sandra memberi pesan pada Daisy beberapa saat sebelum mereka memasuki gedung pernikahan.Daisy mengangguk lantas menatap calon suaminya. “Richard, kau dengar itu? Kau harus jaga sikap. Pernikahan ini dihadiri oleh kolega-kolega kakekku. Mereka semua orang penting dan kau tak bisa asal bersikap.”Kala itu, Richard tampak menunjukkan sikap gelisah. Seperti ada sesuatu yang ia tahan. Karena semua pandangan tertuju pada Richard, Richard akhirnya tak memiliki alasan untuk tak menyembunyikannya. Richard menarik napas dalam sebelum akhirnya membuat penga
Tanpa diduga oleh siapapun, Calr Jung tiba-tiba bangkit berdiri lantas menghajar Luis Jung, putranya sendiri. Carl Jung melayangkan pukulan-pukulan ke wajah putranya tanpa peduli Luis Jung berteriak meminta penjelasan.“Setelah membuat keributan seperti ini kau masih menuntut penjelasan?! Penjelasan apa lagi yang kau maksud, heh? Anak tak tahu tata krama!” Carl Jung menghantamkan pukulannya ke hidung Luis yang bahkan belum sembuh.Luis Jung berteriak histeris sementara para tamu undangan tak mau ketinggalan mengabadikan moment menarik itu.“Bersujud sekarang! Minta maaf pada Tuan Forger!” Setelah Luis Jung babak belur, Carl Jung memaksa putranya untuk bersujud di kaki Richard.“Tidak! Aku tidak mungkin bersujud di kaki pria payah seperti dia!” Luis Jung memberontak selagi satu tangannya mengusap darah dari hidung.“Baiklah, kalau itu keputusanmu, kuanggap kau bukan lagi keluarga Jung! Terhitung setelah hari ini, semua urusanmu bukan lagi menjadi urusan keluarga Jung. Dan kau tak menda
Daisy berlari menangis meninggalkan kerumunan para tamu undangan. Ia benar-benar kesal karena sepupunya selalu ingin menghancurkan nama baiknya di depan semua orang. Melihat istrinya berlari menangis di hari pernikahan, Richard mengejar Daisy dan tak memedulikan Bellatrix juga Clair yang tertawa.“Stop! Jangan ikuti aku! Setiap kali aku melihat wajahmu, hatiku muak karena kau telah membuat hari-hariku menjadi sangat buruk!” Daisy berhenti sejenak untuk memberi peringatan pada Richard.Richard tak bisa melakukan apa-apa lagi kecuali diam dan tak mengikuti Daisy. Richard menghela napas dalam, otaknya berpikir keras bagaimana cara untuk membuat Daisy bahagia. Ketika Richard hanya terpaku dalam diam, seseorang tiba-tiba menepuk pundaknya.“Richard…”Richard menoleh dan menemukan George Warren telah berdiri di sebelahnya. “Tuan George… Kebetulan sekali aku tadi sedang mencari-cari dirimu.”George Warren tersenyum tipis. “Richard, aku tak tahu bagaimana caramu bisa menikahi cucu keluarga Mi
Richard Forger kembali ke kediaman keluarga Miller ketika jam menunjukkan pukul sebelas malam. Ia sengaja menunggu waktu hingga nyaris tengah malam agar tak bertemu dengan sepupu-sepupu Daisy yang bermulut kasar. Sesuai dugaan Richard, kediaman keluarga Miller sedang sepi di jam itu dan Richard bisa pergi tanpa hambatan hingga ia tiba di depan kamar Daisy. Setelah resmi menikah dengan Daisy, James Miller memang mewajibkan Daisy agar menerima Richard untuk tidur satu kamar dengannya. Mengingat itu adalah malam pertama bagi Richard untuk berbagi ranjang dengan Daisy, ada sedikit kegugupan di hati Richard. ‘Aku tak mengharapkan malam pertama yang romantis atau semacamnya, Daisy! Aku hanya berharap kau bahagia!’ Richard membatin seraya membuka pintu kamar Daisy. Pelan-pelan, Richard menghampiri ranjang tempat Daisy merebahkan tubuh. Di atas ranjang, Daisy terlihat telah terlelap dengan mata sembab bekas menangis. Hati Richard seperti ditusuk-tusuk jarum ketika matanya melihat wajah Dai
“Richard, hari ini nenek memintaku untuk mencarikan pekerjaan untukmu. Aku sudah menemukan perusahaan yang sedang membuka lowongan kerja. Jadi, pergilah ke sana, bersikap yang layak dan jangan mempermalukan kami!” Clair berbicara kepada Richard Forger. Waktu itu, seluruh keluarga Miller sedang menikmati sarapan pagi. Seperti biasa, di sela-sela menikmati hidangan yang disajikan, sesekali mereka akan mengobrol atau membicarakan berita-berita terbaru seputar pekerjaan. Richard menganggukkan kepala dan tak lupa berterima kasih atas kebaikan Clair. Meski di dalam hatinya, Richard yakin bahwa Clair tak mungkin benar-benar berniat baik kepadanya. “Kau datang saja ke Lezon Company. Itu adalah perusahaan milik teman sekampusku dulu, Alex. Kurasa Alex akan berbaik hati padamu karena kau adalah sepupuku.” ‘Alex?’ Richard mengerutkan dahi. Ia ingat nama itu adalah nama salah satu sosok yang membicarakan Daisy Miller di V&B Café sehari sebelumnya. Richard juga baru ingat jika ia belum membuka
Sebelum berangkat ke kantor, Daisy mengajak Richard untuk berbicara berdua saja di dalam kamar. Richard menebak itu pasti berhubungan dengan misi Richard yang baru saja diberikan oleh Sandra yaitu melamar kerja di perusahaan Alex.Daisy menutup pintu kamar, ia lantas mengajak Richard menjauh dari sisi pintu karena ada hal yang sedikit tabu yang ingin ia bicarakan bersama Richard, suami barunya.“Richard, kau sudah melihat sendiri bagaimana reputasiku di keluarga ini bukan? Aku tahu ini akan terdengar bodoh, tapi kurasa aku sudah tak punya pilihan lain.” Daisy tampak gelisah dan sesekali matanya tak fokus kepada lawan bicaranya.“Daisy, apa yang mengganjal di hatimu?”Daisy tersenyum kaku lalu melanjutkan apa yang ingin ia katakan. “Richard, aku tahu semua laki-laki tak mungkin menolak tubuh perempuan. Ah… Maksudku adalah… Oh, bagaimana aku memulainya…” Daisy semakin gelisah, ia kesulitan mengucapkan apa yang sedang mengganjal di kepalanya.“Pelan-pelan, Daisy… Kalimatmu terpotong-poto
Lezon Company berada di pusat kota Roxburgh. Letaknya yang cukup strategis membuat Richard tak mendapat kesulitan sama sekali untuk menemukan tempat tersebut. Ketika memasuki gedung Lezon Company, Richard juga tak dipersulit oleh security yang bertugas. Cukup menjelaskan bahwa Richard datang atas rekomendasi Nona Clair dari Miller Company, security segera membawa Richard ke bagian HRD.Ketika bagian HRD telah mengonfirmasi identitas Richard, kepala HRD mengajak Richard untuk naik ke lantai atas.“Kebetulan sekali Tuan Alex telah menunggumu.” Kepala HRD terlihat kesulitan menyembunyikan senyum sinisnya saat mendampingi Richard naik ke lantai atas.Hati Richard sedikit berdebar-debar sebab ia yakin Alex sudah menyiapkan sesuatu untuknya. Bagaimana bisa, dia yang hanya orang biasa, melamar pekerjaan di perusahaan besar, tetapi justru hendak disambut oleh sang CEO. Seharusnya, Richard hanya perlu berurusan dengan bagian HRD tanpa perlu melibatkan sosok penting seperti CEO.Mengingat Alex
Baru saja Richard selesai bertanya, satu pukulan Alex tiba-tiba dihantamkan tepat ke rahang Richard. Karena Richard tak menduga hal itu terjadi, pukulan Alex mengenai sasaran dengan sempurna, membuat Richard terpekur mundur beberapa langkah.“Tuan Alex… Apa-apaan ini?!” Richard bertanya seraya memegangi rahangnya yang terpukul.“Kau sudah resmi menjadi bawahanku dan aku berhak melakukan apa yang aku mau!”BUG! BUG! BUG!Alex memukuli Richard sambil sesekali tertawa bangga. Tak hanya memukul kepala dan dada Richard, Alex juga menggunakan kakinya untuk menendang. Karena Richard tak memberikan perlawanan, hanya dalam waktu singkat darah mulai mengucur dari hidung dan bibirnya.“Itu adalah latihan yang harus kau jalani sebelum terjun menjadi petugas keamanan di perusahaan Alex. Kau telah menandatangani surat perjanjian dan bersedia untuk mendapatkan latihan yang dibutuhkan untuk posisimu. Jadi, nikmati saja dan jangan coba-coba melawan! Ha ha ha, jujur saja menurutku kau itu pria yang ben