Begitu melihat tatapan Michael, mau tidak mau trenggiling bertanya, "Kenapa ... ada apa?"Michael tidak menjelaskan pada trenggiling. Pikirannya jadi sibuk. Ini tidak benar. Bahkan bisa dikatakan semuanya kacau.Jeny mengatakan pada Michael bahwa posisi Dewa Es diteruskan dari generasi sebelumnya bersama giok es. Namun faktanya Michael menerima giok es itu bukan dari Dewa Es, tapi dari Dewi Ulat Sutra. Ini salah!Jeny juga mengatakan bahwa Dewa Es Gurun sebelumnya menghilang beberapa ratus tahun yang lalu. Posisi itu kosong hingga kemunculan Michael. Michael menduga usia Dewi Ulat Sutra setidaknya berumur ratusan tahun juga. Kalau dugaannya benar, dewi itu menyamar menjadi Dewa Es. Namun kalau dewi itu bukan Dewa Es, kenapa dia memberikan giok es pada Michael dan mengajarkan cara menggunakannya?Michael baru tahu kalau giok es itu membutuhkan persetujuan agar kekuatannya bisa digunakan. Ini persis seperti Michael menggunakan Kapak Pangu. Mungkin orang lain bisa mengay
Dina dan pelayan lainnya menatap Michael dengan tatapan tajam. Laki-laki itu ....Laki-laki tampan ini … Dewa Es Gurun?Ini sulit dipercaya. Dinda dan pelayan lainnya membeku. Mereka tidak tahu harus berkata apa. Michael tersenyum masam mendengar si trenggiling mengutuki dirinya. Dia bangkit dari tempat tidur dan menatap jendela dan langit malam.Michael tidak keberatan dibilang pecundang atau apa pun sebutan buruk. Pendiriannya tidak berubah. Hatinya tetap milik Bella.Ketika Michael merindukan Bella, suasana rumah wali kota menjadi lebih hidup.Baik di halaman depan dan halaman belakang rumah besar itu, para pelayan memasang lentera di setiap sudut rumah. Nuansa bahagia menyelimuti rumah tersebut. Pernikahan tuan muda akan diselenggarakan besok hari. Kemudian pemimpin Keluarga Fang mengumumkan malam itu, dia akan mengadakan pesta khusus untuk menyambut Dewa Es yang baru.Pesta tersebut menambah semangat para tamu. Tidak hanya di dalam rumah wali kota, masyarakat di Kota
Laki-laki dari Dataran Tengah?Apa jangan-jangan … Michael?!Melihat sikap Bella yang kembali semangat, Dina pikir bujukannya tepat. Topik laki-laki tampan memang sulit diabaikan. Dengan cekatan Dina dan pelayan lainnya mengambil perlengkapan mandi dan langsung menyiapkan Bella. Bella langsung tersadar. Bagaimana mungkin dia melupakan hal penting? Meskipun laki-laki itu berasal dari Dataran Tengah, bukan berarti dia adalah Michael. Jumlah laki-laki di Dataran Tengah sama banyaknya dengan butiran pasir. Beginilah kalau pikiran logisnya tidak sering dilatih. “Ngomong-ngomong, tentang laki-laki tampan ini, apa kamu tahu namanya?” Mau tidak mau Bella akhirnya bertanya. “Nama?” Dina mengerutkan dahi sambil menyisir rambut Bella. Dia mencoba mengingat-ingat lagi, “Kalau tidak salah, namanya Trenggiling.”Trenggiling?Mendengar nama asing itu, cahaya yang bersinar di mata Bella menjadi padam.Bella sudah tahu ini kenyataannya. Mengapa repot-repot bertanya? Michael tidak tahu
Akhirnya Bella setuju dengan permintaan Dina.Meskipun Bella tidak ingin menghadiri perjamuan malam ini, dia paham Dina dan keempat pelayan lainnya pasti akan dihukum oleh pemimpin Keluarga Fang kalau dirinya tidak datang.Meskipun Bella tidak mau datang, tapi dia tidak ingin orang yang tidak bersalah terlibat."Nona sangat cantik."Dina dan keempat pelayan lainnya merasa senang karena akhirnya Bella setuju untuk datang. Bella tampak secantik surga.Bella tidak mempedulikan kata-kata pujian Dina. Dia melihat Parza pergi dari pondok lain. Si trenggiling masih berdiri melihat kepergian Parza. Kemudian dia merasakan ada sosok Bella dan membalikkan badan. Keduanya bertatap muka. Si trenggiling tampak penasaran dengan Bella. Sedangkan Bella tampak sedih. “Di situkah tempat tinggal Dewa Es?” tanya Bella dengan nada lembut.Dina mengangguk, "Benar, Nona."Meskipun seulas senyuman tipis muncul di wajahnya, perasaan Bella hancur. Seperti yang dia duga. Sosok Dewa Es itu … bukan dia
Pintu pondok di sebelah Michael terbuka. Jeny mengikuti Sari berjalan keluar. "Nona ..." Jeny merasa sedih melihat Sari yang menatap pondok Michael. Dia dan Sari tumbuh bersama sejak kecil. Karena itu, Jeny memahami perasaan Sari meskipun Sari tidak mengatakan apa-apa. Apalagi menyangkut Michael. Meskipun Sari jarang keluar rumah, tapi dia memiliki pengetahuan luas. Sari juga mudah memahami orang lain. Namun baru kali ini Jeny melihat Sari yang sedih karena perasaannya tidak berbalas. “Apa kamu ingin bertemu dengan mereka?” tanya Jeny. Meskipun keduanya sudah mendengar percakapan antara Parza dan si trenggiling, tapi Jeny tetap bertanya pada Sari. “Aku masih ingat dengan kejadian kemarin,” Sari menggelengkan kepalanya, “Biarkan dia pergi.”"Tapi ..." Jeny ingin mengatakan sesuatu, tapi Sari menatap Jeny. Kemudian dia berjalan ke depan. Siapa yang sangka perempuan sekelas Sari bisa sedih karena ditolak oleh seorang laki-laki? Sementara itu di aula depan, terdengar kemeria
“Apa dia pengantin perempuan Keluarga Fang yang akan menikah besok?”"Meskipun wajahnya tertutup seperti itu, aku bisa merasakan kecantikannya yang misterius."“Tentu saja. Menurutmu pengantin perempuan yang dipilih Keluarga Fang adalah perempuan biasa?”"Aku dengar perempuan itu bisa melahirkan calon Dewa Sejati. Benar-benar beruntung."Para tamu menatap Bella dengan penuh kagum ketika dia lewat dan duduk di kursi khusus. Kekaguman juga dirasakan oleh semua orang ketika melihat Sari. Meskipun wajahnya ditutup dengan kain, sikap anggunnya sanggup mengunci pandangan laki-laki yang hadir di sana. Di belakang Sari, ada Jeny yang berjalan. Dirinya juga merupakan perempuan cantik. Semua orang tampak lupa bernapas. Mereka tersihir dengan kecantikan perempuan-perempuan tersebut. Di sisi lain, ada Tuan Onn yang hadir dengan aura bijaksana. Bagi masyarakat gurun, Tuan Onn adalah sosok legendaris di dunia gurun pasir ini. Kebanyakan dari mereka tidak pernah bertemu langsung, hanya per
Michael membuka matanya dan tersenyum. Sebetulnya dia ingin istirahat lebih lama tapi dia mendengar suara langkah kaki si trenggiling yang berjalan bolak-balik seperti tikus tanah.Suara langkah kaki itu bisa mengganggu orang yang sedang ingin beristirahat. Untung saja Michael adalah orang yang sabar. Kalau tidak, pasti si trenggiling sudah diteriaki supaya diam. “Apa kamu sudah selesai?” Michael bertanya pada si trenggiling. "Akhirnya kamu bangun. Ayo, aku akan membantumu berdiri," si trenggiling segera mendekati Michael.“Aku belum setua itu. Aku bisa bangun sendiri,” Michael memutar matanya. Kemudian dia duduk dan berdiri dari tempat tidur. “Lebih cepat kita pergi, lebih baik,” ujar si trenggiling. "Kenapa kamu terburu-buru? Santai saja," Michael tersenyum. Dia berjalan ke meja dan menuang air untuk minum.Setelah minum, Michael bertanya, "Apa jangan-jangan kamu kelaparan?"“Tentu saja. Kalau kamu belum makan, kamu pasti kelaparan. Lagi pula di luar sana ramai sekali. Sa
Orang-orang melihat ke belakang. Sumber keramaian berasal dari gerbang rumah wali kota dan terdengar hingga ke aula utama.Banyak orang yang berdiri dari tempat duduk untuk melihat sumber keramaian. Bahkan ada orang yang masih makan juga berdiri untuk melihat. Sedangkan Michael tetap duduk dengan cuek. Dia tidak peduli akan keramaian tersebut. “Ada apa itu ribut-ribut?” tanya si trenggiling. Namun karena banyak orang, trenggiling tidak bisa melihat dengan jelas. “Memangnya perlu ditanyakan lagi? Sudah jelas ada orang penting yang datang,” perempuan tua yang duduk di meja sebelah Michael berkata dengan nada menghina.Trenggiling mendengus. Orang penting? Orang yang paling penting sedunia ada di sebelah trenggiling sedang duduk dan makan kaki ayam. Siapa lagi orang yang lebih penting dari Michael?Melihat ekspresi trenggiling yang tidak setuju, perempuan tua lain di sebelahnya tidak bisa menahan diri untuk tidak mencibir, "Anak muda, sampai kamu mati pun, kamu belum tentu bisa be