Michael menggelengkan kepalanya begitu mendengar ucapan Pam. Dia sendiri juga tidak tahu!"Bukankah penduduk desa ini tidak suka dengan kita? Apa yang sebenarnya terjadi?" Sissy juga terlihat bingung. Kalau mereka berkumpul secara diam-diam, seharusnya aktivitas mereka tidak gampang terlihat. Sekarang kejadiannya malah sebaliknya. Para penduduk desa berjalan terburu-buru sambil membawa obor. Mereka tidak mungkin bersikap terang-terangan seperti itu, kecuali ada yang tidak beres dengan otak mereka. "Apa yang sedang terjadi?" tanya Mark. Michael mempunyai dugaan sendiri. Kemudian dia berkata, "Bulan, Harry, Pam.""Ya!" Ketiga orang itu menjawab panggilan Michael."Kalian dampingi para murid dulu. Hati-hati. Tidak boleh ada yang pergi tanpa perintah dariku.""Baik!" Mereka bertiga mengangguk. Kemudian mereka pergi ke tempat para murid beristirahat dengan pedang di tangan masing-masing. "Yang lain, ikuti aku," Michael memimpin yang lain untuk menuju pusat desa.Ketika Micha
"Wuzz!"Sissy melihat reaksi para penduduk desa. Sebelum Michael mengetahuinya, Sissy mengeluarkan pedang. Begitu juga anggota kelompok Michael lainnya. Baik Sissy dan penduduk desa sama-sama memasang kuda-kuda. Situasi menjadi semakin tegang. "Hentikan. Masukkan senjata kalian," Michael memberikan perintah dengan nada dingin. Sissy dan yang lainnya bingung, tapi mereka mematuhi Michael begitu melihat sikap Michael yang tidak bisa dibantah. Michael menatap kepala desa dan berkata, "Kepala Desa, kenapa reaksimu seperti itu? Siapa orang yang ada di dalam peti mati sehingga membuatmu begitu waspada?""Pahlawan Muda, jangan main-main denganku! Jika kamu dan anggota kelompokmu bukan salah satu dari mereka, bagaimana kamu bisa tahu ada orang hidup di dalam peti mati itu? Aku tidak percaya denganmu. Pasti kamu anggota kelompok mereka! Tangkap mereka," kepala desa segera memberikan perintah pada warga desa. Tanpa buang waktu, mereka segera menerjang Michael dan yang lainnya.Situasi m
"Kepala Desa, katakan saja permasalahanmu. Dengan begitu salah paham ini bisa hilang. Mungkin kami bisa membantumu.""Kepala Desa, kamu sudah lihat kan kemampuan Michael?"Mark dan yang lainnya berusaha membujuk kepala desa.Kepala desa itu menatap orang-orang di belakangnya. Mereka mengangguk. Ucapan Mark berhasil meyakinkan kepala desa. “Baiklah,” kepala desa menghela napas berat dan menatap Michael, “Orang di dalam peti mati yang kamu lihat adalah Yanti!”"Yanti adalah menantu perempuanku. Dia berusia dua puluh tahun!"“Menantu perempuan?” Semua orang, termasuk Michael langsung tercengang. Mereka jadi semakin bingung. Bukannya mayat itu adalah menantu perempuan kepala desa? Michael dan lainnya mengira seperti itu. Apalagi mereka melihat sendiri bagaimana anak muda itu menggendong mayat pengantin perempuan.Sekarang orang yang ada di peti mati menantu perempuan juga? Bagaimana informasi ini tidak bikin bingung?!Sissy segera mengutarakan kebingungannya, "Maksudmu, putramu
"Masalah ini ... dimulai tujuh tahun yang lalu."Pada awalnya, desa ini adalah satu-satunya desa yang berada di antara padang pasir dan hutan. Tanahnya sedikit keras, tapi desa ini dialiri air yang cukup untuk mereka bertahan hidup. Penduduk desa bisa mengambil hasil alam yang ada di pinggir hutan. Meskipun desa ini bukan desa yang makmur tapi setidaknya para penduduk desa bisa hidup dengan aman. Lima belas tahun yang lalu terjadi banjir yang mengganggu ketenangan desa."Banjir itu tidak pernah terjadi dalam seratus tahun. Kamu bisa lihat hutan di depan desa kami bisa menyerap banjir. Begitu juga dengan padang pasir. Namun, banjir itu tetap melanda desa kami!” Kepala desa bercerita sambil menghela napas.Lucky mengangguk, "Hutan desa kami tidak bisa menampung banjir. Kalaupun kami bikin bendungan, banjir itu tetap datang."“Tinggi banjir bisa mencapai puluhan meter. Bendungan tidak bisa menghentikannya. Begitu bendungan itu jebol, desa kami akan hancur. Hewan ternak kami akan ma
"Hari itu, seperti biasa, cuaca mendung selama beberapa hari sebelum banjir melanda. Entah kenapa hari itu suasana lebih menyesakkan."Dewa Agung Huangsha mengumpulkan semua orang di pintu masuk desa.“Dewa berkata awan masih tetap mendung. Hujan akan terus mengguyur desa. Meskipun ada gunung-gunung yang melindungi desa kami, tapi hal itu tidak bisa menahan banjir yang akan datang.”Dewa Agung Huangsha juga sudah lelah mengendalikan gunung. Sebentar lagi perlindungan gunung-gunung akan jebol. Banjir akan melanda desa sehingga ratusan mil.Ketika penduduk desa mendengar penjelasan Dewa Agung Huangsha, mereka menjadi panik dan putus asa.“Kalau mau banjir pergi selamanya, air harus ditekan ke bawah tanah!” ujar Lucky meniru permintaan Dewa Agung Huangsha hari itu.Michael mengerutkan dahi. Apakah ini penyebab terjadinya lumpur yang ada di dalam hutan?!“Demi kesejahteraan desa, kami setuju dengan usulan sang dewa,” kepala desa melihat pertanyaan di wajah Michael, “Lumpur di hut
“Yanti adalah perempuan cerdas dan berani!” Kepala desa memuji menantu perempuannya dengan tulus. "Ya. Kamu benar!" Michael langsung paham, "Kamu bisa memberi tahu Dewa Agung Huangsha bahwa desa ini sudah tidak memiliki perempuan-perempuan muda. Namun, dengan kemampuan sang dewa mungkin dia tahu upaya kalian menyembunyikan para perempuan.""Karena itu kalian ingin menunjukkan pada sang dewa jika ada pernikahan, tapi pasangan perempuannya sudah jadi mayat, maka dia akan tahu kondisi desa yang sudah tidak bisa memberikan yang dia inginkan," Michael membantu menguraikan penjelasan kepala desa.Kepala desa menjawab, "Benar!"“Perempuan cerdas. Dia tahu bagaimana menggunakan taktik diam sebagai bentuk protes,” Michael mengangguk, “Dia yang bersembunyi di peti mati, bukan?”"Sebelumnya aku bingung kenapa upacara pemakaman dan upacara pernikahan diadakan berbarengan. Ini strategi mumpuni," akhirnya Michael mengerti sekarang.Setuju. Sosok mayat yang menikah dan peti mati yang diangka
"Apa kalian mau ikut bersamaku mengejar Yanti?"Kepala desa dan penduduk desa tercengang mendengar ajakan Michael.Mereka tidak menyangka Michael akan berinisiatif mengejar Yanti."Tidak," Lucky menggelengkan kepala. Dia menatap kepala desa dengan raut wajah cemas, "Kepala Desa, Dewa Agung Huangsha itu sangat berbahaya. Bagaimana kita bisa membiarkan mereka mengejarnya? Mereka adalah tamu kita. Bagaimana kita bisa membiarkan mereka mengambil risiko besar?"“Betul. Lucky benar. Kepala Desa, ini urusan desa kita. Bagaimana kita bisa menyeret orang lain dalam masalah kita?”Bagi penduduk desa, Dewa Agung Huangsha sangat kuat. Dengan kamu mengejarnya, itu sama saja dengan cari mati.Michael bersedia membantu mereka, tapi mereka tidak bisa membiarkan orang baik mati sia-sia.Kepala desa itu mengangguk. Dia menatap Michael sambil berkata, "Pahlawan Muda, kamu memiliki hati yang begitu tulus. Kami sangat berterima kasih.""Namun, Dewa Agung Huangsha jauh dari yang kamu bayangkan.""A
"Kalau aku kalah, kamu bebas menyuruhku melakukan apa saja. Bahkan aku akan menjadi sapi atau kuda untuk desa ini. Kalau aku menang ...." Sissy tersenyum licik.“Kalau kamu menang? Bagaimana?” tanya kepala desa.“Nanti akan kuberitahu setelah menang,” Sissy tersenyum misterius."Pahlawan muda tidak ragu-ragu pergi untuk menyelamatkan desa kami. Niatnya baik, tapi dia terlalu terburu-buru. Bagaimana mungkin kita membuat taruhan dengan balasan nyawa mereka? Itu konyol," kepala desa menggelengkan kepalanya. Dia menolak mentah-mentah usulan Sissy."Michael adalah pemimpin kami. Bahkan dia adalah teman kami. Kami sangat peduli dengan keselamatannya. Aku akan sekali lagi bertanya, kamu mau bertaruh atau tidak?" tanya Sissy. Awalnya Danu ingin menghentikan Sissy, tapi dia merasa ada hal yang disembunyikan perempuan itu. Bulan juga ingin menghentikan Sissy. Namun, perlahan Sissy mendekati Bulan dan membisikkan sesuatu di telinganya. Bulan mengerutkan kening dan menatap Sissy dengan pa
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua