"Hari itu, seperti biasa, cuaca mendung selama beberapa hari sebelum banjir melanda. Entah kenapa hari itu suasana lebih menyesakkan."Dewa Agung Huangsha mengumpulkan semua orang di pintu masuk desa.“Dewa berkata awan masih tetap mendung. Hujan akan terus mengguyur desa. Meskipun ada gunung-gunung yang melindungi desa kami, tapi hal itu tidak bisa menahan banjir yang akan datang.”Dewa Agung Huangsha juga sudah lelah mengendalikan gunung. Sebentar lagi perlindungan gunung-gunung akan jebol. Banjir akan melanda desa sehingga ratusan mil.Ketika penduduk desa mendengar penjelasan Dewa Agung Huangsha, mereka menjadi panik dan putus asa.“Kalau mau banjir pergi selamanya, air harus ditekan ke bawah tanah!” ujar Lucky meniru permintaan Dewa Agung Huangsha hari itu.Michael mengerutkan dahi. Apakah ini penyebab terjadinya lumpur yang ada di dalam hutan?!“Demi kesejahteraan desa, kami setuju dengan usulan sang dewa,” kepala desa melihat pertanyaan di wajah Michael, “Lumpur di hut
“Yanti adalah perempuan cerdas dan berani!” Kepala desa memuji menantu perempuannya dengan tulus. "Ya. Kamu benar!" Michael langsung paham, "Kamu bisa memberi tahu Dewa Agung Huangsha bahwa desa ini sudah tidak memiliki perempuan-perempuan muda. Namun, dengan kemampuan sang dewa mungkin dia tahu upaya kalian menyembunyikan para perempuan.""Karena itu kalian ingin menunjukkan pada sang dewa jika ada pernikahan, tapi pasangan perempuannya sudah jadi mayat, maka dia akan tahu kondisi desa yang sudah tidak bisa memberikan yang dia inginkan," Michael membantu menguraikan penjelasan kepala desa.Kepala desa menjawab, "Benar!"“Perempuan cerdas. Dia tahu bagaimana menggunakan taktik diam sebagai bentuk protes,” Michael mengangguk, “Dia yang bersembunyi di peti mati, bukan?”"Sebelumnya aku bingung kenapa upacara pemakaman dan upacara pernikahan diadakan berbarengan. Ini strategi mumpuni," akhirnya Michael mengerti sekarang.Setuju. Sosok mayat yang menikah dan peti mati yang diangka
"Apa kalian mau ikut bersamaku mengejar Yanti?"Kepala desa dan penduduk desa tercengang mendengar ajakan Michael.Mereka tidak menyangka Michael akan berinisiatif mengejar Yanti."Tidak," Lucky menggelengkan kepala. Dia menatap kepala desa dengan raut wajah cemas, "Kepala Desa, Dewa Agung Huangsha itu sangat berbahaya. Bagaimana kita bisa membiarkan mereka mengejarnya? Mereka adalah tamu kita. Bagaimana kita bisa membiarkan mereka mengambil risiko besar?"“Betul. Lucky benar. Kepala Desa, ini urusan desa kita. Bagaimana kita bisa menyeret orang lain dalam masalah kita?”Bagi penduduk desa, Dewa Agung Huangsha sangat kuat. Dengan kamu mengejarnya, itu sama saja dengan cari mati.Michael bersedia membantu mereka, tapi mereka tidak bisa membiarkan orang baik mati sia-sia.Kepala desa itu mengangguk. Dia menatap Michael sambil berkata, "Pahlawan Muda, kamu memiliki hati yang begitu tulus. Kami sangat berterima kasih.""Namun, Dewa Agung Huangsha jauh dari yang kamu bayangkan.""A
"Kalau aku kalah, kamu bebas menyuruhku melakukan apa saja. Bahkan aku akan menjadi sapi atau kuda untuk desa ini. Kalau aku menang ...." Sissy tersenyum licik.“Kalau kamu menang? Bagaimana?” tanya kepala desa.“Nanti akan kuberitahu setelah menang,” Sissy tersenyum misterius."Pahlawan muda tidak ragu-ragu pergi untuk menyelamatkan desa kami. Niatnya baik, tapi dia terlalu terburu-buru. Bagaimana mungkin kita membuat taruhan dengan balasan nyawa mereka? Itu konyol," kepala desa menggelengkan kepalanya. Dia menolak mentah-mentah usulan Sissy."Michael adalah pemimpin kami. Bahkan dia adalah teman kami. Kami sangat peduli dengan keselamatannya. Aku akan sekali lagi bertanya, kamu mau bertaruh atau tidak?" tanya Sissy. Awalnya Danu ingin menghentikan Sissy, tapi dia merasa ada hal yang disembunyikan perempuan itu. Bulan juga ingin menghentikan Sissy. Namun, perlahan Sissy mendekati Bulan dan membisikkan sesuatu di telinganya. Bulan mengerutkan kening dan menatap Sissy dengan pa
Cahaya bulan menerangi di malam hari. Dari kejauhan tampak gunung-gunung yang sering dibicarakan oleh penduduk desa. Jaraknya sepuluh mil dari desa.Di antara gunung-gunung itu, ada satu gunung yang tampak aneh. Gunung-gunung itu berderet seperti karakter huruf gunung.Ketika sosok Michael terbang menembus kegelapan, tampak bayangan yang mengikutinya dari belakang. Bayangan itu adalah Pam.Michael sudah lama tahu Pam mengikutinya. Mereka jadi pergi bersama-sama. Apalagi yang bisa Michael katakan?Pam tidak perlu menjelaskan kenapa dirinya mengikuti Michael. Dengan tenang Pam melihat gunung di depannya. Dia mengerutkan dahi dan berkata, "Gunung itu tampak aneh."Michael merasakan hal yang sama. “Di antara tiga gunung, gunung itu bentuknya aneh,” ujar Pam. Michael memicingkan mata menatap tiga gunung di depannya seolah-olah dia bisa melihat apa yang ada di baliknya. “Awas!” teriak Michael tiba-tiba. Dia menggenggam tangan Pam dan terbang menjauh.Terdengar ledakan keras.
Begitu menyadari ada kemungkinan mereka menghadapi sebuah ilusi, Michael dan Pam menutup mata mereka. Keduanya fokus pada tenaga dalam. Kemudian mereka membuka mata dan menggerakkan jari. "Rusak!"Dunia di sekitar mereka berubah. Tampaklah dunia abu-abu. Semua yang Michael dan Pam lihat berwarna abu-abu. Mereka tidak bisa melihat ujung dunia tersebut.Keduanya saling memunggungi sambil memegangi pedang masing-masing. Mereka melihat ke sekeliling."Michael, di mana ini?" bisik Pam. Michael menjawab, "Tanah!""Tanah?" Pam mengerutkan dahi. Mereka berada ada di dalam tanah? Kalau mereka ada di dalam tanah, mengapa ada dunia seperti ini?!“Maksudku kita sedang berada di dalam tiga gunung,” Michael menjelaskan pada Pam, “Aneh sekali. Seolah-olah ada yang membuat dimensi dunia ini dengan sengaja.”“Menarik!” Seketika terdengar suara perempuan yang merdu. Sesosok perempuan muncul keluar dari dalam kabut dan melayang di udara. Michael tidak bisa melihat penampilan perempuan itu
“Kamu ingin keturunan? Lahirkan saja sendiri,” teriak Michael. Detik berikutnya pedang giok mengeluarkan cahaya dingin."Bukan urusanmu apakah kita berdua punya anak atau tidak," Pam mendengus. Dia mengeluarkan energi dari Pedang Pembunuh Iblis dan mengarahkannya ke dahi perempuan itu. Wuzzz ....Kekuatan Michael bergabung dengan kekuatan Pam, tapi serangan mereka gagal. Mereka menembus udara kosong. Sebelumnya perempuan itu tampak berada di depan mata mereka. Sekarang sosok perempuan itu terbang tinggi. Dia menatap Michael dan Pam dan tertawa kencang."Merusak!"Perempuan itu menjentikkan tangannya di senar harpa. Michael dan Pam tidak bergerak mendengar suara melodi tersebut. Ketika mereka berdua hendak menyerang lagi, suara melodi itu menghadirkan suasana melankolis. Detik berikutnya melodi itu menimbulkan sensasi menggelitik di tubuh Pam dan Michael. Keduanya terpaku. Michael dan Pam mengerutkan dahi. Tubuh mereka terasa bergairah. Mereka menjatuhkan pedang masing-masin
Dalam upayanya yang terakhir, Michael mengumpulkan kendalinya yang terakhir dan menggenggam pedang giok. Tangannya mengepal erat. Dia bersiap-siap menusuk dirinya! "Brengsek, hentikan!" teriak Naga Iblis. Jika Michael membunuh dirinya, kesadarannya akan hilang. Bagi Naga Iblis tentu itu juga adalah kematian dirinya. Kalau Michael mati, dirinya nanti akan ikut siapa?!"Sialan, aku sudah hidup ratusan ribu tahun. Aku pernah melihat seseorang yang mengancam lawan jenisnya untuk berhubungan badan. Baru kali ini ada orang yang tidak ingin berhubungan badan. Malah dia mengancam akan bunuh diri. Michael, kamu sangat tidak normal!" teriak Naga Iblis dengan putus asa. "Kalau kamu tahu apa arti setia, kamu tidak akan menganggap sikapku ini tidak normal," ujar Michael. "Berhenti bicara omong kosong. Bantu aku. Kendalikan darahmu ini.""Brengsek, darahku adalah darah mulia. Kalau kamu bicarakan darahku ini sebagai sesuatu yang memalukan, berhati-hatilah! Aku akan membunuhmu."Namun seb