"Ini hukuman dari guntur setelah sekian lama. Hahaha, manusia kurang ajar ini akhirnya terkena batunya juga,” Marcus lega. Marcus tersenyum. Begitu juga dengan semua orang yang ada di medan tempur. "Pasti napas bocah ini penuh dengan amarah sehingga mendapat hukuman guntur. Dia akan sangat menderita.” "Kita telah melakukan hal benar dan menegakkan keadilan atas nama dewa. Siapa tahu dewa pun merasa kita harus menghajar anjing.” "Hahaha."Semua orang tertawa liar. Namun Roby menyadari Theo mengernyit sambil memandang petir ungu dari dalam awan hitam dengan sangat serius. "Pemimpin, kamu kenapa? Apa kamu tidak senang kalau hukuman guntur akan membunuh Michael? Kamu ingin membunuh Michael dengan kekuatanmu sendiri? Jika seperti itu, apa kamu mau aku mengirimkan beberapa jagoan untuk melawannya?” ucap Roby yang tidak ingin Theo kecewa. Roby berusaha melakukan berbagai macam cara untuk menyenangkan Theo. "Melawan guntur?” Theo mengernyit. “Kamu pikir guntur itu bisa ditah
"Ya Tuhan, lari!” Dari bawah, Michael melihat monster guntur terlarang mendekatinya. Tanpa berkata-kata lagi, dia segera menggendong Kelinci Sakti dan memaksa dirinya sendiri untuk menahan rasa sakit yang tak tertahankan kemudian meningkatkan seluruh energinya untuk mengeluarkan jurus Taixu. Monster guntur terlarang tiba-tiba menyerang dengan cakarnya yang terbuka lebar! Tubuh Michael berkelebat dalam sekejap. Duaaar!!! Monster guntur terlarang mengayunkan cakarnya ke udara diikuti kilatan petir ungu dan suara bergemuruh. Tanah meledak seketika dengan diiringi ledakan menggelegar. "Aku akan mundur, mundur. Semuanya aku perintahkan mundur!” Theo syok melihat puluhan jagoan dan ratusan muridnya hancur menjadi debu di bawah kilatan ungu. Mereka mati karena tidak dapat menghindar dari serangan monster setelah ledakan terjadi. Tanah pun terbakar seketika. Sesaat setelah perintah mundur dari Theo diteriakkan, pasukan gabungan yang telah tertekan dan sempoyongan melarikan d
Seluruh dunia berguncang saat keempat monster mengaum. Awan hitam bergulung dan angin bergemuruh. Keempat monster muncul perlahan dari awan hitam. Dari arah timur, seekor naga biru sepanjang ribuan kaki tiba-tiba mengaum. Cahaya biru dari tubuhnya berkedip-kedip mengintimidasi. Sekali mengaum saja sudah mengguncang langit. "Ini ....” Marcus dan yang lainnya terkesiap. Jaraknya sangat jauh, tapi aumannya terdengar begitu dekat. Banyak orang yang memiliki kekuatan level tinggi pun merasa tidak nyaman. Keringat mengucur dari punggung dan kening mereka. "Gila! Apa ini?” Marcus panik. "Raja Naga!” Theo menggertakkan giginya. Wajahnya dingin dan jantungnya berdegup kencang. Matanya menyipit dan berkata dengan marah, “Empat monster surgawi. Bajingan ini memancing Raja Naga! Michael, Michael, kamu kurang ajar. Aku tidak tahu apakah aku harus tertawa atau tidak.” Marcus tercengang saat mendengar Raja Naga. Dia tidak mengerti apa itu tapi dia berpikir naga tersebut sangat
"Empat ... empat monster surgawi. Mengapa mereka tidak muncul satu per satu?” Bahkan ibu Theo yang merupakan salah satu dari sedikit informan di Dunia Bafang, tidak pernah melihat formasi seperti itu. Empat monster dewa surgawi muncul pada saat bersamaan? Formasi apa ini?! Theo menguras otaknya tapi dia tidak ingat sejak kapan Dunia Bafang memiliki formasi seperti ini. Apakah ini masih bisa disebut sebuah proses kehancuran? Ini jelas-jelas kematian. Theo terus berpikir keras sementara yang lainnya saling berpandangan satu sama lain dengan mulut ternganga dan memandang ke angkasa seperti orang bodoh. "Apa ibuku salah menceritakan kepadaku? Bagaimana bisa seperti ini?” pikir Theo. "Empat monster surgawi keluar semua. Belum pernah ada yang mendengar hal semacam ini di dunia ini.” "Aku sudah sangat tua. Aku juga membaca banyak buku dan mendengar segala macam cerita. Tapi aku tidak pernah mendengar keadaan seperti ini!” Dewa Laut Abadi saja sudah dianggap hebat m
"Ini hanya sebuah permainan meskipun berlebihan,” Michael menatap Kelinci Sakti sambil tersenyum yakin. "Apa?” "Benar. Aku masih harus menghabisi orang-orang di belakangku terlebih dahulu meskipun aku nanti mati,” ucap Michael sambil melirik semua orang di sekelilingnya. Lirikan mata Michael membuat semua orang gemetaran. Michael baru saja menggiring monster guntur terlarang dan menghabisi banyak anggota pasukan gabungan. Semua orang akan mati jika Michael kembali menarik empat monster surgawi dengan kekuatannya masing-masing. "Kamu siap?” Michael menatap Kelinci Sakti. Kelinci Sakti mengangguk, “Meskipun aku raja monster dan hidup kembali berkat kamu, tapi aku pikir ini akan jadi sebuah pencapaian hidup yang luar biasa jika aku mati dalam serangan gabungan melawan empat monster surgawi dan monster guntur terlarang.” "Kalau begitu, ayo kita lakukan!” Michael tiba-tiba mundur setelah Kelinci Sakti bicara. Tidak lama kemudian .... "Sial, si brengsek itu mengara
Lawan! Michael berlari ke arah empat monster surgawi di angkasa segera setelah dia berteriak. Kapak Pangu mengayun bersamaan dengan api langit dan roda bulan yang menyerang monster guntur terlarang. Duaaar!!! Cahaya keemasan membumbung ke angkasa tanpa melawan arah angin. Michael menatap langit dari kejauhan. Tubuhnya bercahaya keemasan dikelilingi pita yang bersinar seperti meteor yang terbang terbalik. Michael membawa tekanan yang sangat kuat. Dia gemetar seperti dewa perang emas yang tak terkalahkan! "Auuum!” Empat monster surgawi marah melihat pergerakan Michael. Mereka mengaum serempak di udara. Raja Naga mengangkat kepalanya dan menyeringai marah. Sebuah pilar bercahaya biru dan ungu didorongnya. Harimau Hitam juga mengaum menggelegar hingga terdengar sampai ribuan mil pada saat bersamaan. Burung Phoenix sambil mengepakkan sayapnya. Kura-kura Hitam berdiri tegak di ekornya. Tiga pilar cahaya ikut menyerang Michael dari tiga arah. Michael menatap dingin em
"Kamu harus bisa menahannya agar bisa membunuh mereka. Kamu tidak akan bisa hidup kembali jika mati sekarang,” teriak Kelinci Sakti dengan terburu-buru. Michael tidak dapat terlahir kembali selamanya apabila dewa maupun jiwanya mati. Apa Michael takut mati? Tentu saja tidak! Yang dia takutkan adalah jika tidak bisa lagi bertemu dengan Bella, Hanna, Spence dan Mark!! "Aku tidak ingin jiwa dan ragaku mati. Aku tidak ingin abadi. Ayo!” teriak Michael. Suaranya menembus langit berbintang hingga membuat semua orang di darat terkejut! Arogan! Sombong! Keras kepala! “Auuum!” Telur Burung Phoenix menetas. Seekor Burung Phoenix ungu keluar dari cangkangnya dengan lolongan panjang. "Michael, berhati-hatilah. Kekuatan Burung Phoenix ungu yang terlahir kembali dua kali lebih kuat dari kekuatan aslinya,” Kelinci Sakti mengingatkan dengan tergesa-gesa. "Aku tidak peduli padanya,” teriak Michael marah. Hati Keluarga Naga bagai mesin yang hampir meletus. Kekuatannya
Ava mengernyit mendengar pertanyaan Rahel. Nada suara Rahel seperti itu baru didengarnya padahal dia sudah lama ikut bersama Rahel. Ada harapan, pertanyaan sekaligus perasaan yang lemah di hati gadis ini. Ava mengangkat kepalanya. Michael, kamu bisa mengatasinya?! "Kamu baik-baik saja?” Kelinci Sakti bertanya cemas. Tubuh Michael gemetar dan kesadarannya mulai berkurang. "Michael, jangan tutup matamu. Kamu tidak akan bisa lagi membuka matamu kalau kamu menutup matamu sekarang. Bukankah kamu mengatakan ingin bertemu Bella dan melihat Hanna tumbuh besar? Kamu juga ingin menyelamatkan Spence dan mengembalikannya ke bumi? Jangan tutup matamu, jangan!” Kelinci Sakti berteriak putus asa pada Michael. Michael dalam keadaan kritis antara hidup dan mati. Menutup dan membuka mata seharusnya menjadi perkara mudah. Michael menggelengkan kepala dan berkata, “Ya, aku ingin hidup menua bersama Bella. Aku ingin melihat Hanna tumbuh besar dan bahkan menyaksikannya menikah. Aku
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua