Seluruh dunia berguncang saat keempat monster mengaum. Awan hitam bergulung dan angin bergemuruh. Keempat monster muncul perlahan dari awan hitam. Dari arah timur, seekor naga biru sepanjang ribuan kaki tiba-tiba mengaum. Cahaya biru dari tubuhnya berkedip-kedip mengintimidasi. Sekali mengaum saja sudah mengguncang langit. "Ini ....” Marcus dan yang lainnya terkesiap. Jaraknya sangat jauh, tapi aumannya terdengar begitu dekat. Banyak orang yang memiliki kekuatan level tinggi pun merasa tidak nyaman. Keringat mengucur dari punggung dan kening mereka. "Gila! Apa ini?” Marcus panik. "Raja Naga!” Theo menggertakkan giginya. Wajahnya dingin dan jantungnya berdegup kencang. Matanya menyipit dan berkata dengan marah, “Empat monster surgawi. Bajingan ini memancing Raja Naga! Michael, Michael, kamu kurang ajar. Aku tidak tahu apakah aku harus tertawa atau tidak.” Marcus tercengang saat mendengar Raja Naga. Dia tidak mengerti apa itu tapi dia berpikir naga tersebut sangat
"Empat ... empat monster surgawi. Mengapa mereka tidak muncul satu per satu?” Bahkan ibu Theo yang merupakan salah satu dari sedikit informan di Dunia Bafang, tidak pernah melihat formasi seperti itu. Empat monster dewa surgawi muncul pada saat bersamaan? Formasi apa ini?! Theo menguras otaknya tapi dia tidak ingat sejak kapan Dunia Bafang memiliki formasi seperti ini. Apakah ini masih bisa disebut sebuah proses kehancuran? Ini jelas-jelas kematian. Theo terus berpikir keras sementara yang lainnya saling berpandangan satu sama lain dengan mulut ternganga dan memandang ke angkasa seperti orang bodoh. "Apa ibuku salah menceritakan kepadaku? Bagaimana bisa seperti ini?” pikir Theo. "Empat monster surgawi keluar semua. Belum pernah ada yang mendengar hal semacam ini di dunia ini.” "Aku sudah sangat tua. Aku juga membaca banyak buku dan mendengar segala macam cerita. Tapi aku tidak pernah mendengar keadaan seperti ini!” Dewa Laut Abadi saja sudah dianggap hebat m
"Ini hanya sebuah permainan meskipun berlebihan,” Michael menatap Kelinci Sakti sambil tersenyum yakin. "Apa?” "Benar. Aku masih harus menghabisi orang-orang di belakangku terlebih dahulu meskipun aku nanti mati,” ucap Michael sambil melirik semua orang di sekelilingnya. Lirikan mata Michael membuat semua orang gemetaran. Michael baru saja menggiring monster guntur terlarang dan menghabisi banyak anggota pasukan gabungan. Semua orang akan mati jika Michael kembali menarik empat monster surgawi dengan kekuatannya masing-masing. "Kamu siap?” Michael menatap Kelinci Sakti. Kelinci Sakti mengangguk, “Meskipun aku raja monster dan hidup kembali berkat kamu, tapi aku pikir ini akan jadi sebuah pencapaian hidup yang luar biasa jika aku mati dalam serangan gabungan melawan empat monster surgawi dan monster guntur terlarang.” "Kalau begitu, ayo kita lakukan!” Michael tiba-tiba mundur setelah Kelinci Sakti bicara. Tidak lama kemudian .... "Sial, si brengsek itu mengara
Lawan! Michael berlari ke arah empat monster surgawi di angkasa segera setelah dia berteriak. Kapak Pangu mengayun bersamaan dengan api langit dan roda bulan yang menyerang monster guntur terlarang. Duaaar!!! Cahaya keemasan membumbung ke angkasa tanpa melawan arah angin. Michael menatap langit dari kejauhan. Tubuhnya bercahaya keemasan dikelilingi pita yang bersinar seperti meteor yang terbang terbalik. Michael membawa tekanan yang sangat kuat. Dia gemetar seperti dewa perang emas yang tak terkalahkan! "Auuum!” Empat monster surgawi marah melihat pergerakan Michael. Mereka mengaum serempak di udara. Raja Naga mengangkat kepalanya dan menyeringai marah. Sebuah pilar bercahaya biru dan ungu didorongnya. Harimau Hitam juga mengaum menggelegar hingga terdengar sampai ribuan mil pada saat bersamaan. Burung Phoenix sambil mengepakkan sayapnya. Kura-kura Hitam berdiri tegak di ekornya. Tiga pilar cahaya ikut menyerang Michael dari tiga arah. Michael menatap dingin em
"Kamu harus bisa menahannya agar bisa membunuh mereka. Kamu tidak akan bisa hidup kembali jika mati sekarang,” teriak Kelinci Sakti dengan terburu-buru. Michael tidak dapat terlahir kembali selamanya apabila dewa maupun jiwanya mati. Apa Michael takut mati? Tentu saja tidak! Yang dia takutkan adalah jika tidak bisa lagi bertemu dengan Bella, Hanna, Spence dan Mark!! "Aku tidak ingin jiwa dan ragaku mati. Aku tidak ingin abadi. Ayo!” teriak Michael. Suaranya menembus langit berbintang hingga membuat semua orang di darat terkejut! Arogan! Sombong! Keras kepala! “Auuum!” Telur Burung Phoenix menetas. Seekor Burung Phoenix ungu keluar dari cangkangnya dengan lolongan panjang. "Michael, berhati-hatilah. Kekuatan Burung Phoenix ungu yang terlahir kembali dua kali lebih kuat dari kekuatan aslinya,” Kelinci Sakti mengingatkan dengan tergesa-gesa. "Aku tidak peduli padanya,” teriak Michael marah. Hati Keluarga Naga bagai mesin yang hampir meletus. Kekuatannya
Ava mengernyit mendengar pertanyaan Rahel. Nada suara Rahel seperti itu baru didengarnya padahal dia sudah lama ikut bersama Rahel. Ada harapan, pertanyaan sekaligus perasaan yang lemah di hati gadis ini. Ava mengangkat kepalanya. Michael, kamu bisa mengatasinya?! "Kamu baik-baik saja?” Kelinci Sakti bertanya cemas. Tubuh Michael gemetar dan kesadarannya mulai berkurang. "Michael, jangan tutup matamu. Kamu tidak akan bisa lagi membuka matamu kalau kamu menutup matamu sekarang. Bukankah kamu mengatakan ingin bertemu Bella dan melihat Hanna tumbuh besar? Kamu juga ingin menyelamatkan Spence dan mengembalikannya ke bumi? Jangan tutup matamu, jangan!” Kelinci Sakti berteriak putus asa pada Michael. Michael dalam keadaan kritis antara hidup dan mati. Menutup dan membuka mata seharusnya menjadi perkara mudah. Michael menggelengkan kepala dan berkata, “Ya, aku ingin hidup menua bersama Bella. Aku ingin melihat Hanna tumbuh besar dan bahkan menyaksikannya menikah. Aku
Cahaya keemasan itu menghilang. Tentu saja tidak semua orang menyadarinya. Dua berkas cahaya perak menerjang cahaya emas. Setelah membungkus cahaya emas itu, semua cahaya itu hilang ditelan langit. Kejadiannya begitu cepat hingga orang-orang tidak melihatnya. Monster guntur terlarang ikut menghilang. Semuanya menjadi tenang. Bencana sudah berakhir.Para pasukan menghela napas lega. Setelah pencarian empat minggu, mereka tidak pernah melihat Michael. Mereka menjadi lebih tenang karena sudah menganggap Michael sudah mati. "Sebarkan informasi bahwa Michael sudah terbunuh," perintah Theo pada para pasukan. Sisa pasukan yang ada saat itu sekitar 10.000. Dia mulai mengerti mengapa Paviliun Dewa Pengobatan sulit mengalahkan Michael. "Baik!" Roby mengangguk. Theo terdiam. Dia menatap Kota Huoshi dari kejauhan. Mungkin pemilihan nama kota itu sudah tepat. Kemudian Theo memimpin orang-orang dari Laut Abadi untuk kembali. Setelah Theo pergi, Huw ikut pergi juga. Dengan begitu par
"Siapa Marcus ini? Kenapa aku baru mendengar namanya sekarang?"Orang-orang saling berbisik karena takut terdengar. "Dia itu sebelumnya murid berbakat dari Perguruan Harapan. Kemudian dia bergabung dengan Paviliun Dewa Pengobatan. Dia juga putra angkat dari Keluarga Ao Laut Abadi. Aku pikir wajar saja Michael kalah di tangannya.""Kamu benar. Bagaimana mungkin pria sampah dari dunia biru bisa dibandingkan dengan Marcus. Itu sama seperti langit dan bumi. Mereka berbeda jauh."Mendengar komentar tersebut, Marcus tersenyum lebar. Inilah alasan dia memilih muncul di tempat ini. Dia menginginkan orang-orang memujinya. Memang sebelumnya dia pernah dikalahkan Michael, tapi sekarang, Michael sudah mati. Lagi pula memangnya ada yang ingat?!"Mereka sudah datang," ujar Wiley. Marcus mengangguk. Dari kejauhan terlihat Cameron, Axel dan Arum. Mereka diikuti oleh para pengikutnya. Wajah Cameron terlihat cukup kesal. Mereka masuk ke lantai dua kedai teh tersebut. Cameron menatap Marcus