"Ini hanya sebuah permainan meskipun berlebihan,” Michael menatap Kelinci Sakti sambil tersenyum yakin. "Apa?” "Benar. Aku masih harus menghabisi orang-orang di belakangku terlebih dahulu meskipun aku nanti mati,” ucap Michael sambil melirik semua orang di sekelilingnya. Lirikan mata Michael membuat semua orang gemetaran. Michael baru saja menggiring monster guntur terlarang dan menghabisi banyak anggota pasukan gabungan. Semua orang akan mati jika Michael kembali menarik empat monster surgawi dengan kekuatannya masing-masing. "Kamu siap?” Michael menatap Kelinci Sakti. Kelinci Sakti mengangguk, “Meskipun aku raja monster dan hidup kembali berkat kamu, tapi aku pikir ini akan jadi sebuah pencapaian hidup yang luar biasa jika aku mati dalam serangan gabungan melawan empat monster surgawi dan monster guntur terlarang.” "Kalau begitu, ayo kita lakukan!” Michael tiba-tiba mundur setelah Kelinci Sakti bicara. Tidak lama kemudian .... "Sial, si brengsek itu mengara
Lawan! Michael berlari ke arah empat monster surgawi di angkasa segera setelah dia berteriak. Kapak Pangu mengayun bersamaan dengan api langit dan roda bulan yang menyerang monster guntur terlarang. Duaaar!!! Cahaya keemasan membumbung ke angkasa tanpa melawan arah angin. Michael menatap langit dari kejauhan. Tubuhnya bercahaya keemasan dikelilingi pita yang bersinar seperti meteor yang terbang terbalik. Michael membawa tekanan yang sangat kuat. Dia gemetar seperti dewa perang emas yang tak terkalahkan! "Auuum!” Empat monster surgawi marah melihat pergerakan Michael. Mereka mengaum serempak di udara. Raja Naga mengangkat kepalanya dan menyeringai marah. Sebuah pilar bercahaya biru dan ungu didorongnya. Harimau Hitam juga mengaum menggelegar hingga terdengar sampai ribuan mil pada saat bersamaan. Burung Phoenix sambil mengepakkan sayapnya. Kura-kura Hitam berdiri tegak di ekornya. Tiga pilar cahaya ikut menyerang Michael dari tiga arah. Michael menatap dingin em
"Kamu harus bisa menahannya agar bisa membunuh mereka. Kamu tidak akan bisa hidup kembali jika mati sekarang,” teriak Kelinci Sakti dengan terburu-buru. Michael tidak dapat terlahir kembali selamanya apabila dewa maupun jiwanya mati. Apa Michael takut mati? Tentu saja tidak! Yang dia takutkan adalah jika tidak bisa lagi bertemu dengan Bella, Hanna, Spence dan Mark!! "Aku tidak ingin jiwa dan ragaku mati. Aku tidak ingin abadi. Ayo!” teriak Michael. Suaranya menembus langit berbintang hingga membuat semua orang di darat terkejut! Arogan! Sombong! Keras kepala! “Auuum!” Telur Burung Phoenix menetas. Seekor Burung Phoenix ungu keluar dari cangkangnya dengan lolongan panjang. "Michael, berhati-hatilah. Kekuatan Burung Phoenix ungu yang terlahir kembali dua kali lebih kuat dari kekuatan aslinya,” Kelinci Sakti mengingatkan dengan tergesa-gesa. "Aku tidak peduli padanya,” teriak Michael marah. Hati Keluarga Naga bagai mesin yang hampir meletus. Kekuatannya
Ava mengernyit mendengar pertanyaan Rahel. Nada suara Rahel seperti itu baru didengarnya padahal dia sudah lama ikut bersama Rahel. Ada harapan, pertanyaan sekaligus perasaan yang lemah di hati gadis ini. Ava mengangkat kepalanya. Michael, kamu bisa mengatasinya?! "Kamu baik-baik saja?” Kelinci Sakti bertanya cemas. Tubuh Michael gemetar dan kesadarannya mulai berkurang. "Michael, jangan tutup matamu. Kamu tidak akan bisa lagi membuka matamu kalau kamu menutup matamu sekarang. Bukankah kamu mengatakan ingin bertemu Bella dan melihat Hanna tumbuh besar? Kamu juga ingin menyelamatkan Spence dan mengembalikannya ke bumi? Jangan tutup matamu, jangan!” Kelinci Sakti berteriak putus asa pada Michael. Michael dalam keadaan kritis antara hidup dan mati. Menutup dan membuka mata seharusnya menjadi perkara mudah. Michael menggelengkan kepala dan berkata, “Ya, aku ingin hidup menua bersama Bella. Aku ingin melihat Hanna tumbuh besar dan bahkan menyaksikannya menikah. Aku
Cahaya keemasan itu menghilang. Tentu saja tidak semua orang menyadarinya. Dua berkas cahaya perak menerjang cahaya emas. Setelah membungkus cahaya emas itu, semua cahaya itu hilang ditelan langit. Kejadiannya begitu cepat hingga orang-orang tidak melihatnya. Monster guntur terlarang ikut menghilang. Semuanya menjadi tenang. Bencana sudah berakhir.Para pasukan menghela napas lega. Setelah pencarian empat minggu, mereka tidak pernah melihat Michael. Mereka menjadi lebih tenang karena sudah menganggap Michael sudah mati. "Sebarkan informasi bahwa Michael sudah terbunuh," perintah Theo pada para pasukan. Sisa pasukan yang ada saat itu sekitar 10.000. Dia mulai mengerti mengapa Paviliun Dewa Pengobatan sulit mengalahkan Michael. "Baik!" Roby mengangguk. Theo terdiam. Dia menatap Kota Huoshi dari kejauhan. Mungkin pemilihan nama kota itu sudah tepat. Kemudian Theo memimpin orang-orang dari Laut Abadi untuk kembali. Setelah Theo pergi, Huw ikut pergi juga. Dengan begitu par
"Siapa Marcus ini? Kenapa aku baru mendengar namanya sekarang?"Orang-orang saling berbisik karena takut terdengar. "Dia itu sebelumnya murid berbakat dari Perguruan Harapan. Kemudian dia bergabung dengan Paviliun Dewa Pengobatan. Dia juga putra angkat dari Keluarga Ao Laut Abadi. Aku pikir wajar saja Michael kalah di tangannya.""Kamu benar. Bagaimana mungkin pria sampah dari dunia biru bisa dibandingkan dengan Marcus. Itu sama seperti langit dan bumi. Mereka berbeda jauh."Mendengar komentar tersebut, Marcus tersenyum lebar. Inilah alasan dia memilih muncul di tempat ini. Dia menginginkan orang-orang memujinya. Memang sebelumnya dia pernah dikalahkan Michael, tapi sekarang, Michael sudah mati. Lagi pula memangnya ada yang ingat?!"Mereka sudah datang," ujar Wiley. Marcus mengangguk. Dari kejauhan terlihat Cameron, Axel dan Arum. Mereka diikuti oleh para pengikutnya. Wajah Cameron terlihat cukup kesal. Mereka masuk ke lantai dua kedai teh tersebut. Cameron menatap Marcus
"Hei, Pimpinan Keluarga Fu, kamu buta ya?" cibir Wiley. Dia meletakkan surat perintah itu di meja, "Kamu tidak bisa baca?"Cameron menggertakkan gigi. Tidak bisa baca? Dia adalah pemimpin keluarga, bagaimana mungkin dia tidak bisa baca? Ucapan Wiley ini menusuk harga dirinya. Namun, Cameron berusaha menelan harga dirinya. Nasib Kota Huoshi belum ada di tangannya. Dia mengambil surat perintah itu dan membaca, "Tuan Ye, Pimpinan Keluarga Fu, Aku, Kai, menjanjikan setengah Kota Huoshi dan Keluarga Zhu akan menuruti perintah Keluarga Yefu dan keluarganya."Cameron menatap Wiley dan lainnya. "Baca sekali lagi," Wiley masih mengejek Cameron. Guru Keempat dan lainnya tidak bisa menahan sabar. Mereka menundukkan kepala dan ikut membaca, Kemudian mereka mendengus. Cameron seketika jengkel dan bertanya, "Apa yang kalian tertawakan?""Cameron, Cameron. Pantas saja kamu bodoh. Di sini tertulis Kai akan menyerahkan setengah Kota Huoshi dan Keluarga Zhu untuk menuruti perintah Keluarga Yefu
Cameron menaikkan alisnya sambil bertanya, "Apa yang kamu inginkan?"Marcus tersenyum. Dia menatap Wiley. Wiley tertawa dan berkata, "Kami tidak menginginkan apa-apa, hanya ingin memberi peringatan saja."Kemudian terdengar suara langkah kaki berjalan menuju mereka. Mereka melihat siapa yang datang. Kedai teh itu sudah dikerubungi banyak orang. Beberapa jagoan dengan seragam Laut Abadi naik ke lantai dua. "Apa? Kamu ingin membunuh kami?" Cameron menengadahkan kepalanya, "Bunuh saja. Biarkan orang-orang tahu bagaimana nasib orang yang sudah bekerja sama dengan kalian. Aku siap ditukar dengan tiga puluh empat nyawa keluargaku demi menjaga reputasi keluargaku.""Tidak hanya kamu tidak bisa baca, tapi ternyata telingamu juga tuli," Wiley menepuk pipi Cameron berkali-kali, "Orang tua. Jangan bikin masalah.""Kamu!" Cameron menggertakkan gigi. "Apa ucapanku tidak jelas? Aku hanya mau memberimu peringatan. Kapan aku bilang mau membunuhmu?" Wiley mendengus. Wiley merasa senang. D