"Hei, Pimpinan Keluarga Fu, kamu buta ya?" cibir Wiley. Dia meletakkan surat perintah itu di meja, "Kamu tidak bisa baca?"Cameron menggertakkan gigi. Tidak bisa baca? Dia adalah pemimpin keluarga, bagaimana mungkin dia tidak bisa baca? Ucapan Wiley ini menusuk harga dirinya. Namun, Cameron berusaha menelan harga dirinya. Nasib Kota Huoshi belum ada di tangannya. Dia mengambil surat perintah itu dan membaca, "Tuan Ye, Pimpinan Keluarga Fu, Aku, Kai, menjanjikan setengah Kota Huoshi dan Keluarga Zhu akan menuruti perintah Keluarga Yefu dan keluarganya."Cameron menatap Wiley dan lainnya. "Baca sekali lagi," Wiley masih mengejek Cameron. Guru Keempat dan lainnya tidak bisa menahan sabar. Mereka menundukkan kepala dan ikut membaca, Kemudian mereka mendengus. Cameron seketika jengkel dan bertanya, "Apa yang kalian tertawakan?""Cameron, Cameron. Pantas saja kamu bodoh. Di sini tertulis Kai akan menyerahkan setengah Kota Huoshi dan Keluarga Zhu untuk menuruti perintah Keluarga Yefu
Cameron menaikkan alisnya sambil bertanya, "Apa yang kamu inginkan?"Marcus tersenyum. Dia menatap Wiley. Wiley tertawa dan berkata, "Kami tidak menginginkan apa-apa, hanya ingin memberi peringatan saja."Kemudian terdengar suara langkah kaki berjalan menuju mereka. Mereka melihat siapa yang datang. Kedai teh itu sudah dikerubungi banyak orang. Beberapa jagoan dengan seragam Laut Abadi naik ke lantai dua. "Apa? Kamu ingin membunuh kami?" Cameron menengadahkan kepalanya, "Bunuh saja. Biarkan orang-orang tahu bagaimana nasib orang yang sudah bekerja sama dengan kalian. Aku siap ditukar dengan tiga puluh empat nyawa keluargaku demi menjaga reputasi keluargaku.""Tidak hanya kamu tidak bisa baca, tapi ternyata telingamu juga tuli," Wiley menepuk pipi Cameron berkali-kali, "Orang tua. Jangan bikin masalah.""Kamu!" Cameron menggertakkan gigi. "Apa ucapanku tidak jelas? Aku hanya mau memberimu peringatan. Kapan aku bilang mau membunuhmu?" Wiley mendengus. Wiley merasa senang. D
Arum mendekati Marcus sambil tersenyum, "Bukankah kamu yang memintaku datang?"Arum berdandan dengan sangat menarik. Pakaiannya benar-benar menggugah selera semua pria. Marcus tersenyum. Dia memeluk Arum dan membawanya ke tempat tidur. Setelah melakukan aksinya, Marcus menjadi lebih santai dan nyaman.Arum membelai dada Marcus dan berkata, "Ini alasannya kamu mendekatiku? Kamu menang. Michael tidak pernah menyentuhku."Marcus terpana. Dia tidak menyangka Arum akan berkata seperti itu. Kemudian Marcus tersenyum, "Benarkah?""Itu benar. Lagi pula, dia tidak berhak menyentuhku," ujar Arum dengan sombong. Padahal Arum yang menggoda Michael beberapa kali. Hasilnya selalu Arum yang ditolak Michael. Sekarang dia berkata pada Marcus seolah-olah Michael yang mendekati Arum. Marcus tersenyum. Dia tidak percaya Arum bisa berpasangan dengan Axel. Pam contohnya. Dia perempuan cantik, tapi Michael memperlakukan Pam seperti kakak seperguruan. Jadi apa yang membuat Michael mendekati Arum?!
Wajah Arum mengerut. Dia melepaskan pelukannya, tapi Marcus menahan tangan Arum, "Marcus, apa yang kamu lakukan? Sakit."Marcus mendorong Arum hingga terjatuh, "Perempuan sialan, kamu pikir aku bisa tertipu dengan trik murahan seperti ini?""Bagiku kamu tidak ada bedanya dengan perempuan lain. Malah kamu itu murahan karena setidaknya mereka dibayar.""Apa kamu mau menipuku? Tidak akan berhasil!"Arum menyentuh pipinya. Air matanya mengalir. Dibandingkan rasa sakit di pipinya, rasa sakit di hatinya lebih perih.Marcus berkata kasar pada Arum dengan menyebut Arum itu perempuan murahan. "Marcus, apa aku mengatakan sesuatu yang salah?" tanya Arum. Sampai saat itu, dia belum mau melepaskan harapannya pada Marcus, "Apa kamu cemas membayangkan kebebasanmu akan hilang jika bersama denganku? Kalau begitu, jangan khawatir. Yang aku inginkan hanya nama. Aku tidak akan mempermasalahkan kalau kamu bertemu perempuan lain di luar sana.""Lagi pula, aku masih menjadi istri seorang wali kota."
Arum diseret keluar rumah oleh Axel. Di halaman sudah berkumpul orang-orang dari Keluarga Fu dan Ye. Keluarga Ye menunjuk ke langit. Sementara Keluarga Fu terlihat malu dan bersalah. Di atas langit, ada suara napas terengah-engah. Arum penasaran dengan apa yang dilihat orang-orang. Kemudian dia melihat ke atas. Matanya melebar. Di langit, terpampang seperti layar film yang dikendalikan oleh magis. Dari layar itu terdengar suara seperti dua orang sedang memadu kasih. Arum terkejut bukan main ketika melihat dirinya dan Marcus yang ada di dalam layar tersebut. Hal ini membuat orang-orang terpana. Jantung Arum hampir keluar dari tenggorokan. Pikirannya langsung buntu.Jangan-jangan itu tampilan kegiatan dia bersama Marcus semalam? Bagaimana mungkin bisa ditayangkan di langit seperti itu?!"Plak!"Axel menampar Arum dan berteriak, "Dasar iblis perempuan. Ternyata kamu main di belakangku!"Pipinya Arum jadi merah. Percuma saja dia menyangkal. Arum tidak bisa mengelak. Dia mem
Orang-orang terkejut mendengar ucapan Cameron. "Michael? Kenapa dengan Michael?""Ya. Michael kan sudah mati."Orang-orang bingung dengan ucapan Cameron. Kenapa Cameron menyebut nama Michael?"Kenapa tidak bisa?" tanya Cameron, "Setelah Marcus memperlakukan kita kemarin, itu memberiku sebuah ide."Axel mengerutkan dahi, "Coba jelaskan pada kami.""Meskipun Michael sudah mati, tapi dia sudah membuat orang-orang terpesona dengan kemampuannya di Puncak Gunung Qishan. Namanya sudah terkenal di Dunia Bafang," Dia tersenyum, "Kalau Marcus memanfaatkan kita untuk melebihi Michael, kenapa kita tidak bisa?""Michael masih memiliki status sebagai menantu Keluarga Fu. Memang dia sudah mati, tapi kita bisa memanfaatkan statusnya untuk mendapatkan uang," jelas Cameron. Penjelasan Cameron langsung membuat orang-orang tertarik. "Tapi hubungan Michael dengan kita buruk. Apalagi kita sudah mengkhianatinya. Bagaimana mungkin kita bisa memanfaatkan nama Michael?""Justru kita bisa melakukann
Tubuh Michael diselimuti cahaya kekuningan. Tubuh dan cahaya itu berdenyut pelan. Hati keluarga naga yang hampir retak nyaris tidak berfungsi lagi. Hati naga itu sebentar lagi akan hancur. Kemudian, seorang pria tua berjalan mendekati perisai energi Michael. Dia memegang botol di tangannya. Itu botol hijau. Pria tua itu menarik tutup botol dan menuangkannya ke perisai energi. Air botol hijau itu masuk ke dalam tubuh Michael. Begitu air itu masuk ke dalam tubuh Michael, tubuh Michael mengeluarkan cahaya kuning. Hati keluarga naga kering itu berdenyut kembali. Si pria tua itu mengerutkan kening. Dia melihat ada kekuatan aneh di tangan kiri Michael. "Apa itu?"Pria tua mengerutkan dahi. Dia bernama Saodi. Saodi berjalan lebih dekat. Ada kekuatan yang ingin keluar dari tangan Michael. Saodi melihat dengan lebih teliti. Pria tua itu terkejut ketika ada dua bola cahaya yang keluar dari cincin Michael. "Apa ini?" Seorang pria tua lainnya datang mendekat. Kalau Michael bangun
"Aku akan menarik energi Kuali Shennong!"Saodi menarik energi tersebut. Dari tangannya keluar energi yang cukup besar. Hal ini membuat kuali itu berputar lebih cepat. Boom!!Kuali Shennong berputar lebih kencang. Hal ini menimbulkan tanah berguncang. Bahkan pegunungan ikut berguncang. Di langit, muncul awan-awan tebal. Dari awan tersebut muncul pusaran energi berwarna ungu yang langsung menuju Kuali Shennong. Boom!!"Jiwa Pemadam Guntur Surgawi!""Kekuatan spiritual!"Seketika Pria Tua Buku dari Langit terbang mendekati Kuali Shennong. Dia menarik energi Kuali Shennong. Kemudian energi itu dialirkan kembali menuju kuali.Dengan begini, energi kuali bertambah kuat. Kuali Shennong memberikan energi lagi ke tubuh Michael. Energi itu memperbaiki bagian tubuh Michael yang rusak. Sel-sel tubuh yang rusak digantikan oleh sel baru. "Ini ...."Rahel mengamati kejadian itu dari jauh. Meskipun jauh, dia merasakan ledakan energi yang cukup besar. Rahel merasa kesulitan bernapa
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua