Tubuh Michael diselimuti cahaya kekuningan. Tubuh dan cahaya itu berdenyut pelan. Hati keluarga naga yang hampir retak nyaris tidak berfungsi lagi. Hati naga itu sebentar lagi akan hancur. Kemudian, seorang pria tua berjalan mendekati perisai energi Michael. Dia memegang botol di tangannya. Itu botol hijau. Pria tua itu menarik tutup botol dan menuangkannya ke perisai energi. Air botol hijau itu masuk ke dalam tubuh Michael. Begitu air itu masuk ke dalam tubuh Michael, tubuh Michael mengeluarkan cahaya kuning. Hati keluarga naga kering itu berdenyut kembali. Si pria tua itu mengerutkan kening. Dia melihat ada kekuatan aneh di tangan kiri Michael. "Apa itu?"Pria tua mengerutkan dahi. Dia bernama Saodi. Saodi berjalan lebih dekat. Ada kekuatan yang ingin keluar dari tangan Michael. Saodi melihat dengan lebih teliti. Pria tua itu terkejut ketika ada dua bola cahaya yang keluar dari cincin Michael. "Apa ini?" Seorang pria tua lainnya datang mendekat. Kalau Michael bangun
"Aku akan menarik energi Kuali Shennong!"Saodi menarik energi tersebut. Dari tangannya keluar energi yang cukup besar. Hal ini membuat kuali itu berputar lebih cepat. Boom!!Kuali Shennong berputar lebih kencang. Hal ini menimbulkan tanah berguncang. Bahkan pegunungan ikut berguncang. Di langit, muncul awan-awan tebal. Dari awan tersebut muncul pusaran energi berwarna ungu yang langsung menuju Kuali Shennong. Boom!!"Jiwa Pemadam Guntur Surgawi!""Kekuatan spiritual!"Seketika Pria Tua Buku dari Langit terbang mendekati Kuali Shennong. Dia menarik energi Kuali Shennong. Kemudian energi itu dialirkan kembali menuju kuali.Dengan begini, energi kuali bertambah kuat. Kuali Shennong memberikan energi lagi ke tubuh Michael. Energi itu memperbaiki bagian tubuh Michael yang rusak. Sel-sel tubuh yang rusak digantikan oleh sel baru. "Ini ...."Rahel mengamati kejadian itu dari jauh. Meskipun jauh, dia merasakan ledakan energi yang cukup besar. Rahel merasa kesulitan bernapa
Saodi mendorong Michael dengan satu tangan. Detik berikutnya, dia sudah di depan Michael. "Guru, kamu memang kuat tapi aku tidak lemah," ujar Michael dengan bersemangat. Dia mengelak ketika Saodi datang menyerang. Michael menemukan dirinya sekarang memiliki kekuatan yang lebih besar. "Jangan mengelak terus. Lawan!" bentak Saodi dengan kesal. Dia lalu meluncurkan tinjunya. Michael tidak mengelak lagi. Boom!Timbul ledakan!"Apa hanya segitu saja kekuatanmu?"Giliran Saodi yang mengelak dari serangan Michael. Dia kembali menyerang. Michael berusaha berkonsentrasi dan balas menyerang.Boom!!"Anak muda, apa kamu bisa mengalahkanku?" Saodi mendengus. Michael terlihat kesal. Kamu pikir bisa mengalahkanku? Kalau begitu, jangan salahkan aku kalau sampai bersikap kasar. "Bisa!" jawab Michael. Kali ini dia berhasil mendorong Saodi.Michael menjejakkan kakinya lebih kuat dan berkonsentrasi pada tinjunya. Belum sempat Saodi menyeimbangkan tubuhnya, Michael sudah ada di depan
Kekuatan tamparan orang itu cukup keras. Michael merasakan punggungnya perih. Sialan. Dia terlalu fokus bertarung dengan Saodi. Bagaimana mungkin dia melupakan bahwa ada kemungkinan orang lain selain mereka di tempat itu. Michael sama sekali tidak mengira. Sebelum Michael membalikkan badan, dia merasakan tubuhnya mengeluarkan energi yang bergejolak. Michael jadi bingung. Ada apa ini?"Raja Naga dan Harimau Hitam bersemayam di dadamu. Meskipun itu tubuhmu, kamu bisa merasakan kekuatan mereka. Naga menjadi sosok penyerang, sedangkan harimau adalah sosok bertahan. Bersama mereka, kamu menjadi tidak terkalahkan. Lalu ada Burung Phoenix di lenganmu. Itu bisa menjadi kekuatanmu. Jangan lupa, Kura-Kura Hitam akan melindungimu. Mereka semua akan membantumu," ujar Saodi sambil tersenyum. Michael mengangguk. Dia tahu sosok yang memukulnya barusan adalah Pria tua Dunia Buku dari Langit. Michael menghela napas. "Diam-diam menyerangku?" Michael menggertakkan gigi, "Menyerang diam-diam
Saodi tersenyum melihat wajah Michael yang kebingungan, "Aku sudah hidup cukup lama dan belum pernah melihat perempuan cantik. Michael, kupikir istrimu adalah perempuan paling cantik yang pernah aku lihat. Ternyata aku salah."Michael tidak mengerti. Ada perempuan yang lebih cantik dari Bella? Pam? Pam ada di sini? Jangan-jangan Rahel. Mustahil. Bagaimana mungkin Rahel ada di sini? "Michael itu mencintai Bella. Aku masih ingat itu. Kamu sudah salah mengira Michael. Tidak mungkin dia membawa perempuan lain selain Bella," Pria Tua Dunia Buku dari Langit berdecak. Michael tersenyum masam, "Guru, kita baru bertemu sekarang. Ucapanmu itu benar. Aku mencintai Bella dengan sepenuh hatiku. Jadi, siapa perempuan yang guru maksud?"Pria Tua Buku dari Langit tersenyum, "Michael, kamu itu jagoan yang bertempur dengan luar biasa, tapi ada perempuan cantik yang mengikutimu sendirian sampai ke sini. Aku pikir dia pantas kita undang makan malam."Michael jadi tambah bingung. "Dia ada di
Michael menatap Saodi dengan tatapan tidak percaya, "Guru ingin aku memasak untuk perempuan ini?"Saodi menjawab, "Kamu masak lagi. Aku akan menyiapkan kamar untuknya."Michael menatap Rahel dengan galak, "Berapa lama kamu akan tinggal di sini?"Apa guru sudah gila?!Saodi menyuruh Michael memasak untuk Rahel? Dia itu musuhnya!Michael berusaha membujuk gurunya, "Guru, dia itu ....""Tentu saja aku tahu. Michael, aku pikir keberadaannya akan membantumu.""Membantu? Dia pernah mencoba membunuhku ketika aku tidur," ujar Michael. "Tiga hari. Aku jamin dia akan membuatmu terkejut meskipun kamu menganggapnya musuh," Saodi menepuk pundak Michael. Michael terpana. Apa yang dimaksud Saodi barusan? Bagaimana Saodi tahu Michael membenci Rahel?! Rahel akan membuatnya terkejut?Michael tidak percaya. Di dalam pikirannya, perempuan itu hanya akan mendatangkan kesulitan. Namun, karena Saodi sudah berkata seperti itu, mau tidak mau Michael harus percaya. Michael kembali ke dapur dan m
Apa jangan-jangan perempuan itu mau membunuhnya tengah malam nanti?!Mungkin tidak. Kalau Rahel mau, dia bisa mencoba membunuh Michael sekarang juga. Kenapa harus tunggu tengah malam nanti? Lagi pula, ada Saodi di sini. Gurunya terlalu memandang remeh Rahel. Meskipun begitu, Michael tidak berani melawan perintah gurunya. Apakah tengah malam nanti Rahel akan membunuhnya?Michael menunggu dengan waspada. Sudah tengah malam, tapi tidak terjadi apa-apa. Pintu kamar Rahel tidak terbuka. Sepertinya memang tidak terjadi apa-apa. Michael membalikkan badannya. Dia tidak bisa tidur. Pikirannya penuh dengan skenario Rahel. Saat dia membuka matanya, Rahel sudah berdiri di ujung tempat tidur Michael. "Kamu mau apa?""Tiga temanmu, kondisi mereka baik-baik saja. Jangan cemas. Aku tidak menyakiti mereka. Sekarang mereka hidup dengan aman. Apa sekarang rasa penasaranmu sudah terjawab?" tanya Rahel dengan nada dingin. "Benarkah? Mereka baik-baik saja? Kalau begitu, lepaskan mereka," Mi
Mantra Empat Jiwa Laut Utara! Sihir kuno! Dulu Rahel mengejar Michael ke seluruh pelosok Gunung Qishan. Michael bahkan memaksanya masuk ke dalam makam. Jika melihat karakter Michael, dia tidak akan kabur kecuali terpaksa. Michael kali ini sangat mengkhawatirkan kemunculan Rahel, terutama dengan Pedang Xuanyuannya. Apa tujuan wanita ini sekarang? Apa dia salah minum obat? Dia baru saja mengajarkannya jurus baru. Ada hubungan apa dirinya dengan Rahel? Rahel bukan teman apalagi saudara. Dia hanyalah orang asing yang menganggapnya musuh. Tapi Michael tidak mempunyai waktu untuk memikirkannya karena kali ini Rahel sedang mengajarkan jurus baru lagi. Michael tidak peduli akan kekhawatirannya. Apa maksud Rahel mengajarinya jurus itu? Wanita memang susah ditebak!"Mantra Empat Jiwa Laut Utara dapat dibagi menjadi dua dan intinya bisa dibagi menjadi empat. Puncaknya, mantra tersebut dapat dibagi menjadi dua belas yang terdiri dari empat jiwa dan delapan jiwa. Sec
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua