Apa jangan-jangan perempuan itu mau membunuhnya tengah malam nanti?!Mungkin tidak. Kalau Rahel mau, dia bisa mencoba membunuh Michael sekarang juga. Kenapa harus tunggu tengah malam nanti? Lagi pula, ada Saodi di sini. Gurunya terlalu memandang remeh Rahel. Meskipun begitu, Michael tidak berani melawan perintah gurunya. Apakah tengah malam nanti Rahel akan membunuhnya?Michael menunggu dengan waspada. Sudah tengah malam, tapi tidak terjadi apa-apa. Pintu kamar Rahel tidak terbuka. Sepertinya memang tidak terjadi apa-apa. Michael membalikkan badannya. Dia tidak bisa tidur. Pikirannya penuh dengan skenario Rahel. Saat dia membuka matanya, Rahel sudah berdiri di ujung tempat tidur Michael. "Kamu mau apa?""Tiga temanmu, kondisi mereka baik-baik saja. Jangan cemas. Aku tidak menyakiti mereka. Sekarang mereka hidup dengan aman. Apa sekarang rasa penasaranmu sudah terjawab?" tanya Rahel dengan nada dingin. "Benarkah? Mereka baik-baik saja? Kalau begitu, lepaskan mereka," Mi
Mantra Empat Jiwa Laut Utara! Sihir kuno! Dulu Rahel mengejar Michael ke seluruh pelosok Gunung Qishan. Michael bahkan memaksanya masuk ke dalam makam. Jika melihat karakter Michael, dia tidak akan kabur kecuali terpaksa. Michael kali ini sangat mengkhawatirkan kemunculan Rahel, terutama dengan Pedang Xuanyuannya. Apa tujuan wanita ini sekarang? Apa dia salah minum obat? Dia baru saja mengajarkannya jurus baru. Ada hubungan apa dirinya dengan Rahel? Rahel bukan teman apalagi saudara. Dia hanyalah orang asing yang menganggapnya musuh. Tapi Michael tidak mempunyai waktu untuk memikirkannya karena kali ini Rahel sedang mengajarkan jurus baru lagi. Michael tidak peduli akan kekhawatirannya. Apa maksud Rahel mengajarinya jurus itu? Wanita memang susah ditebak!"Mantra Empat Jiwa Laut Utara dapat dibagi menjadi dua dan intinya bisa dibagi menjadi empat. Puncaknya, mantra tersebut dapat dibagi menjadi dua belas yang terdiri dari empat jiwa dan delapan jiwa. Sec
"Kamu lanjutkan berlatih,” ucap Saodi yang kemudian turun dari udara dan berjalan beberapa langkah mendekati Michael. Saodi tersenyum melihat Michael melongo, “Apa? bukankah dia sudah mengajarimu sesuatu? Kamu datang ke sini untuk mencuri ilmu?” "Apa yang kamu ajarkan padanya? Kelihatannya begitu dahsyat,” jawab Michael. "Apa kamu tadi tidak mendengarnya? Hidup abadi,” Saodi tersenyum lembut. "Aku tahu. Maksudku ....” "Api langit dan roda bulan bagaikan matahari dan bulan di surga dan bumi. Sementara hidup abadi adalah napas roh kehidupan dan kematian antara surga dan bumi. Tangan kirinya bisa menghancurkan dan tangan kanannya bisa bereinkarnasi,” Saodi tersenyum. Tangan kiri menghancurkan dan tangan kanan bisa bereinkarnasi? Bukankah itu sebuah kekuatan yang tak terkalahkan dan tidak biasa? Hidup dan mati ada di tangannya sendiri. "Nona Rahel cerdas dan tidak kalah denganmu. Aku hanya mengajarinya sebentar dan dia langsung bisa mengerti instruksiku. Aku percaya kali
Pada hari ini ….Di Kota Tianhu. Berita menyebar seketika karena sepak terjang Cameron yang cukup bagus. Banyak orang yang percaya dengan semua omongan Cameron. Kedua kota bisa bisa terhubung satu sama lain dan memiliki masa depan yang cerah setelah pasukan gabungan Keluarga Yefu memenangkan peperangan melawan Perguruan Harapan. Alasan ini dijadikan dasar oleh Cameron untuk menarik perhatian masyarakat Kota Tianhu dan menjadikan mereka pijakan untuk mendapat keuntungan. Selain Kota Huoshi, Kota Yegu juga secara resmi merenovasi hampir seluruh sudut kota yang hangus. Mereka mengundang orang-orang dan pahlawan dari kota ramah terdekat ke dalam kota sebagai pemikat kejayaan masa lalu Kota Huoshi. Michael terbunuh. Dan Keluarga Fu menyebarkan berita untuk mencela Paviliun Dewa Pengobatan dan Laut Abadi. Berita tersebut memang memberi dampak pada Paviliun Dewa Pengobatan, tapi pertempuran yang menewaskan Michael ini masih memberi kebanggaan bagi Paviliun Dewa Pengobatan dan Laut
Fajar menyingsing! Nolan sangat lelah hingga dirinya tidak bisa pergi jauh dari rumah jerami yang reyot itu. Semalam, dia tidak bisa tidur karena rasa sakit di seluruh tubuhnya dan kekhawatiran di hatinya yang terus mengganggu pikirannya. Hari mulai malam tapi Danu masih juga belum datang. "Tidurlah. Kita akan pergi ke Pulau Xianling malam ini,” Mira perlahan menepuk pundak Nolan untuk menenangkan. Nolan mengangguk. Dia tahu dia harus tegar menghadapi semua ini meskipun dia enggan mempercayainya. Tidak seharusnya Danu yang mengendarai Naga Unicorn masih juga belum kembali dalam dua hari. Pada awal kerusuhan, banyak murid di penginapan tidak siap dengan serangan lawan sehingga mereka mati bergelimpangan. Sebagian dari mereka yang mulai menyadari ada serangan, berusaha menembus kepungan dan melarikan diri dari Kota Tianhu dengan luka di sekujur tubuh di bawah perlindungan para seniornya. Saat itu, Danu yang terluka memaksa untuk membawa serta Naga Unicorn yang juga s
Suara ledakan membuat mereka yang telah bersiap rapi menjadi kalang kabut. Selusin orang langsung memasang kuda-kuda dan membungkuk waspada sambil memperhatikan sekitar. "Apa mungkin orang-orang dari Kota Yegu menemukan kita?” "Sial! Mengapa orang-orang ini menghantui kita?” "Kalian jangan panik. Aku akan mundur ke belakang jika sesuatu terjadi nanti agar kalian bisa pergi terlebih dahulu,” bisik Nolan untuk menenangkan pasukannya. Mira dan Sheila saling berpandangan satu sama lain kemudian bergegas ke luar. "Ikuti aku!” Nolan melambaikan tangan besarnya. Dia memimpin pasukan yang mengikutinya. Mereka semua memperhatikan sekitar saat sampai di tanah kosong. Namun yang terlihat hanyalah kegelapan yang mencekam tanpa ada pergerakan sedikit pun. Kota Houshi yang belasan mil jauhnya tampak terang benderang. Nolan dan kelompoknya dapat mendengar suara tawa penduduk kota di malam yang hening itu. Sepertinya bukan anak buah Marcus yang datang mendekati mereka. Sebuah su
Napas Nolan seakan berhenti begitu mendengar ucapan Danu. Dia menatap Danu dengan gugup, “Benarkah?” "Aku dan Naga Unicorn tidak langsung menuju ke sini setelah kami berhasil melarikan diri karena kami mendengar sebuah kabar di tengah perjalanan,” ungkap Danu. "Delapan ribu mil ke arah barat laut, ada sebuah gunung yang bernama Gunung Naga Terperangkap. Sebuah cerita legenda menceritakan ada seekor naga api merah yang terperangkap di gunung tersebut dari sejak dahulu kala. Naga api ini sangat jahat. Dia terlahir dari pasangan naga kuno dan ular ajaib. Tubuh naga tersebut terbuat dari batu, darahnya terdiri dari plasma, napasnya panas membara dan muntahnya mengeluarkan api. Saat naga tersebut melintas, api tidak akan padam selama tiga hari. Naga itu sangat kuat.” "Puluhan ribu tahun lalu, si naga melakukan banyak kejahatan hingga akhirnya dia dikurung di Gunung Naga Terperangkap oleh salah satu dewa yang membelenggunya dengan tangannya sendiri hingga si naga tidak dapat pergi
Michael dan Rahel berpisah satu sama lain di hadapan Saodi. Tubuh mereka berdua berkilauan cahaya emas. Aliran energi berputar di antara mereka yang membuat mereka bagai pria emas dan putri giok di angkasa dan juga dewa perang dan putri kerajaan. "Satu hari belajar dan dua hari berlatih tidak akan cukup untuk orang lain mempelajari ilmu yang kalian pelajari. Tapi untuk kalian berdua, aku percaya sudah cukup meskipun sebenarnya belum terlalu cukup. Benar?” Saodi tersenyum lembut. Rahel melirik Michael dan berkata dengan sopan, “Terima kasih atas ilmu yang telah kamu ajarkan. Leluhurku pasti bangga karena aku telah melampaui harapan leluhurku.” Rahel kembali menatap Michael. Meskipun sikap mereka dingin satu sama lain tapi jelas sekali mereka memiliki harapan yang sama. Michael memandang rendah Rahel dan berkata dingin, “Aku bukan orang berbakat. Aku hanyalah orang biasa yang berusaha keras belajar dengan sebaik mungkin. Orang yang bekerja keras jauh lebih baik daripada
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua