Cameron tersenyum lebar, "Tentu saja."Stephen tidak punya pilihan lain selain menggelengkan kepala. Kemudian dia berdiri, "Aku akan menjemputnya."Stephen pun berjalan keluar."Benarkah yang diucapkan Stephen? Ada sosok yang lebih berkuasa dibanding Pam? Kalau itu benar, buat apa kita tanya Pam? Lihat dia. Dari tadi dia diam saja sambil melihat pot di tangannya," ujar salah satu tetua mengejek Pam. Pam masih bisu. Dia terus menatap pot di tangannya.Kemudian Stephen kembali. Tapi dia masih sendirian. "Guru Stephen, bagaimana?" Cameron sudah tidak sabar ingin mendengar jawaban."Ah, aku sudah bertanya, tapi dia tidak mau memberikan komentar karena masih sibuk makan," Stephen tersenyum misterius. "Itu ...." Cameron tidak bisa berkata-kata. Dia menatap para tetua.Itu tidak masalah. Mereka yakin penawaran itu akan diterima. Dengan begitu, mereka bisa melebarkan sayap Keluarga Yefu. Kemudian mereka berpikir bisa mengusir Michael dan memperkaya keluarga mereka. Sekali dayung,
"Kenapa ... kenapa Michael ada di sini?" Salah satu tetua Keluarga Fu terpana. Kemudian dia menatap Stephen dan bertanya dengan nada dingin, "Apa maksudnya semua ini?""Apa jangan-jangan Michael adalah orang yang kamu maksud? Pemimpin Perguruan Harapan yang asli?" tanya salah satu satu tetua. Terdengar ada orang lain yang menyanggah, "Belum tentu Michael. Aku dengar ada juga si Penyihir Laut.""Aku tidak heran kalau ada Penyihir Laut. Kalau Penyihir Laut yang menjadi pemimpin perguruan, tentu itu sudah menjadi berkah tersendiri."Orang–orang jadi tambah berisik. Mereka memperdebatkan siapa pemimpin Perguruan Harapan yang asli. Stephen tersenyum masam dan menggelengkan kepala. Dia masuk ke dalam gang kecil itu. Cameron dan lainnya menyusul. Saat Cameron berjalan di belakang Stephen, ada yang melemparinya dengan batu. Batu tersebut memantul ke dinding. Michael tersenyum ketika Cameron celingukan mencari siapa yang melemparinya batu. Kemudian Cameron menggertakkan gigi. Sudah
Cameron terdiam.Para tetua menatap Cameron dengan ragu-ragu. Mereka menunggu tindakan apa yang dilakukan oleh Cameron. Cameron yang merasa marah, mencoba menarik napas. Berbeda dengan Arum yang terlihat kesal, Cameron tersenyum. Nolan tertawa dan berkata, "Sialan, benar-benar anjing. Sudah diberi ancaman, dia langsung menyembunyikan ekornya."Ucapan Nolan membuat orang-orang di sekeliling Michael tertawa. Para tetua tidak bisa berkata-kata dan merasa malu. Kesombongan yang mereka tunjukkan sebelumnya menjadi luntur. Sikap Cameron sudah mewakili semuanya. Orang-orang terkejut ketika Cameron menundukkan kepalanya. Di Kota Tianhu, semua orang tahu reputasi Cameron. Cameron sudah memenangkan pertempuran sebelumnya dengan Paviliun Dewa Pengobatan. Dia adalah selebriti. Namun, sekarang dia menundukkan kepala di depan anak muda. Dia dimarahi seperti anjing dan Cameron tidak berani melawan. Malahan dia menyembunyikan ekornya. "Ya ampun, siapa anak muda ini? Bagaimana dia bisa ma
"Michael, aku sudah cukup bersabar dengan merendahkan diri seperti ini. Kamu jangan keterlaluan," Cameron berusaha untuk sabar. Kalau tidak, mau ditaruh di mana mukanya?!Michael mengejek, "Kamu ingin mengancamku? Percayalah, aku tidak hanya membiarkanmu belajar menyalak seperti anjing, tapi aku juga akan mengajarkanmu buang air seperti anjing.""Kamu!!" teriak Cameron. "Berteriaklah sesukamu. Kalau kamu sudah tidak sabar, pergilah. Kalau kamu ingin bersaing dengan kami, silakan saja," Michael menepuk pundak Cameron dan tertawa, "Bagaimana Paviliun Dewa Pengobatan bisa kalah? Ingat baik-baik. Aku bisa mengalahkan mereka. Menurutmu aku bakal takut denganmu?"Cameron terdiam. Dia melihat bagaimana sepak terjang Michael di medan pertempuran. Cameron tahu kemampuan bela diri Michael itu tinggi. Mungkin alasan inilah yang membuat Perguruan Harapan menerima Michael. Kalau begitu, jika Perguruan Harapan berada di tangan Michael, bagaimana dengan rencana yang sudah Cameron buat? Lawan
Arum terkejut merasakan tatapan Michael. Cameron sangat marah. Dia menatap Michael dengan pandangan tidak percaya, “Michael, apa yang ingin kamu lakukan?” "Apa yang aku lakukan? Cameron, aku tidak peduli kamu menghina dan mempermalukanku. Tapi apa kamu pikir aku akan diam saja seolah-olah kamu tidak pernah melakukan apa pun padaku?” Michael tersenyum dingin. Semburat cahaya dingin di mata Michael membuat Cameron merinding. “Tapi jangan khawatir, aku tidak berencana membalas dendam dalam waktu dekat. Aku catat dulu semua kesalahanmu. Dan aku tambahkan juga bunga atas semua perbuatanmu.” "Panggil Arum,” ujar Michael dingin. Cameron takut sekaligus marah. Dia ingin sekali memalingkan wajahnya tapi tidak berani karena dia tidak dapat menanggung risikonya. Namun satu hal yang dia yakini, hasilnya hanya satu seandainya Perguruan Harapan tidak berdiri di pihaknya. Keluarga Yefu akan sangat lemah dan bahkan tidak akan bisa selamat tak peduli dia menang ataupun kalah. "Michael,
Telapak tangan Axel bengkak dan sakit. Bisa dibayangkan seberapa dalam tanda yang ditinggalkannya di wajah Arum.Tubuh Axel gemetar. Dia melirik Michael dengan penuh ketakutan. Kemudian dia menatap Arum dengan tatapan dingin, “Apa yang kamu tunggu? Cepat jalan!” Arum memandang Axel dengan heran, “Apa yang kamu katakan? Kamu menyuruhku pergi? Axel, apa kamu gila? Aku ini istrimu!” "Dulu,” Axel tidak ingin lagi membahas masalah ini. Wajah Arum geram melihat sikap Axel. Dia berjalan cepat ke arah Axel dan menariknya seperti seorang wanita gila. Dia berteriak marah, “Axel, kamu ini pria macam apa? Semua orang tahu dia ingin mempermalukan istrimu di depan banyak orang. Tapi mengapa kamu menyuruhku pergi?” "Jika ada seseorang yang ingin tidur denganku, kamu juga harus menyuruhku pergi!” Arum seperti perempuan jahat. Dia sangat kurang ajar dan besar kepala. Dia mengerti apa yang arti ‘dulu’ yang diucapkan Axel. Dan kini, dia tidak peduli dengan penampilan buruknya. Arum i
Sheila sudah tidak tahan lagi dengan omong kosong Arum. Dia langsung melepas sepatunya dan menggunakannya untuk menyumpal mulut Arum. Kemudian dia menyerahkan sepatu sebelahnya pada Rosie. Rosie terkejut. Dia menerima sepatu Sheila sambil gemetar dan sedikit ketakutan. Namun, saat dia mengingat betapa buruk perlakuan Arum padanya selama ini, dia menggertakkan giginya dan memukulkan sepatu Sheila pada wajah Arum. "Plak!"Semua orang terkejut! Para tetua Keluarga Yefu memalingkan wajah mereka karena tidak sanggup melihatnya langsung. Wajah Axel tersentak. Dia dapat merasakan betapa sakitnya tertampar oleh sol sepatu dari kejauhan. Air mata kesakitan Arum mengalir deras dari matanya. Keisya dan Sheila terkesiap. Siapa yang bisa menyangka Rosie yang terlihat lemah bisa memukul Arum dengan sepatu Sheila yang solnya jauh lebih kuat dari sepatu orang lain? Rosie tampak sedikit tidak terkendali. Dia tidak tahu seberapa kuat pukulannya karena kegugupannya. Rosie t
Istri wali kota dihajar habis-habisan dan pemimpin keluarga menunduk bagai anjing di hadapan seorang pria. Dan pria tersebut adalah Michael yang mendeklarasikan diri sebagai Pria Misterius. Kini gosip yang sulit dipercaya menjadi topik panas yang digunjingkan seluruh penduduk Kota Tianhu. Dari mulai jagoan sampai orang biasa membahasnya tanpa mengenal tempat, baik di tempat tertutup maupun di tempat umum. Kabar tersebut meledak di seluruh Kota Tianhu tanpa bisa dibendung. Banyak jagoan yang sebelumnya bergabung dengan pasukan Keluarga Yefu menunggu di depan penginapan tempat Michael menginap setelah mendengar Kelompok Misterius datang ke Kota Tianhu. Mereka berharap bisa bergabung dengan Kelompok Misterius. Tidak ada satu pun dari mereka yang berani menunggu di luar pada malam hari seperti di awal. Kini semuanya berbaris di siang bolong. "Kalah, kalah. Kalah telak.” Kediaman Keluarga Ye.Wajah Arum yang bengkak sudah dua kali dikompres dengan kantung es oleh pela
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua