"Gila, aku melihat Cameron dan Arum seperti anjing. Aku harus akui itu keren sekali,” Nolan yang sedang berkumpul di meja utama tertawa lepas. Nolan akhirnya menemukan kepuasan hari ini setelah menahan dendamnya selama bertahun-tahun di penjara gelap bawah tanah. "Tapi Michael, aku pikir akan lebih sempurna jika kamu siksa Cameron sampai akhir,” Mira tersenyum. "Ya, jangan biarkan Perguruan Harapan memberi jalan pada mereka. Kita seharusnya cekik leher mereka sampai hancur ke akar-akarnya. Bukankah itu lebih menyenangkan?” Nolan juga mengangguk. Nolan senang dengan tindakan Michael hari ini tapi dia masih kurang puas dengan hasil akhirnya. Menurutnya Nolan, akan lebih memuaskan jika menghabisi Cameron hingga terkapar di tanah karena Cameron tidak henti-hentinya menipu. Kedua, dia sangat memahami karakter dua keluarga yang tergabung dalam Keluarga Yefu. Dua kota itu akan sulit menyatu dengan cepat. Michael tersenyum dan memandang Nolan. Dia mengangkat tangannya kemudi
Michael langsung menengok ke belakang begitu mendengar keributan di depan pintu. Di gerbang, belasan orang berpakaian serba putih saling mendorong dengan orang-orang yang telah berbaris. Orang-orang yang telah lama mengantri protes keras sementara mereka yang berpakaian serba putih tidak bicara sedikit pun. Mereka mencoba menahan semua orang untuk mengawal seorang pria paruh baya tepat ke depan pintu. Para pengikut Kelompok Misterius yang sedang berkumpul di ruang dalam langsung menarik pedang dan berdiri. Michael melambaikan tangannya pada semua orang untuk tetap tenang. "Siapa di antara kalian yang bernama Tuan Michael?” tanya si pria paruh baya berpakaian putih. "Aku,” jawab Michael lembut. "Tuan, mohon datang ke rumah kami untuk bicara sebentar,” pinta si pria paruh baya dengan penuh hormat. Nolan yang duduk di samping kiri Michael berbisik tanpa menunggu Michael menjawab pertanyaan si pria paruh baya, “Michael, jangan pergi. Hati-hati tipuan.” "Ya. Aku mendug
Siapa dia?! Di lihat dari belakang, rambutnya panjang tergerai dan tubuh bagian bawahnya yang dibalut gaun berwarna hijau tampak begitu anggun. Michael bisa dengan mudah memastikan kalau orang tersebut seorang wanita cantik walaupun hanya melihat bagian belakangnya saja. Dengan diiringi belaian sitar dan pemandangan danau, wanita tersebut hidup di sebuah negeri dongeng yang tidak mengenal kembang api seperti di bumi. Michael tidak memiliki pilihan lain. Dia hanya bisa tersenyum pahit sambil mengingat-ingat apakah dia mengenal wanita itu. Namun setelah berusaha keras mengingat, sepertinya dia tidak pernah mengenal wanita tersebut. Michael hanya bisa tersenyum pahit dan berjalan menuju paviliun setelah porter kursi tandu dan para pria berpakaian putih berhenti di tempat yang sama. Danaunya berwarna hijau dan airnya jernih. Ikan berwarna-warni berenang berkelompok. Pemandangannya sungguh menyejukkan mata. Michael berjalan perlahan ke tengah paviliun dengan diiringi lantuna
Sissy menjulurkan lidahnya dan berkata, “Aku tidak peduli. Aku ingin mendengarkan ceritamu. Ceritamu lebih menarik dari apa pun.” Michael pun menceritakan secara garis besar apa yang terjadi padanya pada Sissy. Bagi Michael, Sissy merupakan salah seorang yang membantu menyelamatkan hidupnya. Michael tidak akan mendapatkan baju zirah jika Sissy tidak menghentikan Gery. Dan bahkan hidupnya akan berakhir tanpa bantuan Sissy. Michael akan memperlakukan orang yang telah mempertaruhkan nyawa untuknya dengan sepenuh hati. Dia pun tidak menyembunyikan apa pun pada Sissy. Sissy gelisah sepanjang mendengarkan cerita Michael. Hatinya bergejolak mendengar begitu berliku dan aneh kisah hidup Michael. Dia tidak dapat membayangkan pasang surut kehidupan Michael. Kadang kala seseorang beruntung bertemu dengan orang-orang penting dan pengalaman-pengalaman penting. Sering pula nyawa seseorang dipertaruhkan oleh rencana yang telah dibuatnya diam-diam. Michael tidak dapat menahan ta
Di kediaman Keluarga Wang. Tommy masih duduk terpaku di teras dengan permainan caturnya dengan ditemani awan putih dan angin sepoi-sepoi. Di hadapannya, Donny tampak gelisah. Tatapan matanya melayang ke luar pintu walaupun tangannya memegang bidak catur. Jelas sekali dirinya tidak fokus dengan permainannya. Tommy tersenyum lembut dan berkata, “Siapa pun yang tidak jagoan bermain catur, akan kalah.” Donny menunduk. Permainan catur Donny masih belum mati tapi Donny tidak tahu harus melangkahkan bidaknya ke mana. Dia bingung dikepung oleh bidak catur ayahnya. "Oh Ayah, aku tidak selera bermain catur. Aku sedang menunggu kabar dari Sissy, kamu ....” Donny mendesah tak berdaya. Donny cemas seperti seekor semut dalam wajan panas. Dia gelisah hingga tidak nyaman dengan semua yang dilakukannya, tapi ayahnya memaksanya bermain catur. "Aku sudah sering memberitahumu untuk selalu sabar kalau ingin mendapat apa yang kamu inginkan. Setelah kamu berusaha sebaik mungkin, kamu tidak
Seri!"Haha, aku tidak berbakat dalam permainan ini. Lihat saja, aku tidak dapat menyelesaikannya. Permainan ini sulit sekali,” Michael malu. Dia mengakui kehebatan permainan catur Tommy hingga dia harus mencoba segala macam cara untuk melawannya. Michael harus memeras otak karena semua langkah berbahaya dan membingungkan yang bisa digunakan Michael dapat dibaca oleh Tommy. Tommy menjaga langkah Michael dengan tenang tanpa memberi kesempatan untuk lolos sama sekali padanya. "Tidak, tidak, tidak. Kamu terlalu rendah hati. Kamu bisa melalui permainan yang hampir kalah seperti ini dan membalikkan dunia. Meskipun aku masih memiliki kesempatan tapi aku tidak dapat melangkah. Kamu memenangkan permainan dan aku kalah,” Tommy tersenyum pahit sambil menggelengkan kepala. Tommy tersenyum kemudian menatap putranya, Donny. Dia berkata, “Pantas saja Paviliun Dewa Pengobatan akhirnya kalah berhadapan dengan orang secerdas dan sebijaksana seperti dia meskipun mereka memiliki banyak peluang.
Para pelayan menutup tirai yang mengeliling ruang makan dari luar. Ruang makan pun menjadi gelap. Tommy bersandar di lengan Michael dan memberi isyarat pada Michael untuk melihat rolet. Michael terkejut melihat cahaya biru redup di sekeliling rolet saat ruangan menjadi gelap. Tommy kemudian mencoba keberuntungannya dan kalah. "Wow!"Sebuah lingkaran di lapisan paling dalam rolet berputar perlahan. Cahaya biru mengikuti perputaran rodanya hingga membentuk seperti naga biru. Naga biru kecil tanpa diduga memisahkan diri dari lingkaran paling dalam dan naik ke lingkaran luar roda saat rolet berputar semakin cepat. Rolet perlahan berhenti berputar segera setelah Tommy menahan kekuatannya. Naga biru pun berubah menjadi cahaya dan bayangan dan akhirnya menghilang sepenuhnya bersamaan dengan berhenti berputarnya rolet. Alis mata Michael naik turun. Apa ini? Dia pikir rolet tersebut hanyalah barang antik biasa, tapi ternyata energi spesial yang sangat aneh terpancar dari
Tanda Kapak Pangu.Tanda yang bercahaya di tengah lubang rolet sama persis dengan tanda Kapak Pangu di keningnya. Michael tidak pernah melihat tanda ini di tempat lain kecuali pada Peach dan ahli waris Pangu lainnya. Apakah ada hubungannya antara rolet ini dengan Pangu?! "Ah!"Tommy mengambil kembali energinya dari tangan Michael. Michael tidak tahu apakah dirinya masih bisa menahannya jika Tommy menghentikan kekuatannya karena tadi saja Tommy sudah tidak mampu bertahan lama menghidupkan naga biru. Meskipun piring naga tidak menarik perhatian tapi dia membutuhkan banyak sekali dorongan kekuatan untuk tetap hidup. Tommy hampir menyia-siakan seluruh kemampuan di hidupnya hanya untuk naga biru. Michael terkejut naga biru tidak berubah meskipun Tommy telah menarik tangannya. Namun setelah Michael pikir-pikir, Keluarga Wang tinggal di Kota Tianhu. Desa Wuyou juga berada di Kota Tianhu. Sepertinya hal yang normal jika Keluarga Wang menemukan sesuatu yang berhubunga