Di kediaman Keluarga Wang. Tommy masih duduk terpaku di teras dengan permainan caturnya dengan ditemani awan putih dan angin sepoi-sepoi. Di hadapannya, Donny tampak gelisah. Tatapan matanya melayang ke luar pintu walaupun tangannya memegang bidak catur. Jelas sekali dirinya tidak fokus dengan permainannya. Tommy tersenyum lembut dan berkata, “Siapa pun yang tidak jagoan bermain catur, akan kalah.” Donny menunduk. Permainan catur Donny masih belum mati tapi Donny tidak tahu harus melangkahkan bidaknya ke mana. Dia bingung dikepung oleh bidak catur ayahnya. "Oh Ayah, aku tidak selera bermain catur. Aku sedang menunggu kabar dari Sissy, kamu ....” Donny mendesah tak berdaya. Donny cemas seperti seekor semut dalam wajan panas. Dia gelisah hingga tidak nyaman dengan semua yang dilakukannya, tapi ayahnya memaksanya bermain catur. "Aku sudah sering memberitahumu untuk selalu sabar kalau ingin mendapat apa yang kamu inginkan. Setelah kamu berusaha sebaik mungkin, kamu tidak
Seri!"Haha, aku tidak berbakat dalam permainan ini. Lihat saja, aku tidak dapat menyelesaikannya. Permainan ini sulit sekali,” Michael malu. Dia mengakui kehebatan permainan catur Tommy hingga dia harus mencoba segala macam cara untuk melawannya. Michael harus memeras otak karena semua langkah berbahaya dan membingungkan yang bisa digunakan Michael dapat dibaca oleh Tommy. Tommy menjaga langkah Michael dengan tenang tanpa memberi kesempatan untuk lolos sama sekali padanya. "Tidak, tidak, tidak. Kamu terlalu rendah hati. Kamu bisa melalui permainan yang hampir kalah seperti ini dan membalikkan dunia. Meskipun aku masih memiliki kesempatan tapi aku tidak dapat melangkah. Kamu memenangkan permainan dan aku kalah,” Tommy tersenyum pahit sambil menggelengkan kepala. Tommy tersenyum kemudian menatap putranya, Donny. Dia berkata, “Pantas saja Paviliun Dewa Pengobatan akhirnya kalah berhadapan dengan orang secerdas dan sebijaksana seperti dia meskipun mereka memiliki banyak peluang.
Para pelayan menutup tirai yang mengeliling ruang makan dari luar. Ruang makan pun menjadi gelap. Tommy bersandar di lengan Michael dan memberi isyarat pada Michael untuk melihat rolet. Michael terkejut melihat cahaya biru redup di sekeliling rolet saat ruangan menjadi gelap. Tommy kemudian mencoba keberuntungannya dan kalah. "Wow!"Sebuah lingkaran di lapisan paling dalam rolet berputar perlahan. Cahaya biru mengikuti perputaran rodanya hingga membentuk seperti naga biru. Naga biru kecil tanpa diduga memisahkan diri dari lingkaran paling dalam dan naik ke lingkaran luar roda saat rolet berputar semakin cepat. Rolet perlahan berhenti berputar segera setelah Tommy menahan kekuatannya. Naga biru pun berubah menjadi cahaya dan bayangan dan akhirnya menghilang sepenuhnya bersamaan dengan berhenti berputarnya rolet. Alis mata Michael naik turun. Apa ini? Dia pikir rolet tersebut hanyalah barang antik biasa, tapi ternyata energi spesial yang sangat aneh terpancar dari
Tanda Kapak Pangu.Tanda yang bercahaya di tengah lubang rolet sama persis dengan tanda Kapak Pangu di keningnya. Michael tidak pernah melihat tanda ini di tempat lain kecuali pada Peach dan ahli waris Pangu lainnya. Apakah ada hubungannya antara rolet ini dengan Pangu?! "Ah!"Tommy mengambil kembali energinya dari tangan Michael. Michael tidak tahu apakah dirinya masih bisa menahannya jika Tommy menghentikan kekuatannya karena tadi saja Tommy sudah tidak mampu bertahan lama menghidupkan naga biru. Meskipun piring naga tidak menarik perhatian tapi dia membutuhkan banyak sekali dorongan kekuatan untuk tetap hidup. Tommy hampir menyia-siakan seluruh kemampuan di hidupnya hanya untuk naga biru. Michael terkejut naga biru tidak berubah meskipun Tommy telah menarik tangannya. Namun setelah Michael pikir-pikir, Keluarga Wang tinggal di Kota Tianhu. Desa Wuyou juga berada di Kota Tianhu. Sepertinya hal yang normal jika Keluarga Wang menemukan sesuatu yang berhubunga
"Ada masalah apa?” Bella duduk perlahan di samping Michael. Tangan lembutnya memijat pundak Michael dengan lembut. Michael tersenyum dan menengok ke belakang. Hanya Bella satu-satunya di dunia ini yang bisa membuat Michael tetap tenang meskipun dirinya diganggu saat berpikir dengan serius. "Tidak ada.” "Baiklah. Tapi aku lihat, kamu terus memperhatikan benda itu sejak kamu kembali dari rumah Keluarga Wang. Bahkan kamu tidak membalas ucapan selamat malam Hanna saat dia mengucapkannya padamu,” Bella sedikit mengomel sambil tersenyum. Michael langsung merasa bersalah. Dia menatap putrinya yang telah tidur pulas dan berkata, “Maaf, aku sepertinya terlalu fokus pada benda ini. Aku akan minta maaf pada Hanna besok.” "Hmm, Hanna tidak akan marah padamu. Dia tahu kamu sibuk. Dia memintaku memberitahumu agar kamu menjaga kesehatanmu sebelum dia tidur,” Bella tertawa. Hati Michael terasa hangat. Michael selalu menganggap Hanna sebagai jaket empuk kecilnya. "Jadi, apa masa
Di Istana Paviliun Dewa Pengobatan. Istana Paviliun Dewa Pengobatan sekilas terlihat seperti istana kerajaan yang dibangun dengan dana yang besar di atas ribuan hektar tanah. Namun istana tersebut kini tampak suram meskipun dibangun dengan sangat megah. Pasukan Paviliun Dewa Pengobatan menderita kekalahan telak! Walaupun kekalahannya tidak fatal tapi traumatis. Reputasi mereka hancur berantakan. Hari ini, para elit Laut Abadi berkumpul di luar aula utama Paviliun Dewa Pengobatan. Di dalam aula, terdengar suara meja dan kursi saling beradu. Theo sangat marah, “Huw, kamu ingin aku melaporkan apa padamu? Seluruh pasukan yang berjumlah hampir 300.000 orang kalah dalam pertempuran. Seperti itu? Apa kamu yakin kamu pantas menjadi salah satu dari tiga dewa?” "Kamu tahu siapa lawanmu? Hmm ... Sekumpulan massa. Jangan takut kalah. Apa maksudmu melibatkan Laut Abadi? Theo memimpin sendiri ratusan ribu pasukan Laut Abadi untuk membantunya berperang. Namun, saat dia sa
Theo mengernyit seketika, “Apa penting memberitahunya?” "Ada begitu banyak hal aneh yang terjadi di sekitar Michael. Kamu akan menerima konsekuensi tak berkesudahan jika tidak menghentikannya dari sekarang,” Roby mengingatkan. Theo mengangguk. Terakhir kali Michael terluka parah tapi tidak mati. Kali ini, dia menaklukan pasukan Paviliun Dewa Pengobatan di markasnya sendiri. Bisa jadi nanti Michael akan menghabisi Laut Abadi. Mereka harus melakukan sesuatu untuk menjaga keutuhan wilayah kekuasaannya. Marcus tiba-tiba berkata, “Pemimpin Ao, kami memang kalah kali ini tapi tidak sepenuhnya kalah.” "Tidak sepenuhnya kalah bagaimana menurutmu? Semoga saja kamu benar-benar mempunyai strategi jitu untuk melawan Michael dan bukan hanya omong kosong,” ejek Jenderal Chen. Marcus hanya bisa menggertakkan gigi tanpa berani melawan. Huw juga tidak puas akan apa yang dilakukan Marcus. Theo menatap semua orang satu per satu. Kemudian pandangan terakhirnya ditujukan pada Ma
Pam berdiri di depan Michael."Bisakah kamu menyelamatkan buah ginseng?" Pam menatap Michael dengan raut wajah sedih. Dia memegang pot di tangannya. Meskipun cantik, wajah Pam terlihat pucat. Matanya tetap mempesona, tapi sayang ada lingkaran hitam terlihat jelas di bawahnya. Michael merasa sedih melihat kondisi Pam seperti itu. Dia mencoba memberi nasehat, "Buah ginseng sudah mati. Kamu jangan sedih terus. Kami tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu kamu berubah. Apa kamu mau menunggu buah ginseng hidup kembali tanpa tahu kapan itu akan terjadi?"Michael tahu sepanjang hari Pam hanya menatap potnya. Michael hampir gila melihat kondisi Pam seperti itu. Ada orang-orang yang dari luar seperti tidak peduli, tapi dalam hatinya mereka sebenarnya adalah orang yang sangat lembut. Pam adalah tipe orang seperti itu. "Bisakah kamu menolongku?" Pam mendesak Michael. Michael tersenyum sedih, "Bagaimana mungkin aku tidak mau menolongmu? Kamu adalah kakak seperguruanku. Bella sudah men