Di Istana Paviliun Dewa Pengobatan. Istana Paviliun Dewa Pengobatan sekilas terlihat seperti istana kerajaan yang dibangun dengan dana yang besar di atas ribuan hektar tanah. Namun istana tersebut kini tampak suram meskipun dibangun dengan sangat megah. Pasukan Paviliun Dewa Pengobatan menderita kekalahan telak! Walaupun kekalahannya tidak fatal tapi traumatis. Reputasi mereka hancur berantakan. Hari ini, para elit Laut Abadi berkumpul di luar aula utama Paviliun Dewa Pengobatan. Di dalam aula, terdengar suara meja dan kursi saling beradu. Theo sangat marah, “Huw, kamu ingin aku melaporkan apa padamu? Seluruh pasukan yang berjumlah hampir 300.000 orang kalah dalam pertempuran. Seperti itu? Apa kamu yakin kamu pantas menjadi salah satu dari tiga dewa?” "Kamu tahu siapa lawanmu? Hmm ... Sekumpulan massa. Jangan takut kalah. Apa maksudmu melibatkan Laut Abadi? Theo memimpin sendiri ratusan ribu pasukan Laut Abadi untuk membantunya berperang. Namun, saat dia sa
Theo mengernyit seketika, “Apa penting memberitahunya?” "Ada begitu banyak hal aneh yang terjadi di sekitar Michael. Kamu akan menerima konsekuensi tak berkesudahan jika tidak menghentikannya dari sekarang,” Roby mengingatkan. Theo mengangguk. Terakhir kali Michael terluka parah tapi tidak mati. Kali ini, dia menaklukan pasukan Paviliun Dewa Pengobatan di markasnya sendiri. Bisa jadi nanti Michael akan menghabisi Laut Abadi. Mereka harus melakukan sesuatu untuk menjaga keutuhan wilayah kekuasaannya. Marcus tiba-tiba berkata, “Pemimpin Ao, kami memang kalah kali ini tapi tidak sepenuhnya kalah.” "Tidak sepenuhnya kalah bagaimana menurutmu? Semoga saja kamu benar-benar mempunyai strategi jitu untuk melawan Michael dan bukan hanya omong kosong,” ejek Jenderal Chen. Marcus hanya bisa menggertakkan gigi tanpa berani melawan. Huw juga tidak puas akan apa yang dilakukan Marcus. Theo menatap semua orang satu per satu. Kemudian pandangan terakhirnya ditujukan pada Ma
Pam berdiri di depan Michael."Bisakah kamu menyelamatkan buah ginseng?" Pam menatap Michael dengan raut wajah sedih. Dia memegang pot di tangannya. Meskipun cantik, wajah Pam terlihat pucat. Matanya tetap mempesona, tapi sayang ada lingkaran hitam terlihat jelas di bawahnya. Michael merasa sedih melihat kondisi Pam seperti itu. Dia mencoba memberi nasehat, "Buah ginseng sudah mati. Kamu jangan sedih terus. Kami tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu kamu berubah. Apa kamu mau menunggu buah ginseng hidup kembali tanpa tahu kapan itu akan terjadi?"Michael tahu sepanjang hari Pam hanya menatap potnya. Michael hampir gila melihat kondisi Pam seperti itu. Ada orang-orang yang dari luar seperti tidak peduli, tapi dalam hatinya mereka sebenarnya adalah orang yang sangat lembut. Pam adalah tipe orang seperti itu. "Bisakah kamu menolongku?" Pam mendesak Michael. Michael tersenyum sedih, "Bagaimana mungkin aku tidak mau menolongmu? Kamu adalah kakak seperguruanku. Bella sudah men
"Tadinya aku ingin berpamitan dengan kalian. Aku mau pulang setelah makan siang nanti," Penyihir Laut tersenyum lembut. Dengan kemampuan Penyihir Laut, Michael bisa tenang. Penyihir Laut memiliki cincin air di tangannya. Jika terjadi sesuatu, cincin air Penyihir Laut bisa melindungi Bella dan Hanna. "Michael, kamu bisa tenang. Ada Penyihir Laut yang bisa mendampingi kami," ujar Bella.Michael mengangguk, "Sepertinya aku bisa lebih tenang jika ada Danu."Bella mengangguk. Kemudian di pergi memanggil Danu. Danu bisa mendampingi perjalanan ke Pulau Xianling.Keberadaan Bella dan Hanna sangat berarti bagi Michael. Selama ada hubungannya dengan keselamatan Bella dan Hanna, Michael akan serius memperhatikan hal-hal kecil sekalipun. Danu datang dengan cepat. Dia mendengarkan permintaan Michael. Lalu Danu mengambil kertas dan pulpen untuk menggambar rute peta Pulau Xianling atas arahan Michael. Setelah lebih dari setengah jam, Danu selesai menggambarkan rute tersembunyi.Michael meme
Orang-orang berdiri sambil membawa hadiah. Sosok anak muda berdiri tegap. Ekspresinya menunjukkan rasa kebanggaan. Beberapa pengawal yang bertanggung jawab untuk menjaga gerbang menahan kedatangan orang-orang tersebut. "Seperti yang kubilang, pemimpin kami sedang beristirahat malam ini. Kami tidak menerima tamu. Kembalilah," ujar si pengawal. Agar kepergian Bella dan lainnya tidak diketahui, Michael memberikan perintah untuk tidak menerima tamu. Namun, ternyata orang-orang itu tetap bersikeras menunggu. Mereka ingin bertemu dengan Michael. Bahkan mereka hampir bertengkar dengan si pengawal.Nolan mengerutkan dahi. Dia turun duluan untuk memeriksa sementara Michael terbang masuk ke dalam penginapan. "Ada apa? Kenapa ribut sekali? Apa mereka tidak tahu pemimpin sedang beristirahat?" Nolan bereriak sambil berjalan masuk. "Tuan Nolan," ketika si pengawal melihat Nolan, seketika dia menundukkan kepala. Sementara itu, tamu anak muda itu menatap Nolan dengan sombong. "Siapa kam
Ada seseorang di dalam ruangan, Arum melihat seorang pria.Pria itu memiliki tinggi dua meter. Dia menggunakan pakaian compang-camping dengan aksesoris aneh di tubuhnya. Wajahnya pucat. Bibirnya hijau. Rambutnya seperti ular. Matanya besar seperti mata sapi dengan hidung bengkok. Sosok pria itu sungguh menakutkan. Tubuhnya besar seperti seekor banteng. Pria itu berdiri dalam kegelapan. Kemudian dia maju ke depan. Saat lampu menerangi tubuhnya, Axel dan Arum terkejut dengan hal yang dilakukan si pria itu berikutnya. "Brak!" Laki-laki itu meninggalkan kaki manusia di atas meja. Meskipun itu kaki manusia, tapi kaki itu dirawat dengan cara tertentu. Kulit luarnya dilapisi oleh lapisan emas dan batu ambar. Terlihat jalinan otot tebal dan keras di dalam kaki manusia itu. Suara hantaman cukup menggambarkan bahwa kaki itu cukup keras. "Aku, Dewa Mayat, datang menemui pimpinan Keluarga Fu, Tuan Ye dan istri Tuan Ye," ujar pria itu. Dia bertubuh tegap dan mukanya menengadah ke ata
"Aku tidak bohong!" ujar FuriSeketika Axel menatap Cameron dan Arum. Dewa Mayat berdiri. Dia tertawa dengan suara mengejek, "Tuan Ye, Pimpinan. Silakan kalian berpikir. Sementara itu, suruh pelayan kalian menyiapkan kamar untuk kami. Kami ingin beristirahat."Keempat Dewa Iblis itu saling menatap dan tersenyum. Cameron menyuruh Furi untuk mengantarkan mereka ke kamar tamu. Setelah mereka pergi, Cameron berkata, "Axel, jika Keluarga Wang memihak Michael seperti laporan Furi, kenapa ...."Cameron menelan ludah."Maksudmu empat Dewa Iblis?" Axel mengerutkan dahi."Kalau benar Keluarga Wang bergabung dengan Kelompok Misterius dan Michael, apa yang bisa kita lakukan? Kita tidak bisa berbuat apa-apa, selain menyaksikan saja," ujar Cameron. Kemudian dia menghela napas, "Sekarang posisi Michael sedang diuntungkan. Banyak pihak kita yang menyebrang diam-diam. Kita bisa mengabulkan permintaan empat Dewa Iblis dengan menghancurkan Keluarga Wang. Setelah itu, kita bisa menghukum semua
Meskipun berita yang dibawakan Marcus ini seperti mendapatkan durian runtuh, ketiga orang itu bukan orang bodoh. Bagaimana mereka percaya ada durian runtuh? Apalagi duriannya lumayan besar! "Apa yang sebenarnya kamu inginkan? Kenapa kamu berbaik hati pada keluarga kami?" Cameron mulai menaruh curiga pada Marcus."Apa yang kuinginkan?" Marcus tersenyum. "Pemimpin Fu. Jangan terlalu curiga padaku. Meskipun kita musuh, tapi terkadang musuh bisa menjadi teman, bukan?""Kamu itu pintar. Kamu pasti tahu apa yang kumaksud," Marcus tersenyum.Cameron dan lainnya tahu bahwa musuh Marcus adalah Michael."Pemimpin Fu, kalau aku jadi kamu, aku akan menguasai dua kota dan membuatnya jadi lebih besar. Kemudian aku akan bergabung dengan Paviliun Dewa Pengobatan dan Laut Abadi sehingga pasukanku jadi lebih kuat. Bagaimana mungkin aku mau mengikuti Michael dan diperlakukan seperti binatang piaraan?" Marcus tersenyum dingin. Kemudian dia mendekati Cameron.Marcus berbisik, "Meskipun kamu bersedia