Michael langsung menengok ke belakang begitu mendengar keributan di depan pintu. Di gerbang, belasan orang berpakaian serba putih saling mendorong dengan orang-orang yang telah berbaris. Orang-orang yang telah lama mengantri protes keras sementara mereka yang berpakaian serba putih tidak bicara sedikit pun. Mereka mencoba menahan semua orang untuk mengawal seorang pria paruh baya tepat ke depan pintu. Para pengikut Kelompok Misterius yang sedang berkumpul di ruang dalam langsung menarik pedang dan berdiri. Michael melambaikan tangannya pada semua orang untuk tetap tenang. "Siapa di antara kalian yang bernama Tuan Michael?” tanya si pria paruh baya berpakaian putih. "Aku,” jawab Michael lembut. "Tuan, mohon datang ke rumah kami untuk bicara sebentar,” pinta si pria paruh baya dengan penuh hormat. Nolan yang duduk di samping kiri Michael berbisik tanpa menunggu Michael menjawab pertanyaan si pria paruh baya, “Michael, jangan pergi. Hati-hati tipuan.” "Ya. Aku mendug
Siapa dia?! Di lihat dari belakang, rambutnya panjang tergerai dan tubuh bagian bawahnya yang dibalut gaun berwarna hijau tampak begitu anggun. Michael bisa dengan mudah memastikan kalau orang tersebut seorang wanita cantik walaupun hanya melihat bagian belakangnya saja. Dengan diiringi belaian sitar dan pemandangan danau, wanita tersebut hidup di sebuah negeri dongeng yang tidak mengenal kembang api seperti di bumi. Michael tidak memiliki pilihan lain. Dia hanya bisa tersenyum pahit sambil mengingat-ingat apakah dia mengenal wanita itu. Namun setelah berusaha keras mengingat, sepertinya dia tidak pernah mengenal wanita tersebut. Michael hanya bisa tersenyum pahit dan berjalan menuju paviliun setelah porter kursi tandu dan para pria berpakaian putih berhenti di tempat yang sama. Danaunya berwarna hijau dan airnya jernih. Ikan berwarna-warni berenang berkelompok. Pemandangannya sungguh menyejukkan mata. Michael berjalan perlahan ke tengah paviliun dengan diiringi lantuna
Sissy menjulurkan lidahnya dan berkata, “Aku tidak peduli. Aku ingin mendengarkan ceritamu. Ceritamu lebih menarik dari apa pun.” Michael pun menceritakan secara garis besar apa yang terjadi padanya pada Sissy. Bagi Michael, Sissy merupakan salah seorang yang membantu menyelamatkan hidupnya. Michael tidak akan mendapatkan baju zirah jika Sissy tidak menghentikan Gery. Dan bahkan hidupnya akan berakhir tanpa bantuan Sissy. Michael akan memperlakukan orang yang telah mempertaruhkan nyawa untuknya dengan sepenuh hati. Dia pun tidak menyembunyikan apa pun pada Sissy. Sissy gelisah sepanjang mendengarkan cerita Michael. Hatinya bergejolak mendengar begitu berliku dan aneh kisah hidup Michael. Dia tidak dapat membayangkan pasang surut kehidupan Michael. Kadang kala seseorang beruntung bertemu dengan orang-orang penting dan pengalaman-pengalaman penting. Sering pula nyawa seseorang dipertaruhkan oleh rencana yang telah dibuatnya diam-diam. Michael tidak dapat menahan ta
Di kediaman Keluarga Wang. Tommy masih duduk terpaku di teras dengan permainan caturnya dengan ditemani awan putih dan angin sepoi-sepoi. Di hadapannya, Donny tampak gelisah. Tatapan matanya melayang ke luar pintu walaupun tangannya memegang bidak catur. Jelas sekali dirinya tidak fokus dengan permainannya. Tommy tersenyum lembut dan berkata, “Siapa pun yang tidak jagoan bermain catur, akan kalah.” Donny menunduk. Permainan catur Donny masih belum mati tapi Donny tidak tahu harus melangkahkan bidaknya ke mana. Dia bingung dikepung oleh bidak catur ayahnya. "Oh Ayah, aku tidak selera bermain catur. Aku sedang menunggu kabar dari Sissy, kamu ....” Donny mendesah tak berdaya. Donny cemas seperti seekor semut dalam wajan panas. Dia gelisah hingga tidak nyaman dengan semua yang dilakukannya, tapi ayahnya memaksanya bermain catur. "Aku sudah sering memberitahumu untuk selalu sabar kalau ingin mendapat apa yang kamu inginkan. Setelah kamu berusaha sebaik mungkin, kamu tidak
Seri!"Haha, aku tidak berbakat dalam permainan ini. Lihat saja, aku tidak dapat menyelesaikannya. Permainan ini sulit sekali,” Michael malu. Dia mengakui kehebatan permainan catur Tommy hingga dia harus mencoba segala macam cara untuk melawannya. Michael harus memeras otak karena semua langkah berbahaya dan membingungkan yang bisa digunakan Michael dapat dibaca oleh Tommy. Tommy menjaga langkah Michael dengan tenang tanpa memberi kesempatan untuk lolos sama sekali padanya. "Tidak, tidak, tidak. Kamu terlalu rendah hati. Kamu bisa melalui permainan yang hampir kalah seperti ini dan membalikkan dunia. Meskipun aku masih memiliki kesempatan tapi aku tidak dapat melangkah. Kamu memenangkan permainan dan aku kalah,” Tommy tersenyum pahit sambil menggelengkan kepala. Tommy tersenyum kemudian menatap putranya, Donny. Dia berkata, “Pantas saja Paviliun Dewa Pengobatan akhirnya kalah berhadapan dengan orang secerdas dan sebijaksana seperti dia meskipun mereka memiliki banyak peluang.
Para pelayan menutup tirai yang mengeliling ruang makan dari luar. Ruang makan pun menjadi gelap. Tommy bersandar di lengan Michael dan memberi isyarat pada Michael untuk melihat rolet. Michael terkejut melihat cahaya biru redup di sekeliling rolet saat ruangan menjadi gelap. Tommy kemudian mencoba keberuntungannya dan kalah. "Wow!"Sebuah lingkaran di lapisan paling dalam rolet berputar perlahan. Cahaya biru mengikuti perputaran rodanya hingga membentuk seperti naga biru. Naga biru kecil tanpa diduga memisahkan diri dari lingkaran paling dalam dan naik ke lingkaran luar roda saat rolet berputar semakin cepat. Rolet perlahan berhenti berputar segera setelah Tommy menahan kekuatannya. Naga biru pun berubah menjadi cahaya dan bayangan dan akhirnya menghilang sepenuhnya bersamaan dengan berhenti berputarnya rolet. Alis mata Michael naik turun. Apa ini? Dia pikir rolet tersebut hanyalah barang antik biasa, tapi ternyata energi spesial yang sangat aneh terpancar dari
Tanda Kapak Pangu.Tanda yang bercahaya di tengah lubang rolet sama persis dengan tanda Kapak Pangu di keningnya. Michael tidak pernah melihat tanda ini di tempat lain kecuali pada Peach dan ahli waris Pangu lainnya. Apakah ada hubungannya antara rolet ini dengan Pangu?! "Ah!"Tommy mengambil kembali energinya dari tangan Michael. Michael tidak tahu apakah dirinya masih bisa menahannya jika Tommy menghentikan kekuatannya karena tadi saja Tommy sudah tidak mampu bertahan lama menghidupkan naga biru. Meskipun piring naga tidak menarik perhatian tapi dia membutuhkan banyak sekali dorongan kekuatan untuk tetap hidup. Tommy hampir menyia-siakan seluruh kemampuan di hidupnya hanya untuk naga biru. Michael terkejut naga biru tidak berubah meskipun Tommy telah menarik tangannya. Namun setelah Michael pikir-pikir, Keluarga Wang tinggal di Kota Tianhu. Desa Wuyou juga berada di Kota Tianhu. Sepertinya hal yang normal jika Keluarga Wang menemukan sesuatu yang berhubunga
"Ada masalah apa?” Bella duduk perlahan di samping Michael. Tangan lembutnya memijat pundak Michael dengan lembut. Michael tersenyum dan menengok ke belakang. Hanya Bella satu-satunya di dunia ini yang bisa membuat Michael tetap tenang meskipun dirinya diganggu saat berpikir dengan serius. "Tidak ada.” "Baiklah. Tapi aku lihat, kamu terus memperhatikan benda itu sejak kamu kembali dari rumah Keluarga Wang. Bahkan kamu tidak membalas ucapan selamat malam Hanna saat dia mengucapkannya padamu,” Bella sedikit mengomel sambil tersenyum. Michael langsung merasa bersalah. Dia menatap putrinya yang telah tidur pulas dan berkata, “Maaf, aku sepertinya terlalu fokus pada benda ini. Aku akan minta maaf pada Hanna besok.” "Hmm, Hanna tidak akan marah padamu. Dia tahu kamu sibuk. Dia memintaku memberitahumu agar kamu menjaga kesehatanmu sebelum dia tidur,” Bella tertawa. Hati Michael terasa hangat. Michael selalu menganggap Hanna sebagai jaket empuk kecilnya. "Jadi, apa masa
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua