Telapak tangan Axel bengkak dan sakit. Bisa dibayangkan seberapa dalam tanda yang ditinggalkannya di wajah Arum.Tubuh Axel gemetar. Dia melirik Michael dengan penuh ketakutan. Kemudian dia menatap Arum dengan tatapan dingin, “Apa yang kamu tunggu? Cepat jalan!” Arum memandang Axel dengan heran, “Apa yang kamu katakan? Kamu menyuruhku pergi? Axel, apa kamu gila? Aku ini istrimu!” "Dulu,” Axel tidak ingin lagi membahas masalah ini. Wajah Arum geram melihat sikap Axel. Dia berjalan cepat ke arah Axel dan menariknya seperti seorang wanita gila. Dia berteriak marah, “Axel, kamu ini pria macam apa? Semua orang tahu dia ingin mempermalukan istrimu di depan banyak orang. Tapi mengapa kamu menyuruhku pergi?” "Jika ada seseorang yang ingin tidur denganku, kamu juga harus menyuruhku pergi!” Arum seperti perempuan jahat. Dia sangat kurang ajar dan besar kepala. Dia mengerti apa yang arti ‘dulu’ yang diucapkan Axel. Dan kini, dia tidak peduli dengan penampilan buruknya. Arum i
Sheila sudah tidak tahan lagi dengan omong kosong Arum. Dia langsung melepas sepatunya dan menggunakannya untuk menyumpal mulut Arum. Kemudian dia menyerahkan sepatu sebelahnya pada Rosie. Rosie terkejut. Dia menerima sepatu Sheila sambil gemetar dan sedikit ketakutan. Namun, saat dia mengingat betapa buruk perlakuan Arum padanya selama ini, dia menggertakkan giginya dan memukulkan sepatu Sheila pada wajah Arum. "Plak!"Semua orang terkejut! Para tetua Keluarga Yefu memalingkan wajah mereka karena tidak sanggup melihatnya langsung. Wajah Axel tersentak. Dia dapat merasakan betapa sakitnya tertampar oleh sol sepatu dari kejauhan. Air mata kesakitan Arum mengalir deras dari matanya. Keisya dan Sheila terkesiap. Siapa yang bisa menyangka Rosie yang terlihat lemah bisa memukul Arum dengan sepatu Sheila yang solnya jauh lebih kuat dari sepatu orang lain? Rosie tampak sedikit tidak terkendali. Dia tidak tahu seberapa kuat pukulannya karena kegugupannya. Rosie t
Istri wali kota dihajar habis-habisan dan pemimpin keluarga menunduk bagai anjing di hadapan seorang pria. Dan pria tersebut adalah Michael yang mendeklarasikan diri sebagai Pria Misterius. Kini gosip yang sulit dipercaya menjadi topik panas yang digunjingkan seluruh penduduk Kota Tianhu. Dari mulai jagoan sampai orang biasa membahasnya tanpa mengenal tempat, baik di tempat tertutup maupun di tempat umum. Kabar tersebut meledak di seluruh Kota Tianhu tanpa bisa dibendung. Banyak jagoan yang sebelumnya bergabung dengan pasukan Keluarga Yefu menunggu di depan penginapan tempat Michael menginap setelah mendengar Kelompok Misterius datang ke Kota Tianhu. Mereka berharap bisa bergabung dengan Kelompok Misterius. Tidak ada satu pun dari mereka yang berani menunggu di luar pada malam hari seperti di awal. Kini semuanya berbaris di siang bolong. "Kalah, kalah. Kalah telak.” Kediaman Keluarga Ye.Wajah Arum yang bengkak sudah dua kali dikompres dengan kantung es oleh pela
"Gila, aku melihat Cameron dan Arum seperti anjing. Aku harus akui itu keren sekali,” Nolan yang sedang berkumpul di meja utama tertawa lepas. Nolan akhirnya menemukan kepuasan hari ini setelah menahan dendamnya selama bertahun-tahun di penjara gelap bawah tanah. "Tapi Michael, aku pikir akan lebih sempurna jika kamu siksa Cameron sampai akhir,” Mira tersenyum. "Ya, jangan biarkan Perguruan Harapan memberi jalan pada mereka. Kita seharusnya cekik leher mereka sampai hancur ke akar-akarnya. Bukankah itu lebih menyenangkan?” Nolan juga mengangguk. Nolan senang dengan tindakan Michael hari ini tapi dia masih kurang puas dengan hasil akhirnya. Menurutnya Nolan, akan lebih memuaskan jika menghabisi Cameron hingga terkapar di tanah karena Cameron tidak henti-hentinya menipu. Kedua, dia sangat memahami karakter dua keluarga yang tergabung dalam Keluarga Yefu. Dua kota itu akan sulit menyatu dengan cepat. Michael tersenyum dan memandang Nolan. Dia mengangkat tangannya kemudi
Michael langsung menengok ke belakang begitu mendengar keributan di depan pintu. Di gerbang, belasan orang berpakaian serba putih saling mendorong dengan orang-orang yang telah berbaris. Orang-orang yang telah lama mengantri protes keras sementara mereka yang berpakaian serba putih tidak bicara sedikit pun. Mereka mencoba menahan semua orang untuk mengawal seorang pria paruh baya tepat ke depan pintu. Para pengikut Kelompok Misterius yang sedang berkumpul di ruang dalam langsung menarik pedang dan berdiri. Michael melambaikan tangannya pada semua orang untuk tetap tenang. "Siapa di antara kalian yang bernama Tuan Michael?” tanya si pria paruh baya berpakaian putih. "Aku,” jawab Michael lembut. "Tuan, mohon datang ke rumah kami untuk bicara sebentar,” pinta si pria paruh baya dengan penuh hormat. Nolan yang duduk di samping kiri Michael berbisik tanpa menunggu Michael menjawab pertanyaan si pria paruh baya, “Michael, jangan pergi. Hati-hati tipuan.” "Ya. Aku mendug
Siapa dia?! Di lihat dari belakang, rambutnya panjang tergerai dan tubuh bagian bawahnya yang dibalut gaun berwarna hijau tampak begitu anggun. Michael bisa dengan mudah memastikan kalau orang tersebut seorang wanita cantik walaupun hanya melihat bagian belakangnya saja. Dengan diiringi belaian sitar dan pemandangan danau, wanita tersebut hidup di sebuah negeri dongeng yang tidak mengenal kembang api seperti di bumi. Michael tidak memiliki pilihan lain. Dia hanya bisa tersenyum pahit sambil mengingat-ingat apakah dia mengenal wanita itu. Namun setelah berusaha keras mengingat, sepertinya dia tidak pernah mengenal wanita tersebut. Michael hanya bisa tersenyum pahit dan berjalan menuju paviliun setelah porter kursi tandu dan para pria berpakaian putih berhenti di tempat yang sama. Danaunya berwarna hijau dan airnya jernih. Ikan berwarna-warni berenang berkelompok. Pemandangannya sungguh menyejukkan mata. Michael berjalan perlahan ke tengah paviliun dengan diiringi lantuna
Sissy menjulurkan lidahnya dan berkata, “Aku tidak peduli. Aku ingin mendengarkan ceritamu. Ceritamu lebih menarik dari apa pun.” Michael pun menceritakan secara garis besar apa yang terjadi padanya pada Sissy. Bagi Michael, Sissy merupakan salah seorang yang membantu menyelamatkan hidupnya. Michael tidak akan mendapatkan baju zirah jika Sissy tidak menghentikan Gery. Dan bahkan hidupnya akan berakhir tanpa bantuan Sissy. Michael akan memperlakukan orang yang telah mempertaruhkan nyawa untuknya dengan sepenuh hati. Dia pun tidak menyembunyikan apa pun pada Sissy. Sissy gelisah sepanjang mendengarkan cerita Michael. Hatinya bergejolak mendengar begitu berliku dan aneh kisah hidup Michael. Dia tidak dapat membayangkan pasang surut kehidupan Michael. Kadang kala seseorang beruntung bertemu dengan orang-orang penting dan pengalaman-pengalaman penting. Sering pula nyawa seseorang dipertaruhkan oleh rencana yang telah dibuatnya diam-diam. Michael tidak dapat menahan ta
Di kediaman Keluarga Wang. Tommy masih duduk terpaku di teras dengan permainan caturnya dengan ditemani awan putih dan angin sepoi-sepoi. Di hadapannya, Donny tampak gelisah. Tatapan matanya melayang ke luar pintu walaupun tangannya memegang bidak catur. Jelas sekali dirinya tidak fokus dengan permainannya. Tommy tersenyum lembut dan berkata, “Siapa pun yang tidak jagoan bermain catur, akan kalah.” Donny menunduk. Permainan catur Donny masih belum mati tapi Donny tidak tahu harus melangkahkan bidaknya ke mana. Dia bingung dikepung oleh bidak catur ayahnya. "Oh Ayah, aku tidak selera bermain catur. Aku sedang menunggu kabar dari Sissy, kamu ....” Donny mendesah tak berdaya. Donny cemas seperti seekor semut dalam wajan panas. Dia gelisah hingga tidak nyaman dengan semua yang dilakukannya, tapi ayahnya memaksanya bermain catur. "Aku sudah sering memberitahumu untuk selalu sabar kalau ingin mendapat apa yang kamu inginkan. Setelah kamu berusaha sebaik mungkin, kamu tidak