"Michael, aku sudah cukup bersabar dengan merendahkan diri seperti ini. Kamu jangan keterlaluan," Cameron berusaha untuk sabar. Kalau tidak, mau ditaruh di mana mukanya?!Michael mengejek, "Kamu ingin mengancamku? Percayalah, aku tidak hanya membiarkanmu belajar menyalak seperti anjing, tapi aku juga akan mengajarkanmu buang air seperti anjing.""Kamu!!" teriak Cameron. "Berteriaklah sesukamu. Kalau kamu sudah tidak sabar, pergilah. Kalau kamu ingin bersaing dengan kami, silakan saja," Michael menepuk pundak Cameron dan tertawa, "Bagaimana Paviliun Dewa Pengobatan bisa kalah? Ingat baik-baik. Aku bisa mengalahkan mereka. Menurutmu aku bakal takut denganmu?"Cameron terdiam. Dia melihat bagaimana sepak terjang Michael di medan pertempuran. Cameron tahu kemampuan bela diri Michael itu tinggi. Mungkin alasan inilah yang membuat Perguruan Harapan menerima Michael. Kalau begitu, jika Perguruan Harapan berada di tangan Michael, bagaimana dengan rencana yang sudah Cameron buat? Lawan
Arum terkejut merasakan tatapan Michael. Cameron sangat marah. Dia menatap Michael dengan pandangan tidak percaya, “Michael, apa yang ingin kamu lakukan?” "Apa yang aku lakukan? Cameron, aku tidak peduli kamu menghina dan mempermalukanku. Tapi apa kamu pikir aku akan diam saja seolah-olah kamu tidak pernah melakukan apa pun padaku?” Michael tersenyum dingin. Semburat cahaya dingin di mata Michael membuat Cameron merinding. “Tapi jangan khawatir, aku tidak berencana membalas dendam dalam waktu dekat. Aku catat dulu semua kesalahanmu. Dan aku tambahkan juga bunga atas semua perbuatanmu.” "Panggil Arum,” ujar Michael dingin. Cameron takut sekaligus marah. Dia ingin sekali memalingkan wajahnya tapi tidak berani karena dia tidak dapat menanggung risikonya. Namun satu hal yang dia yakini, hasilnya hanya satu seandainya Perguruan Harapan tidak berdiri di pihaknya. Keluarga Yefu akan sangat lemah dan bahkan tidak akan bisa selamat tak peduli dia menang ataupun kalah. "Michael,
Telapak tangan Axel bengkak dan sakit. Bisa dibayangkan seberapa dalam tanda yang ditinggalkannya di wajah Arum.Tubuh Axel gemetar. Dia melirik Michael dengan penuh ketakutan. Kemudian dia menatap Arum dengan tatapan dingin, “Apa yang kamu tunggu? Cepat jalan!” Arum memandang Axel dengan heran, “Apa yang kamu katakan? Kamu menyuruhku pergi? Axel, apa kamu gila? Aku ini istrimu!” "Dulu,” Axel tidak ingin lagi membahas masalah ini. Wajah Arum geram melihat sikap Axel. Dia berjalan cepat ke arah Axel dan menariknya seperti seorang wanita gila. Dia berteriak marah, “Axel, kamu ini pria macam apa? Semua orang tahu dia ingin mempermalukan istrimu di depan banyak orang. Tapi mengapa kamu menyuruhku pergi?” "Jika ada seseorang yang ingin tidur denganku, kamu juga harus menyuruhku pergi!” Arum seperti perempuan jahat. Dia sangat kurang ajar dan besar kepala. Dia mengerti apa yang arti ‘dulu’ yang diucapkan Axel. Dan kini, dia tidak peduli dengan penampilan buruknya. Arum i
Sheila sudah tidak tahan lagi dengan omong kosong Arum. Dia langsung melepas sepatunya dan menggunakannya untuk menyumpal mulut Arum. Kemudian dia menyerahkan sepatu sebelahnya pada Rosie. Rosie terkejut. Dia menerima sepatu Sheila sambil gemetar dan sedikit ketakutan. Namun, saat dia mengingat betapa buruk perlakuan Arum padanya selama ini, dia menggertakkan giginya dan memukulkan sepatu Sheila pada wajah Arum. "Plak!"Semua orang terkejut! Para tetua Keluarga Yefu memalingkan wajah mereka karena tidak sanggup melihatnya langsung. Wajah Axel tersentak. Dia dapat merasakan betapa sakitnya tertampar oleh sol sepatu dari kejauhan. Air mata kesakitan Arum mengalir deras dari matanya. Keisya dan Sheila terkesiap. Siapa yang bisa menyangka Rosie yang terlihat lemah bisa memukul Arum dengan sepatu Sheila yang solnya jauh lebih kuat dari sepatu orang lain? Rosie tampak sedikit tidak terkendali. Dia tidak tahu seberapa kuat pukulannya karena kegugupannya. Rosie t
Istri wali kota dihajar habis-habisan dan pemimpin keluarga menunduk bagai anjing di hadapan seorang pria. Dan pria tersebut adalah Michael yang mendeklarasikan diri sebagai Pria Misterius. Kini gosip yang sulit dipercaya menjadi topik panas yang digunjingkan seluruh penduduk Kota Tianhu. Dari mulai jagoan sampai orang biasa membahasnya tanpa mengenal tempat, baik di tempat tertutup maupun di tempat umum. Kabar tersebut meledak di seluruh Kota Tianhu tanpa bisa dibendung. Banyak jagoan yang sebelumnya bergabung dengan pasukan Keluarga Yefu menunggu di depan penginapan tempat Michael menginap setelah mendengar Kelompok Misterius datang ke Kota Tianhu. Mereka berharap bisa bergabung dengan Kelompok Misterius. Tidak ada satu pun dari mereka yang berani menunggu di luar pada malam hari seperti di awal. Kini semuanya berbaris di siang bolong. "Kalah, kalah. Kalah telak.” Kediaman Keluarga Ye.Wajah Arum yang bengkak sudah dua kali dikompres dengan kantung es oleh pela
"Gila, aku melihat Cameron dan Arum seperti anjing. Aku harus akui itu keren sekali,” Nolan yang sedang berkumpul di meja utama tertawa lepas. Nolan akhirnya menemukan kepuasan hari ini setelah menahan dendamnya selama bertahun-tahun di penjara gelap bawah tanah. "Tapi Michael, aku pikir akan lebih sempurna jika kamu siksa Cameron sampai akhir,” Mira tersenyum. "Ya, jangan biarkan Perguruan Harapan memberi jalan pada mereka. Kita seharusnya cekik leher mereka sampai hancur ke akar-akarnya. Bukankah itu lebih menyenangkan?” Nolan juga mengangguk. Nolan senang dengan tindakan Michael hari ini tapi dia masih kurang puas dengan hasil akhirnya. Menurutnya Nolan, akan lebih memuaskan jika menghabisi Cameron hingga terkapar di tanah karena Cameron tidak henti-hentinya menipu. Kedua, dia sangat memahami karakter dua keluarga yang tergabung dalam Keluarga Yefu. Dua kota itu akan sulit menyatu dengan cepat. Michael tersenyum dan memandang Nolan. Dia mengangkat tangannya kemudi
Michael langsung menengok ke belakang begitu mendengar keributan di depan pintu. Di gerbang, belasan orang berpakaian serba putih saling mendorong dengan orang-orang yang telah berbaris. Orang-orang yang telah lama mengantri protes keras sementara mereka yang berpakaian serba putih tidak bicara sedikit pun. Mereka mencoba menahan semua orang untuk mengawal seorang pria paruh baya tepat ke depan pintu. Para pengikut Kelompok Misterius yang sedang berkumpul di ruang dalam langsung menarik pedang dan berdiri. Michael melambaikan tangannya pada semua orang untuk tetap tenang. "Siapa di antara kalian yang bernama Tuan Michael?” tanya si pria paruh baya berpakaian putih. "Aku,” jawab Michael lembut. "Tuan, mohon datang ke rumah kami untuk bicara sebentar,” pinta si pria paruh baya dengan penuh hormat. Nolan yang duduk di samping kiri Michael berbisik tanpa menunggu Michael menjawab pertanyaan si pria paruh baya, “Michael, jangan pergi. Hati-hati tipuan.” "Ya. Aku mendug
Siapa dia?! Di lihat dari belakang, rambutnya panjang tergerai dan tubuh bagian bawahnya yang dibalut gaun berwarna hijau tampak begitu anggun. Michael bisa dengan mudah memastikan kalau orang tersebut seorang wanita cantik walaupun hanya melihat bagian belakangnya saja. Dengan diiringi belaian sitar dan pemandangan danau, wanita tersebut hidup di sebuah negeri dongeng yang tidak mengenal kembang api seperti di bumi. Michael tidak memiliki pilihan lain. Dia hanya bisa tersenyum pahit sambil mengingat-ingat apakah dia mengenal wanita itu. Namun setelah berusaha keras mengingat, sepertinya dia tidak pernah mengenal wanita tersebut. Michael hanya bisa tersenyum pahit dan berjalan menuju paviliun setelah porter kursi tandu dan para pria berpakaian putih berhenti di tempat yang sama. Danaunya berwarna hijau dan airnya jernih. Ikan berwarna-warni berenang berkelompok. Pemandangannya sungguh menyejukkan mata. Michael berjalan perlahan ke tengah paviliun dengan diiringi lantuna