Share

Bab 94 Melahirkan seorang putra -TAMAT-

Tisya menggigit ujung kuku jarinya. "Lebih kaya apanya, ternyata dia hanya seorang pembohong yang mengaku kaya, setiap hari hobinya mabuk-mabukkan dan bermain perempuan," ucap Tisya dalam hatinya.

"Kenapa ekpresi wajahmu seperti itu. Apakah kamu membohongi kami?" tanya Ayah Tisya.

"Tidak, suamiku sangat kaya, aku akan meminta bantuannya," ucap Tisya menipu ayahnya. Tentu saja dia akan malu kalau jujur tentang keadaannya saat ini.

Mereka melanjutkan makan siang, karena sudah lega dengan jawaban Risya yang suaminya ternyata sangat kaya melebihi Damar. Kalau begitu mungkin mereka bisa membalas dendam atas penghinaan yang keluarga Damar lakukan.

"Lekas kamu minta suamimu untuk membantu keuangan pada keluarga kita yang hampir bangkrut," ucap Ayah Tisya.

"Dasar ayah mata duitan, bisa-bisanya dia meminta uang pada suamiku. Bukannya dia yang berusaha mencari uang kenapa dia harus selalu meminta uang pada anaknya," gumam Tisya dalam hati.

"Ayahmu benar loh, kamu harus jadi anak yang berbakti.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status