Erina menoleh ke kiri dan ke kanan. Jalanan ini sungguh sangat sepi. Erina merasa sedikit takut. Dia berpikir untuk menghubungi Fic saja. Ketika hendak merogoh Ponselnya, dia mendengar seperti ada langkah kaki seseorang. Erina terburu untuk menoleh kebelakang.Empat Pria berandalan sudah melangkah mendekati Erina.Erina terkejut dan langsung buru buru untuk melangkah pergi. Tetapi dua pria di antara mereka segera menangkap tangannya."Mau kemana cantik?""Lepas! Kalian mau apa?" Erina memberontak untuk melepaskan diri, tetapi mereka semakin brutal. Satu pria lagi memegangi Erina dari belakang."Mau bersenang senang denganmu cantik.."Erina sangat ketakutan, apalagi ketika melihat mobil Alika yang malah berputar meninggalkan tempatnya."Alika… Tolong aku!" Erina sempat berteriak meminta pertolongan kepada Alika , meskipun dia tahu itu akan sia sia. Alika seperti sengaja meninggalkan Dirinya disana."Lepaskan aku, ku mohon. Jangan lakukan apapun padaku.." Erina masih meronta."Setela
Ketika dipagi hari, Fic terbangun lebih duluan. Dia tidak langsung beranjak dari Ranjang hotel, melainkan menatap Wajah Erina yang masih terlelap. Adegan semalam begitu jelas Fic ingat. Bagaimana ganasnya Erina. Dia tahu Erina terpengaruh obat, tetapi Fic malah mengunakan kesempatan.Fic ingin menyalahkan dirinya, tetapi Fic melakukan itu demi Erina. Lagi pula,jika dipikir pikir, Fic sudah menahan sekian lama. Jadi apapun alasan, semalam pertama kalinya dia dan Erina adalah hal penting yang perlu dikenang sepanjang masa.Fic tersenyum membelai lembut wajah Erina dan kemudian menciumi seluruh wajahnya.Erina menggeliat merasakan sentuhan, kemudian membuka matanya. Dia seperti orang linglung sementara waktu, tetapi Ketika sudah tersadar sepenuhnya, Erina langsung terduduk dengan mendekap selimut."Fic. Semalam," "Kenapa dengan semalam? Apa kamu mengingatnya?"Wajah Erina benar benar memerah, dia sangat malu sampai menunduk dan tidak berani menatap wajah Fic."Maafkan aku. Jefri bilang
Tadi, Alika ingin mengatakan sesuatu, tetapi Rafael sama sekali tidak mau menatapnya. Dan bahkan pergi begitu saja. Alika hanya terdiam terpaku di atas ranjang, masih dengan senyuman sinisnya.Tangan kanannya terus membelai perutnya dengan lembut. "Tidak mengapa kamu tidak memperdulikan aku sekarang Rafael. Aku hanya berharap, kesibukan kita semalam akan membuahkan hasil. Lihat saja, apakah kamu masih akan bisa lari dariku dan mengharapkan untuk kembali dengan Erina?"Dikatakan jika anak adalah ikatan emosional antara dua orang. Jika dia hamil, maka Rafael tidak akan bisa menyingkirkannya seumur hidup!Sementara Rafael sudah pergi, Dia cepat pergi ke Stasiun Televisi. Di ruangan Direksi, dia terlihat duduk melamun.Adegan adegan semalam tampak biasa biasa saja, tapi seperti sudah diatur dengan sangat cermat.Alika tiba tiba ada di kamar hotel dan tidur bersamanya.Dia teringat foto foto ekstra yang dikeluarkan Alika saat perjamuan makan malam di Rumah Kakek Alfian Rafael makin yak
Ketika Erina menyatakan setuju untuk Fic menyelidiki Alika yang dicurigai sebagai dalang dibalik orang yang telah memberinya obat, tiba tiba Fic mengingat sesuatu. Sekarang dia memberitahu Erina meskipun dengan ragu ragu."Erina, apa kamu ingin mendengar, tentang hasil penyelidikan atas Pria yang bersamamu tiga bulan yang lalu?"Erina langsung menoleh dan langsung bertanya."Apa kamu sudah mendapatkan informasinya Fic?"Fic mengangguk. "Ternyata yang bersamamu malam itu bukanlah Pria Tua, melainkan Pria lain."Erina tertegun. Bukan Pria Tua, tetapi Pria lain? Baginya tetap saja, meskipun itu Pria Tua ataupun pria tampan sama saja orang itu yang sudah membuatnya kehilangan kesucian."Itu sudah tidak penting lagi bagiku. Yang terpenting adalah, siapa dalang dibalik ini semua. Karena perbuatannya sudah sangat merugikan aku baik mental maupun pencemarannya nama baikku. Jadi hanya ingin tahu itu saja." Erina menjawab dengan perasaan yang gelisah.Fic tahu jika Erina merasa tidak nyaman, ke
Saat ini, Editor Sania keluar dari Ruangan Direksi dan mendatangi meja Erina yang tengah melihat lihat postingan Asmirandah.Matanya langsung berbinar dan berkata kepada Erina."Instingmu terhadap berita sangatlah tajam. Aku tahu kamu juga sedang memperhatikan berita ini Erina."Erina seketika mendongak."Aku tadi sudah mendiskusikan dengan ketua Direksi, memutuskan untuk mencari tahu tentang kebenaran berita ini. Satunya adalah artis wanita terkenal, dan satunya lagi adalah Presdir terhormat. Gosip mereka berdua akan menjadi trending. Jadi kami memutuskan akan mengirimkan kamu untuk mengejar berita ini."Erina tercengang dan membuka mulut lebar lebar. Tidak mungkin!Seorang istri sah akan mewawancarai suaminya sendiri dan selingkuhannya yang digosipkan? Jika ini sampai diketahui orang lain, apa tidak malah menjadi berita dahsyat yang menghebohkan dunia?Sungguh akan sangat heboh!Diluar, ada wanita yang sedang mengejar anda, lalu apa pendapat Anda Tuan Presdir? Kalian sudah berkenca
Oca yang terlebih dahulu merespon, dia cepat mendekati Erina. "Erina. Kamu hebat sekali! Bisa mendapatkan informasi dengan sangat kilat. Kamu memang profesional di bidang ini."Sementara Meli mencibir."Dia memang hebat, tetapi sayang. Hebatnya dengan cara tidak benar. Aku yakin informasi ini tidak datang dari jalan yang benar. Caranya menggoda orang sungguh luar biasa. Siapa yang kali ini kamu goda Erina?"Benar saja. Meli berpikir, ketua Direksi saja yang masih kerabat Presdir Albarez tidak bisa memiliki informasi, ini Erina malah mendapatkan informasi? Mustahil bukan?Erina ingin sekali rasanya mengatakan jika Pria yang mereka agungkan itu Adalah suaminya. Tetapi, mana mungkin mereka percaya begitu saja?Tetapi Oca juga merasa heran dan bertanya kepada Erina."Erina, sebenarnya berita apa? Dari mana kamu tahu?"Erina terdiam sesaat lalu menjawab. "Sebenarnya, suamiku.. suamiku bekerja di perusahaan Galaxy Group. Jadi, dia tau berita ini dan memberitahuku. Hari ini Asmirandah dan P
"Tidak boleh melakukan ini dengan Asmirandah, Baiklah. Aku akan melakukannya hanya denganmu saja."Fic semakin menekan tubuh Erina dan jarak diantara dua-duanya semakin tidak ada."Fic. Jangan seperti ini?" Meskipun berkata demikian, tapi Tubuh Erina mulai merespon.Fic yang merasakan reaksi tubuh Erina akhirnya semakin menjadi jadi. Dia mencumbui Erina dan membuka pakaian Erina. "Reporter Clarissa Handoyo, ini bukan stasiun televisi. Jadi tidak ada yang akan merekam kita. Jangan tegang ya?" Fic berkata demikian untuk bercanda. Itu membuat wajah Erina seketika memerah.Fic mencium bibir Erina dengan begitu lembut dan penuh perasaan. Dia sangat lembut, tahu bagaimana caranya agar bisa membuat Erina merasa tenang dan nyaman.Erina tidak menolak lagi, dia mengalungkan kedua tangannya ke leher Fic.Seperti inilah, wanita seharusnya memang seperti ini. Menjadi bunga yang hanya akan mekar di hadapan seseorang yang dicintainya. Aroma harum yang menyeruak, dan kulit licin yang lembut ini jug
Rafael sudah berada di depan meja Erina.Menatap wajah Erina yang berseri. Bagi Rafael, Erina adalah wanita yang paling cantik dalam hidupnya, bahkan sampai sekarang masih menggenggam erat hatinya.Dulu, wanita ini sangat mencintainya, mereka saling mencintai dan pernah berjanji untuk hidup bersama selamanya.Erina tidak menyadari jika Rafael sedang memperhatikannya. Dia malah tersenyum senyum sambil bernyanyi kecil karena suasana hatinya sedang sangat membaik, sambil menyusun apa apa yang akan diperlukan nanti disana, ditempat dimana dia dan rekan rekannya akan mendapatkan berita panas.Rafael masih menatap Erina, bahkan tersenyum hangat melihat senyuman Erina yang sudah sangat lama tidak dapat ia lihat.Tetapi teman teman Erina tentu melihat itu, melihat bagaimana tatapan Rafael terhadap temannya. Oca sampai menyikut pinggang Melda, seperti ingin berbisik sesuatu tetapi Melda buru-buru meletakkan jarinya ke bibir Oca, memberi isyarat agar diam saja.Meli yang sampai di pintu dan ha