Sarapan Pagi di Rumah besar Kakek Alfian berjalan dengan penuh perasaan yang berbeda beda. Rafael dan Alika dipenuhi rasa cemburu.Alika cemburu dengan tatapan Rafael kepada Erina. Sementara Rafael, cemburu dengan tatapan Fic kepada Erina.Erina sangat merasa malu, karena Kakek terus tersenyum kepada Fic dan dirinya. Hati Kakek begitu puas melihat tanda merah di leher cucu menantunya.Fic sendiri, dia benar benar senang. Semalam adalah hal berharga baginya, sedikit banyak dia sudah bisa terbuka untuk bercerita kepada Erina tentang Dosa yang terus menyiksanya akhir akhir ini.Fic sendiri tidak mengerti, dia pernah sudah bisa melupakan masalah itu, tetapi Kenapa akhir akhir ini dia kembali mengingatnya walaupun dengan samar samar.Fic melirik sekilas Rafael yang terus terusan mengepalkan tangannya. Fic bisa menebak jika Rafael sedang cemburu dengan kedekatan dia dan Erina.Baguslah! Kamu memang harus tahu, jika Wanita itu adalah milikku sekarang!Mata Fic seolah berbicara begitu ketik
Ketika sudah sampai di Rumah, Jefri cepat mengambil sebuah Laptop dan segera membuka kembali Foto foto Erina tiga bulan yang lalu.Jefri mulai meneliti dengan seksama. Ketika dia mendapatkan sesuatu yang sudah bisa dikatakan pasti, dia langsung memberitahu Fic."Ternyata, Pria ini berbeda dengan pria tua ini." Jefri berkata sambil menunjuk foto pria yang ada di atas tubuh Erina dan pria tua yang berbaring di sisi Erina.Fic terkejut sekali kemudian ikut mengamati."Menurutku, apa yang dikatakan Pria tua tadi adalah benar Tuan!""Jadi, maksudmu bukan Pria tua itu yang telah menodai Erina?"Jefri mengangguk. "Kurasa. Sayangnya, Kamera tersembunyi itu tidak bisa menangkap wajah pria ini. Dan Bisa dilihat, foto foto Nona bersama Pria ini gelap. Sepertinya Pria ini sengaja mematikan lampu ruangan atau dia sadar untuk menghindari kamera tersembunyidan Cahaya foto hanya dihasilkan dari Lampu Flash kamera saja. Berbeda dengan Foto yang bersama Pria Tua ini yang sangat jelas karena lampu tela
Erina menoleh ke kiri dan ke kanan. Jalanan ini sungguh sangat sepi. Erina merasa sedikit takut. Dia berpikir untuk menghubungi Fic saja. Ketika hendak merogoh Ponselnya, dia mendengar seperti ada langkah kaki seseorang. Erina terburu untuk menoleh kebelakang.Empat Pria berandalan sudah melangkah mendekati Erina.Erina terkejut dan langsung buru buru untuk melangkah pergi. Tetapi dua pria di antara mereka segera menangkap tangannya."Mau kemana cantik?""Lepas! Kalian mau apa?" Erina memberontak untuk melepaskan diri, tetapi mereka semakin brutal. Satu pria lagi memegangi Erina dari belakang."Mau bersenang senang denganmu cantik.."Erina sangat ketakutan, apalagi ketika melihat mobil Alika yang malah berputar meninggalkan tempatnya."Alika… Tolong aku!" Erina sempat berteriak meminta pertolongan kepada Alika , meskipun dia tahu itu akan sia sia. Alika seperti sengaja meninggalkan Dirinya disana."Lepaskan aku, ku mohon. Jangan lakukan apapun padaku.." Erina masih meronta."Setela
Ketika dipagi hari, Fic terbangun lebih duluan. Dia tidak langsung beranjak dari Ranjang hotel, melainkan menatap Wajah Erina yang masih terlelap. Adegan semalam begitu jelas Fic ingat. Bagaimana ganasnya Erina. Dia tahu Erina terpengaruh obat, tetapi Fic malah mengunakan kesempatan.Fic ingin menyalahkan dirinya, tetapi Fic melakukan itu demi Erina. Lagi pula,jika dipikir pikir, Fic sudah menahan sekian lama. Jadi apapun alasan, semalam pertama kalinya dia dan Erina adalah hal penting yang perlu dikenang sepanjang masa.Fic tersenyum membelai lembut wajah Erina dan kemudian menciumi seluruh wajahnya.Erina menggeliat merasakan sentuhan, kemudian membuka matanya. Dia seperti orang linglung sementara waktu, tetapi Ketika sudah tersadar sepenuhnya, Erina langsung terduduk dengan mendekap selimut."Fic. Semalam," "Kenapa dengan semalam? Apa kamu mengingatnya?"Wajah Erina benar benar memerah, dia sangat malu sampai menunduk dan tidak berani menatap wajah Fic."Maafkan aku. Jefri bilang
Tadi, Alika ingin mengatakan sesuatu, tetapi Rafael sama sekali tidak mau menatapnya. Dan bahkan pergi begitu saja. Alika hanya terdiam terpaku di atas ranjang, masih dengan senyuman sinisnya.Tangan kanannya terus membelai perutnya dengan lembut. "Tidak mengapa kamu tidak memperdulikan aku sekarang Rafael. Aku hanya berharap, kesibukan kita semalam akan membuahkan hasil. Lihat saja, apakah kamu masih akan bisa lari dariku dan mengharapkan untuk kembali dengan Erina?"Dikatakan jika anak adalah ikatan emosional antara dua orang. Jika dia hamil, maka Rafael tidak akan bisa menyingkirkannya seumur hidup!Sementara Rafael sudah pergi, Dia cepat pergi ke Stasiun Televisi. Di ruangan Direksi, dia terlihat duduk melamun.Adegan adegan semalam tampak biasa biasa saja, tapi seperti sudah diatur dengan sangat cermat.Alika tiba tiba ada di kamar hotel dan tidur bersamanya.Dia teringat foto foto ekstra yang dikeluarkan Alika saat perjamuan makan malam di Rumah Kakek Alfian Rafael makin yak
Ketika Erina menyatakan setuju untuk Fic menyelidiki Alika yang dicurigai sebagai dalang dibalik orang yang telah memberinya obat, tiba tiba Fic mengingat sesuatu. Sekarang dia memberitahu Erina meskipun dengan ragu ragu."Erina, apa kamu ingin mendengar, tentang hasil penyelidikan atas Pria yang bersamamu tiga bulan yang lalu?"Erina langsung menoleh dan langsung bertanya."Apa kamu sudah mendapatkan informasinya Fic?"Fic mengangguk. "Ternyata yang bersamamu malam itu bukanlah Pria Tua, melainkan Pria lain."Erina tertegun. Bukan Pria Tua, tetapi Pria lain? Baginya tetap saja, meskipun itu Pria Tua ataupun pria tampan sama saja orang itu yang sudah membuatnya kehilangan kesucian."Itu sudah tidak penting lagi bagiku. Yang terpenting adalah, siapa dalang dibalik ini semua. Karena perbuatannya sudah sangat merugikan aku baik mental maupun pencemarannya nama baikku. Jadi hanya ingin tahu itu saja." Erina menjawab dengan perasaan yang gelisah.Fic tahu jika Erina merasa tidak nyaman, ke
Saat ini, Editor Sania keluar dari Ruangan Direksi dan mendatangi meja Erina yang tengah melihat lihat postingan Asmirandah.Matanya langsung berbinar dan berkata kepada Erina."Instingmu terhadap berita sangatlah tajam. Aku tahu kamu juga sedang memperhatikan berita ini Erina."Erina seketika mendongak."Aku tadi sudah mendiskusikan dengan ketua Direksi, memutuskan untuk mencari tahu tentang kebenaran berita ini. Satunya adalah artis wanita terkenal, dan satunya lagi adalah Presdir terhormat. Gosip mereka berdua akan menjadi trending. Jadi kami memutuskan akan mengirimkan kamu untuk mengejar berita ini."Erina tercengang dan membuka mulut lebar lebar. Tidak mungkin!Seorang istri sah akan mewawancarai suaminya sendiri dan selingkuhannya yang digosipkan? Jika ini sampai diketahui orang lain, apa tidak malah menjadi berita dahsyat yang menghebohkan dunia?Sungguh akan sangat heboh!Diluar, ada wanita yang sedang mengejar anda, lalu apa pendapat Anda Tuan Presdir? Kalian sudah berkenca
Oca yang terlebih dahulu merespon, dia cepat mendekati Erina. "Erina. Kamu hebat sekali! Bisa mendapatkan informasi dengan sangat kilat. Kamu memang profesional di bidang ini."Sementara Meli mencibir."Dia memang hebat, tetapi sayang. Hebatnya dengan cara tidak benar. Aku yakin informasi ini tidak datang dari jalan yang benar. Caranya menggoda orang sungguh luar biasa. Siapa yang kali ini kamu goda Erina?"Benar saja. Meli berpikir, ketua Direksi saja yang masih kerabat Presdir Albarez tidak bisa memiliki informasi, ini Erina malah mendapatkan informasi? Mustahil bukan?Erina ingin sekali rasanya mengatakan jika Pria yang mereka agungkan itu Adalah suaminya. Tetapi, mana mungkin mereka percaya begitu saja?Tetapi Oca juga merasa heran dan bertanya kepada Erina."Erina, sebenarnya berita apa? Dari mana kamu tahu?"Erina terdiam sesaat lalu menjawab. "Sebenarnya, suamiku.. suamiku bekerja di perusahaan Galaxy Group. Jadi, dia tau berita ini dan memberitahuku. Hari ini Asmirandah dan P