Beranda / Romansa / Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa / Devan yang Hampir Saja Ketahuan

Share

Devan yang Hampir Saja Ketahuan

Penulis: Popyani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-08 14:03:42

Ada hal janggal yang dia temui pada layar computernya, kakek Darma beranjak dari singgasananya. Dia yakin Devan telah melakukan sesuatu.

"Kita ke kamar Devan!" ujarnya datar, dan segera melangkahkan kakinya dari dalam ruangan yang disusul oleh anak buah dari belakang.

Tak ada senyuman-atau apa pun itu. Tetap tanpa ekspresi, dengan sorot mata tajam, dan hal itu menimbulkan suasana tegang disekitarnya. Para pelayan yang berpapasan dengan laki-laki tua itu, segera menepi dan tentunya memberi hormat., namun wajah mereka telah dipenuhi tanda tanya.

"Apakah, ada hal buruk yang terjadi?" gumam seorang pelayan wanita. Mendapati hal yang menegangkan yang ditunjukkan seorang Darma Wijaya, seorang pelyan wanita meyakini ada hal serius yang terjadi di rumah mewag itu.

"Sepertinya Tuan Besar pergi ke kamar Tuan muda Devan. Mungkinkah, Tuan muda Devan telah melakukan kesalahan lagi?" sahut rekannya dengan tatapan penuh tanda tanya, dan disambut pelayan wanita itu dengan mengangkat kedua pundakn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Desi yang Marah

    Rania sontak memalingkan pandangannya pada arah pandang Desi--dan nampak sedikit kaget setelah melihat pemandangan pada gedung bertingkat. "Bahkan aku pun tak mengetahui kalau Komisaris akan menyerahkan jabatannya pada Pak Devan hari ini,"gumam Desi--dengan wajah bodohnya, dan itu mengalihkan pandangan Rania sekilas padanya. Rania kembali menonton tayangan pada gedung bertingkat itu dengan begitu khusuk. Wanita itu menonton--rangkain demi rangkaian acara yang tengah dilangsungkan di Wijaya Group. Devan terlihat begitu tampan, dan juga berwibawa dalam balutan jas berwarna hitam yang sangat pas di tubuhnya, dan terlihat semakin menawan, dengan tatanan rambutnya yang dibuat sedemikian rupa. Pria itu terus melepaskan senyumnya, saat menyambut jabatan tangan dari para petinggi perusahaan, dan juga rekan bisnis atau pun colega. Dan tak berlangsung lama, nampak seorang wanita cantik dengan penampilannya yang modis, memberi selamat--dan keduanya berfoto bersama, dengan sang wanita yang men

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09
  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Kedatangan Sang Mantan

    Walaupun tengah terbakar oleh api amarahnya yang teramat sangat--sebisa mungkin Devan menahan bara yang hampir meledak di dalam diri. Bagaimana tidak? Sebab dalam acara penyerahan jabatan ada pula seorang wanita yang tidak asing bagi diri pria itu. "Tuan, anda baik-baik saja?" tanya Deni dengan setengah berbisik, mendapati adanya sosok wanita masa lalu sang Tuan muda-pria itu yakin kalau Devan pasti sedang tidak baik-baik saja. Devan mendesahkan napasnya kasar--bahkan tarikan napas pria itu mampu terdengar jelas. Devan nyata terlihat sedang tidak baik-baik saja--namun sebisa mungkin pria itu menahannya agar terlihat baik-baik saja. "Kapan, wanita itu datang?" tanya Devan dengan nada suaranya yang datar--terlihat tenang--namun aura yang pria itu tunjukkan terasa mencekam. Sorot mata Devan laksana mata pisau yang mengeluarkan kemilaunya. "Nona Sarah datang dua hari yang lalu, dan Tuan besar yang mengundangnya khusus agar datang ke acara ini," ujar Deni dengan nada yang masih sama. Pr

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-11
  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Hubungan Sarah dan Devan

    Devan masih tetap setia membiarkan tangan Sarah mengudara--Devan seolah enggan menyambut uluran tangan wanita itu. Apa lagi melihat senyuman di wajah Sarah seperti tak ada rasa bersalah sama sekali membuat rasa sakit itu kian menusuk.Masih setia mengabaikannya--hingga bisikan dari Deni membuat pria itu sekilas menatap anak buahnya itu."Tuan. Segera sambut jabatan tangan Nona Sarah semua orang memperhatikan kalian berdua," ujar Deni pelan, dan kembali menjauhkan wajahnya dari telinga Devan. Sudah beberapa detik tangannya mengudara--apa lagi melihat banyak pasang mata yang menatap mereka membuat betapa malunya Sarah kini. Sarah memang benar-benar malu, sebab Devan nampak mengabaikannya. Tetap terseyum, namun ada pias di wajah cantik itu. Saat tangan itu akan berangsut turun--Devan meraihnya. "Hai juga Sarah," sahut Devan dengan nada suaranya yang datar, ada lengkungan sinis yang tersungging di kedua sudut bibir pria itu. Dia sangat membenci wanita di depannya ini.Sudah lama tak bers

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Rania Menjajahkan Kue diPinggir Jalan

    Kenyataan yang baru saja Desi dengar--bukan hanya membuatnya kaget saja, namun juga shyok. Apa lagi hubungan Rania dan Devan yang masih terus terjalin hingga saat ini membuat kekhawatiran di dalam diri Desi kian menjadi saja. "Aku harus mengatakan semua ini pada Rania-sebab bagaimanapun dia harus mengetahuinya--kalau mantan kekasih Devan telah kembali!" gumam Desi dengan nada berapi-api, dan segera melangkah pergi dari ruangan itu. Satu jam kemudian Acara yang diselenggarakan telah usai. Para tamu undangan pun banyak yang sudah pulang. Devan masih berbincang dengan beberapa tamu yang tersisah, dan hal itu tak luput dari pandangan seorang Sarah yang terus memperhatikan pria itu. UHUUK UHUUK Kakek Darma berpura-pura batuk, dan apa yang lelaki tua itu lakukan membuat Sarah tercengang--wanita itu menoleh sekilas pada kakek Darma, wajahnya pun telah bersemu merah. "Sepertinya kau masih begitu mencintai cucuku-Sarah!" goda kakek Darma dengan datar,, ada lengkungan kecil yang terlukis

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-13
  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Rania Meminta Cerai

    Devan mengeluarkan pandangan lewat kaca jendela mobil--guna mengintip apa yang kini menjadi pusat perhatian para pengguna jalan lainnya. Sontak, kedua mata pria itu membelalak lebar begitu mendapati sosok tidak asing untuknya. Kedua pria muda nampak menghancurkan dagangan milik Rania, dan yang lebih menyedihkan orang-orang disekitar hanya menontonnya saja. Devan geram--pria itu benar-benar tidak terima dengan apa yang kedua pria asing itu lakukan pada istrinya. Membuka pintu mobil dengan kasar, Devan akan menurunkan kedua kakinya. Namun cekalan tangan Deni, menghentikan gerakan kaki itu. Berbalik, dan menatap Deni dengan penuh tanda tanya."Saya mohon, jangan lakukan ini, Tuan, Ini terlalu beresiko-untuk anda!" ujar Deni memperingatkan, kekhawatiran nyata terlihat di wajah pria yang usianya satu tahun di bawah Devan itu.Devan menghempaskan kuat tangan Deni--yang membuat cekalan tangan pria itu seketika terlepas. Bara kian terlihat nyata di wajah tampan Devan, "Kau tidak dapat memaham

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-14
  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Tidak Ingin Berpisah

    Begitu lembut ciuman yang Devan ciptakan, mampu menghadirkan gelenyar aneh yang menembus hingga ke tulang sum-sum. Bagai benang kusut, Rania mencoba untuk mengenyahkan semua hal buruk akan kenyataan hubungannya dan Devan yang sebenarnya. Dia menikmati ciuman panas suaminya--membiarkan diri itu tenggelam dalam lautan birahi bersama pria yang dia cintai. Hanyut, bolamata Rania telah nampak sayup-sayup Devan berhasil membangkitkan napsu birahi yang sudah lama hilang. Namun, kenyataan itu kembali melintas--begitu kuat dalam ingatan memaksa Rania agar ke luar. Membiarkan Devan beraksi--sebab semua telah terasa hambar. Hingga, remassan pada salah satu dadanya membuat tautan bibir itu sontak Rania lepaskan. Segera memberi jarak antara dirinya dan suami, dengan napas yang masih tersenggal-membiarkan diri tersiksa dalam birahi yang tak mampu tersalur. "Kenapa? Apakah, ada yang salah? Aku ini suami mu, Rania---?" Suara bariton itu telah berubah parau, awan hitam pun sudah menyelimuti wajah t

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-15
  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Memiliki Rasa Pada Rania

    RumahDevan telah kembali berada di rumah-duduk santai pada sebuah kursi tunggal-- pria itu sengaja mengabaikan sang kakek yang tengah menatapnya dengan murka. Kakek Darma nampak terlihat marah, dan itu nyata terlihat dari rahangnya yang mengeras, dengan bolamata yang menggelap. Devan benar-benar menguji kesabaran lelaki tua itu. "Jangan membuat kesabaran Kakek habis." Begitu tenang lelaki tua itu bersuara, namun nyatanya ucapan itu penuh dengan sebuah ancaman.Ada lengkungan kecil yang tersungging di sudut bibir Devan. Menurunkan surat kabar, kedua kaki yang bertaut Devan lepaskan. Pria itu nampak tenang, namun ada kilatan yang membakar pada iris hitamnya."Aku tidak bisa membohongi diriku--kalau aku jatuh cinta pada wanita itu, itulah kenyataan yang sebenarnya,"ujar Devan, kembali menyeringai seraya beranjak dari duduknya dan melangkah pergi. Namun, baru saja Devan mengambil beberapa langkah--suara kakek Darma begitu menggelegar di dalam ruangan berhasil menghentikan langkah kaki p

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16
  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Penolakan Devan

    Telah memiliki ponsel-Devan mencoba untuk menghubungi Rania--istrinya. Namun, dirinya harus menelan kekecewaan sebab nomor wanita itu tak dapat dihubungi. Devan resah, juga gelisah--pria itu semakin terlihat tak baik-baik saja. Hal buruk telah memenuhi isi kepala Devan tentang Rania.Devan melangkah menuju balkon kamar--menurunkan pandangan--namun dia hanya bisa menghela napasnya berat saat mendapati begitu banyak anak buah kakeknya yang berjaga tepat di bawah kamar. Devan mengeram kesal. "SHIT!" umpatnya, Devan terlihat frustasi, "Rania--, kenapa nomor HP mu--tidak aktif?" gumamnya dengan lirih, ada pedih yang nyata terlihat pada mahik hitam legamnya.Suara ketukkan menyapa pintu kamar Devan, pria itu sontak menoleh dan mendapati kedatangan salah satu anak buah kakeknya. "Tuan, Tuan besar meminta anda untuk segera turun. Mereka sudah menunggu kedatangan Anda. Nona Sarah juga ada di sini," ujar lelaki berperawakan tinggi itu dengan sopan. "Aku akan segera turun, dan kau pergilah!" D

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17

Bab terbaru

  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Akhir Kisah Rania dan Devan

    5 bulan kemudian Oeek---- Oeek---- Suara tangisan bayi menggema di dalam ruangan operasi, dan suara tangisan bayi yang terdengar, membuat sosok-sosok dewasa itu seketika mengucapkan rasa syukur. "Selamat ya, Deni, akhir nya kamu sudah menjadi ayah," ujar Devan, menghampiri Deni dan memeluk sebentar pria itu. "Terima kasih Tuan," ujar Deni, dengan senyum lepas di wajah--kebahagiaan nyata terlihat di wajah pria itu, di mana binar bahagia nyata terlihat di bola mata nya. "Deni----," panggil Rania beberapa menit kemudian. Datang nya sosok Rania, mengembangkan senyum di wajah Deni, namun ada nya air mata yang dia temukan pada kelopak mata kakak angkat nya, membuat Deni pun tak mampu membendung kesedihan itu lagi. Bagi Deni, Rania adalah sosok kakak yang baik untuk nya. Melangkah menghampiri, Deni segera memeluk tubuh wanita itu saat sudah berada dekat dengan nya. "Kau, sudah menjadi seorang, ayah, Deni, selamat!" ujar Rania dengan lirih, sudah ada butir kristal yang mene

  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Rania dan Sarah yang Saling Menerima

    Kaget, dengan bola mata yang membeliak penuh. Namun, menyadari bagaimana sambutan nya dengan segera Rania, mengembalikan mimik wajah nya. "Maaf," ujar Rania dengan kikuk, wanita itu nampak salah tingkah merasa tidak enak hati pada Sarah. Sarah yang menunduk, seketika mendongak--iris hitam nya, begitu dalam dan tajam, menatap manik hitam Rania. Masih menatap, Sarah akhir nya bersuara. "Apakah, kau tidak akan memaafkan aku?" tanya Sarah dengan lirih, ada mendung yang sudah menyelimuti wajah cantik wanita itu bagaimana mendapati sambutan Rania akan permintaan maaf dari nya. Wajah Rania mendadak kaku, terperangah--sebab merasa Sarah sudah salah sangkah pada nya," Oh, bukan begitu maksudku, kau salah sangkah! Aku, sudah memaafkan mu, sejak kau mengijinkan Papa, dan Mamaku untuk kembali bersatu " jelas Rania. "Benarkah?" ujar Sarah dengan senyum yang mengembang di wajah, wanita yang sedang mengandung 4 bulan itu terlihat sumringah, bola mata nya pun berbinar bahagia. "Yaa!"

  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Sarah yang Menerima Deni

    Dua Minggu kemudian Duduk berdampingan, namun walaupun duduk bersama, Sarah, maupun Deni tak ada yang saling berbicara. Ntah, apa yang ada dalam pikiran kedua nya, namun kedua sosok itu lebih memilih untuk diam. Suasana canggung begitu terasa. Ingin berbicara, namun--Deni bingung harus memulai nya dari mana. Sarah terus saja mendiam kan nya. Alhasil, Deni tetap dengan diam nya--dengan sesekali melirik kan pandangan nya pada Sarah. Mendapati Sarah yang meremas jari-jari nya, pria itu hanya bisa mendesahkan napas nya berat. "Aku seperti melihat orang lain. Padahal Sarah yang aku kenal, adalah sosok yang arogant, dan suka, banyak bicara!" gumam Deni dalam hati, dengan diam-diam menatap pada Sarah. Hening--- Hening--- Sampai kapan--mereka saling, diam? Setidak nya itu lah yang ada di dalam pikiran Deni saat ini. Tak, mampu menahan diri itu lagi--Deni memilih untuk bersuara terlebih dahulu. "Kenapa, kau tidak memberitahukan padaku--kalau kau, sedang mengandung?" ujar Deni

  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Kehamilan Sarah yang terbongkar

    Malam hari "Rania----." Suara panggilan membuat lamunan panjang Rania membelah, wanita berambut indah itu seketika memindai pandangan nya pada asal suara. "Dev---,"gumam nya, saat mendapati kedatangan sang suami. Sebagai seseorang yang sangat mengenal baik Rania, tentu Devan tahu-seperti apa istri nya itu. Air muka yang Rania tunjukkan saat ini, Devan yakin ada sesuatu yang begitu membebani istri nya itu saat ini. "Kamu, baik-baik saja'kan?" tanya Devan. Menutup pintu ruangan, pria itu menyeretkan langkah berat nya menuju Rania. Rania tak langsung menyambut pertanyaan yang Devan layangkan. Pertanyaan yang pria itu berikan, kembali menyadarkan Rania atas kenyataan yang dia ketahui hari ini. Diam, iris hitam Rania begitu lekat, dan dalam, menatap manik hitam Devan. "Tidak! Aku tidak boleh memberitahukan hal ini pada Devan." Rania bermonolog dalam hati, wanita itu sedang berperang dengan suara hati nya sendiri. "Aku baik-baik saja!" sahut Rania, memutuskan pandangan-ber

  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Deni Bercerita Pada Rania

    Sarah telah kembali berada di dalam mobil. Namun, bukan nya langsung pergi meninggalkan area depan restorant, Desicner perhiasan itu justru masih setia tetap berada di sana. Begitu malu saat Rania melihat tanda merah di leher nya, membuat Sarah menenggelamkan wajah nya sedalam mungkin di antara bundaran setir, dengan tak henti-henti nya menggerutu. "Sebel! Sebel! Bagaimana, bisa aku seceroboh ini?!" gerutu Sarah, sembari memukul-mukul kuat bundaran setir. Puas meluapkan kekesalan nya, Sarah mendongak, dan wanita itu mendapati Rania yang melintasi depan mobil nya. Mendapati Rania yang tersenyum--Sarah yakin kalau saudara tiri nya itu tengah menertawakan diri nya. Masih setia memandang Rania, hingga berakhir diri nya mendapati Ibu satu anak itu yang berlalu dengan sebuah mobil mewah. Lama memandang, Sarah memutuskan pandangan setelah teringat rencana nya yang akan berziarah ke makam sang Bunda. Menghidupkan mesin mobil, dan berlalu pergi meninggalkan depan restorant. **** *****

  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Sarah yang Mengijinkan Papa Akio dan Mama Ani Kembali Bersama

    Beberapa hari ini Devan merasa ada yang berbeda dengan Deni. Orang kepercayaan, juga adik ipar nya. Menurut Devan sedang tidak baik-baik saja. Deni yang selalu smart, dan selalu terlihat gentle, akhir-akhir ini nampak tidak bersemangat. Terus memandang, Devan yang selama ini memendam rasa penasaran nya akhir nya bertanya. "Bolehkah, aku bertanya sesuatu?" tanya Devan, dengan nada suara yang terdengar ragu. Deni yang tengah memandang wajah ponsel, seketika menengadah--pria itu menatap Devan dengan lekat-lekat. Devan tak langsung melontarkan pertanyaan. Di tatap nya wajah Deni lamat-lamat, lingkaran hitam pada kelopak mata, wajah yang kusut, seperti nya pria itu akhir-akhir ini kurang beristirahat. "Apakah, kau sedang ada masalah? Sebab yang aku perhatikan beberapa hari ini kau nampak murung. Mata mu pun nampak menghitam. Bukankah, aku jarang memberikan kau pekerjaan yang membuat kau lembur. Atau jangan-jangan, kau sering menghabiskan waktu di Klup malam bersama para wani

  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Satu Malam Bersama Deni

    Beberapa menit kemudian "Apa, menginap di sini?!" sahut Deni. Bola mata nya membeliak, kaget juga sedikit shyok setelah mendengar keinginan Sarah barusan. "I-ya," sahut Sarah dengan ragu, sambutan Deni menciptakan mimik wajah yang berubah pada wanita itu. Sarah nampak menahan malu. "Nggak!" Deni menolak dengan tegas, dan penolakan keras dari pria itu menciptakan kekecewaan, juga sedih di wajah Sarah. Namun, hanya sesaat saja. Seketika wanita cantik berdarah Jepang Indonesia itu, kembali memohon pada Deni. Memegang tangan pria itu dengan erat-erat, dan menatap nya dengan memohon. "Den, aku mohon-kali ini saja. Aku sedang benar-benar membutuhkan seseorang untuk berkeluh kesah. Kematian Mama, dan hubungan ku dan Papa yang merenggang, membuat aku merasakan rumahku seperti di neraka," pinta Sarah. Memasang wajah memelas nya, Sarah menatap Deni dengan bola mata berair. "Bukankah, kau memiliki teman? Jika kau tidak nyaman berada di rumah mu, kau bisa pergi menginap di rumah mer

  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Sarah Mendatangi Deni

    Waktu telah berada di pukul 11 malam. Di saat banyak penghuni bumi sudah menjemput alam mimpi nya, hal serupa tak berlaku bagi Sarah. Walaupun telah dilanda rasa kantuk yang teramat sangat--namun Desicner cantik itu tak kunjung dapat tidur. Bangkit dari tidur nya, Sarah mengacak-ngacak rambut nya frustasi. "Kenapa, aku terus memikirkan omongan Rania, terus-sih?!" gerutu Sarah, dengan wajah frustasi nya. Karena tak dapat kunjung tidur, berakhir Sarah memutuskan untuk pergi ke dapur. Dia akan mengambil beberapa cemilan ringan, dan juga minuman soda, guna untuk menemani nya menonton film. Kedua kaki Sarah telah memijak di lantai dasar. Akan melangkah menuju arah dapur, namun hal itu Sarah urungkan saat dari jauh lebih tak sengaja wanita berkulit putih itu mendapati keberadaan papa Akio. "Papa," gumam Sarah, dengan pandangan tak terputus dari papa Akio, di mana pria paruh baya itu tengah berdiri di depan jendela kaca besar, sembari melemparkan pandangan nya ke arah luar. Lama me

  • Suami Dadakan Ku Bukan Kuli Biasa    Dilema nya Sarah

    Beberapa menit menempuh perjalanan dengan kendaraan roda empat nya Sarah akhir nya kembali tiba di rumah nya. Namun, saat mobil milik nya telah terparkir wanita cantik itu tak langsung berlalu dari dalam mobil. Masih setia berada di kursi nya, dengan pandangan yang menerawang begitu jauh. Seperti ada sesuatu yang begitu membebani pikiran nya. Sekian detik berada di sana, Sarah akhir nya berlalu dari dalam mobil. Menyeretkan langkah kaki nya ke dalam rumah, Sarah mendapati suasana rumah yang dalam keadaan lengang. Menelusuri setiap sudut ruangan, Sarah nampak seperti tengah mencari sesuatu. Hingga, terdengar suara langkah kaki, dan dia mendapati kedatangan salah satu pelayan rumah. "Bibi----," panggil Sarah dengan setengah teriakkan, dan itu membuat pelayan tua itu menghentikan langkah kaki nya, dan menghampiri nya. "Nona," ujar nya dengan sopan. "Di mana, Papa?" tanya Sarah dengan nada suara nya yang terdengar menuntut. "Tuan Besar sedang berada di taman samping rumah," j

DMCA.com Protection Status