Share

BAB 111 Fitnah Wanita

Penulis: Liliput
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Aliesha!" Teriakan Ben semakin jelas terdengar.

Dia berjalan mendekat di tengah lampu rumah yang remang-remang.

Tok, tok, tok!

Terdengar Aliesha yang sedang mengetuk pintu kamar belakang. Dia sempatkan untuk menarik-narik lagi bajunya agar semakin meyakinkan.

"Aliesha, apa yang kamu lakukan?" Noah menanyainya.

Dia tak mengerti apa yang sekarang sedang dilakukan wanita itu.

"Diamlah! Aku tak mau dekat-dekat dengan kamu lagi..." Aliesha terus menggedor pintu agar Ben bisa menemukannya.

"Awas kamu!" Noah menyadari kalau wanita cantik yang kini sudah berubah penampilannya seperti seorang tawanan itu akan memfitnahnya.

Diapun mencari jalan keluar lewat belakang. Noah membuka lebar jendela yang menghubungkannya dengan taman belakang yang cukup luas.

Dengan satu kali melompat, Noah bisa kabur dan menghilangkan jejak.

Ben mendobrak pintu dan akhirnya bisa membuka pintu tempat di mana istrinya berada.

"Aliesha! Kamu tidak apa-apa?" Ben prihatin dan terkejut dengan apa yang terjadi pada istr
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 112 Hadiah

    "Hey, kenapa di sini sendirian?" Sebuah pelukan hangat dari belakang membuat Aliesha tersadarkan. Ben, pasti dia menemukannya karena tadi tak kunjung kembali ke kamar mereka. Di tangan Aliesha masih tergenggam sebuah plastik kecil berisi buah strawberry yang tadi diambilnya dari pantry. "Ke mana saja kamu? Kenapa malah terdiam dan melamun di sini sendirian?" Ben mendekatkan bibirnya di leher wanita matang itu. Jiwa manjanya kini sudah mulai tumbuh lagi. "Iya, aku tadi baru saja mengecek si kembar dan mereka sepertinya baru dimandikan lalu langsung tertidur..." Kata Aliesha. "Ya sudah kalau begitu, ayo kita kembali ke kamar. Ada yang mau aku tunjukkan padamu!"Aliesha penasaran kira-kira apa yang akan ditunjukkan oleh suaminya sekarang. Semoga itu bukan hal yang nantinya akan membuat rumah tangganya rusak atau semakin karam.Mereka sekarang sedang di fase perbaikan."Apa yang mau kamu tunjukkan memangnya?" Senyuman wajah Aliesha terkembang saat bertanya kepada Ben.Sambil mencar

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 113 Martin Bangkit

    Kaki Aliesha sudah dia paksa untuk berjalan maju ke ruangan kerja sang kakek. Namun masih saja terasa berat dan enggan untuk maju ke depan."Cepatlah, Kakek tidak suka menunggu terlalu lama." Noah sudah berjalan di belakangnya kemudian menyalip langkah Aliesha.Dengan cekatan dia masuk ke ruang kerja lalu membiarkan pintunya terbuka sedikit."Masuk dan tutup pintunya Aliesha. Duduk!" Aliesha menutupnya kembali dan mengaitkan kedua tangannya di depan pahanya saat duduk di sebelah Noah."Aku memanggil kalian karena aku ingin mengatakan sesuatu hal. Kuharap kalian berdua bisa menjadi orang yang koperatif dengan rencanaku ini." Kata Kakeknya.Noah tampak tidak sabar dengan rencana ide gila kakeknya. Seperti biasa, dia ingin bertanya kira-kira rencana apa yang akan dia katakan padanya."Tunggu, kamu diam dulu. Jangan banyak bicara sebelum aku selesai. Dengarkan baik-baik..."Aliesha menghela nafas karena sejak tadi merasa sangat tegang. Terlebih lagi suaminya tidak ada di sini."Aliesha,

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 114 Under Pressure

    "Kalau sesuai dengan rencana Pak Martin, dalam beberapa waktu ke depan kita sudah bisa mulai merenovasi beberapa proyek hotel yang dulunya dipunyai oleh Eros. Kita perlu ganti papan nama, interior serta ada beberapa bagian yang sepertinya harus kita hapuskan..." Salah satu timnya mengusulkan.Martin yang tadi hanya menyimak kini mengangguk setuju. "Aku serahkan semua urusan pada kalian yang lebih ahli. Pesanku, kita rubah citra perusahaan yang dulunya korup, bagaimana menjadi terlihat lebih elegan dan welcome pada banyak pasar baru. Aku harap kalian serahkan proyek ini kepada orang yang tepat."Semua menyetujui. Memang selama ini image perusahaan yang dipegang oleh Eros terkesan hanya untuk kalangan jetset dan tidak ramah pada pasar-pasar menengah yang mulai merambah gaya hidup kelas atas."Kenapa tidak kita serahkan pada Nona Aliesha saja?" Tanya salah satu tim Martin."Betul juga, Nona Aliesha setahu saya sudah cukup banyak menghandle proyek besar dan hasilnya cukup memuaskan..." Sa

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 115 Penyusup Lama

    "Sudah seharusnya kita laksanakan rencana ini agar kita tidak ketinggalan dari komplotan Martin..."Suara Kakek Noah benar-benar menggelegar. Meski usianya sudah tak muda lagi namun semangatnya untuk melakukan perlawanan tidaklah mudah surut."Kalau menurut saya, ada beberapa orang yang bisa kita jadikan sebagai informan..." Anak buahnya mendekat lalu berbisik.Kakek mengangguk-angguk tanda menyetujui usulan rahasia itu."Jadi saya harapkan orang itu bisa memperlicin urusan ini. Tapi ya kembali lagi Tuan, kita harus berani memberanikan kompensasi yang setimpal dengan apa yang dia mau..." Ucap anak buah yang berbadan kekar seperti algojo."Hmmm... bagiku tidak masalah berapapun yang harus aku bayar. Yang jelas, lahan di dekat area kantor walikota itu harus jadi milikku. Itu saja harapanku... Setelah itu, aku kelak bisa mati dengan tenang!" Titah sang Kakek yang sudah menyadari kalau umurnya sudah tak panjang lagi."Tuan, jangan bicara demikian..." Anak buahnya tentu merasa tidak nyaman

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 116 Sang Penerus

    "Apa? Pengasuh?" Apa Ricky tidak salah dengar dengan omongan Kakeknya barusan.Bagaimana bisa dia dijadikan sebagai seorang pengasuh? Apa dia tak bisa mendapatkan posisi yang lebih baik dari sekedar menjadi seorang baby sitter!"Iya. Aku pikir kamu adalah orang yang tepat. Sementara ini Noah dan Ben adalah orang yang masih disibukkan oleh dendam masing-masing. Aku tidak mau Daniel dan Danish hanya akan jadi korban emosional keduanya." Terang Kakeknya."Tapi, Kek... Aku bukan siapa-siapa dari Daniel maupun Danish. Sedangkan Noah dan Ben setidaknya mereka memiliki keterkaitan dengan Aliesha..." Ricky berusaha untuk menolak secara halus.Dia sudah merasa terlalu ikut campur kedua sepupunya, rasanya tidak mungkin lagi jika harus dilibatkan dengan pengasuhan si kembar yang nantinya akan menimbulkan banyak hal pro dan kontra di belakang."Apa salahnya? Justru karena kamu tidak ada kaitan sama sekali dengan mereka, itu yang membuatku menganggap kamu adalah sosok yang tepat menjadi pengasuh s

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 117 Strategi Baru

    "Kenapa Kakek sekeras itu pada kedua anakku?" Noah merasa dianak tirikan sekarang. Apa karena dia dulu telah mengkhianati apa yang Kakeknya suruh?Seharusnya memang Noah tak semudah itu membiarkan Aliesha menguasai hatinya.Tapi, siapa yang bisa menolak dan menarik sebuah cinta untuk terjadi di dalam hidupnya?Tak seorangpun bisa mengelak dari panah asmara, bukan?Seperti yang dia duga, tak lama setelah Kakeknya berlalu, Aliesha muncul dengan suaminya. Meskipun dia sudah mencoba untuk berdamai dan menerima keadaan dengan Benedict, tapi melihatnya secara langsung bergandengan tangan dengan Aliesha... masih saja membuat jiwanya berteriak meronta-ronta ingin didengarkan.Siapa yang sanggup melihat orang terkasih bermesraan dengan orang lain yang merupakan sepupu sendiri!?"Noah, kenapa kamu di sini? Apa kamu menjaga si kembar?" Ben mendekat dan duduk di sebelah Noah.Keduanya memegangi mainan si kembar dan tatapan Noah masih tampak hampa."Nggak juga. Tadi aku ke sini karena mereka jatuh

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 118 Penjara Dunia

    "Tidak usah berbasa-basi lagi, aku hanya ingin pertemuan ini cepat selesai..." Eros tampak tak bisa mengendalikan dirinya. Dia merasa muak saat harus bertemu dengan Martin Zhafir yang kini menertawakan nasibnya. Perubahan drastis dari seorang pangeran kaya raya menjadi tak memiliki apa-apa. Bahkan baju pun itu adalah seragam tahanan. "Kenapa buru-buru? Apa kamu tidak ingin cerita tentang pengalamanmu selama di penjara? Berapa hari kamu masuk, kenapa perilakumu berubah menjadi sejahat ini padaku?" Martin menyindir. Dulu, sempat Eros akan menjadi menantunya. Namun takdir berkata lain. Soraya, mantan istri Martin justru kedapatan selingkuh dengan Eros. Setelah itu, semua berubah. Dan yang membuat Martin sebenarnya menyimpan dendam pada Eros adalah saat dia terpuruk tertangkap basah dengan menyembunyikan istrinya. "Aku tidak mau mempepanjang pembicaraan ini. Katakan saja apa keperluanmu!" Eros tampak tak ingin berlama-lama bersama Martin. "Kalau memang kamu ingin kita secepatnya s

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 119 Rampasan

    "Turun kalian!" Terdengar pintu mobil digedor oleh sosok seperti algojo, dengan badan berotot dan kekar. Setelah beberapa kali kaca mobil digedor lagi, sopir Martin pun menurunkan kaca mobilnya sedikit. "Ada apa memangnya? Kami mau lewat!" Sopirnya belum mau menyerah begitu saja. Baginya ini adalah pertaruhannya terakhir untuk menyelamatkan sang majikan. Dia tak bisa dengan begitu mudahnya menyerahkan urusan pada penjahat di depannya sekarang. Menang atau mati! "Sudah, jangan banyak bicara! Cepat kalian semua turun..." Perintahnya. Orang-orang yang tadi tercebur ke sungai mulai terlihat telah menyelamatkan diri dari sungai lalu merangkak naik ke jalanan. Baju mereka basah kuyup tapi masih bisa berjalan. Empat orang dengan perawakan tubuh yang sama. "Apa yang harus kita lakukan?" Bisik rekan yang duduk di sebelah sopir. Martin sudah seperti mau pingsan karena tadi baru saja kejar-kejaran layaknya di film action yang membahana. Kini dirinya harus bisa pasrah menerima kenyataan.

Bab terbaru

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 163 Menerimamu Lagi

    Beberapa tahun kemudian..."Aku sungguh bangga kepadamu!" Kakek menepuk pundak cucu kebanggaannya yang telah berhasil membuat perusahaannya menjadi semakin besar dan sukses hingga ke kancah internasional."Terima kasih, Kakek. Ini semua tak lepas dari bantuan Kakek serta Ricky juga." Ucap Noah sambil menepuk bahu sepupunya.Keduanya memang diberikan mandat untuk memegang perusahaan milik McLaren yang tak main-main asetnya kini."Sama-sama..." Ricky nampak tersenyum dan rupanya di sebelahnya sudah ada seorang wanita cantik bertubuh seksi yang menggamit lengannya."Apalagi sejak ada Cassandra, kamu semakin bersemangat bekerja, Ricky. Tidak sia-sia perjuanganku menjodohkanmu dengan dia..." Kakeknya tertawa."Kakek, terima kasih sudah memperkenalkan saya pada Ricky. Dia adalah lelaki terbaik dan sempurna yang pernah saya ketahui..." Cassandra mengucapkannya dengan tulus.Sedangkan Noah masiih nampak diam tak bereaksi saat orang di sekelilingnya menikmati perbicangan. Sudah hampir tiga tah

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 162 Sebuah Syarat

    Masih dengan mulut yang terkunci rapat, Tuan Martin tak bisa merespon."Apa katamu?" Itu saja kalimat yang bisa dia katakan saat tahu Noah meminta maaf padanya.Dosanya terlalu banyak, dia harus memastikan Noah meminta maaf dalam hal apa dulu ini."Iya, saya minta maaf telah menuduh Om Martin sebagai penyebab Ben celaka dalam kematiannya itu. Saya mewakili keluarga meminta maaf yang sebesar-besarnya..." Kata Noah sambil menundukkan kepala.Tuan Martin mengamati pemuda itu. Tak ada unsur yang dibuat-buat apa lagi pura-pura. Dia terlihat sangat serius dan tidak main-main.Ini di luar ekspektasinya, jelas tak mungkin seorang searogan dan sesombong Noah mau merendahkan diri untuk meminta maaf."Aku sudah tak bisa percaya apapun yang keluar dari mulutmu, McLaren!" Bentak Tuan Martin.Anehnya, Noah tak bereaksi frontal meski Tuan Martin sudah memancing amarahnya dan bahkan menghina perilakunya saat meminta maaf begitu."Apa yang harus aku lakukan sehingga Om Martin mempercayaiku?" Noah namp

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 161 Berdamai

    Noah mendengarkan apa yang dijelaskan oleh pihak kepolisian dengan seksama. Rasanya seperti tak percaya saja dengan apa yang mereka jelaskan.Betapa dia selama ini telah merasa bersalah karena meminjam mobil sepupunya itu sementara mobilnya dikenakan oleh Ben."Tidak ada hal yang mencurigakan selain memang proses perbaikan yang belum selesai." Kata polisi itu mengulangi penjelasannya."Lalu, apa sepupu saya tahu soal mobil yang belum selesai itu?" Noah masih penasaran. "Kata pihak bengkel mobil yang menjalankan pembenahan terhadap mobil itu, korban sudah diberi tahu soal pekerjaan yang belum selesai tapi tetap saja katanya ingin dipakai secepatnya dan dia tak bisa menunggu lebih lama lagi." Jawab polisi itu.Tuan Martin dan Noah saling berpandangan karena merasa saling tuduh satu sama lain. Mertua Ben itu masih mengira kalau Noah sengaja menjebak Ben dengan membiarkan mobil yang masih setengah selesai dikerjakan itu agar dikemudikan oleh menantunya.Padahal jelas-jelas hal itu memba

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 160 Fakta Lain

    "Noah, apa yang terjadi?" Aliesha bertanya sambil merangkul sosok di depannya itu.Tangannya gemetar karena membayangkan hal yang tak diinginkan."Cepat jaga Nona Aliesha!" Noah mendengar suara beberapa orang yang berlarian di lantai dua namun dia belum berani membuka pintu."Nona Aliesha, ini kami. Jangan keluar dulu karena di luar masih berbahaya." Rupanya itu adalah pengawal ayahnya."Apa yang terjadi?" Noah bertanya dari balik pintu namun masih menjaga jarak agar tak langsung berada di depan pintu. Khawatir kalau-kalau terjadi hal yang tidak diinginkan."Orang yang dulu disuruh menembak mobilmu, Noah, dia membalas akan menembak Tuan Martin. Tapi beruntunglah tembakan itu meleset dan dia sudah ditembak di tempat oleh pengawal lain..." Jelasnya."Saat kami berdua naik ke atas tadi, dia memang akan melarikan diri ke sini, jadi kami berinisiatif untuk mengamankan Nona Aliesha..." Jawab yang lain."Baik, terima kasih. Kami baik-baik saja. Tolong jaga kami selagi... kami masih di dalam

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 159 Teror di Hari Bahagia

    "Kesalah pahaman bagaimana?" Noah mulai terlihat menegang. Dia tak yakin akan siap dengan apa yang akan dia dengar nanti."Saat itu seingatku memang Tuan Martin sudah mengincarmu..." Bi Lastri masih menunggu reaksi Noah.Jika dia rasa nanti Noah akan bereaksi hiper, maka Bi Lastri akan berhenti bercerita."Mengincar?" Noah bertanya namun terlihat kalau dia masih ingin mendengarkan cerita selanjutnya."Setidaknya itu yang bisa aku ceritakan padamu sekarang..." Bi Lastri masih belum mau menceritakan lebih lanjut.Sepertinya memang ada hal yang masih dia tutup-tutupi. Dia ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya."Kumohon ceritakan saja sekarang, Bi. Aku tidak yakin apakah setelah ini kita memiliki waktu atau tidak untuk bertemu." Noah sengaaj menakuti Bi Lastri agar dia memang membuka semua yang ia tahu saat ini juga."Apa maksudmu? Apa setelah ini kamu mau pergi dari sini?" Bi Lastri tentu terkejut."Iya..."Langit yang tadi gelap kini sudah berubah lebih mencekam karena badai yang dira

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 158 Terbongkar

    Noah berjalan keluar dari kamar Aliesha.Pikirannya masih kalut dan berkabut. Antara diri dan nafsunya saling bertarung. Tak seharusnya di saat-saat berkabung begini dia mencari-cari kesempatan untuk mendekati adik iparnya itu."Noah, kamu belum tidur rupanya..." Bi Lastri tampak kaget ketika keluar dari kamar Tuan Martin dan bertemu dengan Noah yang juga baru saja keluar dari kamar Aliesha."Aku? Aku tidak mungkin tidur jam segini. Lagipula Aliesha sudah tertidur jadi aku pikir lebih baik aku keluar dan... sebenarnya aku ingin bicara denganmu!" Kata Noah.Bi Lastri langsung meletakkan telunjuknya di antara dua bibirnya."Sebaiknya jangan di sini. Ayo, kita turun ke bawah saja!"Bi Lastri mengajaknya untuk segera mencari tempat yang lebih privat untuk bicara. Noah tentu saja menurut dan mengikutinya.Setelah mereka sampai di pavilion bawah, Bi Lastri memastikan tidak ada orang yang mengikuti mereka.Lalu dia membuka dan masuk ke dalamnya."Aku sebenarnya ingin mengatakan sesuatu!" Bi

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 157 Mengenangmu

    Setelah mendengar permintaan Aliesha untuk membiarkan Noah menemaninya di rumahnya, tentu saja Tuan Martin semakin meradang.Matanya melotot dan menunjuk-nunjuk anak perempuannya itu."Apa maumu? Kamu sudah memasukkan kembali racun dan duri ke dalam rumahku!" Tuan Martin tidak terima.Baginya kalau boleh memilih, hanya Benedict saja yang ia anggap sebagai menantu. Meski dia juga sama-sama berasal dari keluarga musuh bebuyutannya."Aku tidak salah dalam meminta, Ayah. Aku ingin Noah tinggal bersamaku di sini." Aliesha menyeret kopernya dan dibawanya masuk ke dalam dengan susah payah."Noah, kenapa kamu diam saja? Ikuti aku!" Noah hampir tak percaya dengan apa yang baru saja dia saksikan. Baru beberapa detik yang lalu Aliesha seolah menjadi singa yang kepalaran dan hampir mati dengan tak punya tenaga melawan.Kini, tiba-tiba mantan istrinya itu sudah menjelma seperti singa wanita yang pemberani dan siap melawan apapun yang menghadangnya.Noah melihat sekilas wajah Ayah Aliesha yang mas

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 156 Celah Rujuk

    Aliesha mengaitkan kedua lengannya dan melipatnya di depan dada.Ada rasa berat saat dirinya meninggalkan rumah ini sekarang. Dulu, dia bersikeras ingin segera pergi dari sini dan meneruskan hidupnya di rumah yang berhasil ia bangun dengan mimpinya sambil membesarkan usaha yang dia rintis.Kini, entah sejak kapan rasa memiliki itu mulai muncul.Rasanya berat saat Ben sudah tak ada lagi. Apakah dia masih bisa menyebut sebuah bangunan itu sebagai sebuah rumah? Rasanya tidak saat Ben tak ada lagi di dalamnya.Dan tempat terakhir yang Aliesha rasakan sebagai rumah adalah rumah Kakek, yang dirinya akhrinya terusir juga untuk pergi.Memang tak ada yang abadi di dunia ini.Aliesha tahu itu."Apa kamu baik-baik saja?" Suara Noah yang lagi-lagi membuatnya kembali menjejakkan angannya ke bumi.Wanita berbaju hoodie yang ukurannya oversize itu hanya mengangguk dan sorot matanya kosong.Saat ini, Noah juga sama-sama hancur tapi satu hal yang dia pegang yaitu kalimat Ben yang menitipkan Aliesha se

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 155 Pergi

    "Aku tidak mau tahu, suruh perempuan itu pergi dari ini!" Suara kakek menggelegar sehari setelah Ben dimakamkan.Tangannya sampai gemetaran saat mengucapkan hal itu pada pengawal dan beberapa orang pembantunya."Tapi, Tuan..." Itu kalimat yang ingin disampaikan oleh pembantu, tapi tetap saja dia tak berani berkata apa-apa karena majikannya lah yang menggaji setiap bulan.Untuk sementara dia harus berdiam diri dan tidak menyanggah apapun yang diperintahkan oleh sang majikan."Cepat kemasi barang-barangnya dan aku tidak mau melihatnya keluyuran di sini lagi!" Kakek semakin membabi buta dan marah sejadi-jadinya."Ba-baik Tuan, kami akan membawanya pergi dari sini.""Jangan sampai ada satu barangnya yang tertinggal. Aku tidak mau di rumahku bau keringat dan jejaknya tersisa di sini. Cepat lakukan!" Kakek bertitah dan kemudian masuk kembali ke ruang kerjanya untuk menyendiri.Baginya kehilangan Ben seperti kehilangan nyawanya sendiri. Seumur hidupnya, cucu yang satu ini teramat menurut dan

DMCA.com Protection Status