Share

Part 2. Janjian.

Author: RatuNna Kania
last update Last Updated: 2022-02-16 12:09:18

Tiin, tiiiin, tiiiin. Terdengar suara klakson begitu memekakan telinga

"Ini pasti Renata, menekan klakson seenaknya hanya agar kedatangannya diketahui olehku," gerutu Bianca sambil mengusap ujung matanya yang tergores saat memakai eyeliner tadi. 

"Biiii … dimana kamu?" panggilnya. 

"Kan, sudah kubilang, dia biang kerok dari tan-tin suara klakson itu," ucapnya bicara dengan gambarnya sendiri yang memantul dari cermin riasnya.

"Kebiasaan kamu ya, Ren, aku jadi kaget dan mataku ketusuk eyeliner, nih!" sungutnya.

"Ops … haha segitunya banget, Bi?" ucapnya tanpa dosa.

"Nih, ya, di komplek sini yang sering mencet klakson itu tukang jualan lele! Jadi, Elu! Sama aja kaya tukang lele, Ren!" gerutunya, kesal dengan kebiasaan Renata yang tak beradab itu.

"Gue lupa, Bi," sanggahnya.

Bianca hanya mendengus, malas berdebat lagi soal klakson dengan sahabatnya itu. Padahal sudah beberapa kali ia pesankan, agar jangan pencet-pencet klakson kalau ke rumahnya. Karena letak rumahnya dengan para tetangga, berdempetan tanpa jarak. Jadi saat ada yang mengklakson di rumahnya, maka hampir satu blok akan mendengar suaranya.

Sementara Renata malah anteng dengan ponselnya.

"Gimana?" tanya Bianca sambil menjatuhkan bokongnya disamping Renata.

"Nih … liat sendiri," sahutnya, menyodorkan gawai yang menyala ke arah Bianca.

Secepat kilat gadis itu menyambar ponsel yang di sodorkan oleh sahabatnya dan matanya seketika melotot.

"B*jing*n!?"

Mukanya mendadak panas rasanya, giginya pun bergemeletuk menahan kemarahan yang memuncak membaca screenshot chatting antara Doni dan Lia di ponsel milik sahabatnya.

Seandainya saja Renata mengizinkannya pada sore itu, untuk menghampiri Doni dan Lia, sudah habis di libasnya kedua manusia pengkhianat itu. Yang tanpa sengaja dilihat Bianca di sebuah cafe ternama di kota ini.

Mata Bianca semakin terbelalak saat menggeser satu persatu foto yang berada di ponsel Renata. Dan terkejut saat melihat beberapa foto Lia dan keluarganya.

"Gil*! Sungguh perempuan ini!" Bianca hanya mampu menahan nafas.

"Ren, bener-bener biadab ni perempuan," ucapnya lagi sambil melirik ke arah Renata yang hanya menggendikan bahunya.

"Aku menyadap WhatsAppnya Mas Doni, dan seperti yang kamu baca. Ternyata seperti itu kelakuannya selama ini." ucapnya sambil pandangan nya menerawang keluar. Ada luka yang mendalam di sorot matanya.

Lalu tiba-tiba Renata tergugu dan tangisnya pun pecah dihadapan sahabatnya. Ia tak lagi bisa menyembunyikan kesedihan dan luka batinnya.

Bianca merengkuh tubuh yang tengah bergetar hebat itu. "menangis 'lah, jangan kau tahan lagi … tumpahkan semua sesak didadamu," Lalu Renata menangis sesenggukan di pelukan Bianca.

Tangisan Renata begitu menyayat hati, pengkhianatan Doni berhasil menghancurkan perasaannya, bukan saja harga dirinya, kehormatannya juga nama baiknya akan hancur dalam sekali tepak saja. Mungkin dia khawatir akan jadi cemoohan orang banyak, karena tidak becus menjadi seorang istri sehingga suaminya mencari persinggahan yang lain. Karena perselingkuhan hanya terjadi jika di rumahnya tidak terasa nyaman. Begitulah pembelaan dari beberapa perusak rumah tangga orang. 

"Maaf," cicitnya sambil menjauh dari pelukan Bianca, yang juga sembab karena menangis, hati Bianca tak kuasa menahan iba, saat mendengar tangisan Renata bagai anak kehilangan ibunya, pilu sekali.

"Gue gak nyangka, Doni sebajingan ini, Ren," ucapnya sambil lekat memandangi wajah Renata.

"Mungkin ini takdirku," lirih Renata.

"Aku sungguh tak habis pikir, apa yang dicari suamimu itu? Secara fisik, kamu jelas menang dan sangat jauh sekali kalau dibandingkan dengan wanita bogel itu, yang serba tertutup. Kamu jauh lebih cantik, dengan kelebihan body goals, meski perutmu buncit karena hamil anak b*jing*n itu! Namun tak mengurangi kecantikanmu," cerocos Bianca dengan kesal.

Renata hanya diam tak menyahuti apa yang Bianca ucapkan. Tatapannya kosong memandang ke arah dinding.

Secara finansial juga Renata sudah jelas. Pemilik butik yang menjual barang-barang branded juga barang impor. Butik Renata selalu ramai pengunjung, karena barang yang dijual tidak sama dengan butik lain. Maka tak ayal lagi seluruh sosialita seantero kota ini pasti mereka sudah pernah ke butiknya Renata. Barang yang dijual Renata adalah hasil belanjaan Bianca dari luar negri, jadi tidak ada istilah barang KW di butiknya. 

Setiap ada jadwal terbang, Bianca pasti membelanjakan kebutuhan butiknya Renata, karena Renata juga bukan orang tidak tau diri, dia akan membayar sesuai harga beli dan membagi 40% dari keuntungan barang untuk setiap barang yang berhasil di jualnya.

Disini jelas, Bianca diuntungkan, selain bisa shopping sepuas hati juga bisa dapat untung. Karena barang yang ia beli bisa dijual kembali.

"Kamu sudah makan?" tanya Bianca memecah keheningan.

Renata hanya menggeleng dia menyandarkan punggung nya yang disandarkan di sopa dengan mata terpejam.

"Kamu cape banget kayaknya, hari ini kita di rumah saja ya, Ren," ucapnya sungguh ia prihatin dengan keadaan Renata saat ini.

Renata hanya mengangguk, sekujur tubuhnya terasa lemas, seolah tak bertulang. Mungkin shock dengan kenyataan yang diberikan Doni, lelaki yang dia cintai dengan segenap jiwa raganya kini berhasil menghancurkan impian yang dirangkainya sejak kecil.

Memiliki keluarga bahagia adalah impian Renata. Bahkan dulu Renata sangat selektif dalam memilih pasangan, bukan mencari yang ganteng atau mapan melainkan yang bisa memberinya perhatian, karena Renata anak yatim-piatu sejak usia dini. Renata tidak pernah merasakan bagaimana rasanya ke sekolah diantar ibunya.

Doni Wiguna adalah lelaki yang lembut dan manis itulah penilaian Renata sehingga dia menjatuhkan pilihan nya pada lelaki berbadan jangkung itu. Tak ada ragu saat Renata memutuskan untuk menikah dengannya, yang ada dalam pikirannya adalah indahnya cinta dalam rumah tangga.

———

Mata Doni nyalang menatap pigura bergambar dirinya dengan Renata saat kencan pertama di kota Bandung. Renata tersenyum malu saat ia menatap nya. Gambar itu, Renata yang membidik nya bagus dan penuh makna bahagia dari senyum kedua insan yang sedang di mabuk asmara.

Namun kini, ia telah mengkhianati istri tercintanya. Wanita yang dulu dikejarnya jauh-jauh dari Jakarta. Sampai mengalami pecah ban tengah malam di jalan tol. Doni tersenyum sendiri mengingat kilas balik bagaimana ia memperjuangkan Renata dulu. Meski Renata sudah ada di Jakarta waktu itu, tapi jika disinggung perihal pacar, ia selalu menjawab tidak akan pacaran, kecuali lelaki itu datang ke rumah keluarganya di Bandung untuk meminangnya terlebih dahulu. 

Doni mengenal Renata saat Renata jadi nasabahnya di bank, tempat ia bekerja dulu. seorang perempuan cantik dengan body goals seperti Kim Kardashian. Ia terpesona pada pandangan pertama pada Renata.

Renata wanita kelahiran kota Bandung dan mengadu nasib di jakarta. Takdir mempertemukan mereka saat ia sudah setahun merantau dan membuka usahanya. Karena seringnya wanita itu ke Bank dimana Doni masih bekerja sebagai teller Bank. Sehingga Doni hapal jam berapa Renata akan datang untuk menyetor uangnya. Sampai pada akhirnya mereka mulai akrab dan saling jatuh cinta.

Namun kini entah mengapa Renata seperti membosankan baginya, hubungan dengan Renata dianggapnya datar tanpa konflik, karena Renata tipe perempuan yang tak banyak menuntut, apalagi Renata seorang pemilik butik. Tentunya tidak akan kekurangan uang, jika dibandingkan dengan gaji Doni yang hanya sebagai manager Bank, jauh sekali dengan pendapat butik milik Renata.

Ting ….

Lampu di ponselnya berkedip menandakan ada pesan masuk, dalam hitungan detik, Doni nyambar ponsel yang berada di belakangnya yang sedang di cas.

 ["Mas, Aku di luar sekarang.] pesan pemberitahuan dari Lia. 

Seketika bibir lelaki itu tersenyum bahagia membaca pesan dari Lia. Ia dengan segera membalas pesan dari wanita berhijab lebar itu.

[Udah makan siang?]

[Belum, baru keluar kampus]

[Aku jemput sekarang?]

[Boleh, saya tunggu ditempat biasa]

Doni langsung menyambar kunci mobilnya dan keluar ruangan.

"San, saya keluar makan siang dulu," ucapnya pada Santi salah satu rekan kerjanya. 

Setelah melaju dijalan raya, seketika kelebat bayangan Renata terbesit dalam pikirannya. Hingga ia mengerem mendadak lalu menepikan mobilnya ke pinggir. Setelah beberapa orang memakinya.

"Mau m*ti ya?"

"Masih belajar? jangan bawa mobil ke jalan raya donk."

"Resek kau!?"

"Sial*n!?"

Dan masih banyak lagi sumpah serapah dari pengemudi di belakangnya, banyak yang kaget karena Doni mengerem mendadak.

Lelaki itu menghembuskan nafasnya dengan kasar, saat mendengar umpatan demi umpatan yang dilontarkan pengemudi lainnya padanya.

Tapi rencana pertemuan dengan Lia mampu menetralkan emosinya seketika, Doni langsung tancap gas kembali menuju ke kampus tempat Lia menunggunya.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
FRIDA WOMSIWOR
suami tak setia.....
goodnovel comment avatar
Sssst
klo emang merasa tdk dibutuhkan karena istri terlalu mandiri ya dibicarakan dong bukannya malah cari yg lain .. Bodoh..
goodnovel comment avatar
Sssst
Emang dasarnya berengsek dan ga bersyukur aja loe Don.. ga ada konflik RT malah bagus jd tidak perlu mikirin masalah dgn begitu kalo suami otaknya bener bisa focus dalam membangun kebahagiaan aja..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 3. Bertemu

    Lia tersenyum melihat mobil sedan hitam keluaran baru masuk ke area halaman kampusnya. Wanita berhijab panjang itu bergegas turun setelah menyemprotkan minyak wangi pada bajunya, dengan harapan agar Doni terkesan dengan harum aroma parfum yang dipakainya.Lia langsung masuk saat melihat mobilnya terparkir sempurna.Bruk … ia menutup pintu mobil."Apa Kabar?" sapanya."Alhamdulillah baik, apa kabar juga kamu, Mas?" sahutnya balik bertanya, sambil tersenyum manis.Semenjak mengenal Doni saat pencairan dana BOS. Hidupnya terasa menjadi lebih berwarna. Menurutnya Doni orangnya lucu dan baik, berkat bantuannya pula semua permasalahannya seketika menjadi mudah.Awalnya mereka hanya membahas pekerjaan via WhatsApp. Hingga awal bulan lalu, untuk pertama kalinya, Doni mengajak makan siang bareng pada Lia. Dari situ Lia mulai terbiasa dan merasa nyaman serta dam

    Last Updated : 2022-02-16
  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 4. Kembali terluka.

    Doni menggeliat dari tidurnya, pundaknya terasa ngilu karena semalam dia tidur di sofa ruang kerjanya. Dia meraih ponselnya, ada tanda pesan masuk tertera dilayarnya.[Saya diluar pagi ini, Mas Doni mau kemana]Pesan pemberitahuan dari Lia.Doni termenung sejenak. Alasan apa yang akan diberikannya pada Renata agar bisa keluar, karena hari ini hari minggu. Dia mengabaikan pesan dari Lia dan bergegas ke kamar untuk mandi lalu turun sarapan. Sepertinya Renata sudah dibawah, Doni mendengar suaranya, berbicara dengan Bik Sumi.Tak perlu waktu yang lama untuk mandi, kini Doni sudah rapi dengan baju santainya celana pendek hitam dan kaos oblong putih, terlihat sangat gagah dan akan membuat siapapun terpesona melihatnya.Doni menuruni anak tangga dan menuju ruang makan, disana terlihat Renata sedang terduduk sendiri mengaduk susu nya.

    Last Updated : 2022-02-16
  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 5. Kenapa dan mengapa?

    Satu jam berlalu Doni masih terduduk di ruang tunggu IGD. Dia nampak gelisah memikirkan Renata didalam sana.Tiba-tiba ponselnya berkedip dan lagi nama Lia terpampang di layarnya. Dengan kasar Doni mengusap tanda gagang telepon dan menempelkannya ketelinganya."Assalamualaikum," ucap suara di seberang sana yang terasa bagaikan siraman es di tengah panas terik matahari, sangat menyejukkan."Waalaikumsalam," jawab Doni agak gugup."Mas," panggil Lia begitu merdu di pendengaran Doni."Iya, Li," sahut Doni. "Ada apa?" tanyanya"Emh … a—aku kangen," tutur Lia terbata."Apa?!" Doni terlonjak kaget."Maaf," cicit Lia dan langsung mematikan teleponnya.Jantungnya terasa copot kaget dengan reflek dia bilang kangen pada Doni, setelah Doni tadi menyatakan pertemuan mereka batal karena Doni

    Last Updated : 2022-02-16
  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 6. Menangis lagi.

    Renata merebahkan tubuhnya diatas ranjang ukuran King size dalam kamar bernuansa putih itu. Jarinya lincah mengetik sesuatu di aplikasi hijau diponselnya.[Bi, dimana?][Di rumah! Kenapa?][Kangeeen][Kenapa?][Ada apa?]Belum sempet Renata membalas pesan Bianca, di layar ponselnya terpampang wajah sahabatnya yang menelpon via WhatsApp. Langsung saja dia mengusap tanda hijaunya."Ada apa, Ren?" tanya Bianca tanpa basa-basi Setelah melihat jelas wajah sahabatnya."Kangeeen," jawab

    Last Updated : 2022-02-16
  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 7. Bianca terpesona.

    Bianca sungguh geram sekali pada Doni. entah dimana pikirannya. Bermain hati dengan keadaan istrinya yang sedang hamil besar. Emosinya memuncak. Ingin sekali ia menghajar Doni hingga lelaki babak belur. Renata sangat terpukul setelah dia mengetahui saat ia terbaring di IGD pun, Doni masih menerima panggilan masuk dari pelakor syar'i itu. "Ren." Renata tak menyahut, hanya melihat ke wajah Bianca. "Kapan kamu akan bongkar perselingkuhan suami tercintamu itu?" "Aku belum tau, Bi." "Aku gak mau ya, Ren, melihat kamu terus begini!" "Lalu?" "Entahlah, aku sendiri bingung." "Apa aku bongkar saja sekarang?" "Jangan! Gak seru." "Kita grebek aja pas Doni ketemuan, gimana?" Seru Bianca sambil nyengir menampilkan deretan behel barunya. "Nanti ada yang rekam, lalu viral, Bi?" "Itu memang maksudku, Re — na — ta!" Bianca gemas sekali dengan lemotnya pikiran sahabatnya itu. justru ia ingin mereka viral. Membiarkan hukum netizen yang berlak

    Last Updated : 2022-02-21
  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 8. Kebimbangan Renata.

    Sepeninggal Bianca aku masih pada posisi yang sama, memeluk diri sendiri. Memeluk perihnya hati yang tiada terkira, memeluk luka yang semakin menganga. Ingin ku enyahkan segala rasa, ingin kucampakan semua duka, tapi aku tak bisa. Aku kehilangan arah saat semuanya tak lagi berlaku. Aku tak boleh kalah! Aku tak boleh egois. Bagaimana nasib anakku yang akan lahir ini? Haruskah aku mengakhiri ini semua? Kepalaku rasanya mau pecah memikirkan semua ini. Apakah aku yang salah? Hingga Suamiku punya wanita idaman lain di luar rumah? Apakah kurangku? Dan masih banyak lagi apakah-apakah lainnya. Sungguh tega dirimu Mas! Kau hancurkan aku hingga porak-poranda tak bersisa. Kini aku tak mau menangis lagi. Aku hanya punya dua pilihan, terus bersama suami yang pengkhianat demi bayiku atau aku harus menyelesaikan nya dengan perceraian? Akh, aku butuh Bianca lagi, padahal dia baru saja pulang dua jam lalu. Aku bangkit, lalu mencuci mukaku yang mengenaskan akibat tak terse

    Last Updated : 2022-02-21
  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 9. Butik merugi.

    Renata tengah mematut dirinya di depan cermin. Dia bermaksud untuk pergi ke butik miliknya, sudah seminggu ini dia tidak tahu bagaimana kabar butiknya itu. Masalahnya dengan Doni membuat dunianya beku dalam segala hal. Renata tersenyum sendiri melihat pantulan dirinya sendiri, cantik, tinggi, putih, namun tidak lantas membuat lelakinya setia. Hidup macam apa ini pikirnya. "Astaghfirullah," Renata mengucapkan istighfar saat sadar, dia seolah meragukan takdir sang pemilik alam. Doni keluar dari kamar mandi, diapun akan bersiap untuk pergi kekantor "Mau kemana?" tanyanya saat melihat istri cantiknya telah berdandan rapi. "Ke butik." "Oh." Doni berlalu dan bersiap untuk pergi kekantor, dia mengenakan celana panjang navy, kemeja putih dan jas warna senada dengan celananya. Tampan dan gagah, ucapan yang akan dilontarkan siapa saja yang melihat penampilannya. Karena memang Doni dan Renata itu pasangan yang sangat serasi dalam hal perawakan dan penampilan. Siapa

    Last Updated : 2022-02-22
  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 10. Lia penasaran.

    "Memang aku kurangnya apa, Mas?" lirih Lia sambil terisak. Hatinya sungguh terluka dengan unggahan status Ahmad di F******k, siang itu. Seperti biasa Ahmad selalu membuat status tentang poligami yang selalu diamini oleh teman-temannya.Selain kecewa dan terluka, Lia merasa dirinya dipermalukan sampai titik terendah. Bagaimana tidak! Bahkan usia pernikahan nya pun belum genap 5 tahun."Jawab aku, Mas!" ucap Lia dengan gemas. Ketika melihat suaminya malah diam membisu."Jika, Mas, sudah tidak mencintai saya, kembalikan saya pada Abah. Jangan permalukan saya seperti ini!" sungut Lia penuh emosi.Sementara Ahmad malah diam membisu, sebenarnya dia hanya iseng saja update status seperti itu, hanya untuk bercanda dan meramaikan beranda F******k nya. Tapi Lia, malah menanggapinya lain, dan ini bukan kali pertama ia update status tentang poligami. Tapi hari ini, entah kerasukan apa istrinya itu, hingga perihal status saja dia ngamuk seperti ini. Jadi males ada di rumah. Pikir

    Last Updated : 2022-02-22

Latest chapter

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 108. Ending.

    Renata menggelar resepsi pernikahan di sebuah Waterboom yang menyediakan taman yang luas, dan fasilitas untuk wedding. Tema pestanya adalah outdoor. Pagi yang cerah disertai sinar mentari yang hangat, menambah indah minggu pagi ini. Annisa kecil sejak tadi sudah sempurna memakai gaun putih persis seperti yang dipakai Renata. Gadis kecil itu berlari kesana kemari sambil memegang balon. Renata begitu terlihat sangat cantik, dengan riasan yang serba nude, membuat penampilanya terlihat sangat elegan, dengan bagian rambut yang masih tersisa beberapa yang telah di curly juga. Bunda Hani mengusap air matanya melihat senyuman bahagia dari pengantin wanita yang telah dianggap anak olehnya. Pak Harun pun demikian, Adit dan Bian beserta istrinya juga telah hadir semenjak kemarin. Begitupun paman dari Renata yang selama ini tak pernah bersua kini hadir beserta keluarganya guna menjadi wali pada pernikahan keponakannya. P

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 107. Rindi patah hati.

    "E—emh." ucapnya dengan melirik ke arah Bara. "Modusnyaaaaa, juaraa!" cibir Bianca. "Nda, ayo!" ajak Annisa dengan menarik tangan ibunya. Membuat Renata kebingungan. Bara yang paham situasinya, seketika mengangguk dan memegang pundak Renata. Walau bagaimanapun ada Annisa yang harus dijaga perasaannya. Anak itu belum paham kenapa dia punya dua Papa kini. Annisa menarik juga tangan Bara yang disambut tawa ngakak oleh Bianca. Ketika yang ditarik tangan Bara dan Renata bukan Doni. Sungguh puas hatinya hari ini melihat mantan suami sahabatnya menekuk muka 180° ibarat telah kehilangan uang milyaran rupiah. Akhirnya tak hanya berfoto bertiga, tapi ber-enam dengan Bianca dan Aisyah. ———— Satu bulan setelah Bara dan Renata sepakat akan menikah, kini keduanya tengah sibuk menyiapkan pernikahan mereka. Mulai dari tempat, fitting baju juga catering untuk jamuan para

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 106. POV Renata.

    POV Renata.Hari ini ulang tahun Annisa yang pertama, anak Perempuanku sudah mulai aktif berlari kesana kemari, di usia sepuluh bulan selain mulai berbicara kata Mama Papa, dia juga mulai melangkah, alhasil usia satu tahun dia sudah bisa berlari meski kadang terjatuh, kosa katanya semakin banyak meski belum bisa merangkai kalimat, cerewet sekali anak itu.Mas Doni dan keluarganya bahkan menanggung acara ulang tahun Annisa yang kami laksanakan di sebuah cafe ternama dengan tema Frozen. Cantik sekali anakku memakai gaun warna biru langit. Semenjak hari itu, aku tak pernah membatasi Mas Doni untuk kerumah menemui Annisa. Dan aku yang memilih menghindar, karena kamar Annisa di bawah dan kamarku di atas, jadi kami jarang bertemu. Mas Doni pun sepertinya paham aku menghindarinya, ia tak pernah memaksa untuk berinteraksi denganku meski tetap selalu mencari celah untuk bisa bertemu denganku. Aku tak membencinya hanya rasa kecewa dan sakit hati membu

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 105. POV Bara 2.

    "Jadi, bagaimana, Bu, setujukan kalau aku melamar Renata?" tanyaku lagi."Lamar lah jika memang kamu mencintainya, tapi… pastikan dia juga mencintaimu juga keluargamu. Pilihlah perempuan yang akan menganggap ibumu ini juga adikmu keluarganya," tegas Ibu, pandangannya kosong entah kemana."Renata anak yatim piatu, Bu, semoga setelah menikah, Ibu bisa jadi pengganti orang tuanya," jawabku dengan harapan yang besar.Kenapa aku jadi sok tahu begini, kayak yang iya aja bakal di terima. Bahkan untuk melamar Renata aja baru modal cincin karena nyali ini sedikit masih ciut sih. Tapi yang penting Restu Ibu sudah kudapat. Semoga melalui izin dari Ibu akan membuahkan hasil seperti yang aku inginkan.Dari segi apapun, aku sudah layak untuk melamar seorang perempuan, tapi yang ingin ku lamar adalah Renata. Wanita yang pernah aku tinggalkan! Mungkin bagi orang lain dia tak ada artinya, t

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 104. POV Bara 1.

    POV Bara."Seriusan ini bagus, is?" tanyaku pada Aisyah yang memilihkan cincin bermata ungu itu."Aku sih, suka ya, Kak, tapi gak tahu kak Renata," ucapnya sambil nyengir. Adikku itu sungguh tak bisa diajak jadi pendukung yang handal. Buktinya ia juga malah meragukan pilihannya sendiri.Ya, aku ingin melamar Renata, meski jawaban iya darinya belum pernah aku terima. Namun dari sikapnya, sepertinya ia sudah bisa menerimaku.Meski kulihat gurat lesu di wajah Ibu, setelah aku menceritakan tentang Renata semuanya. Bahkan Ibu, agak terkejut saat aku bilang status Renata yang janda beranak satu. Sedangkan Aisyah dia tidak berkomentar lebih karena sudah pernah ku ajak main ke rumah Renata waktu itu.Tak ada patahan kata yang menyinggung atau penolakan dari Ibu saat itu, aku hanya menangkap tak ada semangat dari wajahnya."Is, Ibu ada

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   103. Siapa pelakunya 2?

    Renata mengerutkan keningnya, selama ini dirinya merasa tak pernah memiliki musuh, tapi kok ada yang jahat dan ingin mencelakakan dirinya.Renata merogoh tas selempangnya mengambil ponsel dan menunjukan poto Doni pada lelaki itu."Ini orangnya bukan, koh?""Lah, ini mah suamimu bukan?" Pemilik toko itu balik bertanya. Renata mengangguk."Saya tidak pernah bermasalah dengan siapapun, tapi saya dan Mas Doni sudah bercerai, siapa tahu dia marah dan ingin mencelakakan saya untuk mengambil hak asuh anak kami," tutur Renata dengan lesu."Gak mungkinlah, si Doni gak ada tampang kriminal hanya pengkhianat saja," bela lelaki gempal itu. Lalu kami sama-sama diam, sibuk dengan pemikiran masing-masing."Baiklah, saya permisi, Koh, dan terima kasih atas waktu dan keterangannya," pamit Renata."Sama-sama, dan maafkan saya tidak bisa membantu," jawabnya

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   102. Siapa pelakunya?

    Siapa pelakunya bagian 1.Lancang sekali ucapan mantan Ibu mertua Renata itu, pikir Bara. Padahal sudah jelas yang salah adalah anaknya. Tapi tetap saja yang disalahkan perempuan yang duduk di sampingnya.Bara telah membuka mulutnya berniat membalas tudingan konyol Bu tuti , namun Renata mengusap-usap serta mengamati kepalanya. "Aku yang laki-laki saja tak tahan mendengar setiap ucapannya! Tapi Renata masih memilih tenang, luar biasa, jadi jika aku Renata, berarti aku tak akan salah calon istri," gumamnya.Doni

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 101.

    Pov Doni.Niat awal mencari rumah barunya Renata selain ingin bertemu anakku juga ingin kembali mendekatinya. Renata itu tipe perempuan bucin dan labil, gampang sekali kalau di rayu. Jadi aku bulatkan tekad kesana dengan meminjam mobilnya Raka. Bagaimana aku mendapat alamat Renata? Tentu saja aku memaksa Dian ditengah jalan agar memberi tahu alamat bosnya. Meski penuh ancaman dan intimidasi aku berhasil mengetahui rumah kediaman mantan istriku itu.Namun saat sampai disana, kulihat Renata tengah duduk berdua dengan seorang pria. Ya … dia Bara, teman sekolahku dulu bahkan mereka hampir saya berciuman jika aku tak memberinya tepuk tangan. Entah bagaimana mereka bisa sedekat ini.Cemburu? Tentu saja bahkan ingin aku menghajarnya, dia telah mencuri start ku duluan untuk mendekati Renata. Akh syal*n.Ibu memegang tanganku dengan erat, aku tau maksudnya agar aku tak menghajar lelaki yang duduk

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 100. POV Renata.

    Kuremas kesepuluh jariku dengan cara ditautkan. Cemas dan takut berbaur jadi satu, hatiku tak nyaman seolah-olah terancam dengan kedatangan Mas Doni serta Ibunya ke rumah ini. Namun tak dapat kupungkiri ia mempunyai hak yang sama denganku dalam pengasuhan Annisa.Bara mengusap-ngusap bahuku dengan pelan, ia mencoba menenangkan kegelisahan hati ini. Aku masih beruntung kali ini, Mas Doni datang saat Bara ada di rumahku.Sudah berulang kali lelaki dari masa laluku itu mencoba mengutarakan niatnya, ingin melanjutkan kisah kami yang dulu. Namun kegamangan hatiku terlalu besar, hingga sampai saat ini belum ku temukan jawabannya.Dulu aku terluka olehnya, lalu menikah dengan Mas Doni yang kuanggap sebagai penyembuh luka namun pada nyatanya dia bahkan memberi luka yang tak berujung. Harga diriku, nama baikku hancur olehnya.Malu yang diberikan Mas Doni seolah mencopot satu persatu tulangku, membuatku lungla

DMCA.com Protection Status